DEFINISI
Gangguan ginjal akut (GgGA) adalah penurunan fungsi ginjal yang mendadak pada
ginjal yang sebelumnya dalam keadaan normal dan pada beberapa kasus perlu dilakukan
terapi dialysis.
Gagal ginjal kronik yang belum didialisis adalah pnyakit ginjal kronik yang dapat
mengalami penurunan fungsi ginjal dengan LFG 15-30ml/menit. Pasien mendapat
pengobatan berupa diet dan medikamentosa (substitusi) agar fungsi ginjal dapat
dipertahankan dan tidak terjadi akumulasi toksin sisa metabolisme dalam tubuh.
Gagal ginjal kronik yang mulai perlu dialysis adalah penyakit ginjal kronik yang
mengalami penurunan fungsi ginjal dengan LFG <15 ml/menit. Pada keadaadn ini funsi
ginjal sudah sangat menurun sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh yang disebut
sebagai uremia. Pada keadaan uremia dibutuhkan terapi penggantiginjal untuk mengambil
alih fungsiginjal dalam mengeliminasi toksin tubuh sehingga tidak terjadi gejala yang lebih
berat.
Gangguan ginjal akutpada penyakit ginjalkronik adalah episode akut pada pasien
gagal ginjal kronik yang tadinya stabil. Pada beberapa kasus perlu dilakukan terapi dialysis.
Terapi pengganti ginjal ada 2 yaitu dialysis yang terdiri dari hemodialisis, dialysis
peritoneal dan hemofiltrasi, dan trasplantasi ginjal. Dialysis menuurut kebutuhan pemakaian
dibagi menjadi 2 jenis yaitu dialysis temporer yang bersifat akut dan atau perioperatif, dan
dialysis kronik. Untuk dialysis rumah skit merupakan bagian yang tidak terpisah dari suatu
rumah sakit. Unit dialysis dirumah sakit mendapat ijin dari Dinas.
RUANG LINGKUP
A. TUJUAN
b. Dokter penanggung jawab : Dokter SpPD-KGH dan atau dokter SpPD yang
telah mempunyai sertifikat pelatihan hemodialisis di pusat pendidikan yang
telah diakreditasi dan disahkan oleh PB PERNEFRI
2. Tenaga paramedis
b. Tenaga administrasi
b. Pelaksanaan hemodialisis
TATA LAKSANA
A. INISIASI DIALISIS
Secara idealsemua pasien dengan LFG < 15 ml/menit dapat menjalani dialysis.
Namun dalam pelaksanaan klinis pedoman yang dipakai adalah :
3. Indikasi khusus :
2. Keadaan tertentu :
b. Instabilitas hemodinamik
c. Koagulapati
d. Penyakit Alzheimer
f. Sindrom hepatorenal
h. Keganasan lanjut
D. AKSES VASKULER
Akses vaskuler yang adekuat (baik) adalah akses vaskuler yang dapat memberikan
aliran darah minimal 200-300 ml/ menit. Akses tersebut memerlukan perawatan agar
bebas dari infeksi, stenosis, tromboembolik dan aneurisma. Pembuatan akses vaskuler
pada pasien pra HD sudah dipersiapkan jauh dari sebelumnya setelah mendapat
penjelasan dari dokter dan pasien menyatakan persetujuannya.
2. Akses vaskuler temporer yang terdiri dari :akses vena femoralis, vena jagularis
interna, atau vena subklavia.
E. ANTIKOAGULASI
1. Secara visual :
Merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada pasien karena adanya tanda atau
gejala yangtimbul akibat reaksi dialysis. Komplikasi yang seringterjadi antara lain :
hipotensi, hipertensi, mual mumtah, sakit kepala, kejang, kram, demam disertai
menggigil, nyeri dada, gatal-gatal dan lain-lain.
Penanganan komplikasi akut harus dilakukan segera dengan cepat,tepat dan efisiesn.
Dalam keadaan darurat, berikan tindakan resusitasi sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Pemakaian obat-obatan darurat dengan menggunakan trolley emergency.
Sedangkan di luar obat darurat, gunakan obat inventaris dan lengkapi kembali
Setiap pasien baru dilakukan penilaian yang meliputi pemeriksaan fisik lengkap dan
penunjang sebagai berikut :
c. BHs Ag
e. Foto dada
f. EKG/ekakrdiografi
Bila tidak ada indikasi khusus, maka dilakukan pemeriksaan sesuai jadwal berikut ini
:
c. HBs Ag, anti HCV, analisa gas darah, EKG (tiap6 bulan)
KOMPONEN TARGET
Mg 0,70-1,50 nmol/l
Hb >10 g/dl
1. Indikasi
2. Cara pemberian :
b. Sebaiknyadiberikan saat HD
c. Diberikan dengan kecepatan tetesan 1 ml/ menit pada 15 menit pertama dan
bila tidak ada reaksi dilanjutkan 4ml/ menit
Semua pasien dialysis dilakukan penilaian nutrisi awal. Penilaian status nutrisi tidak
dapat menggunakan satu parameter saja.
1. Antropometri : tinggibadan (BD), berat badan (BB), indeks massa tubuh (IMT),
linkar lengan atas (LLA), Tebal lipatan kulit (TLK)
3. Klinis/fisik :
5. Indikator malnutrisi
Lemak 25-30% dari total Pembatasan lemak jenuh <10%. Bila didapatkan
kalori dilipidemia dianjurkan kadar kolesterol dalam
makanan <300 mg/hari
Vit D Individual
Kalori dari karbohidrat adalah sisa dari perhitungan untuk protein dan lemak. Pemberian
kalori yang adekuat sangat penting untuk membuat keseimbangan nitrogen menjadi
positif. Menentukankebutuhan kalori harus memperhitungkan kebutuhan kalori dari
penyakit komorbit. Total kalori yang harus diberikan adalah penjumlahan dari kebutuhan
kalori pada keadaan basal dengan kebutuhan kalori pada keadaan stress.
Pada proses HD perlu diperhitungkan adanya kehilangan asam amino sebesar 1-2 g/jam
dialysis. Oleh karena itu asupan protein harus dinaikkan menjadi 1-1,2 g/kg BB/hari.
Pada pemberian diit sangat rendah protein (0,3-0,4 g/kg NN ideal/hari) diberikan
tambahan suplemen keto analog.
Pasien yang menderita malnutrisi memerlukan protein dan energy yang lebih tinggi,
apabila asupan tidak adekuat diperlukan suplemen nutrisi oral. Pemeberian nutrisi via
nasogastric tube dan nutrisi parenteral intradialitik (NPID) perlu dipertimbangkan pada
pasien dialysis yang memerlukan dukungan yang signifikan.
Dilakukan perhitungan merata berat badan pasca dialysis selama1 bulan setelah
HD dimulai dan selanjutnya setiap 3 bulan pada pasien yang klinisnya stabil.
Penanda biokimia tersebut dilakukan setiap 1 bulan sekali pada pasien yang secara
klinis tidak stabil dengan berbagai komibid, inflamasi yang persisten, atau sedang
mendapatkan terapi diit intensif.
4. SGA (A)
d. SGA (A)
Dialiser Proses Ulang (DPU) adalah penggunaan ulang disliser yangtelah diproses
secara baku untuk pasien yang sama. Penggunaan ulang dialiser bertujuan agar
pelayanan hemodialisis mudah, murah, dan terjangkau, dapat dipertahankan
kelangsungannya. Pasien berhak memilih dialiser setelah mendapat penjelasan.
Pelaksanaan DPU harus sesuai dengan prinsip kewaspadaan universal dan sesuai
prosedur manual. Setiap DPU harus mempunyai volume kompartemen darah lebih
dari 80%.
DOKUMENTASI