Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN ASUHAN GIZI

No. Revisi Halaman


No. Dokumen 00 1/3
RSUD Tugu Koja Ditetapkan
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara Direktur RSUD Tugu Koja,
Tanggal Terbit
PANDUAN ASUHAN ...../...../2018
GIZI dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
SOFT TISSUE TUMOR

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien soft tissue


1. Pengertian tumor yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien
berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk
menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan
berkualitas

2. Asesmen/Pengkajian Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi


: Antropometri dan atau kondisi khusus. Data berat badan, tinggi badan,
Indeks Masa Tubuh dan atau lingkar lengan atas

Biokimia Mengkaji data labolatorium terkait gizi seperti HB, GDS,


GDP,GDNPP dan hasil lab lainya (bila ada)
Mengkaji data nyeri pada daerah padluka post op, nafsu
Klinis/Fisik makan dan mual jika ada.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
Riwayat Makan bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk
Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat
Riwayat Personal penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan,
status kesehatan mental, serta status kognitif
Prediksi sub optimal asupan energi berkaitan tindakan
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) pasca bedah ditandai dengan asupan energi lebih rendah
dari kebutuhan (NI-1.4)

Tujuan :
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Memberikan makanan sesuai kebutuhan guna
a. Perencanaan mempercepat proses pemulihan.
Preskripsi Diet :
 BMR Pria : 66 + (13,7 x BB ) + (5x TB ) – (6,8
Usia )
 BMR Wanita : 655 + (9,6 x BB) + 1,8 x TB ) –
(4,7 x Usia )
 Energi total = BMR x AF x FS
Protein 10- 15 % dari Energi total . Selama pemulihan
kondisi diberikan tinggi protein
Lemak 20-25% dari energi total
Karbohidrat 60-70 %dari total asupan energi
Diberikan bertahap disesuaikan dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
Cukup cairan
Bentuk makanan mulai dari makanan lunak, makanan
biasa (sesuai kondisi pasien )
Jalur makanan. (oral/enteral) sesuai kondisi klinis dan
kemampuan mengkonsumsi
b. Implementasi
c. Edukasi
Pelaksanaan pemberian makan sesuai dengan
d. Konseling Gizi
preskripsi diet dengan bentuk lunak/biasa Pemberian
e. Koordinasi dengan edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
tenaga kesehatan lain dan penunggu pasien (care giver)
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain
yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga
kesehatan lain terkait asuhan pasien

Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu


5. Monitoring dan Evaluasi monitor hasil positif maupun negative dari :
1. Status Gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik Klinis terkait gizi, , tidak nafsu makan, mual
4. Asupan Makanan

6. Re Asesmen (Kontrol kembali) Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal
jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen di rawat jalan.

1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan


7. Indikator/Outcome 2. Status Gizi Optimal
3. Tidak ada mual,
4. Peningkatan Pengetahuan Gizi Seimbang

1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi


8. Kepustakaan Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (PERSAGI)
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT)
Reference Manual. Standardize Language for the
Nutrition Care Proces

Anda mungkin juga menyukai