Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)

DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien demam berdarah


yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis
1. Pengertian
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien
2. Asesmen/Pengkajian :
berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Nutrisionis/
Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar
Antropometri
Lengan Atas, Lingkar Kepala
Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit,
Biokimia
Albumin, data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Mengkaji adanya anoreksia, mual, muntah, sakit perut, diare,
Klinis/Fisik konstipasi, suhu tubuh, perdarahan saluran cerna, urine output,
gigi geligi, dll
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
Riwayat Makan makanan, rata-rata asupan makan sebelum masuk RS (kualitatif
dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
Riwayat Personal
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental serta
status kognitif
1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan
makan, tidak napsu makan, mual, sakit perut ditandai
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan (NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam
muntah tidak dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan
asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1), Diagnosis Gizi
lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
a. Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan
≥ 80%
3. Makanan diberikan bertahap

Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-35% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Cukup cairan dari makanan maupun minuman
7. Makanan bervariasi
8. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
9. Mudah dicerna porsi kecil sering
10. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan
kemampuan mengkonsumsi
11. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
12. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi

b. Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet


c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
d. Konseling Gizi pasien dan penunggu pasien (care giver)
e. Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
kesehatan lain dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal


(pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
6. Re Asesmen (Kontrol Kembali) keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan
untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit

1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Berat Badan/
7. Indikator (Target yang akan Umur (BB/U),Tinggi Badan menurut umur (TB/U), Berat
dicapai/Outcome) Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek Masa
Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas
menurut Umur (LLA/U)
1. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi
Dietisien Indonesia (AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
8. Kepustakaan Terminology (IDNT) Reference Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference
Manual. Standardize Language for the Nutrition Care
Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics
2013
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)

GASTROENTERITIS

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien gastroenteritis


yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis
1. Pengertian
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien
2. Asesmen/Pengkajian :
berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Nutrisionis/
Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar
Antropometri
Lengan Atas, Lingkar Kepala
Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit,
Biokimia
Albumin, data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Mengkaji adanya anoreksia, mual, muntah, sakit perut, diare,
Klinis/Fisik konstipasi, suhu tubuh, perdarahan saluran cerna, urine output,
gigi geligi, dll
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
Riwayat Makan makanan, rata-rata asupan makan sebelum masuk RS (kualitatif
dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
Riwayat Personal
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental serta
status kognitif
1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan
makan, tidak napsu makan, mual, sakit perut ditandai
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan (NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam
muntah tidak dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan
asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1), Diagnosis Gizi
lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan
≥ 80%
3. Makanan diberikan bertahap

Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan actual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-35% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang
ditingkatkan secara bertahap.
6. Cukup vitamin dan mineral.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman.
8. Makanan tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering
11. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan
kemampuan mengkonsumsi.
12. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
13. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/ kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi.

Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet


Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
pasien dan penunggu pasien (care giver)
Konseling Gizi Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
Koordinasi dengan tenaga dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
kesehatan lain terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal


6. Re Asesmen (Kontrol (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
Kembali)
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan
untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit

1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Berat Badan/
7. Indikator (Target yang akan Umur (BB/U),Tinggi Badan menurut umur (TB/U), Berat
dicapai/Outcome) Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek Masa
Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas
menurut Umur (LLA/U)
1. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi
Dietisien Indonesia (AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
8. Kepustakaan
2. Penuntun Diet. Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2013
3. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual 2013
4. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference
Manual. Standardize Language for the Nutrition Care
Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics
2013
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)

DEMAM TYPHOID

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien demam typhoid


yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis
1. Pengertian
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien
2. Asesmen/Pengkajian :
berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Nutrisionis/
Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar
Antropometri
Lengan Atas.
Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit,
Biokimia
Albumin, data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Mengkaji tekanan darah, adanya anoreksia, mual, muntah, sakit
Klinis/Fisik perut, diare, konstipasi, suhu tubuh, perdarahan saluran cerna,
gigi geligi, dll
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
Riwayat Makan makanan, rata-rata asupan makan sebelum masuk RS (kualitatif
dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
Riwayat Personal
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental serta
status kognitif
1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan
makan, tidak napsu makan, mual, sakit perut ditandai
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan (NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam
muntah tidak dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan
asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1), Diagnosis Gizi
lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan
≥ 80%
3. Makanan diberikan bertahap

Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat
badan ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 10-25% dari energi total
4. Karbohidrat 65-75% dari energi total
5. Rendah serat, maksimal 8gr/hari
6. Cukup vitamin dan mineral.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman.
8. Makanan tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari
makan pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan
pagi, siang, malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering.
11. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan
dengan kemampuan mengkonsumsi.
12. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu,
bubur saring, biskuit susu, makanan lunak maupun
makan biasa.
13. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/
kombinasi) sesuai kondisi klinis dan kemampuan
mengkonsumsi.

b. Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet


Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
Edukasi pasien dan penunggu pasien (care giver.
Konseling Gizi Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
Koordinasi dengan tenaga dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
kesehatan lain terkait asuhan pasien .
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal


6. Re Asesmen (Kontrol (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
Kembali)
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan
untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit

1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


7. Indikator (Target yang akan 2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Indek Masa
dicapai/Outcome) Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas
menurut Umur (LLA/U)

1. Penuntun Diet. Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo


dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2013
8. Kepustakaan 2. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi
Dietisien Indonesia (AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
3. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual 2013
4. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference
Manual. Standardize Language for the Nutrition Care
Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics
2013
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)

