Anda di halaman 1dari 7

2.

Defenisi Malnutrition Inflammation Score (MIS)


Malnutrition Inflammation Score(MIS) merupakan system penilaian yang komprehensif dan
sangat significant dengan munculnya kesakitan dan kematian dan sangat baik untuk mengukur
status nutrisi, inflamasi, dan anemia pada pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani terapi
hemodialisa. MIS sudah diuji dan dibuktikan dibeberapa uji ilmiah baru-baru ini (Beberashvili
et al, 2010).

Menurut Zadeh et al (2001) Malnutrition Inflammation Score (MIS) adalah skala untuk
pengukuran status gizi pada pasien yang menjalani hemodialisis secara teratur. Sebelumnya
Zadeh et al (2001) sudah melakukan penelitian tentang status nutrisi pasien yang menjalani
hemodialisi secara teratur dengan menggunakan komponenSubjective Global Asessment
(SGA). Menurut Harvinder et al (2016), Zadeh et al (2001) mengembangkan versi lain dari
Subjective Global Asessment (SGA) yang disebut dengan modifikasikuantitatifSubjective
Global Asessment (SGA) atau sistem kuantitatif penilaian yaituDialisis Malnutrition Score
(DMS), yang terdiri dari tujuh komponen Subjective Global Asessment (SGA) yaitu:
perubahan berat badan, asupan makanan, gejala Gastro Intestinal, kapasitas fungsional,
komorbiditas, subcutan lemak, dan tanda-tanda atrofi otot, asites dan edema dihapus, dan
jumlah tahun terapi dialisis ditambahkan ke komponen komorbiditas. Setiap komponen
memiliki skor mulai dari 1 (normal) sampai 5 (sangat abnormal). Dengan demikian Dialisis
Malnutrition Score(DMS) mempunyai tujuh komponen, dimulai dari angka 7 (normal) ke 35
(gizi buruk), nilai Dialisis Malnutrition Score(DMS) tinggi merupakan tingkat yang lebih
besar dari kekurangan gizi protein-energi. Dalam laporan awal baru dari sebuah studi cross-
sectional menggunakan kolom yang berbeda dari pasien, Dialisis Malnutrition Score(DMS)
berkorelasi significan dengan nilai-nilai antropometri dan langkah-langkah laboratorium
status gizi pada pasienMaintanance Hemodialisis (MHD) (Zadeh et al, 2001). Menurut
Harvinder et al (2016) Dialisis Malnutrition Score(DMS) dilaporkan sangat berhubungan
dengan umur, lama tahun menjalani terapi hemodialisis, dikombinasikan dengan lingkar
lengan atas, index masa tubuh, serum albumin, Total Iron Binding Capacity Serum (TIBC)
yang mana ini semua akan mengakibatkan malnutrisi dan inflamasi.
Untuk mencoba membuat sistem penilaian yang lebih dalam dan kuantitatif,Malnutrition
Infammation Score (MIS) dikembangkan dengan mengedit 7 komponen Dialisis Malnutrition
Score(DMS) yang telah direvisi, dan ditambah tiga item yang baru: Indeks Massa Tubuh
(IMB), kadar albumin serum, dan Total Iron Binding Capacity Serum (TIBC)(Zadeh et al,
2001 dalam Harvinder et al, 2016). Selain itu, jumlah tingkat keparahan masing-masing
komponen berkurang dari lima ke empat tingkat karena pada penelitian sebelumnya, kita
mencatat bahwa tingkat lima dari Dialisis Malnutrition Score(DMS) hampir tidak pernah
digunakan. Dengan demikian, Malnutrition Inflammation Score (MIS) memiliki 10
komponen, masing-masing dengan empat tingkat keparahan, dari 0 (normal) untuk 3 (sangat
abnormal). Jumlah semua 10 komponenMalnutrition Inflammation Score(MIS) berkisar dari
0 (normal) ke 30 (gizi buruk), skor yang lebih tinggi menunjukan derajat yang lebih berat dari
kekurangan gizi dan inflamasi (Zadeh et al, 2001).
Format Malnutrition Inflammation Score (MIS), yang terdiri dari empat bagian (riwayat gizi,
pemeriksaan fisik, BMI, dan nilai-nilai laboratorium) dan 10 komponen. Bagian riwayat gizi
yang mencakup 5 komponen yang diadopsi dari aslinyaSubjective Global Asessment(SGA).
Berat badan berubah ditentukan sebagai perubahan berat post hemodialisis tubuh edema bebas
dalam 6 bulan terakhir. Skor terendah (0) diberikan jika berat badan kurang dari 0,5 kg atau
ada peningkatan berat badan. Skor 1 menunjukkan kerugian kecil minimal 0,5 kg tetapi kurang
dari 1,0 kg. Skor 2 diberikan untuk berat badan turun minimal 1,0 kg tapi kurang dari 5% dari
berat badan, dan skor 3 menunjukkan penurunan berat badan dari 5% atau lebih (Zadeh et al,
2001).

Asupan makanan yang dinilai 0 jika asupan biasa makanan padat, dengan tidak ada penurunan
baru-baru ini dalam jumlah atau kualitas makanan. Skor 1 menunjukkan diet yang solid sedikit
suboptimal, 2 menunjukkan diet penuh cairan atau penurunan moderat dalam asupan
makanan, dan 3 menunjukkan asupan nutrisi harian yang akan bertentangan dengan kehidupan
secara kronis (Zadeh et al, 2001).

Gejala Gastrointestinal (GI) dinilai 0 jika pasien memiliki nafsu makan yang baik dan tidak
ada gejala Gastrointestinal (GI), 1 jika sedikit penurunan nafsu makan atau mual ringan, 2
muntah sesekali atau gejalaGastrointestinal (GI) moderat lainnya seperti sakit perut, dan 3
diare, sering muntah, atau anoreksia parah (Zadeh et al, 2001).

Kapasitas fungsional (hubungan malnutrisi dengan gangguan fungsi) nilai 0 untuk kapasitas
fungsional normal atau peningkatan yang cukup besar dalam tingkat gangguan fungsional
sebelumnya.Skor 1 menunjukkan sering merasa lelah terkadang sulit melakukan aktifitas
dasar. Skor 2 untuk kapasitas sulit melakukan aktivitas mandiri. Dan skor 3 bed/chair ridden
atau aktivitas fisik minimal sampai tidak ada sama sekali (Zadeh et al, 2001).
Kesakitan /Komorbiditas dan lamanya HD juga di nilai dengan 4 tingkatan, nilai 0 tanpa
komorbiditas dalam dialisis selama 1 tahun terakhir, nilai 1 kormobiditas ringan dalam dialisis
1-4 tahun (termasuk di dalamnya Mayor Comorbid Condition), nilai 2 komorbiditas sedang
dalam dialisis lebih dari 4 tahun (termasuk di dalamnya satu Mayor Comorbid Condition),
setiap komorbiditas berat multiple 2 atau lebih Mayor Comorbid Condition mempunyai nilai
3 (Zadeh et al, 2001).

Pemeriksaan fisik termasuk didalamnya berkurang cadangan lemak atau kehilangan lemak
subkutan ( dibawah mata, trisep, bisep, dan dada) serta tanda kehilangan masa otot (kening,
clavikula, scapula, costae, kuadrisep, lutut, interoseous) juga memiliki 4 tingakatan penilaian.

Ukuran tubuh diukur dengan Indek Masa Tubuh (IMT) (kg/m2), jika nilai IMT ≥ 20 nilainya
0, 18-19,9 nilainya 1, 16-17,99 nilainya 2, dan <16 nilainya 3. Parameter laboratorium yang
dinilai adalah serum albumin dan Total Iron Binding Capacity Serum (TIBC) (Zadeh et al,
2001).

Malnutrisi yang disebabkan oleh uremia merupakan prediposisi terjadinya status imflamasi
pada pasien hemodialisis (Sohrabi et al, 2015). Menurut Sohrabi et al (2015) malnutrisi
imflamasi dan depresi pada umumnya dijumpai pada pasien hemodialisis.

Menurut penelitian Beberashvili et al (2010) Malnutrition Inflammation Score (MIS) lebih


valid dan lebih baik untuk dijadikan indikator penilaian status nutrisi dari pada Subjective
Global Asessment (SGA). Menurut Ekramzadeh, Mazloom, Jafari, Ayatollahi, Sagheb (2014)
Malnutrition Inflamation Score(MIS) adalah sistem penilaian yang lebih kuantitatif dan lebih
luas dari pada Subjective Global Asessment (SGA).
Malnutrition Inflammation Score (MIS) merupakan salah satu sistem penilaian yang lebih
spesifik pada Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis (Beberashvili et al,
2010; Sohrabi et al, 2015). Malnutrition Inflamation Score (MIS) sangat berkaitan erat
dengan angka kesakitan, penyakit pembuluh darah, kematian dan gangguan depresi dan juga
sangat berhubungan dengan kualitas hidup yang buruk pada pasien hemodialisis (Sohrabi et
al, 2015).

Tabel 2.2
format Malnutrition Inflammation Score(MIS)
Lampiran 5

MALNUTRITION INFLAMMATION SCORE (MIS) No RM :

INSTALASI HEMODIALISA Nama :

Tgl Lahir : ( L / P*)

Di isi oleh perawat

Tanggal : ……………………….. Jam : ……………….. WIB

Diagnosa medis : ...................................... e.c ............................................................................

NO KOMPONEN MIS SCORE

0 1 2 3

A. Riwayat Medis

1 Perubahan berat badan kering di < 0,5 kg 0,5 – 1 kg ≥ 1 kg tapi < ≥ 5%


akhir dialysis (perubahan secara 5%
keseluruhan pada 3-6 bulan
terakhir

2 Asupan diit Nafsu makan asupan diit Berkurangnya Starvasi karena


baik, asupan padat sub asupan makan diit cair pun
tidak menurun optimal padat dan cair tidak masuk

3 Gejala Gastrointestinal Tidak ada Gejala ringan Kadang Sering diare


gejala, nafsu nafsu makan muntah atau atau muntah
makan baik buruk atau gejala GI atau anoreksia
kadang mual sedang berat

4 Kapasitas fungsional (hubungan Kapasitas Kadang sulit Sulit Bed/


nutrisi dengan gangguan fungsional melakukan melakukan chairridden
fungsional) normal, merasa aktifitas dasar aktifitas atau aktifitas
sehat atau sering mandiri fisik minimal
merasa lelah sampai tidak
ada

5 Komorbitas, termasuk lama Tanpa Komorbiditas Komorbiditas Setiap


(tahun) dialysis komorbiditas ringan, dalam sedang, dalam komorbidit as
dalam dialysis dialysis 1-4 dialysis > 4 berat, multiple
selama 1 tahun tahun tahun )2 or more
terakhir (excluding (including one MMC*)
MMC*) MMC*)

B. Pemeriksaan fisik
6 Berkurangnya cadangan lemak Tidak ada Ringan Sedang Berat
atau kehilangan lemak subkutan perubahan
(dibawah mata, trisep, bisep,
dada)

7 Tanda kehilangan masa otot Tidak ada Ringan Sedang Berat


(kening, clavikula, scapula, perubahan
costae, kuadrisep, lutut,
interoseous)

C. Ukuran tubuh

8 Index masa tubuh (kg/m2) ≥ 20 18-19,9 16-17,99 < 16

D. Parameter Laboratorium

9 Albumin serum (g/dl) ≥4 3,5-3,9 3,0-3,4 < 3,0

10 TIBC (Total Iron-Binding ≥ 250 200-249 150-199 < 150


Capacit Serum)mg/dl**

Jumlah

Total =

*MMC (Major Comorbid Condition) include CHF class III or IV, full blown AIDS, severe CAD, moderate to
severe COPD major neurogical sequel. And metastatic malignancies or s/p recent chemotherapy. **
Suggested equivalent increment for serum transferrin are : > 200 (0), 170-199(1), 140-169(2), and < 140
mg/dl (3) Kesimpulan : tanpa malnutrisi total nilai < 6 apabila malnutrisi nilai > 6, jika nilai = 6 lihat klinis
pasien dan kesimpulan diambil seobjektif mungkin

Anda mungkin juga menyukai