Anda di halaman 1dari 116

TUJUAN PEMBELAJARAN

• Tujuan Umum:
Pada akhir sesi ini peserta mampu menerapkan rencana
tindakan 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi
Buruk

• Tujuan Khusus:
Pada akhir sesi peserta mampu
1. Menjelaskan alur pelayanan anak gizi buruk
2. Menjelaskan tatacara pemeriksaan anak gizi buruk
3. Menjelaskan 4 (empat) fase pada perawatan dan pengobatan
anak gizi buruk
4. Melakukan tindakan sesuai 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana
anak gizi buruk
5. Menerapkankan tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/
penyulit pada anak gizi buruk
2
POKOK BAHASAN

1. Alur pelayanan anak gizi buruk


2. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk
3. 4 (empat) fase pada perawatan dan
pengobatan anak gizi buruk
4. 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi
Buruk
5. Tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/
penyulit pada anak gizi buruk

3
POKOK BAHASAN 1

ALUR PELAYANAN
ANAK GIZI BURUK

4
ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK DI RUMAH
SAKIT/PUSKESMAS PERAWATAN

ANAK  Gizi RAWAT INAP


Penerapan 10
Buruk
langkah dan
 Penyakit 5 kondisi
Datang Ringan / Tatalaksana Anak P
Sendiri Berat Gizi Buruk U
Dirujuk
S
 MTBS POSYANDU/
 Non K Pos Pemulihan
PULANG
MTBS E Gizi (PPG)
S
 Penyakit RAWAT INAP M
Berat
 Obati Penyakit A
 Penambahan
YANKES  Gizi S
Energi dan Protein
RUJUKAN Kurang 20-25% di atas
AKG

Periksa RUMAH
klinis dan TANGGA
 Penyakit RAWAT JALAN
antropo-  Obati Penyakit
metri. Ringan  Penambahan Energi
 Gizi
BB & TB dan Protein 20-25%
kurang di atas AKG
anak

5
(Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 1)
POKOK BAHASAN 2

TATA CARA PEMERIKSAAN


ANAK GIZI BURUK

6
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK

• Menegakkan Diagnosis:
- Anamnesis (penyakit & gizi)
- Pemeriksaan fisik (klinis dan
antropometri)
- Pemeriksaan laboratorium/radiologi
- Analisis diet dan makanan

7
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)

• Anamnesis awal:
untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan
tanda penting:
- syok/renjatan
- letargis
- muntah dan atau diare atau dehidrasi

8
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)

• Anamnesis lanjutan:
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
terjadinya gizi buruk:
- riwayat kehamilan & kelahiran (prematur, BBLR)
- riwayat pemberian makan (ASI, MP-ASI)
- riwayat imunisasi & pemberian vit A dosis tinggi
- riwayat penyakit penyerta/penyulit (diare,
cacing,TB,malaria,ISPA/pneumonia, HIV/AIDS)
- riwayat tumbuh kembang (motorik, apakah rutin
menimbang di posyandu, punya KMS)
- penyebab kematian pada saudara kandung
- status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
9
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan…..)

Pemeriksaan fisik:
- Tanda-tanda gangguan sirkulasi
(Tensi, Nadi, Frekuensi pernafasan)
- Tanda-tanda dehidrasi
(mata cekung!, kehausan!, kering pada bibir &
mulut, turgor menurun!, kencing terakhir!)
- Tanda-tanda hipoglikemi & hipotermi
- Tanda-tanda infeksi (demam ?)

10
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan….)

Pemeriksaan fisik (lanjutan ….):


- Tanda-tanda anemia (Sangat pucat)
- Organ tubuh lain (kepala, mata, telinga
hidung, tenggorokan, leher, dada, perut,
ekstremitas, kulit) dan seluruh tubuh.
- Antropometri: BB, PB atau TB, bandingkan
dengan tabel baku rujukan Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit hal
379 -385

11
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan….)
Pemeriksaan Laboratorium/radiologi:
- Hemoglobin
- Gula darah
- urine rutin
- Albumin, elektrolit (K, Na, cl)
- serum zinc dll
- thorax foto, USG dll
Analisis diet:
- kuantitas asupan makanan (Food recall)
- kualitas asupan makanan (Food frequency)
12
LATIHAN 1

Rudi (laki-laki) umur 1 tahun, BB 5 kg, PB 69


cm, datang ke Posyandu dan dirujuk ke
Puskesmas. Rudi baru datang berobat ke
puskesmas 3 hari kemudian dengan keluhan
diare.

a. Apa status gizi anak ini?


b. Apakah anak perlu dirawat inap di
Puskesmas?
c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini?
Jawaban ada di hal 93
13
POKOK BAHASAN 3

4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN


DAN PENGOBATAN ANAK GIZI
BURUK

14
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

• Fase Stabilisasi:
Fase awal  tindakan segera (atasi dan cegah
hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi),
keterlambatan akan berakibat kematian

Pemberian cairan, energi & protein ditingkatkan secara


bertahap untuk menghindari “overload”  gagal
jantung.

Berlangsung 1 – 2 hari dan dapat berlanjut sampai 1


minggu (sesuai kondisi klinis anak)

15
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

• Fase Transisi:
Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi)
Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi formula
dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel usus
beradaptasi.

Berlangsung 1 minggu (umumnya)

16
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
(Lanjutan ….)
• Fase Rehabilitasi:
Pemberian makanan untuk tumbuh kejar
Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan.
Berlangsung 2 – 4 minggu (umumnya)

• Fase Tindak lanjut:


Setelah anak dipulangkan dari RS/Puskesmas/Panti
Pemulihan Gizi
Makanan tumbuh kejar (Makanan keluarga dan PMT-
Pemulihan)
Berlangsung sampai 4 - 5 bulan

17
POKOK BAHASAN 4

10 (SEPULUH) LANGKAH
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

18
“10 langkah utama” Tatalaksana Gizi buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak
lanjut H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26
1. Mencegah dan
mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gang-
guan keseimbangan
elektrolit
5. Mengobati infeksi
6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe
zat gizi mikro
7. Memberikan makanan
utk stab & trans
8. Memberikan makanan
utk Tumb.kejar
9. Memberikan stimulasi
utk Tumb.kembang
10. Mempersiapkan utk tindak
lanjut di rumah
19
(Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2006, hal. 3)
LANGKAH 1

MENCEGAH DAN
MENGATASI
HIPOGLIKEMIA

20
HIPOGLIKEMIA

• Kadar glukosa darah yang sangat rendah


(< 3 mmol/liter atau < 54 mg/dl)

• Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia

• Tanda lain: letargis, nadi lemah, kehilangan


kesadaran

• Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan


pucat sangat jarang dijumpai pada anak gizi
buruk

(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 3)


21
HIPOGLIKEMIA (lanjutan…)

 Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang


hanya didahului dengan tanda seperti
mengantuk

 Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar


glukosa darah, setiap anak gizi buruk yang
datang harus dianggap mengalami hipoglikemia
 segera rawat/tangani sesuai tatalaksana
hipoglikemia

(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 3)


22
CARA MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
TANDA CARA MENGATASI
SADAR  Berikan larutan Glukosa 10% atau larutan
(TIDAK LETARGIS) gula pasir 10%*) secara oral/NGT (bolus)
sebanyak 50 ml
TIDAK SADAR  Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus)
(LETARGIS) 5 ml/kgBB
 Selanjutnya berikan larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml
RENJATAN (SYOK)  Berikan cairan iv berupa Ringer Laktat dan
Dekstrosa/Glukosa 10% dengan
perbandingan 1:1 (=RLG 5%) sebanyak 15
ml/KgBB selama 1 jam pertama atau 5 tetes/
menit/KgBB.
 Selanjutnya berikan larutan Glukosa 10% iv
(bolus) sebanyak 5 ml/KgBB.

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml


23
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 3)
LANGKAH 2

MENCEGAH DAN MENGATASI


HIPOTERMIA

24
HIPOTERMIA

 Suhu aksiler < 36,5 C (ukur selama 5 menit)


 Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia
 Hipotermia + hipoglikemia: merupakan tanda dari
adanya infeksi sistemik serius  terapi u/ ketiganya
(hipotermia + hipoglikemia + infeksi)
 Cadangan energi anak gizi buruk sangat terbatas
 tidak mampu memproduksi panas untuk
mempertahankan suhu tubuh

25
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
HIPOTERMIA (lanjutan ….)

 Pertahankan suhu tubuh anak gizi buruk


dengan cara menyelimuti tubuhnya dengan
baik.
 Tindakan menghangatkan tubuh = usaha
penghematan penggunaan cadangan
energi.

26
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia

Suhu tubuh 36,5 – 37,0 ºC


Mudah terjadi hipotermia  pertahankan suhu :

1. Tutuplah tubuh anak termasuk kepala


2. Hindari hembusan angin
3. Pertahankan suhu ruangan 25–30C
4. Tetap selimuti pada malam hari
5. Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat pemeriksaan
& penimbangan
6. Tangan yg merawat harus hangat
7. Segera ganti baju atau peralatan tidur yang basah
8. Segera keringkan badan setelah mandi
9. Jangan gunakan botol air panas utk menghangati anak
 kulit terbakar

27
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia
(lanjutan….)
Suhu tubuh < 36,5 ºC (hipotermia)
Tindakan  hangatkan tubuh :
1. Cara “kanguru”: kontak langsung kulit ibu
dan kulit anak
2. Lampu: diletakkan 50 cm dari tubuh anak
3. Monitor suhu setiap 30 menit
- suhu sdh normal?
- suhu tdk terlalu tinggi?
4. Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah
mencapai 37C

28
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
LANGKAH 3

MENCEGAH DAN
MENGATASI DEHIDRASI

29
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN

1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik


terhadap kejadian sekitar
2 Anak gelisah terutama bila disentuh/dilakukan
dan rewel tindakan
3 Tidak ada air Tidak ada air mata saat anak menangis
mata
4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya
ataukah baru beberapa saat timbulnya

5 Mulut dan Raba dengan jari yang kering dan


lidah kering bersih untuk menentukan apakah lidah
dan mulutnya kering
30
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5)
TANDA DEHIDRASI (lanjutan…)
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
6 Haus Apakah anak ingin meraih cangkir saat
diberi ReSoMal. Saat cangkir itu
disingkirkan, apakah anak masih ingin
minum lagi?
7 Kembalinya Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah
cubitan/tur kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik
gor kulit dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat
lambat (belum balik rata selama > 2 detik) 
kulit/turgor kulit lambat. (catatan:
cubitan kulit biasanya lambat pada anak
“wasting”)
8 Kencing Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada
terakhir dehidrasi
31
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5)
LANGKAH 4

MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT

32
Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

 Pada anak gizi buruk terjadi


ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh
 Perlu diberikan mineral mix/larutan elektrolit
dalam bentuk ReSoMal (bila diare) dan
Formula WHO sesuai dengan fasenya

33
Memperbaiki gangguan keseimbangan
elektrolit (lanjutan …..)

ReSoMal : Rehidration Solution for


Malnutrition
 Oralit:
diencerkan 2 x untuk menurunkan kadar Na  agar
tidak terjadi hipervolemia, edema paru, gagal jantung
 Gula:
menambah energi dan mencegah hipoglikemia
 Mineral Mix/larutan elektrolit:
menambah kekurangan elektrolit (K. Mg, Cu, zinc)
34
LATIHAN 2
(LANJUTAN KASUS RUDI)

Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-


tanda:
Letargis, nadi lemah, keringat dingin dan pucat, suhu
aksiler 35,5 0C dan ujung ekstremitas teraba dingin.

Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun


a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada
anak ini ?
b. Jelaskan tindakan pada masing-masing tanda
bahaya diatas !
35
Jawaban pada hal 94 - 96
LANGKAH 5

MENGOBATI INFEKSI

36
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
 Tidak ada komplikasi/infeksi yang jelas
 kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari

 Ada komplikasi
 gentamisin iv atau im selama 7 hari,
ditambah ampisilin iv atau im/6 jam selama
2 hari, diikuti amoksisilin/8 jam selama 5 hari

37
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan…..)

 Dalam 48 jam tidak membaik


 kloramfenikol iv atau im/8 jam selama 5 hari

 Bila ada infeksi khusus


 antibiotika khusus sesuai dengan
penyakitnya

Dosis dan jenis obat pada Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I,
hal. 14 - 15)

38
LANGKAH 6

MEMPERBAIKI
KEKURANGAN ZAT GIZI
MIKRO

39
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BENTUK FORMULA Fe DOSIS

TABLET BESI/FOLAT Bayi usia 6 – < 12 bln  1 x sehari ¼ tab


(sulfas ferosus 200 mg atau
60 mg besi elemental + Anak usia 1–5thn 1 x sehari ½ tablet
0,25 mg as folat)

SIRUP BESI Bayi 6 – < 12 bulan  1 x sehari 2 ,5 ml


(sulfas ferosus 150 ml), (½ sendok teh)
setiap 5 ml mengandung 30
mg besi elemental Anak usia 1–5 thn  1 x sehari 5 ml
10 mg ferosulfat setara
dengan 3 mg besi elemental (1 sendok teh)

Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi)

(Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 15)


40
DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru )

6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru )

1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )

41
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Dosis

Vitamin C BB < 5 kg: 50 mg/hari (1 tablet)


BB > 5 kg: 100 mg/hari (2 tablet)
Asam Folat Hari I: 5 mg/hari,
selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin B 1 tablet/hari
compleks
Mineral Mix Zn, K, Mg, Cu (dalam Mineral
Mix/larutan elektrolit)

42
LANGKAH 7

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK STABILISASI DAN
TRANSISI

43
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK

A. Fase Stabilisasi
 Energi : 80 – 100 Kkal/kgBB/hari
 Protein : 1 – 1,5 g/kgBB/hari
 Cairan : 150 ml/kgBB/hari atau
100 ml/kgBB/hari (bila edema berat +++)
 Formula 75/modifikasi/modisco ½

Jumlah dan frekwensi cairan yang diberikan sesuai dengan:


-Tabel Pedoman F-75 (buku I, hal.19 – 20) dan
- Jadwal pemberian makanan anak gizi buruk sesuai fase (buku II, hal 12)

44
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan ….)

B. Fase Transisi
 Energi: 100 – 150 Kkal/kgBB/hari
 Protein: 2 – 3 g/kgBB/hari
 Cairan: 150 ml/kgBB/hari
 Formula 100/modifikasi/modisco I/II

Jumlah dan frekwensi cairan yang diberikan sesuai dengan:


-Tabel Pedoman F-75 (buku I, hal.21) dan
- Jadwal pemberian makanan anak gizi buruk sesuai fase (buku II, hal 12)

45
LANGKAH 8

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR

46
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan ….)

A. Fase Rehabiltasi

 Energi : 200 – 220 Kkal/kgBB/hari


 Protein : 3 – 4 g/kgBB/hari
 Cairan : 150 – 200 ml/kgBB/hari
 Formula 100/135/modifikasi/modisco III
 Ditambah makanan:
- BB < 7 kg  makanan bayi/lembik
- BB ≥ 7 kg  makanan anak/lunak
Jumlah dan frekwensi cairan yang diberikan sesuai dengan:
- Jadwal pemberian makanan anak gizi buruk sesuai fase (buku II, hal
47
12)
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..)

FASE STABILISASI

RENCANA I RENCANA II RENCANA III RENCANA IV RENCANA V

FASE TRANSISI

FASE REHABILITASI

Pemberian makanan berdasarkan rencana I, II, III, IV, V


48
akan dijelaskan lebih lanjut pada materi inti IV dan V
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan ….)

A. Fase Tindak lanjut

Kebutuhan energi dan protein sesuai dengan BB dan


umur anak.

 PMT- Pemulihan: Energi 350 Kkal/hr & prot. 15 g/hr


 Ditambah makanan keluarga

Jumlah dan cara pemberian makanan sesuai dengan:


- Jadwal pemberian makanan anak gizi buruk sesuai fase (buku II, hal
49
14)
LANGKAH 9

Memberikan stimulasi
untuk tumbuh kembang

50
Memberikan stimulasi untuk
tumbuh kembang

Anak gizi buruk:


keterlambatan perkembangan mental dan perilaku
 berikan:

• Kasih sayang
• Lingkungan yang ceria
• Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/
hari (Misalnya: permainan ci luk ba atau
menggunakan Alat Permainan Edukatif)
• Aktifitas fisik segera setelah sembuh
• Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dan sebagainya)
51
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2


(Fe diberikan pada fase rehabilitasi)

2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok


atau dehidrasi berat

3. Jangan berikan protein terlalu tinggi

4. Jangan berikan diuretik pada penderita


kwashiorkor

52
LANGKAH 10

Mempersiapkan untuk
tindak lanjut dirumah

53
MEMPERSIAPKAN TINDAK
LANJUT DI RUMAH
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB/TB-PB
> - 2 SD  ”anak sembuh”

Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi


harus tetap dilanjutkan di rumah

Berikan contoh kepada Orang Tua:


a. menu dan cara membuat makanan dengan
kandungan tinggi energi dan padat gizi sesuai
umur dan berat badan anak.
(lihat buku II, lampiran 4, hal. 53)

b. Terapi bermain terstruktur


54
MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT DI
RUMAH (lanjutan….)

Sarankan :
• makanan dengan porsi kecil dan sering sesuai
dengan umur anak
• kontrol secara teratur:
Bulan I : 1 x/ minggu
Bulan II : 1 x/ 2 minggu
Bulan III - VI : 1 x/ bulan
• Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT,
Campak, Hepatitis B dan ulangan (booster)
(Anak gizi buruk tidak dianjurkan imunisasi campak,
tetapi pada semua anak gizi buruk harus
diberikan imunisasi campak sebelum anak pulang,
setelah fase rehabilitasi)
• Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
55
KRITERIA PEMULANGAN ANAK GIZI BURUK

Anak :

1. Selera makan baik, makanan yang diberikan dihabiskan


2. Ada perbaikan kondisi mental
3. Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, sesuai
umurnya
4. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37,5 C
5. Tidak ada muntah atau diare
6. Tidak ada edema
7. Kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/hari, 3 hari berturut-turut
atau kenaikan 50 g/kgBB/minggu, 2 minggu berturut-turut
8. Sudah berada di kondisi BB/TB-PB > - 3 SD (dan sudah tidak
ada tanda dan gejala klinis gizi buruk)
56
KRITERIA PEMULANGAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan…..)

Ibu/pengasuh:

1. Sudah dapat membuat makanan yang diperlukan


untuk tumbuh kejar di rumah

2. sudah mampu merawat serta memberikan


makan dengan benar kepada anaknya

Institusi lapangan:

Puskesmas/Pos Pemulihan Gizi/Posyandu telah siap


menerima rujukan paska perawatan
57
Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB1
Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi

UMUR VAKSIN TEMPAT


Bayi lahir di rumah:
0 bulan HB1 Rumah
1 bulan BCG, Polio1 Posyandu atau tempat
pelayanan lain
2 bulan DPT1, HB2, Polio2 Posyandu atau tempat
pelayanan lain
3 bulan DPT2, HB3, Polio3 Posyandu atau tempat
pelayanan lain
4 bulan DPT3, Polio4 Posyandu atau tempat
pelayanan lain
9 bulan Campak Posyandu atau tempat
pelayanan lain
Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ 58
MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi.
Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB1
Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi

UMUR VAKSIN TEMPAT

Bayi lahir di RS/ RB/ Bidan Praktek:

0 bulan HB1, Polio1, BCG RS/ RB/ Bidan


2 bulan DPT1, HB2, Polio2 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu
3 bulan DPT2, HB3, Polio3 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu
4bulan DPT3, Polio4 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu
9bulan Campak RS/ RB/ Bidan atau Posyandu

Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/
MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi.
59
Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan
Menggunakan Vaksin DPT dan HB Dalam Bentuk Terpisah
Menurut Frekuensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian

VAKSIN PEMBERIAN SELANG UMUR KETERANGAN


IMUNISASI WAKTU
PEMBERIAN
MINIMAL
BCG 1x - 0-11 bulan
DPT 3x 4 minggu 2-11 bulan
(DPT 1, 2, 3)
Polio 4x 4 minggu 0-11 bulan
(Polio 1, 2, 3, 4)
Campak 1x - 9-11 bulan
HB 3x 4 minggu 0-11 bulan Untuk bayi lahir di RS/
(HB 1, 2, 3) puskesmas oleh tenaga
kesehatan pelaksana HB
segera diberikan dalam 24
jam pertama kelahiran,
vaksin BCG dan Polio
diberikan sebelum bayi
pulang ke rumah.
60
Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005
tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi.
POKOK BAHASAN 5

TINDAKAN DAN PENGOBATAN


PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT
PADA ANAK GIZI BURUK

61
PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT

a. Infeksi Saluran Pernapasan


(ISPA)/Pneumonia
b. Diare Persisten
c. Cacingan
d. Tuberkulosis (TB)
e. Malaria
f. Gangguan pada mata Akibat Kekurangan
Vitamin A (KVA)
g. Gangguan pada kulit (dermatosis)
h. Anemia berat 62
a. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA)/Pneumonia

Infeksi yang mengenai saluran pernapasan


mulai dari: hidung, telinga tengah, faring,
laring, bronkhi, bronkhioli dan paru

Untuk pengobatan penyakit ISPA/Pneumonia


dapat dilihat pada Petunjuk pemberian
Antibiotika untuk anak gizi buruk: Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk, buku I, hal.14-15

63
b. Diare Persisten

Diare pada anak gizi buruk sering berlanjut menjadi


diare persisten  waspadai dehidrasi

Rehidrasi: pemberian cairan tidak secara iv (kecuali


Syok)  supaya tidak terjadi overload (gagal jantung
dan kematian mendadak)

Prinsip Tatalaksana Penyakit Diare:


- Mencegah terjadinya dehidrasi
- Mengobati dehidrasi
- Memberi makanan
- Mengobati masalah lain

(sumber: Keputusan Menkes RI No.1216/ MENKES/ SK/XI/ 2001 tentang Pedoman


Pemberantasan Penyakit Diare, Depkes RI, Ditjen PPM & PL, edisi ke3, tahun64
2003)
b. Diare Persisten (lanjutan….)

Penyebab:
 Makanan tinggi laktosa
 Kerusakan mukosa usus dan giardiasis

Tindakan:
 ReSoMal 5-10 mg/kgBB/kali pemberian
 Teruskan pemberian ASI
 Makanan formula bebas atau rendah laktosa
 Kotrimoksasol sesuai dosis
 Bila diare terus berlanjut  periksa feses dan ganti

dengan metronidasol bila pemeriksaan giardiasis 


(Metronidasol 7,5 mg/kgBB/8 jam selama 7 hari)
65
c. Cacingan

Periksa:
Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan)

Tindakan:
 Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain
yang sesuai
 Albendazol dosis tunggal (diberikan pada fase
transisi)
- Umur 6 bulan-2 tahun: ½ tablet (200 mg)
- Umur > 2 tahun : 1 tablet (400 mg)
66
d. Tuberkulosis

BILA  3 POSITIF

DIANGGAP TB

Beri OAT
Observasi 2 bulan

MEMBAIK MEMBURUK / TETAP

TB Bukan TB TB Kebal Obat (MDR)

OAT diteruskan RUJUK KE RUMAH SAKIT


67
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)

OAT RUJUK KE RS
diteruskan
Pemeriksaan lanjutan di RS :
PERHATIAN : Gejala Klinis
Bila terdapat tanda-tanda Uji Tuberkulin
bahaya seperti :
Foto Rontgen paru
Kejang
Pemeriksaan
Kesadaran menurun
mikrobiologi & serologi
Kaku kuduk
Pemeriksaan patologi
Benjolan di punggung
anatomi
Dan kegawatan lain
Prosedur diagnostik dan
tatalaksana sesuai dengan
Segera rujuk ke RS prosedur di RS yang 68
bersangkutan
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)

Penegakan diagnosis dengan sistem skoring.


Alur tatalaksana pasien TB pada unit pelayanan kesehatan dasar:
Skor > 6

Beri OAT
selama 2 bulan dan dievaluasi

Respon (+) Respon (-)

Terapi TB diteruskan Teruskan terapi TB sambil


mencari penyebabnya
69
(Sumber: Depkes, RI, 2006, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis)
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)

• OAT anak minimal 3 macam obat

• Waktu pemberian 6 bulan (setiap hari)


• Dosis sesuai dengan berat badan anak
• Evaluasi klinik: parameter terbaik untuk menilai
keberhasilan pengobatan

70
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)

JENIS DAN DOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg

Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg

Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg

RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)

Bila BB < 5 kg  rujuk ke RS

71
d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)

TB berat (TB milier, meningitis TB, TB tulang, dll):


• Fase intensif: minimal 4 macam obat (Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Etambutol/Streptomisin)
• Fase lanjutan: Refampisin dan INH selama 10 bulan
• Kortikosteroid/prednison: 1-2 mg/kg BB/hari dibagi 3
dosis  pemberian 2-4 minggu dosis penuh 
tappering off.

Profilaksis: INH 5-10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan. 72


LATIHAN 3

Ani (perempuan), umur 11 bulan, BB 5 kg, PB 66 cm, datang ke


Puskesmas dengan keluhan belum bisa duduk.
Dari anamnesa tidak mendapat ASI eksklusif sejak umur 2 bulan,
hanya mendapatkan susu formula saja.
Informasi lanjutan ternyata anak berat badan tidak naik dan sering
demam tanpa sebab yang jelas

a. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan?


b. Apa status gizi anak ini?
c. Apa kemungkinan penyakit penyerta/penyulitnya?
d. Bagaimana pengobatannya ?

73
Jawaban pada hal 97- 98
e. Malaria

 Penatalaksanaan Kasus Malaria

A. Pemberian Obat Anti Malaria


 Tanpa komplikasi (ringan)  oral
 Berat atau tidak dapat minum obat  parenteral
B. Pengobatan Pendukung (Suportif)
 Tanpa komplikasi  simptomatik
 Berat  perawatan umum, cairan, simptomatik
C. Pengobatan Komplikasi
 Anemia, hipoglikemia, syok hipovolemik, dll
 Gangguan fungsi organ (dialisis, pemasangan ventilator, dll)

74
e. Malaria (lanjutan…..)

A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi:

- Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik


(Radikal  Membunuh semua parasit dalam tubuh)

- Berdasarkan Pemeriksaan Klinis


Dilakukan di daerah yang belum memungkinkan untuk
pemeriksaan laboratorium baik dengan mikroskop maupun
dengan RDT (Rapid Diagnostic Test)

75
e. Malaria (lanjutan……)

Pencegahan (Kemoprofilaksis)
Mengurangi risiko terinfeksi malaria dan bila
terinfeksi gejala klinis tidak berat

Plasmodium Vivaks  Klorokuin


Plasmodium Falsiparum  Doksisiklin
Resisten Klorokuin  Doksisiklin

(Sumber: Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen


Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan, Depkes RI,
2005)

76
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA
1. Gizi buruk didaerah malaria atau ada riwayat
kunjungan ke daerah risiko tinggi, diperiksa
tanda/gejala klinis malaria, sbb:
• Demam (teraba panas, suhu 37,50 C atau lebih)
• Renjatan (syok)
• Kaku kuduk atau kejang
• Kesulitan bernapas
• Kuning (ikterik)
• Perdarahan
77
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (lanjutan ……)

2. Gizi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria)


segera transfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/
3-4 jam, jangan diberi furosemid sebelum
transfusi (lihat rencana I, Buku I hal 7) dan berikan
obat malaria melalui iv.

78
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (Lanjutan…….)

3. Gizi buruk dengan anemia sedang


 Anti malaria oral
 Zat besi atau folat, tidak diberikan sebelum minggu ke 2
(Fe menyebabkan parasit makin aktif)
 Folat tidak diberikan bersamaan dengan Fansidar
atau Sulfadoksin (bersifat anti folat)

4. Fe atau sirup besi dianjurkan setelah minggu ke-2 fase rehabilitasi


Hati-hati !
 Anemia pada malaria karena hemolitik (pecahnya sel darah
merah)
 Fe yg berlebihan  menumpuk dalam tubuh (berbahaya) 79
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A

JIKA MATA TINDAKAN


MENGALAMI:
 Hanya bercak Bitot saja  Tidak memerlukan obat tetes mata
 tidak ada gejala mata
yang lain
 Nanah atau  Berikan tetes mata kloramfenikol
peradangan atau tetrasiklin (1%)

 Kekeruhan pada kornea Berikan kedua obat tersebut :


 Ulkus pada kornea  Tetes mata kloramfenikol/
tetrasiklin(1%) & Tetes mata atropin(1%)

Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang


mengandung “kortikosteroid” karena dapat menyebabkan kebutaan
serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
80
LATIHAN 4 (LANJUTAN KASUS ANI)

Ternyata Ani selama ini tidak mendapatkan asupan


makanan yang cukup. Hanya mendapatkan susu
formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream
dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim 1
mangkok kecil (25 g beras) sekali/hari

a. Bagaimana terapi gizinya ?


b. Berapakah kebutuhan sehari untuk kalori dan
protein Ani?

81
Jawaban pada hal 99 - 104
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A (Lanjutan …..)

JADWAL DAN DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Gejala Hari ke –1 Hari ke – 2 Hari ke – 15


Tidak ada gejala mata Beri kapsul Tdk diberi Tdk diberi
atau tidak pernah sakit dgn dosis kapsul kapsul
Campak dlm 3 bulan sesuai
terakhir umur
Beri kapsul Beri kapsul Beri kapsul
Ada salah satu gejala : dengan dengan dengan
Bercak Bitot dosis dosis dosis sesuai
Nanah/Radang sesuai sesuai umur
Kornea keruh umur umur
Ulkus kornea
Pernah sakit Campak
dalam 3 bulan terakhir

82
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A (Lanjutan …..)

DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru )

6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru )

1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )

83
g. Gangguan pada Kulit (Dermatosis)

 Hipo/hiperpigmentasi
 Deskuamasi (mengelupas)
 Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering
disertai infeksi sekunder (candida)

Tindakan:
 Kompres dgn lar. KMnO4 0,01% selama 10 menit
 Salep/krim (Zn dgn minyak kastor/ikan)
 Usahakan agar daerah perineum tetap kering
 Defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn oral
 Pengobatan anti jamur (bila perlu) 84
h. Anemia Berat

Hb < 4,0 g/dl atau Hb 4,0 – 6,0 g/dl disertai distres


pernafasan atau tanda gagal jantung

Tindakan
 Transfusi darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
 Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells
dengan jumlah yang sama
 Furosemid 1 mg/kgBB iv
 Pada saat transfusi hentikan semua pemberian cairan
lewat oral/NGT
85
i. HIV/AIDS

Terapi:
- Antiretroviral (ARV)
- Obat untuk mengatasi nyeri
- Tatalaksana anoreksia, mual dan muntah
- Small & frequent feeding
- makanan dingin lebih baik daripada panas
- hindari makanan asin & berbumbu (merangsang)
- Bila perlu enteral/parenteral feeding
- Pencegahan dan pengobatan luka dekubitus
- Perawatan mulut
- Tatalaksana jalan nafas
- Dukungan psikososial
86
PERANAN TIM DUKUNGAN GIZI

mencegah

mengobati

Gizi buruk Gizi baik

Peranan Tim Dukungan Gizi:


• Dokter : menentukan diagnosis, melakukan tindakan,
pengobatan dan tindak lanjut
• Perawat/ bidan: asuhan keperawatan
• Nutrisionis : menyediakan makanan, melakukan konseling
gizi

Baik di rumah sakit maupun di puskesmas 87


LATIHAN 5

Galo (laki-laki), 18 bulan, PB: 67 cm, BB: 4,8 kg, ke rumah sakit
karena batuk sejak 2 hari yang lalu. Galo tampak letargis dan pucat.

Pemeriksaan fisik: pernapasan 50 x/ menit, nadi 160 x/ menit,


Suhu 38,5°C, cuping hidung kembang kempis, iga kelihatan menonjol,
terdapat tarikan dinding dada dan ada edema di kedua punggung
kaki.

Anamnesis: hanya mendapat ASI sampai 4 bulan dan sejak lahir


sudah diberikan pisang serta makanan lain seperti biskuit dan roti.

Anamnesis diet: rata-rata makan sehari 3x, hanya 4-5 sendok makan
(lauk, kuah sayur, tempe atau tahu), jarang makan buah, tidak suka
makan ikan dan daging.
Makan ayam dan telur (sebulan sekali) dan sering jajan permen, es,
kerupuk, biskuit dan kadang-kadang makan bakso keliling. 88
Jawaban pada hal 105 -117
LATIHAN 5 (lanjutan ……)

Food recall satu hari sebelum sakit sebagai berikut:

Pagi : biskuit 4 keping, teh manis ½ gelas (gula 1 sdm)


Snak pagi : permen gulas 2 buah
Siang : nasi ½ piring (50 g), kuah sup ½ mangkok, tahu
goreng 1 potong (50 g), teh manis ½ gelas (gula
1 sendok makan).
Malam : lontong isi ukuran kecil (50 g), tahu goreng 1
potong (50 g), teh manis ½ gelas (gula 1
sendok makan).
Jawaban pada hal 105-117 89
LATIHAN 5 (lanjutan …..)

Pertanyaan:
1. Apakah Diagnosis kerja/Galo dan termasuk kondisi berapa?
2. Apakah Galo harus dirawat ? Sebutkan alasannya
3. Bagaimana pola makan dan asupan makan Galo ?
4. Pemeriksaan apa yang dianjurkan untuk menunjang diagnosa?
5. Apa rencana tindakan dan terapi pada Galo sesuai dengan 10
langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk (profesi menyusun
rencana sesuai peran dan fungsi profesi dalam Tatalaksana
Anak Gizi Buruk).

Jawaban pada hal 105 -117 90


91
JAWABAN LATIHAN SOAL

92
Jawaban Latihan 1

a. Status gizi Rudi Dengan PB 80 cm & BB 5 kg berada <


- 3SD, Rudi menderita gizi buruk (Lihat tabel Baku
Rujukan Penilaian Status Gizi Anak laki-laki dan
perempuan menurut berat badan dan tinggi badan/
panjang badan (BB/TB-PB) pada buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I hal. 22)
b. Semua anak gizi buruk perlu dirawat inap.
Jadi Rudi harus dirawat inap di Puskesmas.
c. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk meliputi
anamnesis (awal,lanjutan), pemeriksaan fisik (klinis,
antropometri, laboratorium, radiologi untuk
menegakkan diagnosis,menentukan tindakan, terapi
dan pengobatan (Lihat Buku Petunjuk Teknis
Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku II hal. 1) 93
balik
Jawaban Latihan 2

a. Tanda bahaya yang ditemukan pada Rudi:


- Renjatan/syok (nadi lemah, pucat dan ujung
ekstremitas dingin)
- letargis
- dehidrasi (mata cekung, turgor kulit menurun)
- hipotermia (suhu aksiler < 36,5 °C dan
ujung ekstremitas dingin)
- hipoglikemia (letargis, pucat dan ujung ekstremitas
dingin)
94
Jawaban Latihan 2 (lanjutan….)

b. Rudi dalam kondisi I, sehingga tatalaksananya


mengikuti Rencana I, yaitu :
- Cara mengatasi syok, letargis dan diare/dehidrasi:
1. Berikan Oksigen 1-2 l/m
2. Berikan infus RLG 5 %, 5 kg x 15 ml = 75 ml/jam (25 tts
makro/m) atau (75 tts mikro/m)
3. Berikan glukosa 10% iv bolus, 5 kg x 5 ml = 25 ml
4. Berikan ReSoMal 5 kg x 5 ml = 25 ml NGT

Lihat buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/


Buku I hal. 7, 8
95
Jawaban Latihan 2 (lanjutan….)

- Cara mengatasi hipotermia:


Penghangatan tubuh ;
1. Cara “Kanguru”
2. Lampu 40 watt dengan jarak 50 cm
3. Monitor tiap 30 menit, hentikan suhu mencapai 37°C
Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/
Buku II hal. 4

- Cara mengatasi dehidrasi:


1. ReSoMal diteruskan sampai 2 jam pertama (bila anak
sadar melalui oral),
2. 10 jam berikut, ReSomal setiap 1 jam selang seling dgn
F75
Lihat Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I
hal 7, 8 dan buku II hal hal.5 & 17

96
balik
Jawaban Latihan 3

a. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan:


uji tuberkulin dan foto rontgen paru bila memungkinkan
serta pemeriksaan laboratorium darah tepi

b. Status gizi Ani dengan PB 66 cm dan BB 5 kg:


< - 3 SD. Ani menderita gizi buruk (marasmus)
(Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki dan
Perempuan menurut berat badan & tinggi badan/panjang badan
(BB/TB-PB) pada Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I
hal.22)

97
Jawaban Latihan 3 (lanjutan…..)

c. Kemungkinan penyakit penyerta/penyulit: Tuberkulosis (BB


tidak naik, sering demam tanpa sebab yang jelas)
d. Pengobatan penyakit penyerta/penyulit TB:
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan dosis
JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg
Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg
Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg

RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)

(Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 8)

98
balik
Jawaban Latihan 4

a. Ani datang dengan kondisi yang tidak menunjukkan


tanda bahaya, terapi gizinya sesuai dengan rencana V pada
fase stabilisasi (Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku
I hal. 12).

Ani diberikan F-75 dengan diberikan setiap 30 menit selama 2


jam pertama sesuai dengan berat badan (lihat tabel petunjuk
pemberian F-75 untuk anak gizi buruk tanpa edema pada Buku
Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I hal.19).

Berat badan Ani 5 kg, maka F-75 yang diberikan setiap


30 menit (dalam 2 jam pertama) sebanyak ¼ dari 55 ml:
1/4 x 55 ml atau 15 ml x 75/100 Kkal = 11,25 Kkal

99
Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..)

Selanjutnya 10 jam berikutnya pemberian 55 ml setiap 2 jam dan


dinaikkan menjadi 80 ml setiap 3 jam lalu 110 ml setiap 4 jam sesuai
dengan keadaan dan kondisi pasien.

Setelah lewat fase stabilisasi lanjutkan ke fase transisi dengan F100


tetapi dosis masih 110 ml setiap 3 jam, pertahankan selama 2 hari.
Pada hari ke tiga pemberian F100 menjadi 125 ml, naikkan 10 ml
setiap 3 jam sampai dosis maksimal 200 ml setiap pemberian

Setelah kondisi anak membaik masuk dalam fase rehabilitasi anak


dapat diberikan F135 dan makanan bayi serta sari buah.
(lihat pemberian cairan dan makanan rencana V pada buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I hal. 12, 13).

100
Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……)

b. Selama ini Ani mendapat susu formula 2 gelas sehari


@ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh
gula pasir + nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras)
sekali/hari

Kalori yang didapat oleh Ani sebelum dirawat:


(lihat daftar penukar bahan makanan, Buku Petunjuk Teknis
Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 55 - 57)

2 sendok makan full cream (30 g) : 150 kalori


1 sendok teh gula pasir (5 g) : 25 kalori
Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) : 90 kalori

Total kalori yang didapat Ani selama 1 hari 265 kalori


101
Jawaban Latihan 4 (lanjutan …….)

Protein yang didapat oleh Ani sebelum dirawat:


(lihat daftar penukar bahan makanan)

2 sendok makan full cream (30 g) :7g


Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) :2g

Total protein yang didapat oleh Ani selama 1 hari: 9 g

Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan


BB 5 kg, minimal harus mendapat 12,5 g protein sehari
(5 kg x 2,5 g)

102
Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..)

Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan


BB 5 kg, minimal harus mendapat 525
(5 kg x 105 kalori) kalori/hari.

Berarti makanan yang dikonsumsi Ani selama ini


kurang mencukupi, hanya 50% dari Angka kecukupan
Gizi.

(lihat lampiran 4: kebutuhan energi dan protein sehari


pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/Buku II hal. 53).

103
Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……)

Berarti protein yang dikonsumsi Ani selama ini kurang


mencukupi, hanya 72% dari Angka Kecukupan Gizi.

(lihat lampiran 4: Kebutuhan energi dan protein sehari


pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk, Buku II hal. 53)

104
balik
Jawaban Latihan 5

1. WD/: a. Pneumonia berat (umur 18 bulan dengan batuk


dan frekuensi napas 50 x/ menit dan ada tarikan
dinding dada)
b. Gizi buruk Marasmik-kwashiorkor (antara – 4 SD
dan
– 3 SD, edema di kedua punggung kaki)
c. Kemungkinan anemia.

Kondisi IV: letargis

2. Galo harus dirawat karena:


- pneumonia berat, harus mendapat oksigen dan pengobatan
secara intensif.
- gizi buruk tipe marasmik-kwashiorkor memerlukan
perawatan
dan perlu makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
105
Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……)

3. Pola makan:
- kebutuhan sehari + 1000 Kkal
- sejak lahir sudah diberi pisang
- setiap kali makan dengan lauk-pauk, kuah sayur,
tempe/tahu
- Tidak suka makan ikan dan daging
- Makan ayam dan telur kadang-kadang (sebulan
sekali)

Pola makan “tidak baik” (mendapatkan makanan


padat secara dini, makanan tidak seimbang, hanya
sumber karbo hidrat, kurang sumber protein, vitamin
dan mineral) 106
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

Asupan makanan: Food recall 24 jam:

Bahan makanan URT Berat (g) Kalori Protein


biskuit 4 keping 40 175 4
Gula pasir 3 sdm 39 150 -
Permen (gula pasir) 2 buah 10 36 -
Beras (nasi lontong) ½ piring 50 87,5 2
tahu 1 potong 50 34,5 2,27
sedang
wortel 5 2,1 0,6
kentang 5 4,16 0,1
buncis 5 1,25 0,05
asupan 490,51 9,02
107
Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……)

4. Pemeriksaan yang dianjurkan untuk menunjang


diagnosa:
- rutin: darah, urin, feses
- Hb apakah ada anemia
- hitung jenis lekosit untuk mengetahui adanya
lekositosis
- apusan darah untuk mengetahui morfologi
darah tepi (misalnya mikrositik hipokromik
pada penderita kekurangan zat besi)
- LED apakah meningkat
- feses kemungkinan cacing
- foto toraks dan uji tuberkulin kemungkinan TB
paru 108
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

5. Tindakan dan pengobatan sesuai dengan rencana IV

I. Fase stabilisasi:
awal:
- segera pasang Oksigen 1 -2 l/menit (sediakan
slem sucker)  anak pneumonia berat walaupun
bukan kondisi I
- beri bolus glukosa 10% iv (4,8 x 5 ml = 25 ml)
- lanjutkan glukosa 10% 50 ml NGT
- sarankan rawat ICU (kalau puskesmas, rujuk ke RS
setelah tindakan awal)
- awasi nadi, napas dan suhu

109
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

2 jam I:
- Berikan antibiotika:
a. gentamisin iv 4,8 x 7,5 mg = 36 mg (dalam
sediaan ampul 80 mg tanpa dicairkan
sebanyak 0,9 ml), hati-hati jika anak tidak
kencing  menumpuk menyebabkan tuli 
pemberian obat tidak diteruskan.
b. ampisilin iv 4,8 x 50 mg = 240 mg (dalam
sediaan ampul 500 mg sebanyak 1 ml) setiap 6
jam selama 2 hari, bila anak sudah sadar
diikuti dengan
c. amoksisilin oral 4,8 x 15 mg = 72 mg (dalam
sediaan sirup 3 x 1 sdt) selama 5 hari.
110
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

- Berikan obat demam: sirup parasetamol 3 x ½ sdt


NGT
- Kompres hangat
- Awasi suhu tubuh, stop pemberian parasetamol bila
sudah tidak demam, cegah kemungkinan hipotermia
- Berikan ekspektoran, sesuai kebutuhan
- Berikan F75: ¼ dosis x 55 ml = 15 ml setiap 30
menit NGT selama 2 jam.
- Vitamin A 200.000 SI (merah) NGT
- Asam folat 5 mg pada hari pertama, dan 1 mg pada
hari berikutnya NGT sampai gizi kurang > 2 SD
- Vitamin C 50 mg/hr & B kompleks 1 tablet/hr NGT
sampai gizi kurang > 2 SD
- Multivitamin lain sesuai kebutuhan. 111
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

2 jam II:
- Bila belum sadar, ulangi pemberian F75 15 ml setiap
30 menit NGT selama 2 jam.
- Bila sudah sadar lanjutkan F75 setiap 2 jam (12 x 55
ml) selama 10 jam, NGT dilepas (bila masih belum
bisa diberikan oral, tetap memakai NGT)
- Awasi nadi, napas, dan suhu
- Mulai lakukan stimulasi tumbuh kembang kepada
anak
- Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F75,
ubah frekuensi F75 menjadi setiap 3 jam (8 x 80 ml)
- Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F75,
ubah frekuensi F75 menjadi setiap 4 jam (6x 105
ml) 112
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

II. Fase transisi:


- Pada tahap akhir stabilisasi, pemberian F75 diganti
dengan F100 dengan frekuensi setiap 4 jam, dengan
volume tetap seperti F75 (6 x 105 ml) selama 2 hari.
- Pada hari ketiga, berikan F100 sesuai dosis F100
setiap 4 jam (6 x 120 ml)
- Kemudian naikkan setiap 4 jam, 10 ml sampai anak
tidak mampu menghabiskan jumlah yang diberikan
tetapi tidak melebihi dosis maksimal (175 ml setiap
4 jam atau 1056 ml sehari)
- Teruskan pemberian F100 sampai hari ke 7-14.

113
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

III. Fase rehabilitasi

F 135: 3 x 100 ml 3 x 135 Kkal 405 Kkal

Bubur breda: 3 x 3 x 150 Kkal 450 Kkal


½ mangkuk

Sari buah jeruk 3 x 3 x 50 Kkal 150 Kkal


½ gelas belimbing

Jumlah 1005 Kkal

114
Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……)

- Bubur breda ½ mangkuk = ½ resep


- Setiap ½ gelas belimbing (100 ml) dibuat dari 2 buah sedang
jeruk manis
- Berikan sirup besi (oral) 1 sendok teh sekali sehari selama 4
minggu atau sampai kadar Hb normal
- Persiapkan ibu untuk tindak lanjut di rumah:
cara pemberian makanan yang baik, dengan frekuensi sering
dan padat gizi.
memperagakan cara pembuatan makanan yang sesuai untuk
anak.
lengkapi pemberian imunisasi dasar dan ulangan. Pemberian
imunisasi campak tanpa melihat status imunisasi sebelumnya
memberikan stimulasi sensorik dan motorik pada anak.
sarankan untuk membawa anak kontrol secara teratur
sarankan pemberian vitamin A setiap 6 bulan
115
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

IV. Kriteria pulang


- selera makan sudah bagus dan makanan sudah
dihabiskan
- keadaan umum anak sudah baik, tidak sesak lagi
- suhu tubuh 36,5 – 37,5 °C
- kenaikan berat badan anak > 24 g/hari selama
3 hari berturut- turut atau > 240 g/minggu
selama 2 minggu berturut-turut
- sudah berada pada kondisi gizi kurang, yaitu
mencapai berat badan lebih dari 5,5 kg
- ibu sudah dapat membuat makanan sesuai dengan
nasihat nutrisionis.

116
Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….)

V. Fase tindak lanjut


- rawat jalan sampai BB anak mencapai – 1 SD (+ 6
bulan)
- PMT-P: 350 – 400 Kkal per hari, protein 15 g
- kontrol teratur ke puskesmas dan penimbangan ke
posyandu setiap bulan

117
balik

Anda mungkin juga menyukai