Anda di halaman 1dari 25

DETEKSI DINI BALITA GIZI

BURUK

dr. Umi Lathifah

PUSKESMAS MINGGIR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 lima upaya kesehatan masyarakat esensial di puskesmas:
1. Upaya Kesehatan Gizi
2. Upaya Promosi Kesehatan
3. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(P2M)
4. Upaya Kesehatan Lingkungan, dan
5. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB (KIA).
6. Upaya Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan

◦ Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi


masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia.
.
Deteksi Dini
Screening dengan KMS=kartu Menuju Sehat
Bawah Garis Merah

LILA=Lingkar Lengan atas. < 11,5 cm untuk


anak 6-59 bulan.

Data Berat Badan (Kg)


Data Panjang Badan atau Tinggi Badan (Cm)
BB/PB atau BB/TB ≤ -3 SD
DEFINISI

Balita : Bawah Lima Tahun


BGM : Bawah Garis Merah
Gizi normal : -2 SD s.d +2 SD
Gizi kurang : antara -3 SD dan -2 SD
Gizi buruk : ≤ -3 SD
Gizi lebih : ≥ +2 SD

SD : Standar Deviasi
*Z score
ANAK GIZI BURUK
Definisi

Giziburuk adalah keadaan


kekurangan gizi yang disebabkan oleh
kurangnya asupan energi dan protein
dalam jangka waktu lama.

Mayoritas penderita gizi buruk adalah


anak - anak.
Definisi
Gizi buruk (tanpa komplikasi):
 sangat kurus
 edema (minimal pada kedua punggung kaki),
 BB/PB atau BB/TB < -3 SD
 LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan).

Gizi buruk dengan komplikasi


gizi buruk + tanda komplikasi medis:
 anoreksia
 pneumonia berat
 anemia berat
 demam sangat tinggi
 penurunan kesadaran.
Gizi kurang :
 BB/TB < -2 s/d -3 SD
 LiLA 11,5 s/d 12,5 cm
 tidak ada edema
 napsu makan baik
 tidak ada komplikasi medis.

Tatalaksana gizi buruk dapat dilakukan di Puskesmas


dengan perawatan (Puskesmas Rawat Inap).

Pasien gizi buruk yang dimaksud disini adalah anak usia


balita (bawah lima tahun).
MASALAH GIZI

KONSUMSI ZAT GIZI INFEKSI PENYAKIT

KETERSEDIAAN PANGAN ASUHAN IBU PELAYANAN


DITINGKAT DAN KESEHATAN
RUMAH TANGGA ANAK

KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN


KETERSEDIAAN PANGAN
KESEMPATAN KERJA

KRISIS EKONOMI DAN POLITIK


Marasmus
Wajah spt orang tua

Rambut masih hitam

Atrofi otot,
Lemak sangat tipis/habis
Iga gambang, sangat kurus
Kwashiorkor

Hepatomegali
Edema
Contoh kasus
 Balita laki-laki usia 25 bulan, BB 6,7 Kg, TB 70 cm.
Tampak sangat kurus, rambut kemerahan, jarang, rambut
mudah rontok, muka tampak tua dari dapat anak
seumurannya. Anak sudah dapat bicara sesuai umurnya,
berjalan dan berlari.
 Riwayat lahir spontan di puskesmas, BBL 3000 gram.
Langsung menangis.
 Dari keterangan ibunya: anak mulai sulit naik timbangan
BB di umur 18 bulan. Anak sering sakit batuk pilek,
demam nglemeng, jika malam keringatan sampai baju
basah.
 Riwayat keluarga : kakek batuk lama, sudah berobat rutin 6
bulan di Puskesmas dan sudah dinyatakan sembuh.
Lihat Z score
BB menurut TB balita laki laki usia 24-60
bulan
TB 70 cm, BB 6,7 Kg
-3 SD -2 SD -1 SD Mean
6,8 7,3 7,9 8,6
Status Gizi : Gizi Buruk
Hal-hal Penting
Semua anak gizi buruk dianggap ada
“infeksi tersembunyi”
Mencari faktor resiko terjadinya gizi buruk

1. Infeksi tersembunyi : TB anak, ISK,


penyakit bawaan lahir, gejala sisa dari
penyakit yag pernah diderita.
2. Asupan makanan
3. Pola asuh
4. Status ekonomi keluarga
BERAT BADAN NAIK KEP BERAT / TANDA SAKIT
POSYANDU
PENIMBANGAN
KONSELING
SUPLEMENTASI GIZI
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KEP RINGAN /
SEDANG
KMS

SELURUH PPG
KELUARGA PMT PEMULIHAN
(TERMASUK KONSELING
KELUARGA MISKIN)
KEP BERAT /
TANDA SAKIT
SEMBUH, PERLU PMT

1. PUSKESMAS

2. RUMAH SAKIT
Pemeriksaan yang dapat dilakukan
Pemeriksaan fisik oleh dokter
Antropometri
Asupan gizi
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan penunjang sesuai dengan
advice dokter misal tes mantoux, ronsen
dada, echocardiografi, dll
Perawatan
Rawat jalan : gizi buruk tanpa komplikasi
Rawat inap : gizi buruk dengan
komplikasi dan gizi kurang dengan
komplikasi
10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk
no Tindakan Fase Fase Fase Fase
stabilisasi transisi rehabilit tindak
asi lanjut
H1-2 H3-7 Mg 2-6 Mg 7-26
1
1
Mencegah dan mengatasi
hipoglikemia
2 Mencegah dan mengatasi hipotermia
3 Mencegah dan mengatasi dehidrasi
4 Memperbaiki gangguan keseimbangan
elektrolit
5 mengobati Infeksi
6 memperbaiki kekurangan zat gizi Tanpa Fe
mikro
7 Memberi makanan untuk stabilisasi
dan transisi
8 Memberi makanan tumbuh kejar
9 Memberikan stimulasi untuk tumbuh
kembang
10 Mempersiapkan untuk tindak lanjut
Sistem Scoring TB anak
parameter 0 1 2 3 sko
r
Kontak TB Tidak Laporan keluarga, BTA
jelas BTA – atau tidak +
tahu atau tidak jelas
Uji tuberculin negatif +
Status gizi baik kurang buruk
Demam tanpa >2 minggu
sebab yang jelas
Batuk ≥3 minggu
Pemebesaran ≥1cm,
kelenjar limfe koli, jumlah >1,
axila, inguinal tidak nyeri
Pembengkakan ada
tulang atau sendi
Foto ronsen dada normal Sugestif TB
Catatan
1. Diagnosis dengan sistem scoring ditegakkan
oleh dokter
2. Batuk dimasukkan dalam skor setelah
disingkirkan penyebab batuk kronik lainnya
seperti asma, sinusitis dan lain-lain
3. Jika didapatkan scrofuloderma (TB pada
kelenjar atau kulit, dapat langsung didiagnosis
TB.
4. Status gizi dinilai saat pasien datang
5. Foto ronsen dada bukan alat diagnostik utama
pada TB anak
Lanjutan catatan…..
6. Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi
lokal < 7 hari setelah ) harus dievaluasi dengan
sistem skoring TB anak.
7. Anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥6, (skor
maksimal 13)
8. Pasien usia Balita yang mendapat skor 5, di rujuk
ke RS untuk evaluasi lebih lanjut
9. Uji tuberculosis negatif (- ) belum tentu anak
tidak menderita TB karena pada anak gizi buruk
terjadi kekurangan energi, sehingga tidak dapat
membentuk antibodi.
Buku Acuan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai