Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayahnya lah
sehingga makalah pengantar manajemen yang membahas Pengertian dan Sejarah Bakteri
Thermofil dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Mikrobiologi
terutama mahasiswa prodi Jurusan Gizi Diploma III Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dalam
kegiatan perkuliahan, agar diperoleh pemahaman yang jelas tentang bakteri Thermofil.

Meskipun makalah ini disusun dengan baik, namun tidak menutup kemungkinan
masih terdapat kekurangan.Maka dari itu, kritik dan saran diharapkan untuk membimbing
kami memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT, kami memohon agar rahmat dan karuniaNya
selalu memberkati hambaNya.Semoga isi makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Banjarbaru, Oktober 2015

Penyusun

1
Pengertian dan Sejarah Termofil

Organisme termofil adalah organisme mikro yang memiliki pertumbuhan optimal


pada suhu di atas 45C hingga 90, bahkan mencapai 122C. Istilah termofil diadobsi dari
bahasa Yunani thermos berari panas. Bakteri yang tumbuh pada suhu 45-60 disebut
organisme termofil fakultatif. Kemudian, bakteri yang mampu tumbuh optimal pada suhu di
atas 60C disebut bakteri termofil obligatif.

Salah satu organisme yang bersifat termofil misalnya Aktinomiseta, yaitu jasad renik yang
hidup pada sumber air panas, tumpukan sampah atau kotoran hewan yang sedang dalam
proses pengomposan. Bakteri tersebut juga dapat tumbuh di perut manusia dan hewan karena
di dalamnya terjadi pencernakan dan pengomposan.Beberapa organisme termofil memiliki
arti ekonomi yang penting. Namun sebaliknya, bakteri tersebut juga merugikan ketika
menyebabkan kerusakan makanan dalam kaleng, dan dapat membahayakan kesehatan.

Bakteri thermofil (politermik), yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik sekali pada
suhu setinggi 55 sampai 65C, meskipun bakteri ini juga dapat berbiak pada suhu lebih
rendah atau lebih tinggi daripada itu, yaitu dengan batas-batas 40C sampai 80C. Golongan
ini terutama terdapat didalam sumber air panas dan tempat-tempat lain yang bersuhu lebih
tinggi dari 55C. Kelompok yang paling banyak pada Bacillus dan Clostridium. Bakteri ini
mempunyai lag fase yang kadang sulit diukur. Pertumbuhan dan penyesuaian sperma pun
tergolong cepat. Karena bakteri ini mempunyai thermostable enzim, thermostable ribosom,
dan thermofilik Flagella. Pada tahun 1967 di Yellowstone Park di temukan bakteri yang
hidup dalam air yang panasnya 93 94 C dan pada tahun 1969 berapa spesies lagi di tempat
yang sama yang juga sangat thermofil. Spesies-spesies itu di tabiskan menjadi Thermus
aquaticus, Bacillus caldolyticus, dan Bacillus caldotenax. Dalam praktek, batas-batas antara
golongan-golongan itu sukar di tentukan, juga di antara beberapa individu di dalam satu
golongan pun batas-batas suhu optimum itu sangat berbeda-beda. Bakteri termofil agak
menyulitkan pekerjaan pasteurisasi, karena pemanasan pada pasteurisasi itu hanya sekitar 70
C saja, sedang pada suhu setinggi itu spora-spora tidak mati. Spora bakteri termofil juga
merepotkan perusahaan pengawetan makanan. Selama bahan makanan di dalam kaleng itu di
simpan pada suhu yang rendah, spora-spora tidak akan tumbuh menjadi bakteri. Akan tetapi,
jika suhu sampai naik sedikit, besarlah bahaya akan rusaknya makanan itu sebagai akibat dari
pertumbuhan spora-spora tersebut. Sebaliknya Escherichia coli tumbuh baik antara 8 C

2
sampai 46 C, jadi beda antara minimum dan maksimum suhu di sini ada lebih besar daripada
yang di sebut di atas, maka Escherichia coli itu termasuk golongan bakteri yang kita sebut
euritermik. Pada umumnya dapat di pastikan, bahwa suhu optimum itu lebih mendekati suhu
maksimum daripada suhu minimum.Hal ini nyata benar bagi Gonococcus dan Escherichia
coli, keduanya mempunyai optimum suhu 37 C. Bakteri yang dipiara di bawah
suhu minimum atau sedikit di atas suhu maksimum itu tidak segera mati, melainkan berada di
dalam keadaan tidur (dormancy).

Habitat Bakteri Termofilik

Bakteri termofilik menyukai kondisi panas. Mereka hidup dan berkembang biak
dalam suhu ekstrem, yaitu antara 45C hingga 80C. Bahkan, ada bakteri termofilik yang
bereproduksi pada suhu 121C. Bakteri ini diberi nama Strain 121. Suhu 121C lebih panas
daripada suhu air mendidih. Tidak banyak tempat di muka bumi yang mampu menyediakan
habitat ekstrem bagi bakteri termofilik.

Beberapa di antaranya adalah di sumber air panas, kawah gunung berapi, dan di celah
hidrotermal kedalaman laut. Celah tersebut adalah rekahan permukaan bumi di bawah laut
tempat magma merembes dan memanaskan air. Bakteri termofilik pertama kali ditemukan
pada 1960 oleh Thomas Brock. Bakteri ini ditemukan di sumber air panas di Yellowstone.

Menurut para ilmuwan, tidak ada mikroorganisme yang mampu bertahan hidup pada
suhu lebih dari 150C. Namun, hal tersebut belum pernah dibuktikan keberadaannya. Bakteri
termofilik ekstrem (hyperthermofil) membutuhkan suhu 80C hingga 105C untuk
berkembang. Banyak bakteri termofilik yang membutuhkan elemen belerang untuk tumbuh
dan berkembang.

Beberapa di antaranya merupakan bakteri anaerob yang menggunakan belerang


sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi selular. Ada juga bakteri termofilik litotrof
yang mengoksidasi belerang menjadi asam sulfat sebagai sumber energi. Bakteri termofilik
litotrof mampu beradaptasi dengan pH yang sangat rendah. Oleh karena itu, bakteri ini juga
termasuk golongan acidofil.

Bakteri termofilik litotrof menghuni habitat bersuhu tinggi yang kaya belerang.
Biasanya, mereka terdapat di kawah gunung berapi, sumber air panas, geyser, dan fumarol.
Beberapa bakteri termofilik litotrof berwarna karena memiliki pigmen fotosintesis. Contoh
bakteri termofilik adalah Thermus aquaticus dan Thermococcus litoralis.

3
Daftar Pustaka

(Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny).,


Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3515
Madigan MT, Martino JM (2006). Brock Biology of Microorganisms (11th ed.).
Pearson. p. 136. ISBN 0-13-196893-9.
Takai T et al. (2008). "Cell proliferation at 122C and isotopically heavy CH4
production by a hyperthermophilic methanogen under high-pressure cultivation"
(PDF). PNAS 105 (31): 1094951. Bibcode:2008PNAS..10510949T.
doi:10.1073/pnas.0712334105. PMC 2490668. PMID 18664583.
Sinta Sasika., Kamis Bio Logi Sma. Jakarta: Gagas Media, 2010, hal. 63
http://dokumen.tips/documents/bakteri-termofil.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_termofil
http://dicerahkan.blogspot.co.id/2011/02/bakteri-termofilik-si-penggemar-panas.html

Anda mungkin juga menyukai