DHF PADA ANAK 1. Pengertian Metode pemecahan masalah gizi pada pasien DHF Pada Anak yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas. 2. Assesment Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila /Pengkajian pasien berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Antropometri Nutrisionis/Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar Lengan Atas, Lingkar Kepala. Assesment Mengkaji data laboratorium seperti Trombosit, /Pengkajian Kadar Glukosa Darah, Trombosit, HB, Hematokrit, Biokimia Leukosit, Albumin, LDL, Kolesterol, Trigliserida, data laboratorium lain terkait gizi (bila ada). Assesment Mengkaji adanya anoreksia, mual, muntah, sakit /Pengkajian perut, diare, konstipasi, suhu tubuh, perdarahan Klinik/Fisik saluran cerna, analisis cairan, dll. Assesment Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan /Pengkajian Riwayat makan, bentuk makanan, rata-rata asupan makan Makan sebelum masuk RS (kualitatif dan kuantitatif). Assesment Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat /Pengkajian Riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan Personal penyakit keluarga. 3. Diagnosis Gizi Peningkatan kebutuhan energi dan protein (Masalah Gizi) berkaitan dengan infeksi ditandai dengan hasil lab berupa hasil Trombosit meningkat (NI-1.5). 4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) a. Perencanaan Tujuan Diet: 1. Memenuhi kebutuhan asupan zat gizi 2. Mempertahankan status gizi optimal 3. Membantu proses penyembuhan akibat infeksi
b. Implemtasi Prinsip diet :
1. Kebutuhan energi disesuaikan dengan kebutuhan pasien 2. Protein 15% dari energi total 3. Lemak 15-25% dari energi total 4. Karbohidrat sisa dari energi total 5. Pemberian energi dan protein bertahap disesuaikan dengan kemampuan mengkonsumsi. Pemberian diet disesuaikan dengan terapi dokter penanggung jawab pasien (DPJP) 6. Cukup vitamin dan mineral 7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi dan daya terima dapat berupa cair, saring, lunak maupun biasa 8. Makanan diberikan porsi kecil dan sering 9. Makanan dapat diberikan melalui oral/enteral per NGT/parental/kombinasi sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi 10. Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada
d. Konseling Gizi pasien, keluarga pasien dan penunggu pasien (care giver)
e. Koordinasi Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan
dengan tenaga lain yaitu dokter, perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lain kesehatan lain terkait pemeriksaan biokimia, fisik/klinis, pemberisan obat dan diet enteral (jika ada) untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien 5. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu Evaluasi monitor hasil positif maupun negative dari : a. Status Gizi berdasarkan antropometri b. Hasil biokimia terkait dengan gizi c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi d. Asupan Makanan 6. Re Assesment Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah (Kontrol Kembali) kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit 7. Indikator/Outcome - Asupan makan ≥80% dari kebutuhan - Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Berat Badan/Umur (BB/U),Tinggi Badan menurut umur (TB/U), Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas menurut Umur (LLA/U) 8. Kepustakaan 1. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013. 2. Penuntun Diet. Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2013.