Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SECTIO CAESAREA
1. Pengertian Metode pemecahan masalh gizi pada pasien gagal
ginjal kronik yang sistematis dimana
Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat
keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif, dan berkualitas.

Assesmen/pengkajian : Melanjutkan hasil skrining perawat.


Antropometri Berat badan, tinggi badan, umur, indeks masa tubuh,
lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, tinggi
lutut, tebal lemak bawah kulit , penambahan berat
badan total selama hamil.
Biokimia Melihat data Hb, leukosit, trombosit dan hematokrit,
hasil bacaan foto dan data laboratorium lain bila ada.
Klinis/Fisik Mengkaji suhu tubuh, mual, muntah, anoreksia, nyeri
perut, diare, perdarahan saluran cerna, nafsu makan.
Riwayat Makan Asupan makan, kebiasaan makan, pola makan, jajanan
yang sering dikonsumsi.
Riwayat Personal Riwayat penyakit pasien dan keluarga, jenis kelamin,
suku, bahasa, pendidikan serta peran pasien dalam
keluarga, riwayat
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) - Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan
dengan perbaikan jaringan tubuh ditandai dengan
pasien post op.caesar dan menyusui (N.I.5.1)
Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
a. Perencanaan  Mempertahankan status gizi optimal.
 Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang
meningkat untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan.
 Meningkatkan berat badan hingga mencapai status
gizi normal.
 Mencegah kekurangan zat gizi dan cairan.
b. Implementasi Syarat Diet :
 Energi tinggi , yaitu 40-45 kkal/kg BB.
 Protein tinggiyaitu 2-2,5 g/kg BB
 Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energi
total.
 Karbohidrat cukup yaitu sisa dari total energi
(protein dan lemak).
 Vitamin dan mineral cukup , sesuai kebutuhan gizi
atau angka kecukupan gizi yang di anjurkan.
 Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
 Untuk kondisi tertentu diet dapat diberikan secara
bertahap sesuai kondisi / status metabolik.
c. Edukasi - Memberi
penjerlasan mengenai diet untuk penyakit DHF
- Informasi
terkait makanan yang di anjurkan dan dibatasi untuk
di konsumsi
d. Konseling Gizi - Pemberian
konseling gizi kepada pasien, keluarga pasien, dan
penunggu pasien (Care Giver) mengenai diet
penyakit DHF (Diet ETPT/Energi Tinggi Protein
Tinggi atau TKTP/Tinggi Kalori Tinggi Protein)
e. Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain
kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, apoteker, dan tenaga
kesehatan lain terkait asuhan pasien.
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait gizi
c. Fisik klinis terkait gizi
d. Asupan makanan
6. Re assesmen Konseling/edukasi gizi ulang untuk melihat
keberhasilan intervensi (terapi gizi) dan kepatuhan diet
1bulan setelah pulang dari rumah sakit.
7. Indikator/outcome 1. Asupan makanan ≥80% dari kebutuhan
2. Status gizi normal berdasarkan data antropometri
8. Kepustakaan 1. Dian Handayani, S.Km., M.Kes, Ph.D. Inggita
Kusumastuty, S.Gz, M.Biomed. Diagnosis Gizi.
Indonesia.UB Press. Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai