Anda di halaman 1dari 51

PROMOSI KESEHATAN DALAM

PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
“STUNTING” (KERDIL) dengan ISI
PIRINGKU
Martapura, 19 Juli 2018
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan
ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
Pengalaman dan bukti Internasional
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted menunjukkan bahwa stunting….

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan


Produktivitas Pasar kerja
Hilangnya 11% GDP
Mengurangi
pendapatan
pekerja dewasa
hingga 20%
2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’
Anak Indonesia
17 di urutan 64 terendah
Vietnam
dari 65 negara* Memperburuk kesenjangan/inequality
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia

64 Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA
(Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme
for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi,
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
Early Years brief, 2016
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science.
FAKTA
Hasil Penelitian SEANUTS (South East Asian
Nutrition Surveys) 2017 menyatakan bahwa
PENDEK :
1. BUKAN faktor genetik/keturunan;
2. Berhubungan dengan KECERDASAN;
3. Mempengaruhi AKTIVITAS;
4. Berkaitan dengan EMOSIONAL; &
5. Menjadikan GEMUK.
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

Kretin
LATAR BELAKANG MASALAH
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
1. Praktek pengasuhan yang tidak baik
• Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
• 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI

2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care,


Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
• 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD*
• 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di
2013)
• Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi

3. Kurangnya akses ke makanan begizi**


• 1 dari 3 ibu hamil anemia
• Makanan bergizi mahal
*PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini
**Komoditas makanan di Jakarta 4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
94% lebih mahal dibanding dengan
di New Delhi, India. Buah dan • 1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
sayuran di Indonesia lebih mahal • 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
dari di Singapura.
ke air minum bersih
Sumber: RISKESDAS 2013, SDKI
2012, SUSENAS berbagai tahun
Sumber: Kemenkes dan Bank Dunia (2017)
Kualitas dan Kuantitas Makanan
Ketahanan pangan Keamanan pangan

Kemiskinan perkotaan
Intervensi cost effective
Intervensi Spesifik (kontribusi 30%, jangka pendek,
dilakukan oleh sektor kesehatan)
• perubahan perilaku;
• pendampingan;
• pemberdayaan; dan
• tata laksana.
Intervensi Sensitif (kontribusi 70%, jangka panjang,
dilakukan non sektor kesehatan)
• pemberian PMT; peningkatan daya beli;
• pendidikan perempuan; jaminan sosial;
• infra struktur; ketahanan pangan; KB; dan
• pengadaan air bersih.
Arah Kebijakan Gizi
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 secara tegas
memuat bahwa tujuan pembinaan gizi adanya
tercapainya mutu gizi perorangan dan masyarakat;
melalui;
• perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai
dengan gizi seimbang;
• perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan
PHBS; dan
• peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

14
Seribu Hari Pertama Kehidupan
• Masa yang sangat krusial dalam
menentukan kualitas hidup dan
perkembangan manusia.
• Jika dalam masa ini anak
kekurangan gizi, maka
dampaknya akan terbawa
seumur hidupnya.
KARAKTERISTIK IBU HAMIL
• Masa kehamilan adalah masa dimana seorang
wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang
jauh lebih banyak daripada kondisi biasa
• Disamping untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya sendiri, berbagai zat gizi juga
diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin yang ada dalam
kandungan.
POLA UMUM KENAIKAN BB IBU SELAMA
KEHAMILAN

 Trimester I, kenaikan 1 kg
Kenaikannya minimal, hampir seluruhnya
adalah bagian dari tubuh ibu, 5% janin.
 Trimester II, kenaikan 3 kg
Kenaikan sekitar 0,3 kg/minggu. 40%
adalah bagian dari janin.
 Trimester III, kenaikan 6 kg
Kenaikan sekitar 0,3 – 0,5 kg/minggu,
85% adalah bagian dari janin
• Penambahan BB wanita pendek (< 150 cm) cukup: sekitar 8.8 –
13.6 kg
• Hamil kembar : 15.4 – 20.4 kg
• Mereka dg BB lebih : penambahan BB diperlambat sampai
dengan 0.3 kg/mingggu
• Laju penambahan BB trimester I dan II sama
• Penambahan komponen dalam tubuh ibu (darah,uterus, buah
dada dan timbunan lemak) terjadi di trimester II
• Pertumbuhan janin, plasenta dan cairan amnion : trimester III
PENGATURAN MAKANAN
SEMASA HAMIL

• Kebutuhan gizi ibu yang meningkat pesat,


bukan saja untuk keperluan pertumbuhan janin,
tetapi karena metabolisme yang meningkat oleh
terjadinya perubahan keseimbangan hormonal
(Meningkatnya produksi prolaktin)
• Pada awal kehamilan sering nafsu makan ibu
tidak begitu baik karena timbul rasa mual dan
pusing. Keadaan ini disebut emesis yang terjadi
akibat gangguan keseimbangan hormonal.
PENGATURAN MAKANAN
SEMASA HAMIL

• Ibu juga memberikan cadangan beberapa


jenis zat gizi dalam jumlah yang cukup
dalam tubuh bayi pada saat lahir.
• Gizi buruk karena kesalahan dalam
pengaturan makanan membawa dampak
yang tidak menguntungkan baik bagi ibu
maupun bayi.
Brewer 2006
Diit
Rendah Garam Tidak diperbolehkan pada penderita
preeklamsi

Pregnancy → Blood volume expand > 40 %

GARAM
Chief element in maintaining fluid
retention in the circulation

Restriction
Low protein intakes
Low renal
Low Placental
blood flow
due to reduce of food
blood flow choice

Growth restriction, Renin release Albumin ↓

Placental infarction
solutio placentae hypertention
Oedema
MANAJEMEN DIIT PADA
IBU HAMIL YANG OEDEMA
(Tinggi Kalium, Calcium, dan Magnesium)
- Memperbanyak konsumsi buah dan
sayur;
- Memperbanyak Konsumsi susu (rendah
lemak); dan
- Memperbanyak konsumsi kacang-
kacangan dan ikan.
KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI

Ibu menyusui merupakan


produsen susu untuk bayinya;
Kebutuhan gizi ibu menyusui adalah
kebutuhan ibu sendiri ditambah
dengan zat gizi untuk produksi ASI;

Mengembalikan kondisi ibu


setelah melahirkan.
Catatan Zat Gizi ASI dari Ibu
• Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup
mengandung zat gizi lemak sebagai sumber energi
dan zat besi sebagai zat untuk pembentukan sel
darah merah, maka kebutuhan zat gizi tersebut
dalam produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan
bayi akan diambil dari persediaan yang ada di dalam
tubuh ibu, akan tetapi…
• Kebutuhan bayi akan Vitamin B dan Vitamin C TIDAK
dapat diambil dari persediaan yang ada dalam
tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi
pangan ibu setiap hari.
PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK
IBU MENYUSUI
• Biasakan makan anekaragam pangan yang lebih
banyak, agar kualitas ASI meningkat.
Protein diperlukan untuk sintesis hormon prolaktin
(untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin
(untuk mengeluarkan ASI)
Kebutuhan zat besi selama menyusui meningkat karena
digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru.
Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan
untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk
sel darah merah.
Catatan bagi
Ibu Menyusui

Hormonal

Faktor
Psikologis

Peran Suami/
Keluarga/
Masyarakat
PESAN GIZI SEIMBANG
UNTUK IBU MENYUSUI
Kebutuhan Kalsium meningkat pada saat menyusui
karena digunakan untuk meningkatkan produksi ASI
yang mengandung kalsium tinggi. Apabila konsumsi
kalsium tidak mencukupi, maka ibu akan mengalami
pengeroposan tulang dan gigi karena cadangan
kalsium dalam tubuh ibu digunakan untuk produksi
ASI.
Kebutuhan Vitamin C dibutuhkan ibu menyusui
untukmembantu penyerapan zat besi yang berasal
dari pangan nabati, sedangkan Vitamin D dibutuhkan
untuk penyerapan kalsium.
PESAN GIZI SEIMBANG
UNTUK IBU MENYUSUI
Minum Air Putih yang lebih banyak
Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi
tubuh secara maksimal. Air berfungsi membantu
pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel
dan darah, mengatur keseimbangan asam basa
tubuh, dan mengatur suhu tubuh.
Jumlah air yang dikonsumsi ibu menyusui per hari
sekitar 850 – 1000 ml lebih banyak = 3000 ml / 12
gelas per hari.
Jumlah tersebut adalah untuk dapat memproduksi ASI
sekitar 600 – 850 ml per hari.
Dampak KURANG GIZI

Penyebab Makan Penyakit Infeksi


langsung Tidak Seimbang

Sanitasi dan Air


Penyebab Tidak Cukup Pola Asuh Anak Bersih/Pelayanan
Tidak langsung Persediaan Pangan Tidak Memadai Kesehatan Dasar
Tidak Memadai

Kurang Pendidikan
, Pengetahuan dan Keterampilan

Pokok Masalah Kurang pemberdayaan wanita


di Masyarakat dan keluarga , kurang pemanfaatan
sumberdaya masyarakat

Pengangguran , inflasi , kurang pangan dan kemiskinan

Akar Masalah Krisis Ekonomi, Politik,


( nasional ) dan Sosial 11
3 (TRI GUNA MAKANAN)

Zat Tenaga

Zat Pembangun
MAKANAN FUNGSIONAL
• PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI

• KOMBINASI MAKANAN

• INTERAKSI MAKANAN

• THERAPI GIZI
Menentukan masalah kesehatan dan Gizi pada Balita

Tanda –Tanda Balita Sehat


A nak K arena
S ehat A nak
B ertambah B ertambah TUMBUH dg SEHAT

U murnya T inggi Badannya


B ertambah B ukan Karena
B erat Badannya B ertambah
S esuai Alur Pita KMS G emuk
APA TUMBUH KEMBANG ITU ?
Tumbuh : bertambah BESAR anak.
Kembang : bertambah PANDAI anak.
KONDISI KODRATI BALITA
• RENTAN  KARENA PERTUMBUHANNYA SANGAT
CEPAT & MEMERLUKAN ZAT GIZI YANG TINGGI
• RENTAN  KARENA TERGANTUNG DARI
KEMAMPUAN PERAWATAN DARI PENGASUH
• RENTAN  KARENA SISTEM KEKEBALAN BELUM
BERFUNGSI PENUH  MUDAH TERKENA INFEKSI
• OLEH KARENA ITU  BALITA HARUS DIKAWAL
PERTUMBUHANNYA DENGAN CERMAT &
SEKSAMA OLEH POSYANDU
PENYEBAB GANGGUAN
PERTUMBUHAN BALITA (T)

1.DEMAM
2.PILEK, BATUK, SESAK NAFAS
3.DIAREA, KECACINGAN
4.INFEKSI TELINGA BERNANAH
5.TBC PARU
LANGKAH- LANGKAH
UNTUK MENURUNKAN
KEJADIAN GANGGUAN GIZI &
PERTUMBUHAN
• MENCEGAH GANGGUAN GIZI &
PERTUMBUHAN
• MENEMUKAN GANGGUAN GIZI
& PERTUMBUHAN
• MENANGANI GANGGUAN
GIZI & PERTUMBUHAN
Pola Makan Balita
Pedoman Pola Makan Anak

Ibu hamil
harus makan
lebih banyak
daripada
sebelum
hamil (lihat
materi
penyuluhan
makanan
seimbang ibu
hamil)
Masalah Gangguan kesehatan dan Gizi Balita

• Kurang energi & protein


• Anemia gizi besi
• Gangguan kurang iodium
• Kurang vitamin A
• Kegemukan & obesitas
• Penyakit degeneratif
4 PILAR PRINSIP GIZI SEIMBANG
Mengonsumsi Aneka Ragam
Pangan

Membiasakan Perilaku Hidup


Bersih

Melakukan Aktivitas Fisik

Memantau Berat Badan secara


Teratur
PRINSIP PEDOMAN GIZI SEIMBANG

PILAR 1 : Membiasakan Konsumsi


Beraneka Ragam Makanan
Aneka ragam makanan itu
dibutuhkan karena tidak ada satu
jenis makanan yang mengandung
semua zat gizi secara lengkap.
Dengan makanan yang beragam,
kekurangan zat gizi dari satu
makanan ditutup oleh makanan
lain  Food Combining
“ KOMBINASI MAKANAN “

SUMBER
KARBOHI SUMBER
KOMBINASI
DRAT / VITAMIN / BAGUS !
PROTEIN / MINERAL
LEMAK
Contoh :
Kombinasi Makanan yang Bagus
 PMT Penyuluhan di Posyandu: Bubur
Kacang Ijo ditambah buah nangka atau
pisang. Atau Pemberian buah dijadikan
salad buah plus keju.
 Pada hidangan makan sehari-hari: sambal
ditambah ikan asin/teri, dll.
 Pada hidangan kudapan: lemper, pastel, dll
ditambah sayuran.
 Hidangan penutup: Es buah ditambah
santan/susu.
Pilar 3. Aktivitas Fisik teratur
Olahraga dapat meningkatkan aliran
darah ke seluruh bagian tubuh.
Selain itu, olahraga juga dapat
membantu meningkatkan produksi
serat kolagen, yaitu protein yang
diperlukan kulit agar kesehatannya
tetap terjaga.
Pilar 4.Memperhatikan dan
Mempertahankan Berat Badan Ideal
Berat badan adalah hasil olahan dari
jenis dan jumlah makanan yang kita
makan dengan kegiatan atau
aktivitas yang kita lakukan
DALAM PENYUSUNAN MENU
HARUS MEMPERHATIKAN :

 Sasaran
Siapa yang akan mengkonsumsi makanan
tersebut (bayi, balita, anak sekolah, remaja,
dewasa, lansia)

Nilai Gizi
Pemilihan bahan makanan ini diutamakan
yang memiliki nilai gizi tinggi disesuaikan
dengan masalah gizi yang ada
• Variasi Masakan
Kumpulkan dari berbagai jenis makanan
(kelompok lauk, sayur dan buah).

 Keserasian Warna, komposisi, konsistensi


makanan.

• Ketersediaan Bahan Makanan


Jangan menyusun menu yang menggunakan
bahan makanan yang susah didapat (langka).

• Harga
Dalam menyusun menu harus disesuaikan
dengan anggaran yang ada.
(Menu yang seimbang tidak harus mahal !)
PENTINGNYA
REVITALISASI POSYANDU
DALAM
PENANGGULANGAN
GANGGUAN TUMBUH
KEMBANG ANAK
Penyuluhan Gizi dan Kesehatan di POSYANDU
 POSYANDU adalah
“ UNIVERSITAS Terbuka “
bagi masyarakat.
 Tapi sayang “ Lumpuh “
 Meja IV : tidak Vital atau
tidak jalan sebagaimana
mestinya.
 Alasannya :
◦ Kader kurang berani
◦ Kader belum mampu
◦ Jumlah kader kurang
◦ Media tidak tersedia
 Prinsip dasar POSYANDU :
adalah PROSES BELAJAR
MASYARAKAT TENTANG
KESEHATAN DAN GIZI
KEBAHAGIAAN BERASAL DARI
KESEHATAN
(George William Curtis, Penulis)

Anda mungkin juga menyukai