HIPERTENSI

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien hipertensi yang


sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam
1. Pengertian
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien
2. Asesmen/Pengkajian :
berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Nutrisionis/
Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar
Antropometri
Lengan Atas.
Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit,
Biokimia
Albumin, data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Mengkaji tekanan darah, adanya anoreksia, mual, muntah, sakit
Klinis/Fisik perut, diare, konstipasi, suhu tubuh, perdarahan saluran cerna,
gigi geligi, dll
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
Riwayat Makan makanan, rata-rata asupan makan sebelum masuk RS (kualitatif
dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
Riwayat Personal
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental serta
status kognitif
1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan
makan, tidak napsu makan, mual, sakit perut ditandai
3. Diagnosis Gizi (Masalah dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan (NI-2.1)
Gizi) 2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam
muntah tidak dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan
asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1), Diagnosis Gizi
lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi
Gizi) Tujuan :
Perencanaan 1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan
≥ 80%
3. Makanan diberikan bertahap

Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-30% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Garam rendah
6. Cukup vitamin dan mineral.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman.
8. Makanan tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering.
11. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan
kemampuan mengkonsumsi.
12. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
13. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/ kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi.

Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet


Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
Konseling Gizi pasien dan penunggu pasien (care giver)
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
Koordinasi dengan tenaga dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
kesehatan lain terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal


6. Re Asesmen (Kontrol (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
Kembali)
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan
untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit

1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


7. Indikator (Target yang 2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Indek Masa
akan dicapai/Outcome) Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas
menurut Umur (LLA/U)

1. Penuntun Diet. Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo


dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2013
2. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi
8. Kepustakaan Dietisien Indonesia (AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
3. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual 2013
4. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference
Manual. Standardize Language for the Nutrition Care
Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics
2013
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)

DIABETES MELLITUS

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Diabetes Mellitus


yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis
1. Pengertian
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien
2. Asesmen/Pengkajian :
berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Nutrisionis/
Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar
Antropometri
Lengan Atas, Lingkar Kepala
Mengkaji data laboratorium seperti Kadar Glukosa Darah, HB,
Biokimia Hematokrit, Leukosit, Albumin, LDL, Kolesterol, Trigliserida,
data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Mengkaji adanya anoreksia, mual, muntah, sakit perut, diare,
Klinis/Fisik konstipasi, suhu tubuh, perdarahan saluran cerna, analisis cairan
dll
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
Riwayat Makan makanan, rata-rata asupan makan sebelum masuk RS (kualitatif
dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
Riwayat Personal
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental serta
status kognitif
1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan
makan, tidak napsu makan, mual, sakit perut ditandai
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan (NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam
muntah tidak dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan
asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1), Diagnosis Gizi
lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
a. Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati
normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan
insulin, dengan obat penurun glukosa darah.
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan
≥ 80%
3. Makanan diberikan bertahap

Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 20-25% dari energi total
4. Karbohidrat 60-70% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Cukup cairan dari makanan maupun minuman
7. Penggunaan gua murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
8. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
9. Mudah dicerna porsi kecil sering
10. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
11. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi

b. Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet


Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
pasien dan penunggu pasien (care giver)
Konseling Gizi Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
Koordinasi dengan dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal


6. Re Asesmen (Kontrol (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
Kembali)
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan
untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit

1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Berat Badan/
7. Indikator (Target yang Umur (BB/U),Tinggi Badan menurut umur (TB/U), Berat
akan dicapai/Outcome) Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek Masa
Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas
menurut Umur (LLA/U)
1. Penuntun Diet. Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2013
2. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi
8. Kepustakaan
Dietisien Indonesia (AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
3. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual 2013.
4. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference
Manual. Standardize Language for the Nutrition Care
Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics
2013
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)

STROKE ISKEMIK

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Stroke Iskemik


yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis
1. Pengertian
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien
2. Asesmen/Pengkajian :
berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Nutrisionis/
Dietisien mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar
Antropometri
Lengan Atas.
Mengkaji data laboratorium seperti HB, Hematokrit, Leukosit,
Biokimia Albumin, LDL, Kolesterol, Trigliserida, data laboratorium lain
terkait gizi (bila ada)
Mengkaji tekanan darah, adanya anoreksia, mual, muntah, sakit
Klinis/Fisik perut, diare, konstipasi, suhu tubuh, perdarahan saluran cerna,
analisis cairan dll
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
Riwayat Makan makanan, rata-rata asupan makan sebelum masuk RS (kualitatif
dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
Riwayat Personal
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental serta
status kognitif
1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan
makan, tidak napsu makan, mual, sakit perut ditandai
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan (NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam
muntah tidak dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan
asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1), Diagnosis Gizi
lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan
≥ 80%
3. Makanan diberikan bertahap

Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 20-25% dari energi total
4. Karbohidrat 60-70% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Serat cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium.
Penggunaan natrium dibatasi.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman
8. Penggunaan gua murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering
11. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
12. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi

Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet


Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
Konseling Gizi pasien dan penunggu pasien (care giver)
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
Koordinasi dengan dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal


6. Re Asesmen (Kontrol (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
Kembali)
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan
untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit

1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Berat Badan/
7. Indikator (Target yang akan Umur (BB/U),Tinggi Badan menurut umur (TB/U), Berat
dicapai/Outcome) Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek Masa
Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas
menurut Umur (LLA/U)
1. Penuntun Diet. Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2013
2. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi
8. Kepustakaan Dietisien Indonesia (AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
3. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual 2013
4. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference
Manual. Standardize Language for the Nutrition Care
Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics
2013

Anda mungkin juga menyukai