a. Pengertian Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C.. Sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid
dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ). Penyakit demam Tifoid ini bisa
menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi
infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di
organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa
yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
b. Gejala Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang
ditimbulkan antara lain ; 1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar
namun menjelang malamnya demam tinggi. 2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih
dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan
yang asam-asam atau pedas. 3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi
berkembang biak di hati dan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan
lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan
tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. 4. Diare atau Mencret.
Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang
akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air
besar). Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing,
dan sakit perut. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut. c.
Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut : a. Diagnosa medis : b. Keluhan pasien : c.
Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi e. Data
Laboratorium : f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang didapatkan. Penulisan diagnosa
berdasarkan Diagnosa medis yang terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015
Halaman 13 meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain behaviour (N.B)
dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat. A. Tujuan pemberian diet :
1. Memberikan makanan yang cukup dan tidak membebani saluran pencernaan. 2. Mencegah
penurunan berat badan. B. Prinsip : 1. Energi tinggi 2. Protein tinggi 3. Lemak rendah
4. Karbohidrat cukup
5. Cairan tinggi
6. Na dan K tinggi
7. Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula lunak
kemudian makanan biasa).
8. Tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak
gas
C. syarat : 1. Energi diberikan lebih tinggi karena kenaikan energi basal 2. Protein diberikan
tinggi karena karena terdapat peningkatan pemecahan protein dan peningkatan kebutuhan
system imun akibat peradangan seperti : leukosyt dan sebagainya 3. Cairan diberikan tinggi
karena banyak kehilangan cairan melalui pernafasan, muntah, diare, keringat dan kebutuhan
untuk untuk menstabilkan suhu tubuh 4. Elektrolit (mineral) terutama Na dan K diberikan
tinggi untuk koreksi keseimbangan akibat demam. 5. Bentuk makanan sebaiknya diberikan
minimal lunak dan berlaku syarat-syarat pengolahan menurut konsistensi lunak serta
pemilihan bahan makanan menurut syarat bentuk makanan lunak. 6. Pada kondisi demam
diberikan makanan dalam bentuk olahan menggunakan cairan lebih banyak (berkuah) atau
banyak menggunakan olahan buah dalam bentuk disetup atau dibuat jus /dibuat sari buah. 7.
Peningkatan kebutuhan vitamin untuk proses optimalisasi energi terutama vitamin B
komplek. 8. Sebaiknya lemak dikurangi terutama sumber bahan makanan yang mengandung
lemak pro imflamasi yaitu ; asam lemak omega 6: minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
margarine, mentega dan sebagainya.
DEMAM THYPOID
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien
thypoid yang sistematis dimana
Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani
masalah gizi sehingga aman, efektif, dan
berkualitas