Anda di halaman 1dari 27

Kebijakan Pencegahan dan Tatalaksana Masalah Gizi pada Balita

dan Pencatatan Pelaporan di Sigizi Terpadu_Pelita Kesmas

Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Tangerang, 11 November 2022


1 GAMBARAN SITUASI

2
2 TATA LAKSANA MASALAH GIZI PADA BALITA

5
DEFINISI MASALAH GIZI PADA BALITA

• Balita dengan indeks BB/PB (atau


• pertumbuhan yang tidak adekuat atau
WEIGHT ketidakmampuan untuk BALITA BB/TB) kurang dari -3 SD atau
• Pengukuran LiLA < 11,5 cm (usia
FALTERING mempertahankan pertumbuhan GIZI 6-59 bulan) atau
• tanda awal kekurangan gizi, harus
dicari penyebabnya dan ditatalaksana BURUK • edema bilateral yang bersifat
pitting (tidak kembali setelah
segera
ditekan).

• Balita dengan indeks BB/PB atau • Gangguan pertumbuhan dan


BB/TB di antara -3 SD sampai kurang BALITA perkembangan anak akibat
BALITA dari -2 SD, atau
STUNTING kekurangan gizi kronis dan infeksi
GIZI berulang, yang ditandai dengan
KURANG • Usia 6-59 bulan: Pengukuran LiLA panjang atau tinggi badannya
berada di antara 11,5 cm sampai berada di bawah standar yang
kurang dari 12,5 cm. ditetapkan

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita


Kebijakan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi
Terdiri dari 4 Komponen, yaitu:

1 Penggerakan peran serta aktif masyarakat

2 Layanan rawat jalan bagi balita (6-59 bulan) dengan gizi buruk tanpa
komplikasi medis, dilakukan di fasilitas kesehatan primer

Komplikasi Medis :
3 Layanan rawat inap untuk gizi buruk :
 Bayi usia < 6 bulan (dengan/ tanpa komplikasi medis)
 Balita > 6 bulan dengan berat badan < 4 kg
1. Anoreksia
2. Dehidrasi berat (muntah
terus menerus, diare)
 Balita 6-59 bulan dengan komplikasi medis 3. Letargi atau Penurunan
kesadaran
4. Demam tinggi
4 Layanan balita dengan gizi kurang 5. Pneumonia Berat (sulit
bernafas atau bernafas
cepat)
6. Anemia Berat

9
Laporan Masyarakat
(Keluarga, Kader, Kunjungan Balita Rujuk
TOMA, Desa, LSM, ke Posyandu, Rujuk Balik
PAUD, BKB, dll
ALUR RUJUKAN dll *) pada balita gizi buruk
**) Komplikasi medis meliputi:
1. Anoreksia
KASUS GIZI BURUK Pelacakan dan
Penemuan Kasus Aktif
Penemuan Kasus Pasif
2. Dehidrasi berat (muntah terus menerus, diare)
3. Letargi atau penurunan kesadaran
4. Demam tinggi
5. Pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas cepat)
6. Anemia berat
PUSKESMAS/ FKTP

Red flag diantaranya:


• kelainan struktural misalnya, kelainan di area
Tidak dapat SEGERA Tangani Y Kasus gawat
ditangani kegawatdaruratan
mulut, gigi, dan kerongkongan
a darurat • kelainan neurodevelopmental, misalnya kelainan
kongenital dan keterlambatan perkembangan
Tida • tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya
k masalah medis misalnya gastroesophageal reflux
Stabil PEMERIKSAAN KOMPREHENSIF: ditandai muntah berulang, diare berulang, BBLR,
- Manajemen Terpadu Balita Sakit prematur, dan infeksi saluran napas berulang.
- Pemeriksaan Antropometri (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, BB/TB, IMT/U,
LiLA)
- Penilaian weight increment & height increment (usia 0-24 bulan), tren IMT/U
- Pemeriksaan pitting edema bilateral
- Melakukan tes nafsu makan *)

• Gagal tumbuh Gizi Buruk


• Gizi kurang Balita berisiko
pendek/stunting

< 6 bulan 6 – 59
Tida bulan
k Penyakit
Penyerta
BB < 4 kg BB ≥ 4 kg
Ya
Ya
Red
Flag Ya Komplikasi
Medis**)
Tida
k Tida
Rawat Inap di Ya
Rawat Jalan di k Tida Rawat Jalan di
Fasyankes/Puskesmas/TFC/R
Red Flag k
Puskesmas/FKTP S Puskesmas/FKTP

RUMAH SAKIT/FKRTL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TERDAPAT 5 KELOMPOK SPO

1. SPO Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk atau yang Berisiko Gizi Buruk

2. SPO Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan

3. SPO Tata Laksana Balita Gizi Buruk di Layanan Rawat Jalan

4. SPO Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita Usia 6-59 Bulan di Layanan Rawat
Inap

5. SPO Tata Laksana Gizi Buruk Pasca Rawat Inap pada Bayi Usia < 6 Bulan Dan
Balita Usia ≥ 6 Bulan dengan Berat Badan < 4 Kg di Layanan Rawat Jalan

11
1. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK
ATAU YANG BERISIKO GIZI BURUK
A. Deteksi Dini Secara Aktif
• Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
Menimbang berat badan • Pastikan angka pada layar menunjukkan angka nol
• Timbang bayi dengan pakaian minim/telanjang
• Baca dan catat berat badan anak sesuai dengan angka yang tercantum pada layar Jika ditemukan minimal salah satu tanda
berikut:
• Selalu mengukur lengan kiri (atau kanan jika kidal)
Mengukur LiLA balita  Balita yang terindikasi mengalami hambatan
• Buka pakaian pada lengan kiri
usia 6–59 bulan dengan • Tekuk siku lalu cari puncak bahu dan cari ujung siku pertumbuhan
menggunakan pita LiLA • Taruh benang pada puncak bahu hingga ujung siku
berwarna  Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna
• Ukur panjang lengan atas dan lipat benang menjadi dua dan temukan ujung benang di ujung puncak
bahu untuk menentukan titik tengah lengan. Tandai titik tengah pada kulit menggunakan bolpen kuning (LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm) atau warna
• Luruskan lengan anak: tangan harus santai, sejajar dengan badan merah (< 11,5 cm)
• Lingkarkan pita LILA di titik tengah yang sudah ditandai. Pastikan pita menempel rata di sekeliling  Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna hijau
kulit, tidak terlalu ketat atau terlalu longgar Ukur hingga ke angka 0.1 cm terdekat. namun terlihat sangat kurus
 Balita yang teridentifikasi adanya pitting
Mengidentifikasi Anak tampak kurus atau sangat kurus dibandingkan anak lain sesuai usia dan jenis kelaminnya,
kehilangan massa otot dan lemak subkutan (wajah seperti orang tua atau old man’s face, kulit bokong edema bilateral
balita yang terlihat  Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
berlipat atau baggy pants, tulang iga terlihat jelas atau iga gambang, otot mengecil atau atrofi otot)
sangat kurus
menyusu
Mengidentifikasi • Lakukan pemeriksaan pada kedua punggung kaki atau tangan atau kedua tungkai.
kemungkinan adanya • Tekan lembut dengan kedua ibu jari pada bagian punggung kaki atau tangan atau bagian bawah kaki
pitting edema atau tungkai dan hitung hingga tiga detik, kemudian angkat ibu jari.
bilateral • Jika lekukan bekas tekanan tertinggal pada kedua kaki atau tangan atau tungkai, ini menunjukkan
anak mengalami edema.

Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit


menyusu
Ya Tidak

Rujuk ke FKTP (Puskesmas, Dilakukan pemantauan


jejaring dan jaringannya) pertumbuhan dan
perkembangan secara
rutin
1. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK
ATAU YANG BERISIKO GIZI BURUK
B. Deteksi Dini Secara Pasif
Mengidentifikasi balita dengan menggunakan grafik pertumbuhan anak di Jika ditemukan:
hambatan pertumbuhan atau Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Buku
berisiko hambatan pertumbuhan  Balita terindikasi mengalami hambatan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak di KMS dan Buku
• Selalu mengukur lengan kiri (atau kanan jika kidal)
Mengukur LiLA balita usia 6–59

KIA:
Buka pakaian pada lengan kiri
bulan dengan menggunakan pita • Tekuk siku lalu cari puncak bahu dan cari ujung siku - Garis pertumbuhan anak memotong
LiLA berwarna untuk semua balita • Taruh benang pada puncak bahu hingga ujung siku salah satu garis Z-score
yang datang ke Posyandu • Ukur panjang lengan atas dan lipat benang menjadi dua dan temukan ujung benang di ujung - Garis pertumbuhan anak meningkat
puncak bahu untuk menentukan titik tengah lengan. Tandai titik tengah pada kulit menggunakan atau menurun secara tajam
bolpen
• Luruskan lengan anak: tangan harus santai, sejajar dengan badan
- Garis pertumbuhan anak terus
• Lingkarkan pita LILA di titik tengah yang sudah ditandai. Pastikan pita menempel rata di sekeliling mendatar, misalnya tidak ada
kulit, tidak terlalu ketat atau terlalu longgar Ukur hingga ke angka 0.1 cm terdekat. kenaikan berat badan
• Lakukan pemeriksaan pada kedua punggung kaki atau tangan atau kedua tungkai.  Balita 6–59 bulan dengan LiLA diwarna
Pemeriksaan pitting edema • Tekan lembut dengan kedua ibu jari pada bagian punggung kaki atau tangan atau kuning (LiLA 11,5 cm - <12,5 cm) atau
bilateral bagian bawah kaki atau tungkai dan hitung hingga tiga detik kemudian angkat ibu warna merah (<11,5 cm)
jari.  Balita 6–59 bulan dengan LiLA di warna
• Jika lekukan bekas tekanan tertinggal pada kedua kaki atau tangan atau tungkai, ini hijau namun terlihat sangat kurus
menunjukkan anak mengalami edema .  Balita yang teridentifikasi adanya pitting
Mengidentifikasi bayi < 6 bulan edema bilateral
yang terlalu lemah atau sulit
 Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau
menyusu
sulit menyusu

Ya Tidak

Rujuk ke FKTP
Dilakukan pemantauan
(Puskesmas,
pertumbuhan dan
jejaring dan
perkembangan secara
jaringannya)
rutin
2. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENETAPAN DAN KLASIFIKASI BALITA GIZI BURUK DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
Rujuk Red flag diantaranya:
Rujuk Balik • kelainan struktural misalnya, kelainan di area mulut, gigi, dan kerongkongan
*) pada balita gizi buruk • kelainan neurodevelopmental, misalnya kelainan kongenital dan keterlambatan
**) Komplikasi medis meliputi: perkembangan
1. Anoreksia • tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah medis misalnya
2. Dehidrasi berat (muntah terus menerus, diare) gastroesophageal reflux ditandai muntah berulang, diare berulang, BBLR, prematur, dan
3. Letargi atau penurunan kesadaran RUJUKAN/BALITA infeksi saluran napas berulang.
4. Demam tinggi DATANG KE FKTP
5. Pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas
cepat)
6. Anemia berat
Tidak dapat SEGERA Tangani Y Kasus gawat
ditangani kegawatdaruratan a darurat

Tida
k
Stabil PEMERIKSAAN KOMPREHENSIF:
- Manajemen Terpadu Balita Sakit
- Pemeriksaan Antropometri (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, BB/TB, IMT/U,
LiLA)
- Penilaian weight increment & height increment (usia 0-24 bulan), tren IMT/U
- Pemeriksaan pitting edema bilateral
- Melakukan tes nafsu makan *)

• Gagal tumbuh Gizi Buruk


• Gizi kurang Balita berisiko
pendek/stunting

< 6 bulan 6 – 59
Tida bulan
k Penyakit
Penyerta
BB < 4 kg BB ≥ 4 kg
Ya
Ya
Red
Flag Ya Komplikasi
Medis**)
Tida
k Tida
Rawat Inap di Ya
Rawat Jalan di k Tida Rawat Jalan di
Fasyankes/Puskesmas/TFC/R
Red Flag k
Puskesmas/FKTP S Puskesmas/FKTP

RUMAH SAKIT/FKRTL
3. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TATA LAKSANA
BALITA GIZI BURUK DI LAYANAN RAWAT JALAN
Secara umum penanganan sesuai 10 langkah tata laksana gizi buruk:
Fase Stabilisasi Fase Transisi Fase Rehabilitasi Fase Tindak Lanjut
No Tindakan Pelayanan
Hari 1-2   Hari 3-7 Minggu 2-6 Minggu 7-26
Mencegah dan mengatasi      
1
hipoglikemia
     
2 Mencegah dan mengatasi hipotermia

     
3 Mencegah dan mengatasi dehidrasi

Memperbaiki gangguan      
4
keseimbangan elektrolit
   
5 Mengobati infeksi

Memperbaiki kekurangan zat gizi   Tanpa Fe  Dengan Fe  


6
mikro

Memberi makanan untuk fase      


7
stabilisasi dan transisi

Memberi makanan untuk tumbuh        


8
kejar

Memberikan stimulasi untuk tumbuh        


9
kembang

Mempersiapkan untuk tindak lanjut di        


10
rumah
3. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TATA LAKSANA BALITA GIZI BURUK DI LAYANAN RAWAT JALAN

