Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EKOLOGI MIKROBIOLOGI
“EKOLOGI MIKROBA EKSTRIM“

DISUSUN OLEH :
Yudistira Runtunuwu
NIM: 18 502 066

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan
penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ekologi
Mikroba. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuK menambah wawasan tentang Ekologi
Mikroba Ekstrim bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Mikroba Termofil ..................................................................................................................... 5
B. Mikroba Mesofil ........................................................................................................................ 6
BAB III................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Mikroorganisme dapat merasakan dan beradaptasi dengan perubahandalam


lingkungan mereka. Ketika nutrisi yang dibutuhkan tersebut mulai habis, beberapa
mikroorganisme tersebut dapat menjadi motil untuk mencari nutrisi, ataumereka dapat
menghasilkan enzim untuk mengeksploitasi sumber daya alternatif.Bahkan untuk
beberapa mikroorganisme, dapat bertahan dengan kondisi.
Lingkungan ektrim adalah suatu keadaan dimana kondisi fisik dan kimia
menjadi lebih terbatas, sehingga adanya penurunan keanekaragaman jenismikroba
untuk mempertahankan dirinya. Dengan kondisi yang sangat terbatas tersebut maka
proses penurunan keanekaragaman jenis mikroorganisme terus berlanjut sampai hanya
satu jenis mikroorganisme saja yang dapat tetap hidup dalam kondisi tersebut.
Mikroorganisme yang dapat bertahan hidup tersebut dikatakan sebagai mikroorganisme
lingkungan ekstrim.
Mikroba yang menyukai lingkungan habitat ekstrem untuk kelangsungan
hidupnya disebut extremophiles

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu mikroba termofil itu ?
2. Apa itu mikroba mesofil itu ?
3. Apa itu mikroba psikrofil itu ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mikroba termofil
2. Untuk mengetahui mikroba mesofil
3. Untuk mengetahui mikroba psikrofil
BAB II

PEMBAHASAN
A. Mikroba Termofil
Bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri yang memiliki kondisi
pertumbuhan optimum pada suhu tinggi. Bakteri termofilik berbeda dengan sel-sel
eukariotik karena kemampuannya untuk beradaptasi dan tumbuh pada suhu tinggi serta
kondisi ekstrim, seperti salinitas tinggi (NaCl jenuh), pH ekstrim (kurang dari 2.0 dan lebuh
dari 10.0), dan tekanan substrat. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, bakteri
termofilik terdiri atas tiga golongan, yaitu termofilik (45-65°C), ekstrim termofilik (65-
85°C), dan hipertermofilik (85-110°C).
Habitat alami bakteri termofilik tersebar luas di seluruh permukaan bumi. Salah satu
lingkungan alaminya terbentuk akibat aktivitas vulkanik atau perpindahan kerak bumi pada
saat gempa tektonik. Fenomena geologi tersebut menghasilkan kawah air panas yang
biasanya memiliki pH netral. Bakteri termofilik juga dapat ditemukan di geotermal laut
dalam yang memiliki kadar mineral dan salinitas yang tinggi. Oleh karena itu, bakteri ini
sulit diisolasi dan di kulturkan di laboratorium. Bakteri termofilik dan hipertermofilik telah
berhasil diisolasi dari daerah sumber panas bumi, sedimen lautan geotermal, dan kawah air
panas. Termofilik halofil dari laut dalam juga telah berhasil diisolasi. Salah satunya adalah
spesies Thermus yang dapat tumbuh dengan adanya NaCl 3% atau lebih.
Selain lingkungan tersebut, bakteri termofilik juga dapat ditemukan pada tanah,
kompos, sampah, dan lumpur sungai. Fikrinda (2000) berhasil mengisolasi bakteri
termofilik yang berasal dari tanah ekosistem air hitam, Kalimantan Tengah. Mikroba
termofilik yang telah ditemukan dalam kompos, diantaranya adalah Thermonospora,
Thermoactinomyces, Thermonospora chromogena, Streptomyces, Bacillus,
Actinomycetes, dan Thermus. Organisme dalam kelompok termofil ini mampu hidup di
alam pada tempat-tempat seperti sumber air panas atau tumpukan sampah-sampah yang
membusuk yang telah menghasilkan panas yang cukup tinggi sebagai akibat
metabolismenya. Eksplorasi terhadap bakteri termofilik yang berasal dari sumber air panas
Gunung Pancar juga pernah dilakukan, delapan belas isolat termofil aerob yang berhasil
diisolasi dari sumber air panas Gunung Pancar memiliki berbagai aktivitas enzim hidrolitik
ekstraseluler, yaitu proteolitik, amilolitik, lipolitik, kitinolitik, dan xilanolitik.
Menurut Brock (1986), terdapat tiga fakto yang menyebabkan bakteri termofilik
mampu bertahan dan berkembang dalam kondisi suhu tinggi, yaitu kandungan enzim dan
protein lebih stabil dan tahan panas dibandingkan dengan mesofil, molekul pensintesis
protein (seperti ribosom dan komponen lainnya) stabil terhadap panas, dan membran lipid
sel termofil mengandung banyak asam lemak jenuh yang membentuk ikatan hidrofobik
yang sangat kuat. Kemampuan hidup dari mikroorganisma termofil ini berhubungan
dengan struktur selnya yang memiliki kelebihan dalam beberapa hal, yaitu :
A) Struktur membran sel
Membran sel setiap mahluk hidup tersusun atas senyawa lipid dan protein yang
disebut lipoprotein. Pada umumnya bagian lipid dari membran sel mahluk hidup
dihubungkan oleh ikatan ester, sedangkan pada organisma termofil senyawa lipid membran
selnya mengandung ikatan eter yang terbentuk lewat proses kondensasi dari gliserol atau
senyawa poliol kompleks lainnya dengan alcohol isoprenoid yang mengandung 20, 25 atau
40 atom karbon. Lebih jauh lagi senyawa eter gliserol pada Archaebacteria ini mengandung
2,3 О-sn-gliserol yang menyebabkan struktur lipoprotein dari membran sel termofil
tersebut lebih stabil.
B) StrukturProtein
Chaperonin merupakan suatu jenis protein yang merupakan jenis protein yang tidak
umum dijumpai pada protein-protein fungsional lainnya di dalam sel. Protein ini berperan
dalam mempertahankan kembali struktur tiga dimensi dari protein fungsional sel dari
denaturasi suhu lingkungan yang bersifat ekstrim. Protein ini memiliki struktur yang tetap
stabil, tahan terhadap denaturasi dan proteolysis, Protein ini dapat membantu organism
termofil mengembalikan fungsi aktifitas enzimnya bila terdenaturasi oleh suhu yang tinggi.
C) Struktur DNA Gyrase
DNA gyrase merupakan salah satu anggota kelompok enzim topoisomerase yang
berperan dalam mengontrol topologi DNA suatu sel dan memegang peran penting dalam
proses replikasi dan transkripsi DNA. Semua jenis topoisomerase dapat merelaksasikan
DNA tetapi hanya DNA gyrase yang dapat mempertahankan struktur DNA tetap berbentuk
supercoil. DNA gyrase disusun oleh 90-150 pasangan basa-N DNA. DNA gyrase ini juga
selalu dijumpai pada organisma yang hidup di lingkungan di atas 70°C dan juga dapat
dijumpai pada organisma yang hidup pada suhu sekitar 60°C. DNA ini merupakan salah
satu kelengkapan sel dari organisma termofil.
B. Mikroba Mesofil
Bakteri mesofilik adalah organisme yang tumbuh pada suhu sedang, yaitu 20-45
°C. Suhu pertumbuhan bakteri mesofilik yang optimal adalah 37 °C. Oleh karena itu,
bakteri dalam mikrobioma manusia, serta bakteri patogen manusia, adalah mesofil.
Beberapa contoh bakteri mesofilik adalah Listeria monocytogenes, Streptococcus
pyrogenes, Staphylococcus aureus, dll.
Mesofil adalah mikroorganisme seperti beberapa spesies Bakteri , Jamur , dan
bahkan beberapa Archaea yang paling aktif pada suhu rata-rata. Misalnya, spesies bakteri
yang terlibat dalam biodegradasi (yaitu, pencernaan dan dekomposisi bahan organik ),
yang lebih aktif pada suhu berkisar antara 70 ° - 90 ° F (sekitar 15 ° - 40 ° C), disebut
bakteri mesofilik. Mereka mengambil bagian dalam jaring aktivitas mikro-organik yang
membentuk lapisan humus di hutan dan tanah subur lainnya, dengan menguraikan materi
nabati dan hewani.
Pada awal proses dekomposisi, kelompok bakteri lain, bakteri psychrophylic,
memulai proses karena mereka aktif pada suhu yang lebih rendah hingga 55 ° F (dari bawah
nol hingga 20 ° C), dan menghasilkan panas dalam prosesnya. Ketika suhu di dalam lapisan
pengurai mencapai 50 – 100 ° F, itu menarik bakteri mesofilik untuk melanjutkan
biodegradasi. Puncak reproduksi dan aktivitas bakteri mesofilik dicapai antara 86 – 99 ° F
(30 – 37 ° C), dan selanjutnya meningkatkan suhu di lingkungan tanah. Antara
104 – 170 ° F (40 – 85° C, atau bahkan lebih tinggi), kelompok bakteri lain (bakteri
termofilik) mengambil proses yang pada akhirnya akan menghasilkan tanah organik, atau
humus. Beberapa spesies jamur juga mengambil bagian dalam setiap langkah penguraian.
Bakteri mesofilik juga terlibat dalam kontaminasi dan degradasi makanan, seperti
pada roti, biji-bijian, susu, dan daging. Contoh bakteri mesofilik yang umum
adalah Listeria monocytogenes, Pesudomonas maltophilia, Thiobacillus novellus,
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyrogenes, Streptococcus pneumoniae, Escherichia
coli , dan Clostridium kluyveri. Infeksi bakteri pada manusia sebagian besar disebabkan
oleh bakteri mesofilik yang menemukan suhu pertumbuhan optimumnya sekitar 37 ° C
(98,6 ° F), suhu normal tubuh manusia . Bakteri menguntungkan yang ditemukan dalam
flora usus manusia juga mesofil, seperti Lactobacillus acidophilus makanan.
C. Bakteri Psikrofili
Psikrofili atau kirofili adalah organisme ekstremofili yang mampu tumbuh dan
bereproduksi dalam suhu dingin, antara −15 °C hingga +10 °C. Istilah ini merupakan
lawan dari termofili, yaitu organisme yang dapat tumbuh dan bereproduksi dalam
keadaan panas yang tidak biasa.
Contoh organisme psikrofili adalah:

• Arthrobacter sp.
• Psychrobacter sp.
• Anggota genera Halomonas, Pseudomonas, Hyphomonas dan Sphingomonas.

Mikroorganisme psikofilik ("suka dingin") , terutama bakteri , memiliki suhu


preferensial untuk pertumbuhan kurang dari 59 ° Fahrenheit (15 ° Celcius). Bakteri yang
dapat tumbuh pada suhu dingin seperti itu, tetapi lebih menyukai suhu pertumbuhan yang
tinggi, dikenal sebagai psikrotrof.

Penemuan mikroorganisme psikrofilik dan peningkatan pemahaman tentang


fungsinya telah meningkatkan kesadaran akan keanekaragaman kehidupan mikroba
di Bumi . Sejauh ini, lebih dari 100 jenis bakteri psychrophilic telah diisolasi dari laut
dalam. Lingkungan ini sangat dingin dan cenderung tidak berfluktuasi suhu. Bakteri
psikofilik berlimpah di perairan Kutub Utara dan Antartika yang hampir
membeku. Memang, di Antartika , bakteri telah diisolasi dari danau yang tertutup es secara
permanen. Lingkungan lain di mana bakteri psikrofilik telah termasuk tetesan awan
ketinggian tinggi.

Bakteri psikofilik benar-benar beradaptasi untuk hidup pada suhu


dingin. Enzim _bakteri secara struktural tidak stabil dan gagal beroperasi dengan baik
bahkan pada suhu kamar (atau lingkungan). Lebih jauh, membran bakteri psikrofilik
mengandung lebih banyak jenis lipid tertentu daripada yang ditemukan pada jenis bakteri
lain. Lipid cenderung lebih lentur pada suhu yang lebih rendah, seperti margarin lebih
lentur daripada mentega pada suhu pendinginan. Peningkatan fluiditas membran
memungkinkan reaksi kimia yang sebaliknya akan berhenti jika membran semi-
beku. Beberapa psychrophiles, terutama yang dari Antartika, telah ditemukan mengandung
asam lemak tak jenuh ganda, yang umumnya tidak terjadi pada prokariota. Pada suhu
kamar, membran bakteri tersebut akan sangat cair sehingga bakteri tersebut akan mati.
Selain keingintahuan ekologisnya, bakteri psikrofilik memiliki nilai
praktis. Memanfaatkan enzim organisme ini memungkinkan fungsi seperti pembersihan
pakaian dalam air dingin yang akan dilakukan. Selanjutnya, di ekosistem Arktik dan
Antartika, bakteri merupakan bagian penting dari rantai makanan yang mendukung
kehidupan makhluk yang lebih kompleks. Selain itu, beberapa spesies psikrofil,
termasuk Listeria monocytogenes mampu tumbuh pada suhu pendingin. Dengan demikian,
pembusukan makanan yang terkontaminasi dapat terjadi, yang dapat menyebabkan
penyakit jika makanan tersebut dimakan. Listeriosis, suatu bentuk meningitis yang terjadi
pada manusia, merupakan ancaman kesehatan yang serius, terutama bagi mereka yang
memiliki sistem kekebalan tubuhtidak matang atau rusak karena penyakit atau upaya
terapeutik. Contoh lain dari bakteri penyebab penyakit tersebut termasuk Aeromonas
hydrophila , Clostridium botulinum , dan Yersinia enterocolitica .
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri yang memiliki kondisi
pertumbuhan optimum pada suhu tinggi. Bakteri termofilik berbeda dengan sel-sel
eukariotik karena kemampuannya untuk beradaptasi dan tumbuh pada suhu tinggi serta
kondisi ekstrim, seperti salinitas tinggi (NaCl jenuh), pH ekstrim (kurang dari 2.0 dan lebuh
dari 10.0), dan tekanan substrat. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, bakteri
termofilik terdiri atas tiga golongan, yaitu termofilik (45-65°C), ekstrim termofilik (65-
85°C), dan hipertermofilik (85-110°C).
Bakteri mesofilik adalah organisme yang tumbuh pada suhu sedang, yaitu 20-45
°C. Suhu pertumbuhan bakteri mesofilik yang optimal adalah 37 °C. Oleh karena itu,
bakteri dalam mikrobioma manusia, serta bakteri patogen manusia, adalah mesofil.
Beberapa contoh bakteri mesofilik adalah Listeria monocytogenes, Streptococcus
pyrogenes, Staphylococcus aureus, dll.
Psikrofili atau kirofili adalah organisme ekstremofili yang mampu tumbuh dan
bereproduksi dalam suhu dingin, antara −15 °C hingga +10 °C. Istilah ini merupakan lawan
dari termofili, yaitu organisme yang dapat tumbuh dan bereproduksi dalam keadaan panas
yang tidak biasa.

B. Saran
Tidak ada saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www-encyclopedia-com.translate.goog/science/encyclopedias-almanacs-
transcripts-and-maps/mesophilic-
bacteria?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc
https://www-encyclopedia-com.translate.goog/science/encyclopedias-almanacs-
transcripts-and-maps/psychrophilic-
bacteria?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc
file:///BakteriTermofilik/Downloads/10620049_Bab_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai