Anda di halaman 1dari 5

1.

Alur Pelayanan Gizi Buruk Pada Balita di RSUD Kelas D Pondok Gede
 (LiLA). Pasien dengan status gizi gizi buruk yang disertai dengan komplikasi akan dianjurkan
untuk rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjut. Pasien dengan status
gizi buruk tanpa komplikasi diperbolehkan pulang, dan datanya akan diserahkan ke puskesmas
agar mendapatkan pemantauan lanjut. Sedangkan pasien dengan gizi kurang akan
mendapatkan edukasi dan PMT Pemulihan.

 Pasien anak dikatakan gizi butuk dengan komplikasi apabila memenuhi tanda-tanda berikut ini
:
1. Terlihat sangat kurus
2. Edema pada seluruh tubuh
3. LiLA < 11.5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan) dan salah satu atau lebih dari tanda-tanda
komplikasi medis sebagai berikut :
a) Anoreksia
b) Pneumonia berat
c) Dehidrasi berat
d) Demam sangat tinggi
e) Penurunan kesadaran

 Pasien anak dikatakan gizi buruk tanpa komplikasi bila memenuhi tanda-tanda berikut ini :
1. Terlihat sangat kurus
2. Edeam minimal, pada kedua punggung tangan atau kaki
3. BB/PB atau BB/TB <-3 SD
4. LILA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan) dan
5. Nafsu makan baik
6. Tanpa komplikasi

Atau memiliki tanda berikut ini :

1. Terlihat sangat kurus


2. BB/PB atau BB/TB < -3 SD
3. LILA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bula)
4. Nafsu makan baik
5. Tanpa komplikasi medis

 Pasien anak dikatakan gizi kurang apabila memenuhi tanda-tanda berikut ini :
1. Bila LILA > 11,5 cm, < 12,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan) (BB/TB <-2SD s.d -3 SDD
2. Tidak ada edema
3. Nafsu makan baik
4. Klinis Baik

 Pasien anak dengan status gizi buruk bila tidak ditangani dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan stunting sehingga, perlu dilakukan tata laksana lebih lanjut dari segala sector
2. Alur Rujukan Pasien Balita dengan Gizi Buruk
 Pasien anak yang datang ke poliklinik anak atau IGD (Instalasi Gawat Darurat) dilakukan
pengukuran antropometri berupa berat badan, panjang badang/tinggi badan, lingkar lengan
atas
 Pasien (anak) datang sendiri atau dari rujukan (MBTS atau Non MBTS) ke Pelayanan
Kesehatan rujukan. Kemudian pasien diperiksa baik antropometrinya (Berat badan, tinggi
badan, dan LiLA) maupun Klinisnya.
 Kemudian pasien dikategorikan berdasarkan status gizinya, yang terdiri dari Pasien gizi buruk
dengan komplikasi, Gizi buruk tanpa komplikasi, Gizi kurang dengan penyakit berat, dan gizi
kurang dengan penyakit ringan.
 Pasien yang status gizinya Gizi buruk dengan komplikasi akan disarankan untuk menjalani
rawat inap untuk kemudian dilakukan penerapan 10 langkah dan 5 kondisi tatalaksana anak
gizi buruk.
 Pasien balita yang memiliki status gizi, gizi buruk tanpa komplikasi akan disarankan untuk
rawat jalan
 Pasien balita dengan gizi kurang disertai dengan penyakit berat disarankan untuk rawat inap
dan mendapat tindak lanjut berupa diobati penyakitnya dan penambahan energi dan protein
sebesar 20-25% di atas AKG (Angka Kecukupan Gizi pada dietnya)
 Pasien balita dengan status gizi kurang disertai dengan penyakit ringan juga disarankan
untuk rawat inap dan mendapatkan tindak lanjut diobati penyakitnya dan penambahan
energi dan protein sebesar 20-25% di atas AKG (Angka Kecukupan Gizi pada dietnya).
 Pasien balita dengan gizi buruk dengan komplikasi dan gizi kurang disertai penyakit ringan
yang kondisi klinisnya sudah membaik diperbolehkan pulang. Dalam rentang waktu satu
minggu setelah kepulangan pasien, ahli gizi rumah sakit dan ahli gizi puskesmas akan
bekerjasama untuk melakukan kunjungan ke rumah pasien balita untuk melakukan
pemantauan sebelum dirujuk ke puskesmas.
 Sedangkan pasien dengan gizi kurang yang disertai dengan penyakit ringan yang kondisi
klinisnya sudah membaik akan dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan tindak lanjut.
 Setelah dirujuk dari puskesmas, ahli gizi puskesmas dan ahli gizi rumah sakit akan melakukan
kunjungan posyandu untuk melakukan pemantauan gizi dan pemulihan gizi berbasis
masyarakat, yang selanjutnya akan diberikan edukasi di tingkat rumah tangga.
 Penemuan balita yang berpotensi mengalami gizi kurang atau buruk dapat dilakukan oleh
masyarakat dengan cara sebagai berikut :
 Meningkatkan akses balita untuk ditimbang setiap bulan memalui berbagai titi
penimbangan, misalnya posyandu, poskesdes, pustu, puskesmas, praktek swasta, PAUD,
Bina Keluarga Balita, Taman Bermain, Taman Kanak-kanak, dsb. Bila diperlukan dapat
dilakukan sweeping agar cakupan penimbangan mencapai 100%.
 Pengukuran LiLA pada anak usia 6-59 bulan di tempat penimbangan bulanan seperti di
atas dan berbagai kesempatan sosial, misalnya acara keagamaan, pertemuan masyarakat,
dll. Pengukuran dapat dilakukan oleh semua komponen masyarakat seperti kader,
anggota PKK, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, dll. Semua balita usia 6-59 bulan
yang terlihat kurus dan setelah diukur mempunyai LiLA < 12,5 cm, atau kedua punggung
kakinya bengkak, dirujuk ke petugas Kesehatan, puskesmas atau layanan Kesehatan
primer lainnya.
 Saat balita dirujuk ke tingkat kader, petugas ahli gizi rumah sakit dan petugas puskesmas akan
menjelaskan beberapa hal berikut ini :
 Balita berusia 6-59 bulan dengan gizi buruk dapat menjalani rawat jalan bila :
a. Tanpa komplikasi
b. Nafsu makan baik, dan
c. Keluarga mampu merawat balita tersebut dengan bimbingan tenaga Kesehatan
(petugas gizi, bidan, dan perawat)
 Balita berusia 6-59 bulan dengan gizi buruk akan menjalani rawat inap apabila :
a. BB kurang dari 4 kg
b. Ada komplikasi
c. Nafsu makan buruk
d. Keluarga tidak mampu merawat dengan baik
 Semua bayi usia kurang dari 6 bulan dengan indeks BB/PB kurang dari -3 SD menjalani
rawat inap
 Balita dengan gizi kurang ditangani sesuai dengan standar tatalaksana kasus, konseling
gizi, dan konseling stimulasi tumbuh kembang.
Bagan 1. Alur Pelayanan Gizi Buruk Pada Balita di RSUD Kelas D Pondok Gede

Pemeriksaan Klinik BB/PB, LiLA di


Poli Anak/IGD RSUD Pondok Gede

Anak dengan satu atau lebih Anak dengan satu atau Anak dengan satu atau  Bila LILA > 11,5 cm,
dari tanda berikut : lebih tanda berikut : lebih tanda berikut : < 12,5 cm (untuk
anak usia 6-59
 Terlihat sangat kurus  Terlihat sangat  Terlihat sangat bulan) (BB/TB <-
 Edema pada seluruh tubuh kurus kurus 2SD s.d -3 SD)
 BB/PB atau BB/TB < -3 SD  Edema minimal,  BB/PB atau BB/TB <  Tidak ada edema
 LiLA < 11.5 cm (untuk anak pada kedua -3 SD Dan
usia 6-59 bulan) dan salah punggung tangan  LILA < 11,5 cm  Nafsu makan baik
satu atau lebih dari tanda- /kaki (untuk anak usia 6-  Klinis Baik
tanda komplikasi medis  BB/PB atau BB/TB <- 59 bula)
sebagai berikut : 3SD  Nafsu makan baik
 Anoreksia  LILA < 11,5 cm  Tanpa Komplikasi
 Pneumonia berat (untuk anak usia 6- medis
 Dehidrasi berat 59 bulan) dan
 Demam sangat tinggi  Nafsu makan baik
 Penurunan kesadaran  Tanpa komplikasi

Gizi buruk dengan


komplikasi Gizi Kurang
Gizi Buruk Tanpa
Komplikasi

PMT Pemulihan
Rawat inap di Rawat Jalan
Rumah Sakit

Puskesmas
Bagan 2. Alur Rujukan Pasien Balita dengan Gizi Buruk

Tim kunjungan Ponsyandu (RS dan


Puskesmas)

Gizi buruk Rawat Inap


dengan Penerapan 10 langkah dan 5
Anak komplikasi kondisi Tata-laksana Anak
Gizi Buruk P
1. Datang sendiri U POSYANDU
2. Dirujuk atau
S Pemulihan
a) MTBS Pulang K
Yankes
b) Rujukan
Non MTBS Gizi Buruk Gizi Berbasis
tanpa Rawat Jalan E Masyarakat

- Periksa Klinik dan komplikasi S


antropometri M
- Berat badan dan Rawat Inap A
Tinggi Badan Obati penyakit S
Rumah
Gizi Kurang Penambahan Energi dan Protein 20-
Tangga
Penyakit 25 di atas AKG (Angka Kecukupan
berat Gizi)

Rawat Inap
Obati penyakit
Gizi Kurang Penambahan Eneregi dan Protein
Penyakit 20-25 di atas AKG (Angka
ringan Kecukupan Gizi)
Pemantauan ahli gizi Rumah sakit
dan Puskesmas Binaan

Anda mungkin juga menyukai