Balita gizi buruk 6-59 bulan


tanpa komplikasi medis

Anamnesis riwayat riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui dan makan (termasuk nafsu makan),
kesehatan balita penyakit dan riwayat keluarga

Pemeriksaan fisik secara • Pemeriksaan fisik umum: kesadaran, suhu tubuh, pernafasan dan nadi
umum dan khusus (MTBS) • Pemeriksaan fisik khusus seperti tercantum pada formulir MTBS (lihat checklist)

Pemeriksaan penunjang  Antibiotika berspektrum luas diberikan saat pertama kali balita masuk rawat jalan, walaupun tidak ada gejala klinis infeksi:
sesuai indikasi Amoksisilin (15 mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari.
 Bila balita sebelumnya di rawat inap, maka pemberian antibiotika merupakan lanjutan dari pengobatan sebelumnya di rawat inap.
 Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 38°C. Bila demam > 39°C rujuk balita ke rawat inap. Beri penjelasan cara
Pemberian obat sesuai hasil menurunkan suhu tubuh anak di rumah kepada pengasuh.
pemeriksaan  Vitamin dan zat gizi mikro (sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk).
o Pada balita gizi buruk pasca rawat inap, pemberian Vitamin A dan Asam Folat merupakan lanjutan dari pemberian di rawat inap.
o Pemberian Asam Folat setiap hari minimal selama 2 minggu, dengan dosis pemberian 5 mg pada hari ke-1, selanjutnya 1
mg/hari.
o Pemberian zat besi dengan dosis 3 mg/kgBB/hari, diberikan setelah mengalami kenaikan berat badan (fase rehabilitasi).
Menghitung kebutuhan gizi • Jumlah zat gizi yang diperlukan sebagai terapi gizi untuk memenuhi kebutuhan balita gizi Pemberian RUTF pada fase rehabilitatif
buruk usia 6 – 59 bulan, yaitu Energi: 150 - 220 kkal/kgBB/hari, Protein: 4 - 6 g/kgBB/hari,
Berat badan Paket Paket per Kkal per
Cairan: 150 - 200 ml/kgBB/hari
balita (kg) per minggu hari
• Pemenuhan kebutuhan gizi tersebut dapat diperoleh dari Formula 100 atau RUTF serta
hari
makanan padat gizi.
3,5 – 3,9 1½ 11 750
4,0 – 5,4 2 14 1.000
Konseling tentang pemberian Konseling Gizi tentang cara pemberian F100 atau RUTF dan makanan padat gizi
untuk Balita 6 – 59 bulan serta mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan 5,5 – 6,9 2½ 18 1.250
RUTF atau F100 dan
makanan padat gizi formulir rawat jalan. 7,0 – 8,4 3 21 1.500
8,5 – 9,4 3½ 25 1.750
Mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan formulir rawat jalan 9,5 – 10,4 4 28 2.000
10,5 – 11,9 4½ 32 2.250
Kunjungan/Kontrol Rutin* ≥ 12 5 35 2500
3. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TATA LAKSANA BALITA GIZI BURUK DI LAYANAN RAWAT JALAN

ALUR KUNJUNGAN/ KONTROL RUTIN BALITA GIZI BURUK 6-59 BULAN

Gizi buruk 1 kali seminggu


BB/PB atau BB/TB < -3 SD
atau pitting edema bilateral KONTROL RUTIN
1. Kemajuan terapi gizi
2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
Gizi kurang 1 kali setiap 3. Penilaian kemajuan, meliputi:
BB/PB atau BB/TB 1-2 minggu • Kenaikan BB
-3 SD s/d < -2 SD • Target kenaikan berat badan 50 g/kgBB/minggu
atau minimal 5 g/kgBB/hari selama 2 minggu
Gizi baik 1 kali sebulan berturut-turut
BB/PB atau BB/TB • Edema berkurang/ hilang
-2 SD s/d +1 SD • Kondisi klinis lainnya membaik
Posyandu • Bila kemajuan lambat, harus dicari penyebabnya.

KRITERIA KELUAR DARI LAYANAN RAWAT JALAN


Bila selama 2 minggu berturut-turut atau 2 kali kunjungan memenuhi kriteria:
• Status gizi baik (berdasarkan indeks antropometri yang sama saat masuk
perawatan)
Status Gizi Saat Masuk Layanan Status Gizi Saat Keluar Layanan
Rawat Jalan Rawat Jalan
LiLA < 11,5 cm LiLA ≥ 12,5 cm
BB/PB atau BB/TB < -3 SD BB/PB atau BB/TB ≥ -2 SD
LiLA < 11,5 cm dan BB/PB atau LiLA ≥ 12,5 cm dan BB/PB atau
BB/TB < -3 SD BB/TB ≥-2 SD 
• Tidak ada pitting edema bilateral
• Kondisi klinis baik
4. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TATA LAKSANA GIZI BURUK PADA BALITA DI LAYANAN
RAWAT INAP
BAYI < 6 BULAN BALITA USIA ≥ 6 BULAN DENGAN BALITA USIA 6-59 BULAN
Perhatikan BB < 4 Kg DENGAN
•Kelainan bawaan, kelahiran
KOMPLIKASI MEDIS
prematur, dan masalah asupan
•F100 diencerkan
•Pemberian ASI PUSKESMAS PERAWATAN/ TFC/
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT

Pendampingan Keluarga

Layanan/ Intervensi Balita Di Rawat Inap

Lakukan 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk

Tanda Bahaya dan Kondisi Klinis Catatan:


•Langkah 6: Fe (zat besi) diberikan pada fase rehabilitasi
Tanda Penting I II III IV V
•Penentuan kondisi pada fase stabilisasi (kondisi 1 sd 5) dan tindakan
perawatan berdasarkan 3 tanda bahaya dan tanda penting, terdiri dari:
Renjatan + - - - - •Renjatan (syok)
•Letargis
Letargis + + - + - •Diare/ Muntah dengan atau tanpa dehidrasi
Diare/muntah dengan + + + - -
atau tanpa dehidrasi

Fase Stabilisasi Fase Transisi Fase Rehabilitasi


•Kolaborasi perawatan dan pengobatan pada fase stabilisasi sesuai •Pemberian F100 dengan volume sama •Tujuan untuk memulihkan jaringan tubuh yang hilang
dengan 5 kondisi klinis yang ditentukan oleh 3 Tanda Bahaya dan seperti volume pemberian F75 pada akhir •Energi 150 - 220 kkal/kgBB/hari dan protein 4 - 6 g/kgBB/hari.
Tanda Penting fase stabilisasi, pertahankan selama 2 Volume F100 terus dinaikkan sampai anak tidak mampu menghabiskan (tidak boleh melebihi
•Tujuan fase ini untuk menstabilkan kondisi klinis/ fisiologis hari jumlah maksimum pada tabel F100), kemudian bertahap diberi makanan padat gizi
anak •Selanjutnya volume F100 dinaikkan •Bila tersedia layanan rawat jalan, maka fase rehabilitasi dapat dilakukan di layanan rawat jalan
•Pemberian F75, volume sesuai berat badan anak (Tabel F75) bertahap sampai mencapai volume 150
•Pada akhir fase stabilisasi: F75 diberikan setiap 4 jam (habis) lanjut ml/kgBB/hari
fase transisi. KRITERIA SEMBUH
2 (dua) minggu berturut-turut:
•LiLA ≥ 12,5 cm (balita 6-59 bulan) dan/atau Z-Skor BB/PB atau BB/TB ≥ -2 SD
•Tidak ada pitting edema bilateral
•Kondisi klinis baik
Pemantauan dan Evaluasi Catatan: Bayi < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan dengan BB < 4 kg tidak diukur LiLA tetapi dipantau
kenaikan berat badan minimal 20 g/hari atau > 5g/kgBB/hari selama 5 hari berturut-turut, kondisi
klinis baik, bayi sadar dan tidak ada komplikasi medis  pindah ke rawat jalan
5. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TATA LAKSANA GIZI BURUK PASCA RAWAT INAP PADA BAYI USIA < 6 BULAN DAN
BALITA USIA ≥ 6 BULAN DENGAN BERAT BADAN < 4 KG DI LAYANAN RAWAT JALAN
Bayi Gizi Buruk Usia < 6 bulan dan Balita Usia ≥ 6
Bulan dengan Berat Badan < 4 Kg Pasca Rawat Inap

Meliputi riwayat kelahiran, imunisasi, pemberian ASI dan makan (termasuk nafsu makan),
Anamnesis riwayat kesehatan balita
penyakit dan riwayat keluarga.
Pemeriksaan fisik secara umum dan khusus • Pemeriksaan fisik umum meliputi kesadaran, suhu tubuh, pernafasan, dan nadi.
(MTBS)
• Pemeriksaan fisik khusus seperti tercantum pada formulir MTBS.
Pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
• Pemberian antibiotika merupakan lanjutan dari pengobatan sebelumnya di rawat inap.
• Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 38°C. Bila demam > 39°C rujuk balita ke
Pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan
atau lanjutan pengobatan di RS rawat inap. Berikan penjelasan cara menurunkan suhu tubuh anak di rumah kepada pengasuh.
• Vitamin dan zat gizi mikro (sesuai 10 langkah tata laksana gizi buruk)
• Pemberian Vitamin A dan Asam Folat merupakan lanjutan pemberian di rawat inap.

Menghitung kebutuhan gizi sesuai tabel • Bayi < 6 bulan pasca rawat inap yang mendapat ASI: dilakukan penilaian pemberian ASI Eksklusif.
petunjuk pemberian F100 yang diencerkan • Bayi < 6 bulan dan Balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg pasca rawat inap yang tidak ada
atau susu formula bayi pada fase kemungkinan mendapatkan ASI diberikan susu formula bayi atau F100 yang diencerkan: kebutuhan
rehabilitasi energi 150 kkal/kgBB/hari atau 200 ml/kgBB/hari (sesuai tabel petunjuk pemberian F100 yang
diencerkan atau susu formula bayi pada fase rehabilitasi)

Konseling tentang cara pembuatan dan cara • Cara pembuatan F100 yang diencerkan • Bayi pasca rawat inap yang mendapat susu
pemberian F100 yang diencerkan serta • Cara pemberian F100 yang diencerkan formula bayi atau F100 yang diencerkan:
akses untuk mendapatkan formula • Akses mendapatkan F100 o Menilai kenaikan berat badan
• Bayi usia < 6 bulan pasca rawat inap yang o Menilai pemberian formula/ asupan zat gizi
Mencatat hasil layanan dalam rekam medis mendapat ASI: bayi
dan formulir rawat jalan o Menilai kenaikan berat badan o Kebutuhan energi 150 kkal/kgBB/hari atau 200
o Menilai dan melanjutkan pemberian ASI ml/kgBB/hari
o Konseling pemberian MP-ASI o Konseling pemberian MP-ASI
Kunjungan/Kontrol Rutin
5. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TATA LAKSANA GIZI BURUK PASCA RAWAT INAP PADA BAYI USIA < 6
BULAN DAN
BALITA USIA ≥ 6 BULAN DENGAN BERAT BADAN < 4 KG DI LAYANAN RAWAT JALAN
ALUR KUNJUNGAN/ KONTROL RUTIN BALITA GIZI BURUK 6-59 BULAN PASCA RAWAT INAP PADA
BAYI USIA < 6 BULAN DAN BALITA USIA ≥ 6 BULAN DENGAN BERAT BADAN < 4 KG
Gizi buruk
BB/PB < -3 SD 1 kali seminggu KONTROL RUTIN
atau pitting edema bilateral 1. Kemajuan terapi gizi
2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
3. Penilaian kemajuan, meliputi:
Gizi kurang • Kondisi klinis baik, bayi sadar dan tidak ada
BB/PB 1 kali setiap
1-2 minggu komplikasi medis
-3 SD s/d < -2 SD • Tidak ada pitting edema bilateral
• Kenaikan BB minimal 20 g/ hari atau 5 g/kg
Gizi baik BB/hari
BB/PB 1 kali sebulan • Ibu dan bayi dibantu untuk mendapatkan
-2 SD s/d +1 SD formula

Posyandu

KRITERIA KELUAR
DARI LAYANAN RAWAT JALAN
• Kondisi klinis baik, balita sadar dan tidak ada
komplikasi medis
• Kenaikan BB cukup
• Tidak ada pitting edema bilateral
• BB/PB ≥ -2 SD
Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022
Halaman 338 - 339
Dashboard Informasi Gizi www.sigiziterpadu.kemkes.go.id
Halaman Muka Sigizi Terpadu

ENTRY DATA
INDIVIDU

ENTRY/SINKRONISASI
DATA LAPORAN
AGREGAT

MANAJEMEN
USER DAN TABEL

PPGBM VERSI
OFFLINE
TATALAKSANA
KASUS GIZI BURUK

26
Fasilitas tambah user untuk
Rumah Sakit oleh Admin Dinkes
Kab Tangerang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai