Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DEFINISI

A. Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian gizi, yang meliputi
terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit
pasien. (PGRS, 2014)
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakut atau kondisi klinis yang harus
diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi
metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
labolatorium, baik pasien ranap ataupun rajal. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat
baik di dalam maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan,
terutama tenaga gizi.

BAB II
Ruang Lingkup Pelayanan

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 1


Ruang lingkup asuhan dan terapi gizi terintegrasi meliputi rencana, pemberian asuhan dan terapi gizi,
monitoring dan evaluasi serta di catat di rekam medis pasien sesuai kebutuhan pasien.

1. Rumah sakit menetapkan penyediaan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien termasuk proses
pemesanan makanan pasien sesuai dengan status gizi pasien dan kebutuhan pasien serta dicatat di rekam
medis pasien.
2. Rumah sakit menetapkan tentang penyiapan makanan serta penyimpanan makanan dengan mengurangi
risiko kontaminasi dan pembusukan
3. Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuia dengan kebutuhan pasien.
4. Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan terapi diit pasien dan risiko
kontaminasi serta pembusukan bila keluarga membawa makanan dari luar rumah sakit bagi pasien
5. Rumah sakit tidak menyediakan tempat khusus makan untuk keluarga yang mebawa makanan dari luar
rumah sakit
6. Rumah sakit menetapkan asuhan dan terapi gizi di Rumah Sakit Misi lebak yang terintegrasi pada pasien
maupun pasien risiko nutrisi
7. Asuhan dan terapi gizi di Rumah sakit Misi Lebak meliputi rencana, pemberian asuhan dan terapi gizi,
monitoring dan evaluasi serta di catat di rekam medis pasien seusai kebutuhan pasien.

BAB III
Tata Laksanana
A. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan/ Produksi Dan Distribusi Makanan
Penyelenggaraan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai
dengan pendistribusian makanan kepada konsumen/pasien, dalam rangka pencapaian status kesehatan
yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan dan evaluasi.

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 2


Penyelenggaraan di Rumah Sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan
yang kualitasnya baik dan jumlah yang sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi
klien/pasien yang membutuhkannya.
Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit misi adalah konsumen, dalam hal ini yaitu
pasien dan pegawai Dinas Jaga 24 jam. Dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit, standar
masukan (input) meliputi biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metoda peralatan, sedangkan standar
proses meliputi penyusunan anggaran belanja bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan
dan penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan serta pengolahan makanan dan
pendistribusian makanan. Sedangkan standar keluaran (output) adalah mutu makanan dan kepuasan
konsumen.
1. Bentuk Penyelenggaraan Makanan
Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan Unit Pelayanan Gizi di
rumah sakit. Sistem penyelenggaraan makanan seluruhnya dilakukan oleh pihak rumah sakit atau
dikenal juga sebagai swakelola.
2. Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Makanan
Mekanisme kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi :
a. Perencanaan Anggaran Belanja Makanan
Merupakan penyusunan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyusunan
anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi konsumen/pasien yang
dilayani.
Tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai dengan
standar kecukupan gizi.
Prasyarat :
1. Adanya kebijakan rumah sakit
2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan rumah sakit
3. Tersedianya data standar makanan untuk pasien
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan
5. Tersedianya data rata-rata jumlah konsumen/pasien yang dilayani
6. Tersedianya siklus menu
Langkah – langkah:
1. Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen tahun
2. Sebelumnya
3. Tetapkan macam dan jumlah konsumen/pasien
4. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan melakukan survey pasar, harga
rekanan tahun sebelumnya kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan
5. Buat standar kecukupan gizi (standar porsi) kedalam berat kotor
6. Hitung indeks harga makanan perorangan perhari sesuai dengan konsumen yang mendapat
makanan
7. Hitung anggaran belanja makanan setahun untuk masing-masing pasien perkelas perawatan

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 3


8. Buat RBA semua bahan yang diperlukan oleh Instalasi Gizi
9. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada bagian rumah tangga dengan unit yang lain,
kemudian diserahkan kebagian keuangan
10. Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administrative.

B. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk
memenuhi selera konsumen/pasien dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi
seimbang.Siklus tersedia dalam siklus 10+1 dalam periode satu tahun.
Prasyarat :
1. Peraturan pemberian makanan rumah sakit
2. Standar porsi dan standar resep
3. Standar bumbu
Dalam perencanaan menu yang harus diperhatikan adalah :
a. Kebutuhan gizi, dengan acuan yang dipakai :
1) AKG (Angka Kecukupan Gizi) di Indonesia oleh Direktorat Departemen Kesehatan RI
2) Buku penuntun Diet, RSCM dan Persagi, Depkes RI
b. Peraturan dan macam rumah sakit
c. Kebiasaan makan
d. Macam dan jumlah orang yang dilayani
e. Peralatan dan perlengkapan dapur
f. Macam dan jumlah pegawai
g. Macam dan pelayanan yang diberikan
h. Musim/iklim dan keadaan pasar
i. Keuangan yang tersedia
Langkah-langkah
a. Bentuk Tim
b. Kumpulkan tanggapan-tanggapan menu yang lalu
c. Catat jumlah pemasak, alat dapur yang tersedia
d. Buat rincian dan jumlah konsumen
e. Lihat peraturan pemberian makanan di rumah sakit
f. Tetapkan suatu siklus menu
g. Tetapkan besar porsi untuk setiap hidangan menu
h. Membuat menu khusus hari raya atau hari tertentu
i. Susun menu yang diinginkan
Langkah-langkah menyusun dan membuat menu:
a. Mengumpulkan berbagai jenis hidangan, kelompokan berdasarkan jenis makanan (hewani,
nabati, sayuran, buah dan snack) sehingga memungkinkan variasi yang lebih banyak
b. Buat master menu berdasarkan siklus menu yang berlaku

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 4


c. Serasikan dengan warna, komposisi, konsistensi bentuk dan variasinya; kemudian lauk
nabati, sayur, buah dan snack
d. Uji menu dan tes berdasarkan hasil uji cita rasa
e. Nilai menu dengan beberapa penilaian objektif
f. Buat perbaikan menu dan selanjutnya menu siap untuk diusulkan kepada pengambil
keputusan.
Hal diperlukan dalam perencanaan menu
a. Standar AKG, Penuntun Diet
b. Buku standar resep, standar bumbu
c. Buku-buku resep, majalah yang berisi resep
d. Pedoman penggunaan Biaya Makan Pasien per kelas dan Dinas Jaga 24 jam

C. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan


Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan bahan
makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan.Adanya perhitungan kebutuhan bahan
makanan bertujuan agar tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk pasien
dalam satu tahun anggaran.
Persyaratan :
1. Adanya kebijakan rumah sakit mengenai biaya makan pasien dan Dinas Jaga 24 jam
2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan rumah sakit
3. Tersedianya data standar makanan untuk pasien
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan
5. Tersedianya siklus menu
6. Tersedianya data jumlah pasien/konsumen yang dilayani
7. Tersedianya standar resep, standar porsi, dan standar bumbu
8. Memperhatikan spesifikasi bahan makanan
9. Memperhatikan hari-hari khusus seperti hari raya
10. Memperhatikan situasi pasar.

Langkah-langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan


1. Kumpulkan semua data permintaan makanan dari setiap ruang perawatan
2. Rekap semua permintaan makanan berdasarkan kelas perawatan, bentuk makanan dan jenis
diet
3. Tentukan standar porsi tiap bahan makanan dan buat berat kotor
4. Hitung kebutuhan bahan makanan sesuai dengan siklus menu dan jumlah pasien berdasarkan
kelas perawatan
5. Hitung dengan cara : Jumlah pasien X Berat kotor + 5%

D. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 5


Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu atau
pedoman menu dan rata jumlah konsumen yang dilayani.Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya
daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang ditetapkan.
Prasyarat:
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengadaan makanan
2. Adanya perjanjian kerja sama rumah sakit dengan rekanan
3. Adanya peraturan pemberian makanan rumah sakit
4. Tersedianya standar makanan untuk pasien
5. Tersedianya siklus menu
6. Tersedianya data jumlah pasien/konsumen yang dilayani
7. Tersedianya dana
Langkah-langkah Pemesanan Bahan Makanan
1. Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalikan standar
porsi dengan jumlah pasien kali kurun waktu pemesanan.
2. Kebutuhan bahan makanan berdasarkan kelas perawatan satu hari sebelum digunakan
3. Frekuensi pemesanan bahan makanan segar seperti sayuran, daging, ikan, tempe, tahu, dan
bahan makanan basah lainnya dilakukan 4 kali dalam satu minggu.
4. Pesanan dalam jumlah berat/butir/buah.
5. Pemesanan bahan makanan dicatat oleh petugs gizi pada form permintaan pemesanan bahan
makanan, lalu diserahkan kepada pemeliharaan rumah tangga.
6. Bagian pemeliharaan rumah tangga memesan bahan makanan kepada rekanan sesuai dengan
permintaan unit gizi.
7. Pesanan dibuat rangkap dua, 1 untuk rekanan dan satu lagi untuk arsip.
8. Rekanan akan mengirim sesuai dengan pesanan.

E. Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan


1. Penerimaan Bahan Makanan
Suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang
macam, kualitas dan kuantitas makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi
yang ditetapkan agar tersedianya bahan makanan yang siap diolah
Persyaratan :
1) Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian
2) berupa macam dan jumlah yang akan diterima
3) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
4) Bahan makanan sebelum diterima harus diperiksa oleh Petugas pemeriksaan barang
Langkah-langkah Penerimaan Bahan Makanan
1) Bahan makanan yang dibeli diterima dibagian unit gizi.
2) Petugas unit gizi memeriksa bahan makanan, mencocokan antara jumlah pemesanan pada
nota belanjaan dengan fisik dengan cara menimbang/menghitung bahan makanan.

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 6


3) Jika bahan makanan tidak sesuai dengan syarat atau spesifikasi bahan makanan, maka bahan
makanan di kembalikan kepada rekanan, dan rekanan mengganti bahan makanan sesuai
dengan spesifikasi yang telah dibuat pada form perjanjian.
4) Bagian gudang instalasi gizi akan menyimpan bahan makanan kering ke gudang bahan
makanan kering.
5) Untuk bahan makanan segar disimpan ke gudang segar atau langsung diserahkan ke bagian
pengolahan untuk digunakan.
2. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara
keamanan bahan makanan kering dan segar baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan
makanan kering dan segar serta pencatatan dan pelaporannya.Kegiatan ini bertujuan agar
tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan
perencanaan.
Persyaratan :
1) Adanya system penyimpanan barang
2) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan segar dan kering sesuai dengan
persyaratan
3) Tersedianya buku catatan keluar masuknya bahan makanan.

Langkah –langkah Penyimpanan Bahan Makanan


1) Bahan makanan basah dan bahan makanan kering yang datang, disimpan dan memiliki
tanggal kadaluarsa lebih dahulu digunakan lebih dahulu atau sistem FIFO (First In Fisrt
Out) dan FEFO (First Expired First Out).
2) Bahan makanan yang diterima kemudian dilakukan pencucian/pembersihan bahan
makanan seperti sayur dibersihkan dari kotoran, dan bagian yang tak terpakai, jika sudah
bersih sayuran dibungkus dengan koran untuk memperlambat pembusukan sampai bahan
makanan digunakan.
3) Untuk bahan makanan kering disimpan di gudang bahan kering dengan suhu ruang.
4) Apabila bahan makanan yang langsung digunakan setelah ditimbang dan diawasi oleh
bagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.
Syarat Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Kering
1. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan ataupun
urutan pemakaian bahan makanan.
2. Menggunakan bahan makanan yang diterima lebih dahulu (FIFO = First In First Out).
Untuk mengetahui bahan makanan yang diterima diberi tanggal penerimaan.
3. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembukuan di bagian
penyimpanan bahan makanan ini, termasuk kartu stock bahan makanan harus segera diisi
tanpa ditunda, diletakan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti secara berkelanjutan.
4. Kartu/ buku penerimaan dan pengeluaran bahan makanan, harus segera diiisi dan
diletakkan pada tempatnya

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 7


5. Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.
6. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup, terbungkus rapat dan tidak
berlubang. Diletakkan di atas rak bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada
dinding.
7. Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan dan dibuka pada waktu-waktu yang
telah ditentukan. Pegawai yang masuk keluar gudang juga hanya pegawai yang ditentukan.
8. Suhu ruang harus kering hendaknya berkisar antara 19-21o C.
9. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu + 10oC.
10. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan : 80% – 90%.
11. Pembersihan ruangan secara periodik, 2 kali seminggu.
12. Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi pengrusakan oleh
binatang pengerat harus diperbaiki.
Syarat Penyimpanan Bahan Makanan Segar :
Karena bahan makanan segar mudah sekali rusak dalam suhu tinggi atau sinar matahari,
maka bahan makanan ini harus disimpan dalam tempat yang dingin sesuai suhu Yang
diperlukan.
1. Suhu tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan makanan agar tidak
menjadi rusak.
2. Pengecekan terhadap suhu dilakukan dua kali sehari danPembersihan lemari es/ruang
pendingin dilakukan setiap hari.
3. Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah terjadi pengerasan.
4. Semua bahan yang akan dimasukan ke lemari/ruang pendingin sebaiknya dibungkus
plastik atau kertas.
5. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau bersama bahan makanan lain yang tidak
berbau.
6. Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul diperhatikan, untuk buah-
buahan, ada yang tidak memerlukan pendinginan, perhatikan sifat buah tersebut sebelum
dimasukkan ke dalam ruang/lemari pendingin.
7. Bahan makanan daging, ikan, udang, dan hasil olahannya tergantung dari lama waktu
penyimpanan (< 3 hari: -5 - 00C, <1 minggu: -10 – 500c, dan >1 minggu <-100c).
8. Bahan makanan telur, buah, dan hasil olahannya tergantung dari lama waktu
penyimpanan <3 hari: 5-70c, < 1 minggu: -5 – 00c, >1 minggu: < - 50c
9. Suhu pada bahan makanan sayur, buah, dan minuman tergantung dari lama waktu
penyimpanan, < 3 hari: 100c, <1 minggu: 100c, > 1 minggu: 100c.
10. Memperhatikan sisa bahan makanan untuk pembelian yang akan datang.
3. Penyaluran Bahan Makanan
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan
permintaanharianagar bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai
dengan pesanan
Persyaratan :

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 8


1. Adanya bon permintaan bahan makanan
2. Tersedianya buku catatan keluar masuknya bahan makanan

F. Persiapan Bahan Makanan


Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam rangka mempersiapkan bahan–
bahan makanan serta bumbu-bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan yang termasuk dalam
proses persiapan adalah membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam dan
sebagainya. Kegiatan ini bertujuan agar bahan makanan serta bumbu-bumbu sesuai standar resep.
Prasyarat :
1. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan
2. Tersedianya peralatan persiapan
3. Tersedianya protap persiapan
4. Tersedianya aturan proses-proses persiapan

G. Pengolahan Bahan Makanan


Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan
mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.
Tujuan :
1. Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan
2. Meningkatkan nilai cerna
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan
4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

Prasyarat :
1. Tersedianya siklus menu
2. Tersedianya bahan makanan yang akan diolah
3. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan
4. Tersedianya aturan penilaian
5. Tersedianya prosedur tetap pengolahan.

Cara – cara Proses Pemasakan :


1. Pemasakan dengan medium udara
a. Membakar / mengepan yaitu memasak bahan makanan dalam oven sehingga
masakan menjadi kering atau kecoklatan.
b. Memanggang yaitu memasak bahan makanan langsung diatas bara api sampai
kecoklatan dan mendapat lapisan yang kuning.
2. Pemasakan dengan menggunakan medium air/merebus
3. Medium uap air : mengetim, mengukus, tekanan udara / steam
4. Menggunakan lemak : menggoreng
5. Pemasakan langsung ke alat masak : menyangrai

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 9


6. Pemasakan dengan kombinasi : Menumis yaitu memasak dengan menggunakan sedikit
minyak dan ditambah air.

H. Pendistribusian Makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan
jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus)
agar konsumen/pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
Prasyarat :
1. Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit, menyangkut standar penyediaan
energi dan zat gizi lainnya serta dietetika.
2. Tersedianya standar porsi yang disediakan rumah sakit.
3. Adanya peraturan pengambilan makanan
4. Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet pasien/kebutuhan konsumen
5. Tersedianya peralatan makan
6. Tersedianya sarana pendistribusian makanan
7. Tersedianya tenaga penyaji makanan
8. Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama.

Waktu pemberian Makan Pasien di Rumah Sakit BUN :


Makan Pagi :Pukul 06.00 – 07.00
Makan Snack Pagi :Pukul 09.30 – 10.00
Makan Siang :Pukul 12.00 – 13.00
Makan Sore :Pukul 16.00 – 17.00

Macam Penyaluran Makanan :


Sistem penyaluran yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan, tergantung
pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada. Terdapat 3 (tiga) system
penyaluran makanan yang biasa dilaksanakan di rumah sakit yaitu system yang dipusatkan
(Sentralisasi), system yang tidak dipusatkan
(Desentralisasi), dan kombinasi antara sentralisasi dan desentralisasi.
1. Sentralisasi : yaitu pendistribusian makanan yang dipusatkan di dapur utama, dimana
dari dapur utama makanan langsung disajikan ke dalam alat makan pasien.
2. Desentralisasi : yaitu pendistribusian makanan yang tidak dipusatkan dimana makanan
pasien dari dapur utama dibawa ke dapur ruang perawatan dalam jumlah yang banyak.
Selanjutnya di ruang perawatan makanan akan disajikan ke dalam alat makan pasien.
3. Kombinasi : dilakukan dengan cara sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam
alat makan pasien, dan sebagian lagi dimasukan kedalam wadah besar untuk dibawa ke
ruang perawatan untuk disajikan.

Pendistribusian makanan di Rumah Sakit BUN dilakukan dengan metode sentralisasi.

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 10


Masing – masing cara penyaluran tersebut mempunyai keuntungan dan kelemahan sebagai
berikut ;
Keuntungan cara Sentralisasi :
1. Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya dan pengawasan.
2. Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti
3. Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan
4. Ruangan pasien terhindar dari keributan
5. Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat

Kelemahan cara Sentralisasi :


1. Memerlukan tempat yang luas
2. Adanya tambahan biaya untuk peralatan dan perkembangan
3. Makanan sampai ke pasien sudah dingin
4. Makanan kemungkinan tercampur akibat perjalanan dari dapur utama ke ruangan

Keuntungan cara Desentralisasi :


1. Tidak memerlukan tempat yang luas
2. Makanan dapat dihangatkan kembali
3. Makanan dapat disajikan lebih baik dan rapi

Kelemahan cara Desentralisasi :


1. Memerlukan tenaga yang lebih banyak
2. Makanan dapat rusak bila petugas lupa menghangatkannya
3. Besar porsi sukar diawasi
4. Pengawasan harus lebih banyak dilakukan ruangan pasien dapat terganggu

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi


Pencatatan laporan dan evaluasi adalah serangkaian kegiatan pengumpulan, dan pengolahan data
kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu (harian,
mingguan, triwulan/tahunan).
Tujuan :
Untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi
Rumah Sakit dan pengambilan keputusan.

Kegiatan Pencatatan Pelaporan :


1. Pencatatan pelaporan ketenagaan berupa daftar dinas, daftar hadir, daftar cuti (sakit, alpa,
melahirkan dll)
2. Pencatatan pelaporan inventaris peralatan berupa daftar inventaris peralatan, pelaporan dan
kerusakan peralatan

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 11


3. Pencatatan pelaporan operasional penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi rumah sakit
dimulai dari laporan perencanaan anggaran belanja makanan sampai laporan pendistribusian
makanan.

J. Pelayanan Gizi Rawat Inap


Pelayanan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi yang berkesinambungan
dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat inap. Kegiatan ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal, berupa pemberian makanan dan konsultasi gizi
pada pasien rawat inap.
1) Konsumen :
Konsumen adalah pasien yang dirawat inap yang dirawat di ruang rawat inap RS BUN.
2) Kebijakan
1. Adanya Tim asuhan Nutrisi : dokter, perawat, dietisien, tenaga farmasi dll.
2. Tersedianya dokumen medik
3. Tersedianya form anamnesia
4. Tersedianya food recorder sedianya food recall
5. Tersedianya form analisa bahan makanan
6. Tersedianya leaflet diet
7. Tersedianya daftar penukar bahan makanan
8. Tersedianya form asupan makanan
9. Tersedianya form pasien baru
10. Tersedianya form permintaan makanan pasien

K. Memberikan Informasi Dan Edukasi Pasien Baru


Pasien baru diberikan edukasi diet atau informasi terkait makanan yang akan diberikan selama dirumah
sakit, kegiatan itu meliputi :
1. Perkenalan dietisien kepada pasien
2. Menanyakan keluhan yang berhubungan dengan diagnose
3. Menanyakan riwayat sakit termasuk riwayat alergi terhadap makanan
4. Menanyakan makanan pantangan atau makanan yang tidak boleh di konsumsi menurut
kepercayaan/tradisi budaya
5. Memberikan edukasi diet
6. Memberikan informasi diet, bentuk dan jenis makanan yang akan diberikan.

L. Pelaksanaan Pemberi Asuhan


1) Dietisien melakukan skrining gizi yang meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan
2) Dietisien Mengkaji status gizi pasien dengan perhitungan IMT
3) Melakukan anamnesis riwayat gizi pasien
4) Merencanakan diet kedalam bentuk makanan

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 12


5) Memberikan masukan kepada dokter berdasarkan hasil pemantauan/evaluasi terapi gizi
6) Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien bersama dengan perawat ruangan
7) Memberikan penyuluhan dan konsultasi diet kepada pasien dan keluarganya

BAB IV

DOKUMENTASI

1. Dokumen medik
2. Form annamesa skrining gizi
3. Form fodd recall
4. Daftar penukar
5. Form asupan makanan
6. Form permintaan makanan pasien
7. Buki intake makanan pasien

|Panduan Pemberian Makanan Dan Terapi Nutrisi 13

Anda mungkin juga menyukai