• Tujuan Umum:
Pada akhir sesi ini peserta mampu menerapkan rencana
tindakan 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi
Buruk
• Tujuan Khusus:
Pada akhir sesi peserta mampu
1. Menjelaskan alur pelayanan anak gizi buruk
2. Menjelaskan tatacara pemeriksaan anak gizi buruk
3. Menjelaskan 4 (empat) fase pada perawatan dan pengobatan
anak gizi buruk
4. Melakukan tindakan sesuai 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana
anak gizi buruk
5. Menerapkankan tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/
penyulit pada anak gizi buruk
2
POKOK BAHASAN
3
POKOK BAHASAN 1
ALUR PELAYANAN
ANAK GIZI BURUK
4
ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK DI RUMAH
SAKIT/PUSKESMAS PERAWATAN
Periksa RUMAH
klinis dan TANGGA
Penyakit RAWAT JALAN
antropo- Obati Penyakit
metri. Ringan Penambahan Energi
Gizi
BB & TB dan Protein 20-25%
kurang di atas AKG
anak
5
(Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 1)
POKOK BAHASAN 2
6
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK
• Menegakkan Diagnosis:
- Anamnesis (penyakit & gizi)
- Pemeriksaan fisik (klinis dan
antropometri)
- Pemeriksaan laboratorium/radiologi
- Analisis diet dan makanan
7
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)
• Anamnesis awal:
untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan
tanda penting:
- syok/renjatan
- letargis
- muntah dan atau diare atau dehidrasi
8
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)
• Anamnesis lanjutan:
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
terjadinya gizi buruk:
- riwayat kehamilan & kelahiran (prematur, BBLR)
- riwayat pemberian makan (ASI, MP-ASI)
- riwayat imunisasi & pemberian vit A dosis tinggi
- riwayat penyakit penyerta/penyulit (diare,
cacing,TB,malaria,ISPA/pneumonia, HIV/AIDS)
- riwayat tumbuh kembang (motorik, apakah rutin
menimbang di posyandu, punya KMS)
- penyebab kematian pada saudara kandung
- status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
9
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan…..)
Pemeriksaan fisik:
- Tanda-tanda gangguan sirkulasi
(Tensi, Nadi, Frekuensi pernafasan)
- Tanda-tanda dehidrasi
(mata cekung!, kehausan!, kering pada bibir &
mulut, turgor menurun!, kencing terakhir!)
- Tanda-tanda hipoglikemi & hipotermi
- Tanda-tanda infeksi (demam ?)
10
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan….)
11
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan….)
Pemeriksaan Laboratorium/radiologi:
- Hemoglobin
- Gula darah
- urine rutin
- Albumin, elektrolit (K, Na, cl)
- serum zinc dll
- thorax foto, USG dll
Analisis diet:
- kuantitas asupan makanan (Food recall)
- kualitas asupan makanan (Food frequency)
12
LATIHAN 1
14
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
• Fase Stabilisasi:
Fase awal tindakan segera (atasi dan cegah
hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi),
keterlambatan akan berakibat kematian
15
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
• Fase Transisi:
Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi)
Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi formula
dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel usus
beradaptasi.
16
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
(Lanjutan ….)
• Fase Rehabilitasi:
Pemberian makanan untuk tumbuh kejar
Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan.
Berlangsung 2 – 4 minggu (umumnya)
17
POKOK BAHASAN 4
10 (SEPULUH) LANGKAH
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
18
“10 langkah utama” Tatalaksana Gizi buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak
lanjut H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26
1. Mencegah dan
mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gang-
guan keseimbangan
elektrolit
5. Mengobati infeksi
6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe
zat gizi mikro
7. Memberikan makanan
utk stab & trans
8. Memberikan makanan
utk Tumb.kejar
9. Memberikan stimulasi
utk Tumb.kembang
10. Mempersiapkan utk tindak
lanjut di rumah
19
(Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2006, hal. 3)
LANGKAH 1
MENCEGAH DAN
MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
20
HIPOGLIKEMIA
24
HIPOTERMIA
25
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
HIPOTERMIA (lanjutan ….)
26
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia
27
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia
(lanjutan….)
Suhu tubuh < 36,5 ºC (hipotermia)
Tindakan hangatkan tubuh :
1. Cara “kanguru”: kontak langsung kulit ibu
dan kulit anak
2. Lampu: diletakkan 50 cm dari tubuh anak
3. Monitor suhu setiap 30 menit
- suhu sdh normal?
- suhu tdk terlalu tinggi?
4. Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah
mencapai 37C
28
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
LANGKAH 3
MENCEGAH DAN
MENGATASI DEHIDRASI
29
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
32
Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit
33
Memperbaiki gangguan keseimbangan
elektrolit (lanjutan …..)
MENGOBATI INFEKSI
36
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
Tidak ada komplikasi/infeksi yang jelas
kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari
Ada komplikasi
gentamisin iv atau im selama 7 hari,
ditambah ampisilin iv atau im/6 jam selama
2 hari, diikuti amoksisilin/8 jam selama 5 hari
37
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan…..)
Dosis dan jenis obat pada Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I,
hal. 14 - 15)
38
LANGKAH 6
MEMPERBAIKI
KEKURANGAN ZAT GIZI
MIKRO
39
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Umur Dosis
41
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Dosis
42
LANGKAH 7
MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK STABILISASI DAN
TRANSISI
43
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK
A. Fase Stabilisasi
Energi : 80 – 100 Kkal/kgBB/hari
Protein : 1 – 1,5 g/kgBB/hari
Cairan : 150 ml/kgBB/hari atau
100 ml/kgBB/hari (bila edema berat +++)
Formula 75/modifikasi/modisco ½
44
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan ….)
B. Fase Transisi
Energi: 100 – 150 Kkal/kgBB/hari
Protein: 2 – 3 g/kgBB/hari
Cairan: 150 ml/kgBB/hari
Formula 100/modifikasi/modisco I/II
45
LANGKAH 8
MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR
46
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan ….)
A. Fase Rehabiltasi
FASE STABILISASI
FASE TRANSISI
FASE REHABILITASI
Memberikan stimulasi
untuk tumbuh kembang
50
Memberikan stimulasi untuk
tumbuh kembang
• Kasih sayang
• Lingkungan yang ceria
• Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/
hari (Misalnya: permainan ci luk ba atau
menggunakan Alat Permainan Edukatif)
• Aktifitas fisik segera setelah sembuh
• Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dan sebagainya)
51
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN
52
LANGKAH 10
Mempersiapkan untuk
tindak lanjut dirumah
53
MEMPERSIAPKAN TINDAK
LANJUT DI RUMAH
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB/TB-PB
> - 2 SD ”anak sembuh”
Sarankan :
• makanan dengan porsi kecil dan sering sesuai
dengan umur anak
• kontrol secara teratur:
Bulan I : 1 x/ minggu
Bulan II : 1 x/ 2 minggu
Bulan III - VI : 1 x/ bulan
• Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT,
Campak, Hepatitis B dan ulangan (booster)
(Anak gizi buruk tidak dianjurkan imunisasi campak,
tetapi pada semua anak gizi buruk harus
diberikan imunisasi campak sebelum anak pulang,
setelah fase rehabilitasi)
• Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
55
KRITERIA PEMULANGAN ANAK GIZI BURUK
Anak :
Ibu/pengasuh:
Institusi lapangan:
Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/
MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi.
59
Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan
Menggunakan Vaksin DPT dan HB Dalam Bentuk Terpisah
Menurut Frekuensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian
61
PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT
63
b. Diare Persisten
Penyebab:
Makanan tinggi laktosa
Kerusakan mukosa usus dan giardiasis
Tindakan:
ReSoMal 5-10 mg/kgBB/kali pemberian
Teruskan pemberian ASI
Makanan formula bebas atau rendah laktosa
Kotrimoksasol sesuai dosis
Bila diare terus berlanjut periksa feses dan ganti
Periksa:
Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan)
Tindakan:
Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain
yang sesuai
Albendazol dosis tunggal (diberikan pada fase
transisi)
- Umur 6 bulan-2 tahun: ½ tablet (200 mg)
- Umur > 2 tahun : 1 tablet (400 mg)
66
d. Tuberkulosis
BILA 3 POSITIF
DIANGGAP TB
Beri OAT
Observasi 2 bulan
OAT RUJUK KE RS
diteruskan
Pemeriksaan lanjutan di RS :
PERHATIAN : Gejala Klinis
Bila terdapat tanda-tanda Uji Tuberkulin
bahaya seperti :
Foto Rontgen paru
Kejang
Pemeriksaan
Kesadaran menurun
mikrobiologi & serologi
Kaku kuduk
Pemeriksaan patologi
Benjolan di punggung
anatomi
Dan kegawatan lain
Prosedur diagnostik dan
tatalaksana sesuai dengan
Segera rujuk ke RS prosedur di RS yang 68
bersangkutan
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)
Beri OAT
selama 2 bulan dan dievaluasi
70
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)
71
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)
73
Jawaban pada hal 97- 98
e. Malaria
74
e. Malaria (lanjutan…..)
75
e. Malaria (lanjutan……)
Pencegahan (Kemoprofilaksis)
Mengurangi risiko terinfeksi malaria dan bila
terinfeksi gejala klinis tidak berat
76
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA
1. Gizi buruk didaerah malaria atau ada riwayat
kunjungan ke daerah risiko tinggi, diperiksa
tanda/gejala klinis malaria, sbb:
• Demam (teraba panas, suhu 37,50 C atau lebih)
• Renjatan (syok)
• Kaku kuduk atau kejang
• Kesulitan bernapas
• Kuning (ikterik)
• Perdarahan
77
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (lanjutan ……)
78
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (Lanjutan…….)
81
Jawaban pada hal 99 - 104
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A (Lanjutan …..)
82
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A (Lanjutan …..)
Umur Dosis
83
g. Gangguan pada Kulit (Dermatosis)
Hipo/hiperpigmentasi
Deskuamasi (mengelupas)
Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering
disertai infeksi sekunder (candida)
Tindakan:
Kompres dgn lar. KMnO4 0,01% selama 10 menit
Salep/krim (Zn dgn minyak kastor/ikan)
Usahakan agar daerah perineum tetap kering
Defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn oral
Pengobatan anti jamur (bila perlu) 84
h. Anemia Berat
Tindakan
Transfusi darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells
dengan jumlah yang sama
Furosemid 1 mg/kgBB iv
Pada saat transfusi hentikan semua pemberian cairan
lewat oral/NGT
85
i. HIV/AIDS
Terapi:
- Antiretroviral (ARV)
- Obat untuk mengatasi nyeri
- Tatalaksana anoreksia, mual dan muntah
- Small & frequent feeding
- makanan dingin lebih baik daripada panas
- hindari makanan asin & berbumbu (merangsang)
- Bila perlu enteral/parenteral feeding
- Pencegahan dan pengobatan luka dekubitus
- Perawatan mulut
- Tatalaksana jalan nafas
- Dukungan psikososial
86
PERANAN TIM DUKUNGAN GIZI
mencegah
mengobati
Galo (laki-laki), 18 bulan, PB: 67 cm, BB: 4,8 kg, ke rumah sakit
karena batuk sejak 2 hari yang lalu. Galo tampak letargis dan pucat.
Anamnesis diet: rata-rata makan sehari 3x, hanya 4-5 sendok makan
(lauk, kuah sayur, tempe atau tahu), jarang makan buah, tidak suka
makan ikan dan daging.
Makan ayam dan telur (sebulan sekali) dan sering jajan permen, es,
kerupuk, biskuit dan kadang-kadang makan bakso keliling. 88
Jawaban pada hal 105 -117
LATIHAN 5 (lanjutan ……)
Pertanyaan:
1. Apakah Diagnosis kerja/Galo dan termasuk kondisi berapa?
2. Apakah Galo harus dirawat ? Sebutkan alasannya
3. Bagaimana pola makan dan asupan makan Galo ?
4. Pemeriksaan apa yang dianjurkan untuk menunjang diagnosa?
5. Apa rencana tindakan dan terapi pada Galo sesuai dengan 10
langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk (profesi menyusun
rencana sesuai peran dan fungsi profesi dalam Tatalaksana
Anak Gizi Buruk).
92
Jawaban Latihan 1
96
balik
Jawaban Latihan 3
97
Jawaban Latihan 3 (lanjutan…..)
(Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 8)
98
balik
Jawaban Latihan 4
99
Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..)
100
Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……)
102
Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..)
103
Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……)
104
balik
Jawaban Latihan 5
3. Pola makan:
- kebutuhan sehari + 1000 Kkal
- sejak lahir sudah diberi pisang
- setiap kali makan dengan lauk-pauk, kuah sayur,
tempe/tahu
- Tidak suka makan ikan dan daging
- Makan ayam dan telur kadang-kadang (sebulan
sekali)
I. Fase stabilisasi:
awal:
- segera pasang Oksigen 1 -2 l/menit (sediakan
slem sucker) anak pneumonia berat walaupun
bukan kondisi I
- beri bolus glukosa 10% iv (4,8 x 5 ml = 25 ml)
- lanjutkan glukosa 10% 50 ml NGT
- sarankan rawat ICU (kalau puskesmas, rujuk ke RS
setelah tindakan awal)
- awasi nadi, napas dan suhu
109
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)
2 jam I:
- Berikan antibiotika:
a. gentamisin iv 4,8 x 7,5 mg = 36 mg (dalam
sediaan ampul 80 mg tanpa dicairkan
sebanyak 0,9 ml), hati-hati jika anak tidak
kencing menumpuk menyebabkan tuli
pemberian obat tidak diteruskan.
b. ampisilin iv 4,8 x 50 mg = 240 mg (dalam
sediaan ampul 500 mg sebanyak 1 ml) setiap 6
jam selama 2 hari, bila anak sudah sadar
diikuti dengan
c. amoksisilin oral 4,8 x 15 mg = 72 mg (dalam
sediaan sirup 3 x 1 sdt) selama 5 hari.
110
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)
2 jam II:
- Bila belum sadar, ulangi pemberian F75 15 ml setiap
30 menit NGT selama 2 jam.
- Bila sudah sadar lanjutkan F75 setiap 2 jam (12 x 55
ml) selama 10 jam, NGT dilepas (bila masih belum
bisa diberikan oral, tetap memakai NGT)
- Awasi nadi, napas, dan suhu
- Mulai lakukan stimulasi tumbuh kembang kepada
anak
- Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F75,
ubah frekuensi F75 menjadi setiap 3 jam (8 x 80 ml)
- Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F75,
ubah frekuensi F75 menjadi setiap 4 jam (6x 105
ml) 112
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)
113
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)
114
Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……)
116
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)
117
balik