Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-35% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Cukup cairan dari makanan maupun minuman
7. Makanan bervariasi
8. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
9. Mudah dicerna porsi kecil sering
10. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan
kemampuan mengkonsumsi
11. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
b. Implementasi 12. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi)
c. Edukasi sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi
d. Konseling Gizi
e. Koordinasi dengan tenaga Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
kesehatan lain Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
pasien dan penunggu pasien (care giver)
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan
GASTROENTERITIS
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan actual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-35% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang
ditingkatkan secara bertahap.
6. Cukup vitamin dan mineral.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman.
8. Makanan tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering
11. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan
kemampuan mengkonsumsi.
12. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
13. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/ kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi.
HIPERTENSI
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-30% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Garam rendah
6. Cukup vitamin dan mineral.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman.
8. Makanan tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering.
11. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan
kemampuan mengkonsumsi.
12. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
13. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/ kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi.
DIABETES MELLITUS
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 20-25% dari energi total
4. Karbohidrat 60-70% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Cukup cairan dari makanan maupun minuman
7. Penggunaan gua murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
8. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
9. Mudah dicerna porsi kecil sering
10. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
b. Implementasi saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
c. Edukasi 11. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi)
d. Konseling Gizi sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi
e. Koordinasi dengan tenaga
kesehatan lain Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
pasien dan penunggu pasien (care giver)
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan
STROKE ISKEMIK
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 20-25% dari energi total
4. Karbohidrat 60-70% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Serat cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium.
Penggunaan natrium dibatasi.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman
8. Penggunaan gua murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi,
siang, malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering
11. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
b. Implementasi 12. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi)
c. Edukasi sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi
d. Konseling Gizi
e. Koordinasi dengan tenaga Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
kesehatan lain Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
pasien dan penunggu pasien (care giver)
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan
Preskripsi Diet :
1. Kalori diberikan 35 Kal/KgBB/Hari (60-65% dari JH, 25-
30% dari lemak untuk mencegah pemakaian protein sebagai
energi)
2. Protein di sesuaikan dengan katabolisme protein yaitu 0,6-
1,5 gram/KgBB. Pada katabolik ringan kebutuhan protein
0,6-1 gram/KgBB, katabolik sedang 0,8-12 gram/KgBB, dan
katabolik berat 1-1,2 gram/KgBB
3. Bila dilakukan hemodialisa diberikan protein 1-1,2
gram/KgBB/hari
4. Bila ada odema dan hipertensi, asupan natrium dibatasi
sampai 500-1000 mg/hari
5. Dengan produksi urine yang sedikit, asupan K dan Posfor
dibatasi 400-500mg/hari
6. Menambah vitamin B6,Ca, suplemen asam folat, dan Fe bila
diperlukan
7. Penderita dengan anuria dibatasi pemberian
cairannyaml/hari.
8. Cairan sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah,
diare dan urine +500ml
9. Makanan diberikan dalam bentuk biasa (nasi) untuk
membatasi asupancairan.
10. Makanan diberikan dalam bentuk lunak (nasi tim) bila pasien
mengalami kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, mual,
dan muntah.
11. Makanan dalam bentuk lunak (bubur) hanya diberikan bila
ada permintaan khusus dari pasien sendiri.
12. Makanan sering diberikan bila pasien mengalami kesulitan
menelan.
13. Bentuk makanan cair diberikan bila pasien sama sekali tidak
bisa menerima asupan per oral
Preskripsi Diet :
1. Kalori diberikan 30-35 Kal/kg/hari, pada pasien PGK dengan
CAPD kalori dibeikan 30-35 Kal/kg BB/hari dengan
memperhitungkan asupan kalori (dekstrosa) dari cairan
dialisat.
2. Rekomendasi aupan protein, PGK pre-dialisis 0,6-0,75
gr/kgBB/hari, PGK-HD 1,2-1,3 gr/kgBB/hari, PGK-PD 1,3
gr/kg/kgBB ideal/hari. Protein yang diberikan minimal 50%
dengan kandungan biologis tinggi (protein hewani).
Konsensus Nutrisi Pada Penyakit Ginjal Kronik
3. Rekomendasi asupan lemakPGK pre dialysis, PGK-HD,
PGK-PD : 25-30% dari total kalori. Pembatasan lemak jenuh
< 10%, bila didapatkan dislipedimia dianjurkan kadar
kolestrol dalam makanan < 300 mg/hari.
4. Karbohidrat cukup yaitu sisa dari perhitungan untuk protein
dan lemak.
5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, oedema, ascites,
oliguria, atau anuria. Banyaknya natrium yang diberikan
antara 1-3 gram/hari.
6. Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia
(kalium darah > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
7. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari +
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan
(±500ml)
8. Vitanin : perlu tambahan vitamin B3, B6, C, D, batasi asupan
vitamin A.
9. Makanan diberikan dalam bentuk biasa (nasi) untuk
membatasi asupancairan.
10. Makanan diberikan dalam bentuk lunak (nasi tim) bila pasien
mengalami kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, mual,
dan muntah.
11. Makanan dalam bentuk lunak (bubur) hanya diberikan bila
ada permintaan khusus dari pasien sendiri.
12. Makanan sering diberikan bila pasien mengalami kesulitan
menelan.
13. Bentuk makanan cair diberikan bila pasien sama sekali tidak
bisa menerima asupan per oral
SINDROMA NEFROTIK
Preskripsi Diet :
1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen
positif
2. Protein sedang, yaitu 1gram/kgBB atau 0,8 gram/kgBB
ditambah protein yang keluar melalui urine.
3. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari energi total.
4. Natrium dibatasi
5. Kolesterol dibatasi <300 mg
6. Cairan masuk = cairan keluar (CM=CK)
NEFROLITHIASIS/ UROLITHIASIS
Preskripsi Diet :
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan
2. Protein sedang yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total
3. Lemak sedang yaitu 15-25% dari kebutuhan energy total
4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energy total
5. Cairan tinggi yaitu 2,4-3 L/hari, separuhnya berasal dari
minuman
6. Pembatasan makan sesuai dengan jenis batu.
2. Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
3. Edukasi Konseling Gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
4. Koordinasi dengan tenaga pasien dan penunggu pasien (care giver)
kesehatan lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
TRANSPLANTASI GINJAL
Preskripsi Diet :
1. Energi cukup
2. Protein tinggi pada sebulan pertama
3. Lemak sedang
4. Karbohidrat cukup
5. Batasi kolestrol
b. Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
c. Edukasi Konseling Gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
d. Koordinasi dengan tenaga pasien dan penunggu pasien (care giver)
kesehatan lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
GOUT ARTRITIS
Terjadi kenaikan asam urat darah antara lain : obesitas, obat anti
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) hipertensi, NDDM, hiperinsulin, diperlipedemi, asupan alcohol
yang berlebihan dan kemoterapi
Preskripsi Diet :
1. Energy cukup
2. Protein cukup, tetapi hindari bahan bahan makanan sumber
purin
3. Lemak sedang
4. KH tinggi
5. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan
6. Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari.
b. Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
d. Konseling Gizi pasien dan penunggu pasien (care giver)
e. Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
kesehatan lain dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
GASTRITIS
Preskripsi Diet :
1. Mengatur frekuensi dan jumlah makanan perhari. Makan
diberikan dalam porsi kecil dan sering, secara berangsur
selama 1-3 minggu, dimulai dengan makanan lunak.
2. Diet diberikan rendah lemak (<30 gram per hari), dapat
dinaikkan bertahap menjadi 40 gram/ hari kemudian 50
gram/hari
3. Hindari susu bila terdapat intoleransi laktosa
4. Minum kopi dan teh perlu diatur
5. Perhitungkan kebutuhan cairan 2000-2500 cc/hari
PANKREATITIS
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) Kolelithiasis dan dislipidemia, dan perubahan berat badan.
Preskripsi Diet :
1. Dukungan nutrisi pada pancreatitis akut ditujukan hanya
pada kasusu-kasus yang berat dengan komplikasi terutama
sesudah operasi
2. Salah satu tujuan dukungan nutrisi pada pancreatitis yang
berat adalah memberikan nutrisi tanpa membebani pancreas
dengan meminimalkan stimulasi fungsi ekssokrin dan
endokrin pancreas.
3. Pada pasien-pasien yang belum dapat mentolerir nutrisi per
oral atau enteral gaster, dapat diberikan nutrisi elemental
langsung ke bagian atas jejunum melalui jejunostomi
4. Pada pasien pancreatitis kronik, diberikan diet dengan
proporsi lemak rendah sampai sedang, protein sedang, tinggi
karbohidrat.
5. Untuk pasien dengan steatorrhea dapat diberikan lemak
dalam bentuk MCT (Medium Chain Triglycerids)
PENYAKIT HATI
Riwayat Personal Gejala sirosis (mual, muntah, ascites), anemia dan jaundice
Preskripsi Diet :
KANTONG EMPEDU
INFLAMASI USUS
Tujuan :
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
Untuk memodifikasi pola makan mereka untuk mengurangi
a. Perencanaan
gejala pencernaan sambil tetap menjaga asupan gizi yang
memadai.
a. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi
b. mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi
Preskripsi Diet :
1. mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai
dengan batasan diet yang ditetapkan
2. bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan cair jernih
3. makanan diberikan secara bertahap, mulai dari diet sisa
rendah I ke diet sisa rendah II dengan konsistensi yang
sesuai
4. hindari makanan yang banyak mengandung biji – biji kecil
seperti tomat dan jambu biji, stroberi, yang dapat menumpuk
dalam divertikular
5. bila perlu diberikan makanan enteral rendah atau bebas
laktosa
6. untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas per hari
Preskripsi Diet :
1. Energi sesuai kebutuhan normal 28 kkal/kg bb,underweight :
32 kkal/kg bb
2. Protein cukup 0,8–1gr/kg BB, cardiac cachexia/ malnutrisi :
1,2-1,5g/kg bb
3. Lemak sedang ±25% dari kebutuhan energi total, lemak
jenuh <10%, lemak trans <2%, Asam lemak omega 3 1,3
gram.
4. Kolesterol Rendah bila ada Dislipidemia
5. Natrium 2-2,3g/hari jika disertai edema berat : 1200-1500mg
6. Serat cukup untuk menghindari konstipasi ; 25–30gr/hari
7. Cairan 1,5-2 l, tergantung edema dan terapi obat
JANTUNG
Riwayat Personal
sesak nafas (dyspnea), rasa lelah dan rasa sakit di daerah jantung
Preskripsi Diet :
1. Sering mengonsumsi buah dan sayuran; simpanlah buah
dalam lemari es, lemari makan atau laci mobil
anda,khususnya buah yang dapat di makan bersama kulitnya
seperti apel,jambu,belimbing,peach.
2. Sering memakan lalapan atau tambahkan sayuran seperti
tomat, ketimun, bawang bomby, selada
pada hamburger/sandwich yang anda makan.
3. Buatlah minuman dari rumput laut,kolang-kaling, selasih,
cincau, dll.
4. Tanpa menggunakan sirup yang berlebihan (kalau
perlu,gunakan sirup diet seperti Tropikana Slim). Ingat
konsumsi secara berlebihan gula pasir (sirup,softdrink) dan
bahkan pula gula diet yang mengandung fruktosa dapat
meningkatkan kadar trigliserida.
5. Gunakan roti dari biji gandum yang utuh (whole
wheatbread).
6. Makan makanan sereal berserat tinggi
seperti havermout pada waktu sarapan.
7. Tentukan hari-hari saat anda sekeluarga dapat melakukan
pesta ikan. Pilih jenis-jenis ikan yang kaya akan asam lemak
omega-3 (tabel 3-3)
8. Ganti daging merah dengan daging putih seperti ayam
kampung. Jangan mengonsumsi bagian kepala,ekor,dan kulit.
Kaldu ayam yang berminyak sebaiknya disaring dengan
menggunakan saringan halus yang kalau perlu alasnya bisa
di lapisi dengan kapas steril untuk menahan minyak tersebut.
9. Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau
dengan jelantah.minyak tak-jenuh seperti minyak jagung
atau kedelai akan berubah menjadi minyak jenuh jika
dimasak dengan panas yang tinggi atau jika dipakai berkali-
kali untuk menggoreng. Gunakan minyak dalam jumlah
sedikit sekali pakai (misalnya,satu sendok minyak untuk
menumis). Kalau dapat,pilih minyak tak-jenuh tunggal
seperti minyak zaitun dan minyak kacang yang di konsumsi
sebagai dressing saladatau steak.
10. Gunakan susu skim,susu kedelai,atau yogurt non-fat dari
pada susufullcream.
11. Gunakan bumbu kacang/mete yang disangrai (jangan
digoreng dengan minyak) jika anda ingin membuat gado-
gado.
12. Lebih baik gunakan bumbu seperti kunyit, bawang putih,dll.
Untuk memepes ikan dari pada menggorengnya dengan
mentega atau margarine.
13. Bagilah makanan sehari menjadi 5 hingga 6 kali makan
dengan porsi kecil. Makan dengan porsi kecil lebih dapat
ditolerir oleh pasien yang sesak. Usakan agar asupan kalori
sesuai dengan kebutuhan pasien (yang ditentukan oleh
dokter). Pasien kegemukan harus diturunkan berat badanya
secara bertahap. Sebaliknya pada pasien dengan cardiac
cachexia harus diberikan formola enteral yang memberikan
energi 1,5 kcal / ml seperti Nutren 2.0 (lazimnya formola
enteral memberikan 1kcal / ml ).
14. Gunakan sayuran yang segar dan bukan sayuran dalam
kaleng.
15. Jika dipaksa memakai sayuran kaleng atau sayuran yang
diasinkan , rendam dahulu sayuran tersebut selama 2 menit
didalam air mengalir sebelum dimasak.
16. Sekali seminggu cobalah makan makanan alternatif yang
rendah seperti kecap Tropicana Slim, sup tanpa garam,
krekers diet yang baik mengandung garam, dll.
17. Gunakan botol air minum dengan ukuran menurut kebutuhan
cairan yang sudah ditentukan selama sehari. Anda harus
menuang air dalam botol tersebut dengan jumlah yang sama
dengan jumlah air minum atau makanan cair yang diminum
/ dimakan. Botol air yang kosong menunjukkan bahwa
pasien sudah mengonsumsi cairan dengan jumlah yang telah
ditentukan untuk hari ini. Mulailah setiap hari dengan botol
yang berisi air yang baru.
18. Makanlah buah – buahan yang banyak mengandung kalium
1-2 kali / hari.
19. Kurangi asupan natrium hingga 2 gram per hari bagi orang
dewasa dan 45-70 mg / BB / hari untuk anak – anak.
Pengurangan natrium dapat pula dilakukan menggunakan
garam diet yang terbuat dari kalium klorida sebagai
pengganti garam dapur ( jika fungsi ginjalnya normal).
20. Pada gagal jantung akut diperlukan diet rendah sisa / serat
agar pasien tidak sampai mengalami buang air besar yang
membuatnya mengejan. Jika fase akut sudah terlampaui ,
preparat laksan dan pelunak feses kadang – kadang
diresepkan dokter untuk mencegah sembelit dan defikasi
yang sulit.
21. Biasakan jalan kaki dari pada naik kendaraan, menggunakan
tangga dari pada lift/elevator dan biasakan melakukan
olahraga aerobik secara teratur seperti
berenang,bersepeda,berlari kecil (jogging),senam,dll.
1. Enenerergi cukup
2. Protein cukup, 0,8 g/kg BB
3. Lemak sedang, 25-30% kebutuhan energi total, 10% lemak
7. Indikator (Target yang akan jenuh, 10-15% lemak tidak jenuh.
dicapai/Outcome) 4. Kolesterol rendah, jika diserta dislipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup.
6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika diserta hipertensi atau odema.
7. Serat cukup untuk hindari konstipasi.
1. Almatsier. 2001. Prinsip dasar ilmu gizi. Pustaka utama.
Jakarta
2. Moejhi. 2003. Pengetahuan dasar ilmu gizi. Jakarta
3. Santoso, s dan anne lies ranti. 2004. Kesehatan dan gizi.
Penerbit rineka cipta. Jakarta.
8. Kepustakaan
4. Soedioutama. 2000. Ilmu gizi. Dian rakyat. Jakarta
5. Supariasa. 2001. Pengkajian status gizi. Study epidemologi.
Penerbit EGC. Jakarta
6. Supariasa, dkk. 2006. Penilaian status gizi. Penerbit EGC.
Jakarta
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
STROKE
a. Energi cukup
6. Indikator (Target yang akan b. Protein cukup
dicapai/Outcome) c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
1. Almatsier. 2001. Prinsip dasar ilmu gizi. Pustaka utama.
Jakarta
2. Moejhi. 2003. Pengetahuan dasar ilmu gizi. Jakarta
3. Santoso, s dan anne lies ranti. 2004. Kesehatan dan gizi.
Penerbit rineka cipta. Jakarta.
7. Kepustakaan
4. Soedioutama. 2000. Ilmu gizi. Dian rakyat. Jakarta
5. Supariasa. 2001. Pengkajian status gizi. Study epidemologi.
Penerbit EGC. Jakarta
6. Supariasa, dkk. 2006. Penilaian status gizi. Penerbit EGC.
Jakarta
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
PENYAKIT KANKER
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) Perubahan berat badan, ada atau tidak, dalam berapa lama, besar
perubahan berat badan.
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Tujuan :
a. Perencanaan 1. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan
penyakit serta daya terima pasien.
2. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara
berlebihan
3. Mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
4. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap
makanan oleh pasien dan keluarganya.
Preskripsi Diet :
5. Energi tinggi, yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32
kkal/kg BB untuk perempuan. Apabila pasien dalam keadaan
gizi kurang, maka kebutuhan energi menjadi 40 kkal/kg BB
untuk laki – laki dan 36 kkal/kg BB untuk perempuan.
6. Protein tinggi , yaitu 1,1,5 gr/kg BB
7. Lemak sedang, yaitu 15 – 20 % dari kebutuhan energy total
8. Karbohidrat cuku, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
9. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B
kompleks, C dan E.
10. Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif
internal
11. Bila imunitas menurun (leukosit < 10 ul) atau pasien akan
menjalani kemoterapi agresif, pasien harus dapat makanan
yang steril
12. Porsi makan kecil dan sering diberikan
1. Energi tinggi
7. Indikator (Target yang akan 2. Protein tinggi
dicapai/Outcome) 3. Lemak cukup
4. Karbohidrat cukup
LUKA BAKAR
Tujuan :
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) 1. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan
a. Perencanaan yang rusak
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negative
3. Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
4. Mencegah terjadinya gejala – gejala kekurangan zat gizi
mikro.
Preskripsi Diet :
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin
atau Nutrisi Enteral Dini (NED)
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman
dan luas luka
3. Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total.
4. Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energi total.
Pemberian lemak yang tinggi menyebabkan penundaan
respon kekebalan sehingga pasien lebih mudah terkena
infeksi.
5. Karbohidrat sedang yaitu 50-60 % dari kebutuhan energi
total. Bila pasien mengalami trauma jalan napas (trauma
inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55 % dari kebutuhan
energi total.
6. Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang dianjurkan, untuk membantu mempercepat
penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam
bentuk suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah
sebagai berikut:
a. Vitamin A minimal 2 kali AKG
b.Vitamin B minimal 2 kali AKG
c. Vitamin C minimal 2 kali AKG
d.Vitamin E 200 SI
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng ,natrium, kalium,
kalsium, fosfor, dan magnesium. Sebagian mineral diberikan
dalam bentuk suplemen.
8. Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan
dan elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama,
pemberian cairan ditujukan untuk mengganti cairan yang
hilang agar tidak terjadi shock.
1. Protein tinggi
7. Indikator (Target yang akan 2. Lemak cukup
dicapai/Outcome) 3. Karbohidrat cukup
4. Cairan dan minera tinggi
TINDAKAN BEDAH
Pasca Bedah
Tujuan Diet Pasca Bedah adalah untuk mengupayakan agar
status gizi pasien segera kembali normal, untuk mempercepat
proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh
pasien, dengan cara sebagai berikut :
a. Memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi dan protein )
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat
gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Preskripsi Diet :
5. Energi
a. Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan
sebanyak 40-45 kkal/kg BB
b. Bagi pasien yang status gizi lebih diberikan sebanyak 10-
25% dibawah kebutuhan energi normsl
c. Bagi pasien yang status gizi baik diberikan sesuai dengan
kebutuhan energi normal ditambah faktor stres sebesar
15% dari AMB ( Angka Metabolisme Basal )
d. Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan
sesuai dengan penyakinya.
6. Protein
a. Bagi pasien yang status gizi kurang, anemia, albumin
rendah (<2,5 mg/dl) diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg
BB
b. Bagi pasien yang ststus gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB
c. Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai
dengan penyakinya
d. Lemak cukup, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total.
Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai
dengan penyakinya
e. Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi
total untuk menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien
dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai
dengan penyakitnya
f. Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu
ditambahkan dalam bentuk sumplemen
g. Mineral cukup, bila perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen
h. Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran
cerna atau klisma, sehingga tidak menggangu proses
pembedahan ( tidak buang air besar atau kecil dimeja
operasi)
Pasca bedah
Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan
kemampuan dan kebiasaan makan penderita.
6. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan
secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan
biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung
pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti :
a. Pasca Bedah Kecil, Makanan diusahakan secepat
mungkin kembali seperti biasa atau normal.
b. Pasca Bedah Besar, Makanan diberikan secara berhati-
hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya.
HIV/AIDS
1. Tampak kurus
2. Tampak kehilangan massa lemak
3. Kemampuan mengunyah
4. Sariawan
5. Sulit menelan
Klinis/Fisik
6. Mual dan muntah
7. Konstipasi dan diare
8. Kemampuan untuk makan sendiri
9. Gejala lain yang berhubungan dengan kemampuan
10. makan
1. Riwayat penyakit
2. Kondisi keluarga yang berhubungan gizi, misalnya ayah
Riwayat Personal tidak bekerja lagi sehingga asupan makan anak berkurang
3. Tinggal bersama teman, keluarga atau sendiri
4. caregiver
1. Domain Asupan
2. Asupan gizi tidak adekuat
3. Peningkatan kebutuhan zat gizi
4. Domain Klinis
5. Kesulitan menelan, bisa terjadi akibat adanya masalah oral
misalnya kandidiasis oral.
6. Kehilangan BB yang tidak diharapkan, bisa terjadi karena
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi)
asupan tidak adekuat akibat peningkatan kebutuhan karena
adanya infeksi dan gangguan makan.
7. Domain perilaku
8. Kebiasaan makan dan minum yang tidak tepat
9. Akses terhadap makanan
10. Kurangnya pengetahuan
11. Ketidaksiapan untuk melakukan perubahan perilaku terkait
gizi
TuTujuan :
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
1. pemenuhan kebutuhan yang ideal adalah dari pemberian diet
a. Perencanaan
yang adekuat (FANTA, 2005)
2. Pemberian suplementasi zinc untuk menguangi diare (James,
Marianne, Nigel, Nandi, 2010)
3. Keanekaragaman konsumsi makanan dapat memenuhi
kebutuhan gizi
Preskripsi Diet :
1. Pada ODHA sehat kebutuhan gizi disesuai dengan : usia,
jenis kelamin, Aktifitas
2. Faktor lain (pertumbuhan, kehamilan, menyusui) Kebutuhan
brotein sama seperti kondisi normal yaitu 10–15 %
kebutuhan energi/hari, tetapi apabila ada infeksi atau kondisi
malnutrisi maka kebutuhan meningkat berkisar antara 2 – 2,5
g/kgBB
3. Lemak dan karbohidrat, normal tidak ada pengaturan khusus
kecuali dalam kondisi tertentu (DM, Dislipidemia) Intervensi
ODHA Malnutrisi (dewasa)
4. IMT 16 sd <18,5 kg/m² Diberikan suplementasi makanan
dapat dalam bentuk makanan enteral, snack padat gizi
5. IMT < 16 kg/m² diberikan makanan therapeutic misalnya F
100 atau yg setara
6. Hygiene
7. Minum air matang
8. Mencuci tangan
9. Mengkonsumsi makanan matang khususnya sumber hewani
10. Cuci bersih sayur dan buah
11. Tutup makanan agar tidak terkontaminasi
PENYAKIT PARU
Preskripsi Diet :
1. Energi tinggi. Pada perhitungan energu, diperhatikan faktor
stress, aktifitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh.
2. Protein diberikan 1,2-1,5 gram/kg BB untuk memelihara dan
mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
3. Lemak diberikan 30-40% dari total kebutuhan energy.
4. Karbohidrat rendah 40-45 % dari total kebutuhan energy
5. Makanan diberikan dalam bentuk lunak
6. Serat dinaikkan secara bertahap
7. Jika ada demam asupan cair dinaikkan 1 ml/kal
8. Pasien dengan odema, batasi asupan natrium dan naikka
asupan kalium
9. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara
mekanik, termik, maupun kimia.
PASIEN KRITIS
Pengukuran antropometri :
2. Asesmen/Pengkajian : BB, TB, tinggi lutut, panjang lengan
Estimasi TB dengan mengukur tinggi lutut :
Antropometri TB Pria = (2,02xTL)-0,4U + 64,19
TB Wanita = 1,83 TL-0,24U + 84,88