masyarakat yang setinggi-tingginya (Permenkes RI, 2013). Saat ini pelayanan gizi
mulai dijadikan tolok ukur mutu pelayanan di rumah sakit karena makanan
baik, jumlah sesuai kebutuhan, pelayanan yang layak serta memadai bagi klien
dan konsumen yang membutuhkan (Depkes RI, 2003 didalam Damayanti, 2014).
yakni perilaku yang tidak higienis, adanya sumber penyakit menular, serta adanya
penjamah makanan adalah orang yang secara langsung mengelola makanan, jadi
produk akhir, oleh karena itu kebersihan dan kesehatan diri merupakan syarat
3
tutup rambut, dan sepatu kedap air. Sedangkan perilaku yang perlu diperhatikan
selama mengolah makanan yaitu tidak merokok, tidak makan, tidak menggunakan
perhiasan, selalu mencuci tangan sebelum dan setelah keluar dari toilet,
berpakaian bersih, tidak banyak berbicara dan selalu menutup mulut pada saat
batuk atau bersin dengan menjauhi makanan, serta tidak menyisir rambut didekat
adalah kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku dari pihak penjamah makanan
yang memiliki pengetahuan yang baik tentang suatu hal cenderung akan memiliki
sikap positif terhadap suatu hal tersebut, selanjutnya orang yang memiliki sikap
positif terhadap suatu hal tersebut cenderung memiliki perilaku yang baik pula.
(Notoadmodjo, 2007).
pengolah makanan masih memiliki pengetahuan tentang higiene yang kurang. Hal
ini menunjukkan bahwa ada sebagian tenaga pengolah makanan yang belum
kuku, tangan, pemakaian perhiasan yang benar, dan pencucian pakaian kerja .
sebanyak 53,1 % tenaga pengolah makanan sudah berperilaku baik dan 46,9%
masih memeiliki perilaku higiene yang kurang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian tenaga pengolah makanan belum berperilaku dengan baik pada saat
mengolah makanan. Perilaku yang masih sering dilakukan oleh tenaga pengolah
makanan yaitu tidak memakai celemek dan merokok pada saat mengolah
makanan dan itu akan berpengaruh terhadap keamanan makanan yang akan
disajikan.
Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum adalah rumah sakit tipe A dengan
kapasitas 520 tempat tidur dan BOR 69,86%, memiliki 12 kelas perawatan dan 16
pelayanan instalasi penunjang yang salah satunya adalah instalasi gizi. Dengan
sentralisasi diberikan kesemua ruang (ruang pria dan wanita). Jumlah tenaga yang
bekerja di instalasi gizi yaitu sebanyak 22 orang dengan 7 orang laki-laki dan 15
makanan.
peneliti selama 2 hari di instalasi gizi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, masih
seperti tidak menggunakan celemek, masker dan sarung tangan saat proses
pengolahan makanan. Selain itu, ada juga tenaga pengolah yang masih
makanan serta bercakap-cakap saat didepan makanan yang diolah. Hal tersebut
karena makanan dapat terkontaminasi bakteri yang dapat tertular melalui tangan,
di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Banjarmasin Tahun 2017.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah yaitu
Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Banjarmasin Tahun
2017 ?
B. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Gambaran
b. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
Adapaun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan data dan sebagai
pengolahan makanan.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian
selama perkuliahan.
D. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Nama
No Judul Persamaan Perbedaan
peneliti
1. Gambaran Erika Jenis penelitian Sasaran yang
higiene dan Hendriyani, bersifat deskriptif. diteliti yaitu
7