Anda di halaman 1dari 117

MATERI INTI III

10 LANGKAH TATALAKSANA
ANAK GIZI BURUK

DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT


DEPARTEMEN KESEHATAN RI

1
TUJUAN PEMBELAJARAN

• Tujuan Umum:
Pada akhir sesi ini peserta mampu memahami
10 langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk

• Tujuan Khusus:
Pada akhir sesi peserta mampu
1. Menggambarkan alur pelayanan Anak Gizi Buruk
2. Menjelaskan tatacara pemeriksaan Anak Gizi Buruk
3. Menyebutkan jadwal pengobatan dan penanganan
Anak Gizi Buruk

2
Tujuan Khusus (lanjutan)

4. Menjelaskan tindakan dan pengobatan


penyakit penyulit
5. Menerangkan terapi gizi pada Anak Gizi Buruk
6. Menjelaskan stimulasi sensorik dan
dukungan emosional
7. Menyebutkan kriteria pemulangan Anak Gizi
Buruk

3
POKOK BAHASAN 1

ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK


• Anak gizi buruk datang ke Yankes:
- Dibawa oleh orang tuanya
- Dirujuk (MTBS dan non MTBS)

• Dilakukan pemeriksaaan klinis dan


antropometri:
- Rawat inap
- Rawat jalan

• Anak sembuh:
Pemantauan di posyandu/rumah 4
ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK DI
RUMAH SAKIT/PUSKEMAS PERAWATAN
ANAK  Gizi RAWAT INAP
 Obati Penyakit
Buruk
 Diet Gizi Buruk
 Penyakit  10 langkah
Datang Ringan / tatalaksana P
Sendiri Berat gizi buruk U
Dirujuk S
POSYANDU/
 MTBS K Pos
 Non E
P U LA N G Pemulihan
MTBS
S Gizi (PPG)
RAWAT INAP M
 Penyakit  Obati Penyakit A
Berat  Penambahan
YANKES S
 Gizi Energi dan
RUJUKAN Protein 20-
Kurang
25% di atas
AKG
Periksa RUMAH
TANGGA
klinis dan
 Penyakit RAWAT JALAN
antropo-  Obati Penyakit
metri. Ringan
 Penambahan
 Gizi
BB & TB kurang
Energi dan
Protein 20-25%
anak
di atas AKG
5
(Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 1)
POKOK BAHASAN 2

TATA CARA PEMERIKSAAN


ANAK GIZI BURUK

• Diagnosis:
- Anamnesis (penyakit & gizi)
- Pemeriksaan fisik (klinis dan
antropometri)
- Pemeriksaan laboratorium
- Analisis diet

6
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan)

• Checklist anamnesis:
- Identitas (nama, umur/tgl lahir)
- BB waktu lahir
- Riwayat penyakit (diare, ISPA, campak,
TBC)
- Riwayat pemberian makan dan ASI
- Perkembangan motorik
- Apakah punya KMS & menimbang ke
posyandu
- Status imunisasi & vitamin A

7
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan)

• Checklist pemeriksaan fisik:


- Tanda2 gangguan sirkulasi (nadi lemah
tangan dan kaki dingin, kesadaran
menurun, T, N, RR)
- Tanda2 dehidrasi (mata cekung,
kehausan, kering pada bibir & mulut,
turgor menurun!)
- Tanda2 infeksi (demam!)
- Sangat pucat (anemia)
- Organ tubuh lain (mata, THT, hati dll)

8
TANDA-TANDA DEHIDRASI

9
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

• Anamnesis awal:
- kejadian mata cekung yang baru saja muncul
- Lama dan frekuensi muntah atau diare, serta
tampilan dari bahan muntah/ diare
- Saat terakhir kencing
- Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin

10
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

• Anamnesis lanjutan:
- Kebiasaan makan sebelum sakit
- Kebiasaan makan/ minum/ menyusui
- Jumlah konsumsi makanan dan cairan dalam
beberapa hari terakhir
- Kontak dengan penderita campak/ TBC paru
- Pernah sakit campak dlm 3 bulan terakhir

11
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

• Anamnesis lanjutan:
- Kejadian dan penyebab kematian pada
kakak atau adik
- Berat badan lahir
- Tumbuh kembang/ perkemb.Psikomotor:
duduk, berdiri dsb.
- Imunisasi

12
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)
• Pemeriksaan fisik:
- Jenis kelamin
- Anak tampak sangat kurus/ edema/
pembengkakan kedua kaki
- BB, PB atau TB, bandingkan dengan tabel
- Pembesaran hati dan adanya kekuningan
(ikterus)
- Perut kembung, suara usus, abdominal splash
- Pucat yang sangat berat terutama pada
telapak tangan (bandingkan dengan telapak
tangan ibu)
13
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

• Pemeriksaan fisik:
- Tanda-tanda syok (renjatan); tangan kaki
dingin, nadi lemah, kesadaran menurun
- Suhu tubuh; hipotermia atau demam
- Kehausan
- Mata; kelainan pada kornea dan konjungtiva
- Telinga, mulut dan tenggorokan; tanda-
tanda infeksi

14
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

• Pemeriksaan fisik:

- Kulit; tanda infeksi/ adanya purpura


- Frekuensi & tipe pernafasan;
gejala pneumonia atau gejala gagal jantung
- Tampilan (konsistensi) tinja

(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 1)

15
LAPORAN KASUS
RENCANA PERAWATAN & PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK

IDENTITAS PASIEN
NAMA :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
NAMA IBU/ AYAH :
ALAMAT :
PEKERJAAN :

KEADAAN UMUM & TANDA BAHAYA


RENJATAN/SHOK : ADA/ TIDAK ADA
LETARGIS : ADA/ TIDAK ADA
MUNTAH : ……….X/ MENIT
DIARE : ………X/ MENIT
DEHIDRASI : ADA/ TIDAK ADA
SUHU : ..…….°C
DENYUT NADI : .………X/ MENIT
PERNAFASAN : .………X/ MENIT
16
LAPORAN KASUS (lanjutan)

PENYAKIT PENYULIT
1. MATA
Bercak Bitot : Ada/ Tidak
Nanah/ Peradangan : Ada/ Tidak
Kekeruhan Pd Kornea : Ada/ Tidak
Ulkus Pd Kornea : Ada/ Tidak

2. KULIT
Hipopigmentasi/ Hiperpigmentasi: Ada/ Tidak
Deskuamasi (Kulit Mengelupas) : Ada/ Tidak
Lesi Ulserasi Eksudatif : Ada/ Tidak
Infeksi Sekunder : Ada/ Tidak

3. DIARE PERSISTEN : Ada/ Tidak


4. ANEMIA BERAT : Ada/ Tidak
5. KECACINGAN : Ada/ Tidak
6. TBC PARU : Ada/ Tidak
7. MALARIA : Ada/ Tidak 17
LAPORAN KASUS (lanjutan)

STATUS GIZI
BB/TB-PB (Z-SCORE) …….. SD
EDEMA ADA/ TIDAK
DIAGNOSA (PENYAKIT & STATUS GIZI)

KONDISI (I,II,III,IV,V)

TINDAKAN
1. FASE STABILISASI
Rencana (I, II, III, IV, V)
Jam I
Jam II
10 Jam berikutnya
2. FASE TRANSISI & REHABILITASI
FASE TRANSISI
Hari I
Hari II
Hari III 18
Hari IV
LAPORAN KASUS (lanjutan)

FASE REHABILITASI
BB < 7 KG
BB > 7 KG

MONITORING
Pernafasan …….X/ Menit
Denyut Nadi …….X/ Menit
Produksi Urine Ada/ Tidak
Frekuensi Bab …….X/ Hari
Frekuensi Muntah …….X/ Hari
Tanda Rehidrasi Ada/ Tidak
Asupan Resomal (ml)
Asupan F-75 (ml)
Asupan F-100 (ml)

MAKANAN
Menu Sehari Sesuai Dengan Kondisi

PENGOBATAN
Antibiotika
19
Vitamin B kompleks, mikronutrien, asam folat
HAL-HAL YANG PERLU DISIAPKAN
UNTUK LATIHAN KASUS

• Pembagian kelompok

• Buku Pedoman; Buku Bagan & Petunjuk


Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk
(Buku I dan II)

• KMS

• ATK

• Flipchart
20
LATIHAN 1

Seorang anak laki-laki, Rudi umur 1 tahun, berat


badan 5 kg dan tinggi badan 69 cm, datang ke
Posyandu dan dirujuk ke Puskesmas, ternyata
penderita baru datang berobat ke puskesmas 3
hari kemudian dengan keluhan diare.

a. Apa status gizi anak ini?


b. Apakah anak perlu dirawat inap di
Puskesmas?
c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini?

21
Jawaban Latihan 1

a. Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status


Gizi Anak laki-laki dan perempuan menurut
berat badan dan tinggi badan/ panjang badan
(BB/ TB-PB) pada buku Bagan Tatalaksana
Anak Gizi Buruk (Buku I hal. 22)

Status gizi Rudi dengan TB/PB 80 cm & BB 5 kg:


< - 4SD, Rudi menderita Gizi Buruk

22
Jawaban Latihan 1 (lanjutan)

b. Semua anak gizi buruk perlu dirawat inap.


Jadi Rudi harus dirawat inap di Puskesmas.

c. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk


Lihat Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak
Gizi Buruk/ Buku II hal. 1 (slide 6 – 15)
Anamnesis (awal dan lanjutan) & Pemeriksaan
fisik.

23
POKOK BAHASAN 3

JADWAL PENGOBATAN DAN


PENANGANAN ANAK GIZI BURUK

(10 LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK)

24
Tatalaksana Gizi buruk
“10 langkah utama”
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26
1. Atasi/cegah
hipoglikemia

2. Atasi/cegah
hipotermia
3. Atasi/cegah
dehidrasi
4. Perbaiki gang-
guan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. tanpa Fe + Fe
Nutrien mikro
7. Makanan stab & trans
8. Makanan Tumb.kejar
9. Stimulasi
10. Siapkan tindak
lanjut
25
(Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
LANGKAH 1

Mencegah dan mengatasi


hipoglikemia

26
HIPOGLIKEMIA

Kadar glukosa darah yang sangat rendah (< 3


mmol/liter atau < 54 mg/dl)

Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia

Tanda lain : letargis, nadi lemah, kehilangan


kesadaran

Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan


pucat sangat jarang dijumpai pada balita gizi
buruk

(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
27
HIPOGLIKEMIA (lanjutan)

 Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang


hanya didahului dengan tanda seperti mengantuk

 Di unit pelayanan kesehatan yang tidak ada


fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah, setiap
balita gizi buruk yang datang harus dianggap
mengalami hipoglikemia  segera rawat/tangani
sesuai tatalaksana hipoglikemia

(Buku II: Petunjuk Teknis Tatalaksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal.3) 28
CARA MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
TANDA CARA MENGATASI
SADAR  Berikan 50 ml larutan Dekstrosa/ Glukosa
(TIDAK LETARGIS) 10%*) atau 50 ml larutan gula pasir 10%
secara oral/ NGT (bolus)
TIDAK SADAR  Berikan Larutan dekstrosa/ Glukosa 10% iv,
(LETARGIS) 5 ml x kgBB
 Selanjutnya berikan 50 ml larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus)

RENJATAN (SHOCK)  Berikan Larutan Dekstrosa/ Glukosa 10%


secara intravena (iv) sebanyak 5 ml x kgBB
 Selanjutnya beri infus Ringer Laktat dan
Glukosa 10% prebandingan 1:1 (= RLG 5%)
sebanyak 15 ml x kgBB untuk 1 jam

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok the munjung) + air matang s/d 50 ml


29
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
LANGKAH 2

Mencegah dan mengatasi


hipotermia

30
HIPOTERMIA

 Suhu aksiler < 36,5 C (ukur selama 5 menit)


 Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia
 Hipotermia + hipoglikemia : merupakan tanda dari
adanya infeksi sistemik serius  terapi u/ ketiganya
 hipotermia + hipoglikemia + infeksi, Cadangan
energi balita gizi buruk sangat terbatas  tidak
mampu memproduksi panas utk mempertahankan
suhu tubuh

(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
31
HIPOTERMIA (lanjutan)

 Pertahankan suhu tubuh balita gizi buruk


dengan cara menyelimuti tubuhnya dengan
baik.
 Tindakan menghangatkan tubuh = usaha
penghematan penggunaan cadangan
energi.

(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
32
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh balita agar tidak hipotermia

Suhu tubuh 36,5 – 37,0 ºC


Mudah terjadi hipotermia  pertahankan suhu :

1. Tutuplah tubuh balita termasuk kepalanya


2. Hindari adanya hembusan angin
3. Pertahankan suhu ruangan 25–30C
4. Tetap diselimuti pada malam hari
5. Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat pemeriksaan
& penimbangan
6. Tangan yg merawat harus hangat
7. Segeralah ganti baju atau peralatan tidur yang basah
8. Segera keringkan badan setelah mandi
9. Jangan gunakan botol air panas utk menghangati balita
 kulit terbakar

(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
33
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh balita
agar tidak hipotermia(lanjutan)
Suhu tubuh < 36,5 ºC (hipotermia)
Tindakan  hangatkan tubuh :
1. Cara “kanguru” : kontak langsung kulit ibu
dan kulit balita
2. Lampu : diletakkan 50 cm dari tubuh balita
3. Monitor suhu setiap 30 menit
- suhu sdh normal?
- suhu tdk terlalu tinggi?
4. Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah
mencapai 37C

Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
34
LANGKAH 3

Mencegah dan mengatasi


dehidrasi

35
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN

1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik


thdp kejadian sekitar
2 Anak gelisah terutama bila disentuh/ ditangani
dan rewel untuk tindakan
3 Tidak ada air Tidak ada air mata saat balita menangis
mata
4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya
ataukah baru beberapa saat timbulnya

(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 5)
36
TANDA DEHIDRASI (lanjutan)

No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN

5 Mulut dan Raba dengan jari yang kering dan bersih


lidah kering untuk menentukan apakah lidah dan
mulutnya kering
6 Haus Apakah balita ingin meraih cangkir saat
diberi ReSoMal. Saat cangkir itu
disingkirkan, apakah balita masih ingin
minum lagi?
7 Kembalinya Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah
cubitan/tur kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik
gor kulit dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat
lambat (belum balik rata)  kulit/turgor kulit
lambat. (catatan : cubitan kulit biasanya
lambat pada anak “wasting”)
37
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 5)
LANGKAH 4

Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

38
Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

 Pada anak gizi buruk terjadi


ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh
 Perlu diberikan larutan elektrolit/ mineral
dalam bentuk ReSoMal (bila diare) dan
Formula WHO sesuai dengan fasenya

39
ReSoMal
(Rehidration Solution for Malnutrition)

Cara membuat ReSoMal


Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*): 1 pak Cara membuat lar.
Elektrolit/mineral
Gula pasir : 50 g
Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml
(**)komposisi :
Ditambah air sampai : 2 liter
KCl : 224 g
Tripotasium citrat: 81 g
Setiap 1 liter cairan Resomal:
MgCl2.6H2) : 76 g
Na = 37,5 mEq, K = 40 mEq dan
Zn acetat 2 H2O : 8,2 g
Mg = 1,5 mEq
CuSO4.5H2O : 1,4 g
(*) Bubuk WHO-ORS/1 liter:Nacl= 2,6 g
Ditambah air sampai: 2,5 liter
Trisodium citrat dihidrat = 2,9 g
KCl = 1,5 g dan glukosa = 13,5 g
40
ReSoMal
(Rehidration Solution for Malnutrition)

Modifikasi ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*) : 1 pak
Gula pasir : 50 gr
Bubuk KCl : 4 gr
Ditambah air sampai : 2 liter
Atau
Bubuk WHO-ORS siap pakai : 1 liter
Gula pasir : 50 gr
Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml
Ditambah air sampai : 2 liter
Karena tidak mengandung Mg, Zn dan Cu,
Diberi jus buah2an yang banyak mengandung mineral, atau diberikan
MgSO4 50 % I.m 1 x dosis 0,3 ml/kg BB maksimum 2 ml.
41
LATIHAN 2
(LANJUTAN KASUS RUDI)

Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-


tanda:
Letargis, nadi lemah, berkeringat dan pucat, suhu
aksiler 35,5 0C dan ujung ekstremitas teraba dingin.

Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun


a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada
anak ini ?
b. Jelaskan penanganan masing-masing tanda bahaya
diatas !
42
Jawaban Latihan 2

a. Tanda bahaya yang ditemukan pada Rudi:


- syok
- letargis
- hipoglikemia (nadi lemah, berkeringat,pucat)
- hipotermia (suhu aksiler < 36,5 °C dan
ekstremitas teraba dingin)
- dehidrasi (mata cekung, turgor kulit menurun)

43
Jawaban Latihan 2 (lanjutan)

b. Cara mengatasi masing-masing tanda bahaya


- Cara mengatasi syok, letargis dan hipoglikemia:
Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/ Buku II hal. 3 (slide 27 – 29)
- Cara mengatasi hipotermia:
Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/ Buku II hal. 4 (slide 31 – 34)
- Cara mengatasi dehidrasi
Lihat Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/ Buku II hal.5 & 15 (slide 36 – 41) 44
LANGKAH 5

MENGOBATI INFEKSI

45
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
 Tidak ada komplikasi/ infeksi yang jelas
 kotrimoksasol/ oral/ 12 jam selama 5 hari

 Ada komplikasi
 gentamisin iv atau im selama 7 hari,
ditambah ampisilin iv atau im/ 6 jam selama
2 hari, diikuti amoksisilin/ 8 jam selama 5 hari

46
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan)

 Dalam 48 jam tidak membaik


 kloramfenikol iv atau im/ 8 jam selama 5 hari
 Bila ada infeksi khusus
 antibiotika khusus sesuai dengan penyakitnya

Catatan:
1. Jika balita tidak kencing, Gentamisin akan menumpuk di dalam
tubuh dan menyebabkan tuli, jangan diberi dosis kedua sampai
balita bisa kencing.
2. Jika Amoksisilin tidak tersedia, beri Ampisilin 50 mg/kg peroral
setiap 6 jam selama 5 hari. 47
Langkah 6

Memperbaiki kekurangan
zat gizi mikro

48
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BENTUK FORMULA Fe DOSIS

TABLET BESI/FOLAT Bayi usia 6 – < 12 bln  1 x sehari ¼ tab


(sulfas ferosus 200 mg atau
60 mg besi elemental + Anak usia 1–5thn 1 x sehari ½ tablet
0,25 mg as folat)

SIRUP BESI Bayi 6 – < 12 bulan  1 x sehari 2 ,5 ml


(sulfas ferosus 150 ml), (½ sendok teh)
setiap 5 ml mengandung 30
mg besi elemental Anak usia 1–5 thn  1 x sehari 5 ml
(1 sendok teh)

Catatan :
•Zat besi atau Fe baru boleh diberikan setelah memasuki Fase Rehabilitasi
•Zat Besi atau Fe diberikan setiap hari selama 4 minggu atau lebih
49
•Dosis Fe : 1 – 3 mg Fe elemental/kg berat badan/hari
POKOK BAHASAN 4

TINDAKAN DAN PENGOBATAN


PENYAKIT PENYULIT

50
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN
VITAMIN A

JIKA MATA TINDAKAN


MENGALAMI:
 Hanya bercak Bitot saja  Tidak memerlukan obat tetes mata
 tidak ada gejala mata
yang lain

 Nanah atau  Berikan tetes mata kloramfenikol


peradangan atau tetrasiklin (1%)

 Kekeruhan pada kornea Berikan kedua obat tersebut :


 Ulkus pada kornea  Tetes mata kloramfenikol/
tetrasiklin(1%) & Tetes mata atropin(1%)

Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang


mengandung “kortikosteroid” karena dapat menyebabkan kebutaan
serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
51
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA MATA AKIBAT
KEKURANGAN VITAMIN A (lanjutan)

Teteskan obat ke mata yang terganggu, dengan dosis:


Tetes mata kloramfenikol/ tetrasiklin (1%): 1 tetes, 4 x sehari
Tetes mata atropin (1%) : 1 tetes, 3 x sehari

• Jika kedua jenis obat tetes mata tersebut diperlukan dapat


diberikan secara bersamaan
• Pengobatan sekurang-kurangnya 7 hari sampai semua gejala
pada mata menghilang
• Lakukan tindakan pemeriksaan dan pengobatan dengan sangat
berhati-hati dan lembut

52
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN
VITAMIN A (lanjutan)

• Gunakan penetes & botol yg terpisah utk setiap balita


• Lakukan selalu tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
mengobati
• Mata yang terganggu harus ditutup selama 3 – 5 hari hingga
peradangan dan iritasi mereda
• Gunakan kasa penutup mata yang dicelup dalam larutan NaCl 0,9%
• Gantilah kasa setiap kali dilakukan pengobatan
• Bila balita tertidur dengan mata terbuka, katupkanlah kelopak mata
dengan lembut

53
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT GANGGUAN PADA MATA AKIBAT
KEKURANGAN VITAMIN A (lanjutan)
JADWAL DAN DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A
Gejala Hari ke –1 Hari ke – 2 Hari ke – 15
Tidak ada gejala mata atau tidak Beri kapsul Tdk diberi Tdk diberi
pernah sakit Campak dlm 3 bulan dgn dosis kapsul kapsul
terakhir sesuai umur

Ada salah satu gejala : Beri kapsul Beri kapsul Beri kapsul
Buta senja dengan dosis dengan dosis dengan dosis
Bercak Bitot sesuai umur sesuai umur sesuai umur
Nanah / Radang
Kornea keruh
Ulkus kornea
Pernah sakit Campak dalam 3
bulan terakhir

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru )

6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru )

1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah ) 54


TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA KULIT (DERMATOSIS)

 Hipo/hiperpigmentasi
 Deskuamasi (mengelupas)
 Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering
disertai infeksi sekunder (candida)

Tindakan:
 Kompres dgn lar. KMnO4 1% selama 10 menit
 Salep/ krim (Zn dgn minyak kastor)
 Usahakan agar daerah perineum tetap kering
 Defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn oral
 Pengobatan anti jamur (bila perlu)
55
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT DIARE PERSISTEN

 Makanan tinggi laktosa


 Kerusakan mukosa usus dan giardiasis

Tindakan
 Makanan formula bebas atau rendah laktosa
 Kotrimoksasol 5- 8 mg/kgbb/hari
 Periksa feses dan ganti dengan metronidasol bila
pemeriksaan giardiasis 
 Metronidasol 30- 50 mg/kgBB/hari selama 7- 10 hari
56
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT ANEMIA BERAT

Hb < 4,0 g/dl atau Hb 4,0 – 6,0 g/dl disertai distres


pernafasan atau tanda gagal jantung

Tindakan
 Transfusi darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
 Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells
dengan jumlah yang sama
 Furosemid 1 mg/ kgBB iv pada saat tranfusi dimulai
 Pada saat transfusi hentikan semua pemberian cairan
lewat oral/NGT

57
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT PARASIT CACING

Jika anak berumur 4 bulan atau lebih dan belum


pernah mendapatkan obat ini dalam 6 bulan terakhir
dengan hasil pemeriksaan tinjanya positif, beri
pirantel pamoat di klinik sebagai dosis
tunggal.(diberikan pada FASE TRANSISI)

USIA DOSIS PEMBERIAN


4- 9 bln (6- <8kg) ½ tablet
9- 12 bln (8- <10 kg) ¾ tablet
1-3 tahun (10- <14 kg) 1 tablet
3- 5 tahun (14- <19 kg) 1 ½ tablet
58
SISTEM SKORING GEJALA dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG TB

parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak jelas Laporan BTA (+)
keluarga, BTA
(-) atau tidak
tahu, BTA tidak
jelas
Uji tuberkulin negatif Positif (> 10
mm, atau > 5
mm pada
keadaan
imunosupresi)
Status gizi Gizi baik, Gizi kurang, Gizi buruk,
tampak sehat tampak kurus tampak sangat
(BB/TB antara (BB/TB >-3 kurus (BB/TB <
-2 SD - + SD- < -2SD) -3SD) dan atau
2SD) edema pada
kedua
punggung kaki
sampai seluruh
tubuh

59
SISTEM SKORING GEJALA dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG TB (lanj)

parameter 0 1 2 3 Skor
Demam tanpa > 2 minggu
sebab jelas
Batuk > 3 minggu
Pembesaran > 1 cm, jumlah >
kel.limfe koli, aksila, 1, tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan Ada
tulang/ sendi pembengkakan
panggul, lutut,
falang
Foto thoraks Normal/ tidak Sugestif TB
jelas
JUMLAH

60
SISTEM SKORING GEJALA dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG TB (lanj)

CATATAN:
1. DIAGNOSIS dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter
2. Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab
batuk kronik lainnya seperti asma, sinusitis dan lainnya
3. Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit)
pasien dapat langsung didiagnosis TB
4. Status gizi (BB/TB) dinilai pada saat pasien datang
5. Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak
6. Semua anak dengan rekasi cepat BCG (reaksi lokal < 7 hari
setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan sistem skoring
TB anak.
7. Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6 (skor maksimal 13)
61
SISTEM SKORING GEJALA dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG TB (lanj)

CATATAN:
8. Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk
evaluasi lebih lanjut.
9. Uji tuberkulosis (-) belum tentu anak tidak menderita TB
karena pada anak gizi buruk terjadi anergi, sehingga tidak
dapat membentuk antibodi.

62
TUBERKULOSIS PARU
(LANJUTAN)

BILA  6 POSITIF

DIANGGAP TB PARU

Beri OAT
2 bulan dan evaluasi

RESPON (+) RESPON (-)

TB TERUSKAN TERAPI TB, RUJUK


KE RS UNTUK EVALUASI
OAT diteruskan
63
TUBERKULOSIS PARU
(LANJUTAN)
OAT diteruskan RUJUK KE RS

Pemeriksaan lanjutan di RS :
PERHATIAN : Gejala Klinis
Bila terdapat tanda-tanda Uji Tuberkulin
bahaya seperti :
Foto Rontgen paru
Kejang
Pemeriksaan
Kesadaran menurun
mikrobiologi & serologi
Kaku kuduk
Pemeriksaan patologi
Benjolan di punggung
anatomi
Dan kegawatan lain
Prosedur diagnostik dan
tatalaksana sesuai dengan
Segera rujuk ke RS prosedur di RS yang
64
bersangkutan
JENIS DAN DOSIS OBAT TUBERKULOSIS ANAK

JENIS OBAT BB BB BB
5 -< 10 kg 10 -<20 kg 20 - 33 kg

Isoniasid 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg

Pyrasinamid 150 mg 300 mg 600 mg

65
Berdasarkan rekomendasi IDAI
JENIS DAN DOSIS OBAT TUBERKULOSIS ANAK

Dosis obat kombinasi untuk anak

Berat Badan 2 bulan 4 bulan


(kg) RHZ (75/ 50/ 150 mg) RH (75/ 50 mg)

5–9 1 tablet 1 tablet

10 - 19 2 tablet 2 tablet

20 - 32 4 tablet 4 tablet

Catatan: obat harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah)

66
Berdasarkan rumusan UKK Pulmonologi PP IDAI
UJI TUBERKULIN PADA ANAK

Sumber : Pedoman Nasional TB Anak, UKK Pulmonologi PP IDAI, 2005


67
UJI TUBERKULIN PADA ANAK

Sumber : Pedoman Nasional TB Anak, UKK Pulmonologi PP IDAI, 2005


68
UJI TUBERKULIN PADA ANAK

Sumber : Pedoman Nasional TB Anak, UKK Pulmonologi PP IDAI, 2005


69
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT MALARIA

 Penatalaksanaan Kasus Malaria


A. Pemberian Obat Anti Malaria
 Tanpa komplikasi (ringan)/ oral
 Berat atau tidak dapat minum obat/parenteral
B. Pengobatan Pendukung (Suportif)
 Tanpa komplikasi (simptomatik)
 Berat (perawatan umum, cairan, simptomatik)
C. Pengobatan Komplikasi
 Anemia, hipoglikemia, syok hipovolemik, dll
 Gangguan fungsi organ (dialisis, pemasangan ventilator, dll)

(Pengobatan Pendukung dan pengobatan komplikasi dapat dilihat pada


Buku Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen
Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan, Depkes RI,
70
2005)
Penatalaksanaan Kasus Malaria
(lanjutan)
A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi:

 Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik


(Radikal  Membunuh semua parasit dalam tubuh)
Falsifarum:
Lini Pertama  artesunat + amodiakuin + primakuin
Lini kedua  kina + tetrasiklin/ doksisiklin + primakuin
Vivaks/ Ovale:
Lini pertama  klorokuin + primakuin
Resisten klorokuin  kina + primakuin
Relaps/ kambuh  klorokuin + primakuin (dosis lebih tinggi)
71
Penatalaksanaan Kasus Malaria
(lanjutan)
A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi:

Berdasarkan Pemeriksaan Klinis


Dilakukan di daerah yang belum memungkinkan untuk pemeriksaan
laboratorium baik dengan mikroskop maupun dengan RDT (Rapid
Diagnostic Test)

Terdiri dari 2 regimen pengobatan yaitu:


Lini pertama (regimen pertama)
 klorokuin dan primakuin
Lini kedua (regimen kedua)
 kina dan primakuin tablet. 72
Penatalaksanaan Kasus Malaria (lanjutan)

Malaria berdasarkan Pemeriksaan Klinis


Pemantauan:
 Hari ke 4 setelah lini pertama tetap demam (bukan
malaria berat) dan sulit mendapatkan pemeriksaan
laboratorium
 Lini kedua (kina selama 7 hari dan primakuin 1 hari)

 > 1 tanda-tanda bahaya, segera dirujuk


 diagnosis pasti dan penanganan selanjutnya
(bila tempat rujukan sulit dicapai, penderita diberikan
1 dosis kina parenteral 10 mg/ kgBB im) 73
Penatalaksanaan Kasus Malaria
(lanjutan)

Tanda-tanda bahaya tersebut adalah:

 tidak dapat makan/ minum


 tidak sadar
 kejang
 muntah berulang
 sangat lemah (tidak dapat duduk/ berdiri)

74
Penatalaksanaan Kasus Malaria
(lanjutan)

A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi:


 Pencegahan (Kemoprofilaksis)
Mengurangi risiko terinfeksi malaria dan bila
terinfeksi gejala klinis tidak berat

Plasmodium Vivaks  Klorokuin


Plasmodium Falsifarum  Doksisiklin
Resisten Klorokuin  Doksisiklin

(Sumber: Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen


Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan, Depkes RI,
2005)
75
Penatalaksanaan Kasus Malaria
(lanjutan)
HARI JENIS OBAT 0-2 2-11 1-4 5-9 10- 14 >-15
BULAN BULAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin * * ¾ 1½ 2 2-3

2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Lini pertama malaria falsiparum tanpa komplikasi:


tablet artesunat+ tablet amodiakuin+ tablet primakuin
76
Penatalaksanaan Kasus Malaria
(lanjutan)

HAR JENIS 0-11 1-4 5-9 10- 14 >-15


I OBAT BULAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

1 Kina * 3x½ 3x1 3x1½ 3 x (2-3)


Doksisiklin - - - 2 x 50mg 2 x 50mg
Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3

2 Kina * 3x½ 3x1 3x1½ 3 x (2-3)


Doksisiklin - - - 2x 2 x 100 mg
100mg

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur


* Dosis diberikan kg/bb

Lini kedua malaria falsiparum


tablet kina+ tablet doksisiklin/ tablet tetrasiklin+ tablet
primakuin 77
Penatalaksanaan Kasus Malaria
vivaks/ ovale
HARI JENIS OBAT 0-2 2-11 1-4 5-9 10- 14 >-15
BULAN BULAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin * * 1 1 1 1

2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

4-14 primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

* Semua pasien (kecuali ibu hamil dan anak usia < 1 tahun) diberikan tablet primakuin
78
Penatalaksanaan Kasus Malaria
vivaks/ ovale resisten klorokuin

HARI JENIS 0-1 2-11 1-4 5-9 10- 14 >-15


OBAT BULAN BULAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

H1- 7 Kina * * 3x½ 3x1 3x1½ 3x3

H1- 14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Dosis berdasarkan berat badan: kina 30 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis,


primakuin 0,25 mg/kgbb

79
Penatalaksanaan Kasus Malaria
vivaks lini kedua

HARI JENIS 0-1 2-11 1-4 5-9 10- 14 >-15


OBAT BULAN BULAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3- 4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2

2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3- 4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2

3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2
Primakuin - - ½ 1 1½ 2

4-14 primakuin - - ½ 1 1½ 2

80
Penatalaksanaan lini pertama
MALARIA BERAT

• DI RS atau rawat inap:


•Artesunate inj. Intravena:
•Hari I: 2,4 mg/kgbb/hari
•Hari II- VII: 2,4 mg/kgbb/ hari
•Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan
obat ACT selama 3 hari
•Di lapangan:
•Artemer inj. Intramuskuler:
•Hari I: 3,2 mg/kgbb/hari
•Hari II-V: 1,6 mg/kgbb/hari
•Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat
ACT selama 3 hari
81
Penatalaksanaan lini kedua
MALARIA BERAT

• DI RS atau rawat inap:


•Kina HCL 25% yang dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau dekstrosa
5% diberikan per infus dengan dosis:
•10 mg/kgbb/4 jam setiap 8 jam
•Total dosis kina 30mg/kgbb/24 jam
•Di lapangan:
•Kina HCL 25% yang dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau dekstrosa
5% diberikan per infus dengan dosis:
10 mg/kgbb/4 jam setiap 8 jam
Total dosis kina 30mg/kgbb/24 jam
•Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat Kina tab+ doxy/tetra
kapsul selama 7 hari

82
Penatalaksanaan Kasus Malaria
(lanjutan)

Obat antimalaria oral diberikan sesudah makan

UNTUK KLOROKUIN:
- Amati selama 30 menit sesudah pemberian klorokuin
muntah  ulangi pemberian

- Jelaskan kemungkinan timbul gatal-gatal setelah


pemberian obat (tetapi ini tidak berbahaya)
83
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA
1. Gizi buruk didaerah malaria atau ada riwayat
kunjungan ke daerah risiko tinggi, diperiksa
tanda/gejala klinis malaria, sbb:
• Demam (teraba panas, suhu 37,50 C atau lebih)
• Renjatan (shock)
• Kaku kuduk atau kejang
• Kesulitan bernafas
• Kuning (ikterik)
• Perdarahan

84
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (lanjutan)

2. Gizi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria)


segera transfusi dgn packed red cell 10 ml/kgBB/
3-4 jam, jangan diberi furosemid sebelum transfusi
(lihat rencana I) dan berikan obat malaria melalui iv.

85
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (Lanjutan)

3. Gizi buruk dengan anemia sedang


 Anti malaria oral
 Zat besi atau folat, tidak diberikan sebelum minggu ke 2
(Fe menyebabkan parasit makin aktif)
 Folat tidak diberikan pada pengobatan dengan Fansidar
atau Sulfadoksin (bersifat anti folat)

4. Fe atau sirup besi dianjurkan setelah minggu ke-2 fase


rehabilitasi)
 Anemia pada malaria karena hemolitik (pecahnya sel drh merah)
 Fe yg berlebihan  menumpuk dlm tubuh (berbahaya)
86
LATIHAN 3

Seorang anak perempuan, Ani umur 11 bulan


BB 5 kg dan tinggi badan 66 cm, datang ke Puskesmas dengan
keluhan belum bisa duduk.
Dari anamnesa tidak mendapat ASI eksklusif sejak umur 2 bulan,
hanya mendapatkan susu formula saja.
Informasi lanjutan ternyata anak berat badan tidak naik dan sering
demam tanpa sebab yang jelas

a. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan?


b. Apa status gizi anak ini?
c. Apa kemungkinan penyakit penyulitnya?
d. Bagaimana pengobatannya ?
87
Jawaban Latihan 3

a. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan:


uji tuberkulin dan foto rontgen paru bila memungkinkan

b. Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak


Laki-laki dan Perempuan menurut berat badan &
tinggi badan/ panjang badan (BB/ TB-PB) pada
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I hal.22
Status gizi Ani dengan TB/ PB 66 cm dan BB 5 kg:
< - 3 SD. Ani menderita gizi buruk
88
Jawaban Latihan 3 (lanjutan)

c. Kemungkinan penyakit penyulit:


TBC paru (BB tidak naik, sering demam tanpa
sebab yang jelas)

d. Pengobatan penyakit penyulit TBC paru


Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana
Anak Gizi Buruk/ Buku II hal. 8 (slide 59–62)

89
POKOK BAHASAN 5

Terapi gizi
pada anak gizi buruk

90
LANGKAH 7 :
MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK STABILISASI DAN TRANSISI

Langkah 8 :

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR
91
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

A. Fase Stabilisasi
 Hari 1 – 2
F-75/ modifikasi/ modisco ½  12 x pemberian
ASI  bebas
 Hari 3 – 7
F-75/ modifikasi/ modisco ½  8 x pemberian
ASI  bebas

Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan tabel


Pedoman F-75 (buku I, hal.19 – 20)
92
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

B. Fase Transisi

Hari 8 - 14
F- 100/ modifikasi/ modisco I/ II  6 x pemberian
ASI  bebas

Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan tabel


Pedoman F-75 (buku I, hal.19 – 20)

93
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

C. Fase Rehabilitasi (Minggu 3 – 6)

Berat Badan < 7 Kg


F-135/ modifikasi/ modisco III  3 x pemberian
ASI  bebas
Ditambah
Makanan lunak/ lembik  3 x 1 porsi
Sari buah  1 x pemberian

Berat Badan > 7 Kg


F-135/ modifikasi/ modisco III  3 x pemberian
ASI  bebas
Ditambah
Makanan lunak/ makanan biasa  3 x 1 porsi
Sari buah  1 - 2 x pemberian
94
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2


(Fe diberikan pada fase rehabilitasi)

2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok


atau dehidrasi berat

3. Jangan berikan protein terlalu tinggi

4. Jangan berikan diuretik pada penderita


kwashiorkor

95
TATA LAKSANA GIZI PADA FASE TINDAK
LANJUT (Minggu ke 7 – 26)

Tingkat Rumah Tangga

• Makanan beraneka ragam, porsi kecil,


frekuensi sering

• Suapi anak dengan sabar dan tekun

• ASI diberikan sampai usia 2 tahun

96
TATA LAKSANA GIZI PADA FASE TINDAK
LANJUT (lanjutan)

Tingkat Posyandu
• Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)
dengan komposisi energi 350 Kkal, protein 15 g

• Bentuk PMT-P: kudapan dari bahan makanan


setempat

• Lama pemberian: 3 bulan (90 hari)

• Cara penyelenggaraan: setiap hari di pusat pemulihan


gizi, demonstrasi pembuatan makanan seminggu
sekali di posyandu, penimbangan dan pemantauan
peningkatan berat badan dengan KMS
97
LATIHAN 4 (LANJUTAN KASUS ANI)

Ternyata Ani selama ini tidak mendapatkan asupan


makanan yang cukup. Hanya mendapatkan susu
formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream
dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim 1
mangkok kecil (25 g beras) sekali/hari

a. Bagaimana penanganan gizinya ?


b. Berapakah kebutuhan sehari untuk kalori dan
protein Ani?

98
Jawaban Latihan 4

a. Ani datang dengan kondisi yang tidak menunjukkan


tanda bahaya, penanganan gizinya sesuai dengan
rencana V pada fase stabilisasi Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk/ Buku I hal. 12.

Ani diberikan F-75 setiap 30 menit selama 2 jam


pertama sesuai dengan berat badan (lihat tabel
Petunjuk pemberian F-75 untuk anak gizi buruk tanpa
edema pada Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/ Buku I hal.19).

99
Jawaban Latihan 4 (lanjutan)

Berat badan Ani 5 kg, maka F-75 yang diberikan setiap


30 menit (dalam 2 jam pertama) sebanyak ¼ dari 55 ml:
1/4 x 55 ml x 75 Kkal = 10,3 Kkal

Selanjutnya pemberian sesuai dengan keadaan dan


kondisi pasien (lihat pemberian cairan dan makanan
rencana V pada buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/
Buku I hal. 12, 13).

100
Jawaban Latihan 4 (lanjutan)

b. Selama ini Ani mendapat susu formula 2 gelas sehari


@ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh
gula pasir + nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras)
sekali / hari

Kalori yang didapat oleh Ani sebelum dirawat:


(lihat daftar penukar bahan makanan)

2 sendok makan full cream (30 g) : 150 kalori


1 sendok teh gula pasir (5 g) : 25 kalori
Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) : 90 kalori

Total kalori yang didapat Ani selama 1 hari 265 kalori


101
Jawaban Latihan 4 (lanjutan)

Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan


BB 5kg, minimal harus mendapat 525
(5 kg x 105 kalori) kalori/ hari.

Berarti makanan yang dikonsumsi Ani selama ini


kurang mencukupi, hanya 50% dari Angka kecukupan
Gizi.

(lihat lampiran 4: kebutuhan energi dan protein sehari


pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/ Buku II hal. 51).

102
Jawaban Latihan 4 (lanjutan)

Protein yang didapat oleh Ani sebelum dirawat:


(lihat daftar penukar bahan makanan)

2 sendok makan full cream (30 g) :7g


Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) :2g

Total protein yang didapat oleh Ani selama 1 hari: 9 g

Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan


BB 5 kg, minimal harus mendapat 12,5 g protein sehari
(5 kg x 2,5 g)

103
Jawaban Latihan 4 (lanjutan)

Berarti protein yang dikonsumsi Ani selama ini kurang


mencukupi, hanya 72% dari Angka Kecukupan Gizi.

(lihat lampiran 4: Kebutuhan energi dan protein sehari


pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/ Buku II hal. 51)

104
POKOK BAHASAN 6

LANGKAH 9

Memberikan stimulasi
untuk tumbuh kembang

105
STIMULASI SENSORIK DAN DUKUNGAN
EMOSIONAL PADA ANAK GIZI BURUK

Anak Gizi buruk/ KEP berat:


keterlambatan perkembangan mental dan perilaku
 berikan:

• Kasih sayang
• Lingkungan yang ceria
• Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/
hari
• Aktifitas fisik segera setelah sembuh
• Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dan sebagainya)

106
POKOK BAHASAN 7

Langkah 10

Mempersiapkan untuk
tindak lanjut dirumah

107
KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK

Balita:

1. Selera makan baik, makanan yang diberikan


dihabiskan

2. Ada perbaikan kondisi mental

3. Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri,


berjalan, sesuai umurnya

4. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37,5 C

108
KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK
(lanjutan)

5. Tidak ada muntah atau diare

6. Tidak ada edema

7. Kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/ hari, 3 hari


berturutan atau kenaikan 50 g/ kgBB/ minggu,
2 minggu berturut-turut

8. Sudah berada di kondisi gizi kurang > - 3 SD


(sudah tidak ada gizi buruk)

109
KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI
BURUK (lanjutan)

Ibu/pengasuh :

1. Sudah dapat membuat makanan yang diperlukan


untuk tumbuh kejar dirumah
2. Ibu sudah mampu merawat serta memberikan
makan dengan benar kepada anaknya

Institusi lapangan :

Sudah siap menerima rujukan paska perawatan

110
TINDAK LANJUT DI RUMAH

• Bila gejala klinis sudah tidak ada dan berat badan


balita mencapai 80% BB/U atau 90% BB/TB 
”anak sembuh”

• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi


harus tetap dilanjutkan di rumah

Peragakan kepada Orang Tua :


• Pemberian makanan dgn frekuensi yang lebih
sering dengan kandungan tinggi energi dan padat
gizi

• Terapi bermain terstruktur


111
TINDAK LANJUT DI RUMAH (lanjutan)

Sarankan :
• Membawa kembali untuk kontrol secara teratur:
Bulan I : 1 x/ minggu
Bulan II : 1x/ 2 minggu
Bulan III - VI : 1x/ bulan

• Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT,


Campak, Hepatitis dan ulangan (booster)

• Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai


umur)

112
TINDAK LANJUT DI RUMAH (lanjutan)
Jadwal imunisasi
Imunisasi I II III IV

BCG Sedini
mungkin
(s/d < 1 tahun)

Polio Waktu lahir 1 bulan setelah 1 bulan setelah 1 bulan setelah


(sedini imunisasi polio ke-1 imunisasi polio ke-2 imunisasi polio ke-3
mungkin) (interval 4 minggu) (interval 4 minggu) (interval 4 minggu)

DPT 2 bulan 1 bulan setelah 1 bulan setelah


imunisasi DPT ke-1 imunisasi DPT ke-2
(interval 4 minggu) (interval 4 minggu)

Campak 9 bulan

Hepatitis Waktu lahir 1 bulan setelah 1 bulan setelah


(sedini imunisasi hepatitis imunisasi hepatitis
mungkin) ke-1 ke-2
(interval 4 minggu) (interval 4 minggu)
113
Anak Gizi Buruk setelah perawatan

114
ANAK GIZI BURUK
SETELAH PERAWATAN

115
116
117

Anda mungkin juga menyukai