Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan

kebutuhan penuturnya. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang

berpidato atau berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan bahasa

yang digunakannya saat mengobrol atau bercengkrama dengan kerabat. Bahasa itu

akan berubah lagi saat ia menawar atau membeli sayuran di pasar. Kesesuaian

antara bahasa dan pemakaiannya ini disebut ragam bahasa. Dalam penggunaan

bahasa Indonesia dikenal berbagai macam ragam bahasa dengan pembagiannya

masing-masing, seperti ragam formal-semi formal-nonformal.1

Bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai budayanya dan dari

bermacam macam jenis budaya tersebut, bahasa merupakan salah satu unsur

utama yang dapat mengidentifikasi atau menceritakan falsafah dari suatu budaya.

Seiring dengan berbedanya bahasa di suatu daerah, maka akan berbeda pula

budaya di suatu daerah itu dengan daerah yang lain.

Seperti yang kita ketahui, bahasa asli yang dimiliki Bangsa Indonesia

adalah Bahasa Indonesia, dengan dikukuhkan dalam Kongres Sumpah Pemuda

pada 28 Oktober 1928, yaitu pada sila ketiga sumpah pemuda yang berbunyi,

“Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa

Indonesia“ dan sejak itulah Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa pemersatu

bagi seluruh rakyat Indonesia.

1
(Samsuri, 1983:3-5).

1
Namun, pada masa masa ini pengaruh ego tiap daerah sudah mulai

mencuat di permukaan, ditambah dengan pengaruh kebudayaan asing yang masuk

ke negeri ini yang mulai mengikis demi sedikit persatuan dan kesatuan Bangsa

Indonesia. Dan seiring itu pula, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam percakapan kini mulai tersamarkan dengan pencampuran bahasa lokal

maupun asing dengan Bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini sudah cukup pelik,

dikarenakan sudah lunturnya kesadaran anak bangsa terhadap bangsanya sendiri.2

Menilik dari tren pergaulan saat ini, dalam percakapan sehari hari tersebut

terutama dilingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, Bahasa

Indonesia sudah disisipi pengaruh bahasa daerah, kata serapan dari bahasa inggris,

maupun bahasa pergaulan yang sedang naik daun, yaitu bahasa “alay” .

Mengapa hal tersebut terjadi? Apakah kondisi ini dapat dijadikan sebagai

petunjuk bahwa Bangsa Indonesia saat ini mulai kehilangan jati dirinya dalam

berbahasa? Apakah penyebab mereka lebih menyukai penggunaan bahasa serapan

dalam percakapan sehari hari?

Budaya asing saat ini banyak sekali memepengaruhi berbagai aspek yang

ada di Indonesia, seperti pakaian, makanan, ilmu pengetahuan, pola hidup bahkan

bahasa. Dampak yang dibawanya pun ada yang positif ada yang negatif.

Di era globalisasi ini yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu

dahsyat mennutut pengambil kebijakan di bidang bahasa untuk bekerja lebih keras

menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan

2
Harimurti, “Kridalaksana 2008 Kamus Linguistik Edisi Keempat”. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

2
masalah pembinaan bahasa. Penggunaan bahasa Indonesia saat ini telah

terkontaminasi oleh budaya asing.

Walaupun perkembangan Bahasa Indonesia yang semaikin pesat di satu

sisi, di lain sisi peluang dan tantangan terhadap bahasa indonesia semakin besar

pula. Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengubah sosial yang sewaktu-

waktu datang dan terjelma dalam perilaku sosial.

Maka dari itu, penulis berharap hal ini akan menjadi pengetahuan bagi

khalayak umum agar dapat menilai fenomena berbahasa di kalangan kampus,

sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran . Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Mengembangkan budaya kreatif

dalam bertata bahasa dilingkungan Institut Agama Islam(IAIN) palopo”

B. Rumusan masalah

Memerhatikan yang terjadi dilingkungan kampus seiring berkembangnya

bahasa maka, saya menarik beberapa masalah dengan berdasar kepada :

1. Kurangnya minat mahasiswa IAIN Palopo untuk melestarikan dan

menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang baik dan

benar.

2. Belum adanya kebanggaan memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa

yang menunjukkan citra diri seseorang dalam pergaulan, mereka masih

bangga menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul sebagai citra diri

seseorang dalam pergaulan.

3. Pengunaan bahasa pada gaya bicara mahasiswa IAIN Palopo saat ini yang

terkontaminasi oleh budaya asing.

3
C. Tujuan

Setiap manusia dalam melakukan sesuatu pasti memiliki tujuan. Begitu juga

karya tulis ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana kesadaran mahasiswa untuk menggunakan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapannya .

2. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengajak kembali pelajar Indonesia

menggunakan dan melestarikan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa

yang kuat dan dapat menjadi bahasa dunia.

D. Manfaat

1. Manfat dalam penulisan ini adalah mengembangkan budaya kreatif dalam

bertata bahasa dilingkungan kampus, khususnya untuk siswa Indonesia,

serta melihat implementasi penggunaan tata bahasa Indonesia dalam

berbicara.

2. Membantu memberi gambaran mengenai tata bahasa. Analisis ini dapat

digunakan sebagai acuan para penulis artikel untuk menulis dengan

menggunakan tata bahasa yang baku.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bahasa

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki

arti. Bahasa memiliki berbagai definisi, definisi bahasa adalah sebagai berikut:

1. Suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.

2. Suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka

ke dalam pikiran orang lain.

3. Suatu kesatuan sistem makna.

4. Suatu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk

membedakan antara bentuk dan makna.

5. Suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh:

perkataan, kalimat, dan lain-lain.)

6. Suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat

linguistik.

Bahasa diperlukan manusia untuk berkomunikasi antar sesama manusia

yang lain. Bahasa sebagai “kesatuan tanda bunyi” yang berlaku dalam kelompok

manusia tertentu menjadi menyatukan sejumlah golongan manusia tertentu

menjadi kesatuan bahasa (bahasa ciri bangsa). Bahasa bukan kemampuan

berbicara saja, melainkan juga cara bagaimana menggunakan bahasa.

5
Kemampuan berfikir seseorang sangat di pengaruhi oleh kemampuan

bahasanya. Kemampuan berfikir seseorang sangat ditentukan oleh kemampuannya

berbahasa. Semakin tinggi kemampuannya menggunakan bahasa, semakin tinggi

pula kemampuannya menggunakan pikiran. 3

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan oleh

masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia telah resmi menjadi

bahasa persatuan di Indonesia sejak diikrarkannya sumpah pemuda oleh pemuda-

pemudi bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia

menjadi bahasa penghubung dari banyaknya bahasa yang ada di Indonesia.

Bahasa Indonesia erat kaitannya dengan kebudayaan sehingga, Bahasa

Indonesia dapat menjadi alat penampung kebudayaan baru nasional yang segi-

seginya menyangkut ilmu dan teknologi serta kebudayaan internasional. bahasa

menunjukkan bangsa. Penggunaan bahasa dengan cerdas menunjukkan bahwa

bangsa yang menggunakannya adalah bangsa yang cerdas. 4

Jadi, jika ingin dikatakan sebagai bangsa Indonesia yang cerdas maka kita

sebagai pelajar Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan

benar. Tapi pada kenyataannya, saat ini penggunaan bahasa yang baik dan benar

telah bercampur dengan budaya asing yang mempunyai pengaruh besar terhadap

gaya bahasa di Indonesia saat ini.

3
(Tadjuddin, 2004 : 3)

4
Koko kurnia, “Fungsi Bahasa Indonesia” https://kokokurnia.wordpress.com/2011/11/05/fungsi-
bahasa-indones'ia-sebagai-bahasa-nasional-dan-bahasa-negara/

6
B. Definisi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik

Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia diresmikan setelah proklamasi

kemerdekaan bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.

Dari segi linguistik, bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa Melayu.

Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sunda-

Sulawesi yang digunakan sebagai lingua franca atau bahasa perhubungan di

nusantara sejak abad awal penanggalan modern.

Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan

menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara, serta makin berkembang dan

bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh

masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar

pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan

mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia,

oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan

pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia

menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengalami perubahan akibat

penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan

berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia"

diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928

7
yang bertujuan untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama

"bahasa Melayu" tetap digunakan.

Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian

bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya atau bagian

Sumatera. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang

terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan

dari bahasa daerah, bahasa asing maupun kata-kata yang tercipta dari lingkungan

sekitar.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,

bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan warga Indonesia.

Sebagian besar menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia

sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi

sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya

atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas

di perguruan-perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat

resmi, dan berbagai forum publik lainnya.5

C. Definisi Berbicara

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan, dan perasaan.

Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang terlibat yaitu:

5
Mahmud Efendi, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia, (Solo: Citra Aji Pratama, 2008), hlm, 47.

8
1. Pembicara

2. Isi pembicaraan

3. Saluran

4. Penyimak

5. Tanggapan penyimak

Terdapat pula delapan konsep dasar berbicara,yaitu:

1. Membutuhkan paling sedikit dua orang, tentu saja pembicaraan dapat

dilakukan oleh satu orang dan hal ini sering terjadi misalnya oleh orang

yang sedang mempelajari banyak bunyi-bunyi bahasa serta maknanya.

2. Menggunakan salah satu sandi linguistik yang dipahami bersama, bahkan

andai katapun dipergunakan dua bahasa namun saling pengertian,

pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya.

3. Menerima atau mengakui satu daerah referensi umum, daerah referensi

yang umum mungkin tidak selalu mudah kenal, ditentukan, namun

pembicara menerima kecenderungan untuk menentukan satu diantaranya.

4. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan, kedua pihak partisipan yang

memberi dan menerima dalam pembicaraan saling bertukar sebagai

pembicara dan penyimak.

5. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan lingkungan

dengan segera. Perilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan

responsi yang nyata atau yang diharapkan, dan sang penyimak dan

sebaliknya. Jadi hubungan itu bersifat timbal balik antara dua arah.

9
6. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. Hanya dengan bantuan

berkas grafik material, bahasan dapat luput dan kekirian kesegaran bahwa

pita atau berkas itu telah mungkin berbuat demikian, tentu saja merupakan

salah satu kenyataan keunggulan budaya manusia.

7. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang dengan suara atau bunyi

bahasa dan pendengar. Walaupun kegiatan-kegiatan dalam pita audio atau

lingual dapat melepaskan gerak visual dan gerak material namun

sebaliknya tidak akan terjadi terkecuali pantomim atau gambar, takkan ada

pada gerakan dan grafik itu yang tidak berdasar dan dan bergantung pada

audio lingual dapat berbicara terus menerus dengan orang-orang yang

tidak kita lihat, dirumah, ditempat bekerja dan dengan telpon percakapan

percakapan seperti ini merupakan pembicaraan yang khas dalam

bentuknya yang paling asli.

8. Secara tidak pandang bulu mengharap serta memperlakukan apa yang

nyata dan apa yang diterima sebagai dalil. Keseluruhan lingkungan yang

dapat dilambangkan oleh pembicaraan mencangkup bukan hanya dunia

nyata yang mengelilingi para pembicara tetapi juga secara tidak terbatas

dunia gagasan yang lebih luas, yang harus mereka masuki karena mereka

dan manusia berbicara sebagai titik pertemuan kedua wilayah ini tetap

memerlukan penelaahan serta uraian yang lebih lanjut dan mendalam6.

6
Haryadi dan Zamzani (2000:72)

10
D. Peran Penggunaan Bahasa Indonesia

Bahasa sangat berhubungan dengan masyarakat dan budaya, karena bahasa

merupakan budaya masyarakat. Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah intitas

yang erat berpadu. Ketiadaan salah satunya menyebabkan ketidakadaan yang

lainnya. Selain sebagai penanda eksistensi budaya, bahasa juga merupakan cermin

bagi keberadaan masyarakatnya. Hampir pasti bahasa menunjukkan bangsanya,

pada bangsa yang maju bahasanya juga maju, tertata, dan bermatabat7

Penggunaan bahasa Indonesia mengenal variasi-variasi, artinya bahasa Indonesia

yang digunakan oleh seseorang mengandung perbedaan dengan penggunaan oleh

orang lainnya. Penggunaan bahasa yang bervariasi itu dapat dikarenakan oleh

faktor lingkungan sosial atau lingkungan geografisnya8

Kita tahu bahwa setiap daerah mempunyai bahasa daerah atau dialek yang

berbeda-beda dan penggunaan bahasa dengan seseorang juga pasti berbeda, misal

dengan teman sebaya, orang tua, yang lebih muda, ataupun dengan orang yang

belum dikenal, penggunaan bahasa berdasarkan tempat juga berbeda-beda misal

penggunaan bahasa di lingkungan keluarga berbeda dengan penggunaan bahasa di

lingkungan sekolah berbeda juga di tempat umum dan lain juga di tempat-tempat

resmi atau tempat formal misal di kantor dan sebagainya, nah itulah variasi dalam

penggunaan bahasa.

Penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan akademik sangatlah berperan

yaitu sebagai alat komunikasi dan sebagai unsur yang memberikan corak

keindonesiaan kepada mahasiswa untuk mengembangkan tata kehidupan kampus,

7
(Rahardi, 2013:1).
8
(Rusyana, 1984: 139-140).

11
digunakan dalam kegiatan pendidikan mahasiswa yaitu pada saat kegiatan

perkuliahan; pembuatan karya tulis; dan dalam kegiatan membaca, dalam

pemeliharaan yaitu saat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. 9

Walaupun tak sedikit buku-buku wajib dan bahasa komunikasi ilmu dan

teknologi di dunia menggunakan bahasa asing. Bahasa juga berperan sebagai alat

untuk menyatakan ekspresi diri yaitu sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu

yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan

keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan

memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai

tempat dan situasi.

Dengan beberapa peranan penggunaan bahasa Indonesia tersebut, kita

sebagai masyarakat akademik, khususnya dosen dan mahasiswa agar

mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya tercipta

pembangunan masyarakat akademik lebih maju, sesuai dengan tujuan. Budaya

berkomunikasi dengan bahasa Indonesia pun meningkat.

Peran penggunaan bahasa yang paling pokok adalah sebagai alat

komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pembicara

kepada pendengar melalui sarana bahasa secara lisan dan tulisan. Komunikator

atau pembicara menyampaikan informasi lewat kalimat-kalimat yang dianggap

dapat menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan. Kalimat-kalimat tersebut

harus dapat dipahami oleh pendengar agar nantinya mendapatkan respons berupa

9
Rusyana, (1984: 152)

12
jawaban atau tanggapan yang sesuai. Untuk mencapai komunikasi yang baik dan

lancar, kalimat yang disampaikan harus efektif dan komunikatif.

Dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan apa semua yang

dirasakan, pikiran, dan yang diketahuinya kepada orang lain. Sebagai alat

komunikasi, bahasa merupakan penyampaian sesuatu yang memungkinkan

terciptakan kerja sama dengan orang lain. Penggunaan bahasa sebagai alat

komunikasi, memiliki tujuan agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini

respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.

E. Penggunaan Bahasa Indonesia di Lingkungan Akademik

Di lingkungan akademik banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan,

misalnya kegiatan diskusi, bimbingan, ujian, penelitian, seminar, dan sebagainya

yang semua kegiatan itu diperlukan komunikasi, yaitu bahasa, baik bahasa lisan

atau bahasa tulisan. Namun tidak jarang mereka, terutama pelajar menggunakan

bahasa yang bebas, tidak baku, bahkan tidak sesuai dengan kaidah bahasa.

Seharusnya mereka menggunakan bahasa Indonesia yang baku, walaupun

hubungan guru dan siswa akrab namun suasana resmi sekolah harus tetap dijaga.

Untuk kepentingan pendidikan juga, martabat guru dan siswa tetap masing-

masing harus ditegakkan, karena betapapun akrabnya mereka, tetap saja ada

norma yang mengatur hubungan guru dengan siswa.

Penggunaan bahasa merupakan salah satu bentuk tingkah laku. Tata krama

antara guru dan mahasiswa akan tercermin dalam penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar dengan ragam baku. Namun, tentu tidak perlu kaku, mungkin

13
terselip juga penggunaan bahasa ragam santai. Akan tetapi dalam sekolah

hendaknya menggunakan bahasa Indonesia ragam baku.

Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang tidak menyinggung lawan

bicara, dan tiap katanya adalah bagian dari kata-kata dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan dengan

pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu

mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan

benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan

dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.10

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terdiri dari kata baik

dan benar yang keduanya memiliki arti. Pertama, bahasa yang baik (sesuai aspek

komunikatif) yaitu bahasa yang sesuai dengan sasaran kepada siapa bahasa

tersebut di sampaikan. Hal ini harus disesuaikan dengan unsur umur, agama,

status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita. Bahasa

yang baik juga harus sesuai dengan situasi, dapat efektif menyampaikan maksud

kepada lawan bicara. Dengan kata lain, bahasa yang kita gunakan sesuai dengan

lawan bicara, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman ketika

berkomunikasi. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai. Ada lima

laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat

keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

10Prada Galuh Wardanti Penggunaan Bahasa Indonesia di Lingkungan Akademik


http://pluspoes-poestakawan.blogspot.co.id/2015/01/penggunaan-bahasa-indonesia-
dihtml

14
1. Ragam beku (frozen) digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit

memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan,

dan upacara pernikahan.

2. Ragam resmi (formal) digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada

pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.

3. Ragam konsultatif (consultative) digunakan dalam pembicaraan yang

terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam

percakapan di sekolah dan di pasar.

4. Ragam santai (casual) digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat

digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5. Ragam akrab (intimate) digunakan di antara orang yang memiliki

hubungan yang sangat akrab dan intim.

Kedua, bahasa yang benar, adalah bahasa yang sesuai dengan aspek kaidah

(peraturan tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan) bahasa baku, baik

kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan, seperti yang tertera

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau pada EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan). Ciri-ciri ragam bahasa baku antara lain:

1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif, misalnya dengan penerapan pola

kalimat baku.

2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik

banget; uang dan bukan duit dan sebagainya.

15
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam

bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku

harus mengikuti aturan ini.

4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum

ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan

bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek

setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/

dan bukan /abis/; serta /kalau/ dan bukan /kalo/.

5. Penggunaan kalimat secara efektif.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa

konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia

yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering

menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian

bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi,

integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering

digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang

digunakan menjadi tidak baik.11

11
Dhea Eka penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

http://ekanandan.blogspot.co.id/2015/10/dalam-menggunakan-bahasa-indonesia.html

16
F. Dialek dan ragam bahasa

Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu

varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut

pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa.

Dialek dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Dialek regional, yaitu macam-macam bahasa yang digunakan di daerah

tertentu sehingga membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah

dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal

dari satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu

dialek Ambon, dialek Betawi, dialek Medan, dan lain-lain.

2. Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat

tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya

dialek wanita dan dialek remaja.

3. Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu.

Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman

Abdullah.

4. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua

berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi

dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.12

Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan tidak

terhitung. Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara

12
L, Siany., Atiek Catur B. (2009). Khazanah Antropologi 1 Jakarta: Depdiknas

17
pembicaraan, dan hubungan antarpembicara. Ragam bahasa menurut pokok

pembicaraan meliputi:

1. ragam undang-undang

2. ragam jurnalitik

3. ragam ilmiah

4. ragam sastra

Ragam bahasa menurut hubungan antar pembicara dibagi atas:

1. Ragam lisan, terdiri dari:

a. ragam percakapan

b. ragam pidato

c. ragam kuliah

d. ragam panggung

2. Ragam tulis, terdiri dari:

a. ragam teknis

b. ragam undang-undang

c. ragam catatan

d. ragam surat-menyurat

Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan,

tetapi hanya untuk:

1. komunikasi resmi

2. wacana teknis

3. pembicaraan di depan khalayak ramai

4. pembicaraan dengan orang yang dihormati

18
G. Pengertian Budaya

Budaya adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang

dipegang teguh secara bersama oleh semua anggota organisasi dalam pelaksanaan

pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, budaya dalam

suatu organisasi adalah menjadi pengikat semua karyawan secara bersama dalam

organisasi tersebut dan sekaligus sebagai pemberi arti dan maksud dalam

keterlibatan karyawan tersebut dalam pekerjaan sehari-hari dari

organisasi.Kebudayaan, cultuur dalam bahasa Belanda dan culture dalam bahasa

Inggris, berasal dari bahasa Latin “colore” yang berarti mengolah,mengerjakan,

menyuburkan dan mengembangkan. Dari pengertian budaya dalam segi demikian

berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktifitas manusia untuk

mengolah dan mengubah alam”. Untuk membedakan pengertian istilah budaya

dan kebudayaan,13 memberikan pembedaan pengertian budaya dan kebudayaan,

dengan mengartikan budaya sebagai daya dari budi yang berupa cipta, rasa .dan

karsa, sedangkan kebudayaan diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa,dan rasa

tersebut. Dalam literatur lain dikatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh cara

kehidupan dari masyarakat yang menapun dan tidak hanya mengenai sebagian

dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau

lebih diinginkan. Jadi, budaya menunjuk pada berbagai aspek kehidupan yang

meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan kepercayaan dan sikap-sikap dan juga

hasil dari kelompok manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok

tertentu.Budaya dalam arti yang luas adalah suatu keadaan akibat perilaku

13
Djoko Widaghdo(1994)

19
manusia yang secara perorangan atau kelompok, bermasyarakat danbernegara

yang dapat mempengaruhi kehidupan yang damai dan tenteram,sejahtera dalam

arti bahwa semua dapat hidup sehat diatas garis kemiskinan, tidak membedakan

suku, etnik, ras dan jenis kelamin, tidak mencemari dan merusak lingkungan,

tidak meracuni sumberdaya alam terbaharukan dan tidak terbaharukan, yang

secara demokratis menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia, memberi

kebebasan untuk beragama, kebebasan mengeluarkan pendapat dan kebebasan

dapat menikmati pendidikan sesuai bakat dan keinginannya . definisi mengenai

cipta, karsa, dan rasa sebagai berikut : Cipta adalah kerinduan manusia untuk

mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya, yang meliputi

pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.Karsa

adalah kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang hal“sangkan paran”. Dari

mana manusia sebelum lahir (sangkan), dan kemanamanusia sesudah mati (paran).

Hasilnya berupa norma-norma keagamaan/kepercayaan. Rasa adalah kerinduan

manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati

keindahan.

Hasil dari perkembangan rasa terjelma dalam bentuk dalam berbagai

norma keindahan yang kemudian menghasilkan macam-macam

kesenian.kebudayaan terdiri atas tiga wujud:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-

nilai, norma-norma, dan peraturan.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola dari

manusia dalam masyarakat.

20
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud pertama adalah wujud yang ideal dari kebudayaan. Sifatnya

abstrak tak dapat, tak dapat diraba. Lokasinya ada dalam alam pikiran dariwarga

masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.Kebudayaan ideel

ini dapat kita sebut adat tata kelakuan, atau adat istiadat dalam bentuk jamaknya.

Wujud kedua dari kebudayaan yang sering disebut sistem sosial, menganai

kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-

aktivitas manusia yang berinteraksi,berhubungan serta bergaul satu dengan lain

menurut pola-pola tertentuyang berdasarkan adat tata kelakuan. Wujud ketiga dari

kebudayaan disebut kebudayaan fisik, yaitu berupa seluruh total dari hasil fisik

dan aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat.Di atas telah

dijelaskan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan

dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang

semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Konsepsi tersebut dapat dirinci

sebagai berikut:a. Bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan

dihasilkan manusia. Karena itu meliputi:

1. Kebudayaan material (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda benda

ciptaan manusia.

2. Kebudayaan non material (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak

dapat dilihat dan diraba, misalnya religi (walau tidak semua religi ciptaan

manusia). Bahwa kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif

(biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.

Bahwa kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

21
Tanpa masyarakat akan sukarlah bagi manusia untuk membentuk

kebudayaan. Sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia baik

secara individual maupun masyarakat, dapat mempertahankan

kehidupannya.14

14
Koentjaraningrat (1974)

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Membahas sejauh mana pengaruh lingkungan sosial pelajar SMA

terhadap tatacara berbahasa Indonesia dan membahas mengenai

penggunaan Bahasa Indonesia maupun tata bicara di kehidupan sehari

harinya.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh maka

saran yang dapat diberikan agar dapat melestarikan penggunaan bahasa

Indonesia dalam percakapan sehari hari. Dengan topik yang diambil

penulis berharap kesadaran berbahasa Indonesia di lingkungan IAIN

Palopo dengan baik dan benar dalam percakapan sehari hari dapat kembali

membaik, sehingga salah satu unsur dari budaya kita berbahasa Indonesia

yang baik dan benar dapat selalu lestari.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com_Analisis_Penggunaan_TataBhs.pdf

http://www.crayonpedia.org

http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
http://www.asal-usul.com/bahasa-paling-banyak-digunakandunia.html
http://nasional.kompas.com/read/2010/07/26/15575681/
http://aistin.blogspot.com/2011/08/bahasa-indonesia-sebagai-pembentuk.html

http://eno-elbika.blogspot.co.id.makalah-analisis-penggunaan-bahasa.html

https://sumberbelajarsmkn.wordpress.com/roisyiah/tata-tertib-dan-kedisiplinan-
dalam-pengembangan-budaya-dan-iklim-sekolah

http://pluspoes-poestakawan.blogspot.co.idpenggunaan-bahasa-indonesia di.html

http://karinarisaf.blogspot.co.id/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html
www.dosenpendidikan.com/10-pengertian-fungsi-dan-kedudukan-bahasa-
indonesia/
https://irfandiamhsin.wordpress.com/makalah-perlunya-melestarikan-bahasa-
indonesia/
http://pusatbudayanusantara.blogspot.co.id/
http://ahdiyatgreen.blogspot.co.id/2013/03/hakikat-bahasa_18.html

24

Anda mungkin juga menyukai