Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSJ. DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG


2021

Asuhan Gizi pada Malnutrisi

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien dengan malnutrisi


yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam
1. Pengertian membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas

Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko


malnutrisi dan atau kondisi khusus.
2. Asesmen/Pengkajian
Nutrisionis/Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan,
a. Antropometri
Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan Atas

Mengkaji data laboratorium seperti Albumin, Pre albumin,


b. Biokimia Transferin dan data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)

Mengkaji adanya penampakan badan yang kurus, kehilangan


massa otot, kehilangan lemak subkutan, akumulasi cairan general
c. Fisik/klinis atau terlokalisir, diare atau perubahan fungsional serta tanda-
tanda retensi cairan dan defisiensi zat gizi mikro

Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk


makanan, rata-rata asupan energi sebelum masuk RS (kualitatif
d. Riwayat makan
dan kuantitatif)

Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat


ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
e. Riwayat Personal penggunaan suplemen makanan, riwayat pengobatan penyakit
katabolik, status kesehatan mental, serta status kognitif

1. Malnutrisi (NI. 5.2)


2. Asupan energi - protein tidak adekuat (NI. 5.3)
3. Diagnosa gizi 3. Asupan makanan dan minuman per oral inadekuat (NI.2.1)
Diagnosis Gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien

4. Intervensi Gizi Tujuan :


a. Perencanaan 1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
2. Meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal
Prinsip :
Diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein)
Preskipsi Diet TETP :
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
Energi diberikan diatas kebutuhan normal dengan memper
hitungkan faktor stres dan faktor aktifitas
2. Protein tinggi , yaitu 2,0 – 2,5 g/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari total energi (energi dan
lemak)
5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
6. Serat cukup, sesuai kebutuhan
7. Cairan cukup, sesuai kebutuhan
8. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna

1
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
RSJ. DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
2021

Asuhan Gizi pada Malnutrisi

9. Untuk kondisi tertentu diet dapat diberikan secara bertahap


sesuai kondisi / status metabolik
10. Bentuk makanan biasa / lunak atau dapat dikombinasi
dengan cair sesuai dengan daya terima. Akses makanan
oral / enteral/ parenteral/ kombinasi sesuai kondisi klinis
dan kemampuan mengkonsumsi.
1. Pelaksanaan pemberian makan sesuai dengan preskripsi diet
(diet TKTP) dengan bentuk cair/saring/lunak/biasa
2. Apabila disertai dengan Intake oral inadekuat (<50%),
Penurunan Hb maka ada penambahan energi sebesar 150 –
300 kkal yang berupa susu Tinggi energi & protein / bahan
makanan sumber hewani dengan menyesuaikan perhitungan
kebutuhan energi.
b. Implementasi 3. Apabila pemberian makanan lewat NGT terkait dengan
kondisi penolakan makan, disfagia maka pemberian energi
sesuai dengan kebutuhan bassal yakni sebesar 1200- 1500
kkal
4. Pemesanan diet :
a. TKTP I ( Energi 2800 kkal)
b. TKTP II ( Energi 3100 kkal)

Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga


c. Edukasi dan
dan penunggu pasien (caregiver)
konseling gizi
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
d. Koordinasi
dengan dokter, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan lain
dengan Tenaga
terkait asuhan pasien
Kesehatan lain
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil
e. Monitoring dan positif maupun negative dari :
Evaluasi 1. Status Gizi berdasarkan antropometri (BB, IMT)
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik Klinis terkait gizi, demam, nafsu makan, mual, muntah,
gangguan pencernaan (diare)
4. Asupan Makanan

5. Re Asesmen Melihat kembali kondisi pasien 3 hari sd 7 hari setelah kunjungan


awal (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi dan
kontrol ulang untuk konseling gizi melihat keberhasilan intervensi
(terapi gizi) dan kepatuhan diet 1 bulan setelah pulang dari rumah
sakit

6. Indikator/outcome 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


2. Status Gizi berdasarkan antropometri Berat badan (meningkat),
IMT (status gizi ormal)
3. Data laboratorium terkait gizi dalam batas normal
4. Peningkatan Pengetahuan dan kepatuhan diet
5. Tidak ada gangguan pencernaan

2
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
RSJ. DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
2021

Asuhan Gizi pada Malnutrisi

7. Penelaah Kritis Dietision

8. Kepustakaan 1. Persatuan Ahli Gizi Indonesia ASDI. 2019. Penuntun Diet dan
Terapi Gizi. Edisi Ke-4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology
(IDNT) Reference Manual
3. Krause and Mahan’s, Food & The Nutrition Care Process,
Fifteenth Edition
4. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), Kemenkes
2014
5. Buku Panduan Diet, Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang, 2014
1.

Anda mungkin juga menyukai