Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Makalah ini dibuat sebagai tugas perkuliahan Mikrobiologi 1 mengenai Iisiologi


dan metabolisme bakteri.
Pada Bab 1 dari makalah ini akan dijelaskan bagaimana Iisiologi dari bakteri dan
bagaimana pengaruh lingkungan dari tempat hidup (habitat) bakteri.
Pada Bab 2 akan dijelaskan bagaimana metabolisme bakteri dan pembagian jenis
bakteri berdasarkan bagaimana bakteri bisa mendapatkan senyawa atau sumber energi
untuk kelangsungan metabolismenya. Kemudian juga dijelaskan bagaimana proses
produksi energi yang dihasilkan dari metabolisme bakteri.
























A 1
FISIOLOGI AKTERI

Secara umum, organisme mikroskopis pada tingkatan seluler memiliki
metabolisme seperti pada umumnya sel eukaryotik maupun prokariyotik. Perbedaan
terletak pada cara memperoleh nutrisi, dan cara hidup yang akan berpengaruh
terhadap kemampuan metabolit yang khas untuk setiap jenis mikroba. Lingkungan
tempat hidup (habitat) juga berpengaruh terhadap kemampuan metabolisme suatu
mikroba.

Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi
bakteri. Faktor-Iaktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Secara umum, terdapat
beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan sel bakteri
terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron,
dan Atomic Force Microscope (AFM).

Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi semua
makhluk hidup. Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi
dari suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen
sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu lingkungannya
berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair
sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan:
4 Bakteri psikroIilik, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0 30 C,
dengan suhu optimum 15 C.
4 Bakteri mesoIilik, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15 55 C,
dengan suhu optimum 25 40 C.
4 Bakteri termoIilik, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40
75 C, dengan suhu optimum 50 - 65 C
4 Bakteri hipertermoIilik, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 C,
dengan suhu optimum 88 C.


Keasaman (pH)
Dilihat dari keasaman lingkungan tempat tinggal bakteri, bakteri dibagi menjadi
asidoIilik (lingkungan bersiIat asam), neutraloIilik (lingkungan netral), dan alkaloIilik
(lingkungan bersiIat basa).
4 AsidoIilik
Bakteri yang hidup pada pH 1-5 (optimum pada pH 3).
4 eutraloIilik
Bakteri yang hidup pada pH 5,5-8,5 (optimum pada pH 7,5).
4 AlkaloIilik
Bakteri yang hidup pada pH 9-11 (optimum pada pH 10.5).

Kebutuhan Oksigen
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, bakteri dibagi menjadi 2 macam, yaitu
bakteri aerob dan bakteri anaerob.
4 Bakteri Aerob
Organisme aerobik atau aerob adalah organisme yang melakukan metabolisme
dengan bantuan oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai respirasi sel,
menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat (sebagai contoh gula dan lemak)
untuk memperoleh energi. Misalnya itrosococcus, itrosomonas dan itrobacter.
4 Aerob
Bakteri yang bisa hidup dan tumbuh dalam lingkungan beroksigen.
4 Anaerob IakultatiI
Bakteri yang dapat tumbuh tanpa oksigen dan bisa menggunakan oksigen bila
tersedia.
4 Bakteri Anaerob
4 Anaerob obligat
Bakteri yang tidak bisa hidup di lingkungan beroksigen dan bahkan dirugikan
dengan keberadaan oksigen. Bagi bakteri anaerob obligat, oksigen merupakan
racun.
4 Aerotoleran
Bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya tetapi bisa
mentoleransi keberadaan oksigen di lingkungannya.


Substansi yang Dibutuhkan
Bakteri untuk pertumbuhan dan bertahan hidup memerlukan nutrisi dan sumber
energi. Bahan-bahan ini bisa diperoleh dari air, garam organic, mineral, sumber
nitrogen, dan karbon dioksida.
4 Air
- Bakteri membutuhkan air dalam konsentrasi tinggi.
- Merupakan pengantar semua nutrisi yang diperlukan sel.
- Membuang semua zat yg tidak diperlukan keluar sel.
4 aram Anorganik
- Untuk mempertahankan tekanan osmotik sel.
- Memelihara keseimbangan asam basa.
- Sebagai aktivator reaksi enzim.
4 Mineral
- SulIur (belerang) sebagian besar sulIur sebagai H
2
S.
- FosIor-IosIat (PO
4
) diperlukan sbg komponen asam nukleat & berupa
koenzim.
- Aktivator enzim : Mg, Fe, K & Ca
4 Sumber itrogen
- itrogen yang dipakai bakteri, diambil dlm bentuk O
3
, O
2
, H
3
,
2
& R-
H
2
(R-radikal organik).
4 CO
2

- Diperlukan dalam proses sintesa dengan timbulnya asimilasi CO
2
di dalam sel.

Kelembaban relatif
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatiI (#elative Humidity, RH)
yang cukup tinggi, kira-kira 85. Kelembaban relatiI dapat dideIinisikan sebagai
kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan
pengeringan.
Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan
dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84. Bakteri gram
positiI cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bakteri gram negatiI terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang
mengandung lipid bilayer.


Cahaya
Cahaya merupakan salah satu Iaktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
Secara umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik pada
paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar
ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat Iatal bagi pertumbuhan bakteri.
Teknik penggunaan sinar UV, sinar X, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu
lingkungan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal dengan
teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal abad ke-20. Metode ini telah
diaplikasikan secara luas untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan
untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan. Beberapa contoh bakteri patogen
yang mampu dihambat ataupun dihilangkan antara lain Escherichia coli 0157:H7
and Salmonella.

Radiasi
Radias pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat
bersiIat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh pada manusia,
radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker.
Akan tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan
radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia
tehadap radiasi, yaitu kelompok einococcaceae. Sebagai perbandingan, manusia
pada umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 ray (y, 1
y 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan
hingga 5.000 y.
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan
putusnya rantai DA. Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri dapat
mengalami kematian. einococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan
terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan
adanya proses perbaikan rantai DA yang sangat eIisien.


A 2
METAOLISME AKTERI


Metabolisme adalah suatu reaksi kimia dan biologi yang terjadi dalam sel.
Mteabolisme pada semua organisme pada prinsipnya memiliki kesamaan (unity in
biochemeistry) namun ada adanya sebuah perbedaan tergantung pada jenis
organismenya. Metabolisme pada mikroba adalah semua reaksi biokimia yang terjadi
dalam sel mikroba yang berperan penting dalam regenerasi energi dan proses
metabolit.

Ada 3 jenis metabolism, yaitu:
4 Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kimia kompleks
yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung
energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di
dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup
oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen
(anaerob) disebut Iermentasi.
Contoh Respirasi: C
6
H
12
O
6
O
2
~ 6 CO
2
6 H
2
O 688 KKal.
Contoh Fermentasi: C
6
H
12
O
6
~ 2 C
2
H
5
OH 2 CO
2
Energi.
4 Anabolisme
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi
senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan. Anabolisme memerlukan sumber energi, misalnya: energi cahaya
untuk Iotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.

Metabolisme pada mikroba dapat dibagi berdasarkan:
1. Bagaimana organisme mendapatkan karbon untuk sintesis sel:
- AutotroI: karbon didapatkan dari karbon dioksida (CO
2
).
- HeterotroI: karbon didapatkan dari senyawa organik.
- MixotroI: karbon didapatkan dari senyawa organic maupun melalui Iikasasi
karbon dioksida.
2. Bagaimana organisme mendapatkan senyawa untuk konservasi energi atau reaksi
biosintesis:
- LitotroI: dari senyawa inorganik.

- OrganotroI: dari senyawa organik.
3. Bagaimana organisme mendapatkan energi untuk hidup dan pertumbuhan.
- KemotroI: energy didapat dari senyawa kimia dari luar.
- FototroI: energi didapat dari sumber cahaya.



Pada kenyataannya, jenis metabolism ini selalu didapat dalam bentuk kombinasi
dari ketiga jenis klasiIikasi diatas. Contoh dari kombinasi tersebut:
4 Chemolithoautotrophs dimana energi didapatkan dari oksidadi senyawa inorganic
dan karbon didapat dari Iiksasi karbon dioksida.
Contohnya: itrifying bacteria, Sulfur-oxidi:ing bacteria, Iron-oxidi:ing bacteria,
Knallgas-bacteria.
4 !hotolithoautotrophs mendapatkan energi dari matahari dan karbon dari Iiksasi
karbon dioksida, serta menggunakan senyawa inorganik untuk proses penguraian.
Contohnya: Cyanobacteria (dibantu air untuk proses penguraian), Chlorobiaceae,
Chromatiaceae (dibantu hidrogen sulIida (H
2
S) untuk proses penguraian),
Chloroflexus (dibantu H
2
untuk proses penguraian).
%
4 Chemolithoheterotrophs mendapatkan energi dari oksidari senyawa inorganik,
tetapi tidak bisa memIiksasi karbon dioksida.
Contohnya: beberapa jenis %hiobacilus, beberapa jenis Beggiatoa, beberapa jenis
itrobacter spp., Wolinella (dibantu dengan H
2
untuk proses penguraian),
beberapa jenis Knallgas-bacteria, beberapa jenis sulfate-reducing bacteria.
4 Chemoorganoheterotrophs mendapatkan energi, karbon, dan bahan pengurai dari
biosintesis senyawa organic.
Contohnya: kebanyakan bakteri, misalnya, Escherichia coli, Bacillus spp.,
Actinobacteria.
4 !hotoorganoheterotrophs mendapatkan energi dari cahaya, karbon dan bahan
pengurai dari senyawa organik. Beberapa spesies sangat heterotroph, beberapa
lainnya bisa memIiksasi karbon dioksida dan merupakan mixotroI.
4 Contohnya: #hodobacter, #hodopseudomonas, #hodospirillum, #hodomicrobium,
#hodocyclus, Heliobacterium, Chloroflexus.

Ada beberapa proses dalam memproduksi energi oleh bakteri, yaitu proses
Iotosintesis, produksi energi secara aerob dan anaerob.
1. Produksi energi dari Iotosintesis
DeIinisi Iotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau Ioton. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari yang memiliki spektrum cahaya inIra merah (tidak kelihatan), merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra violet (tidak kelihatan).
Dalam Iotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil
sampingan dari Iotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk
mengetahui tingkat produksi Iotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen
yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Dua jenis proses Iotosintesis berdasarkan:
- Calvin-Benson Cycle atau C
3
carbon fixation
Merupakan rangkaian reduksi biokimia yang berlangsung di stroma dari
kloroplas dalam organisme Iotosintesis.
- Hatch-Slack Cycle atau C
4
carbon fixation
Salah satu dari 3 jenis mekanisme biokimia, bersama dengan Iotosintesis C
3
dan
CAM, yang digunakan dalam Iiksasi karbon. Dinamakan demikian berdasarkan
%
4 molekul karbon yang diproduksi pertama kali dari Iiksasi karbon dalam proses
Iotosintesis.
2. Produksi energi dari proses aerob
- Krebs Cycle atau Siklus Asam Sitrat
Merupakan sebuah rangakaian reaksi metabolisme pernaIasan selular yang
terpacu enzim yang terjadi setelah proses glikolisis, dan merupakan pusat dari
sekitar ratusan reaksi metabolisme yang terjadi di dalam sel organisme,
terutama organisme yang membutuhkan oksigen dalam proses respirasi sel.
Lintasan katabolisme akan menuju pada lintasan siklus ini dengan membawa
molekul kecil untuk diurai guna menghasilkan energi, sedangkan lintasan
anabolisme merupakan lintasan yang bercabang keluar dari lintasan siklus ini
dengan penyediaan substrat senyawa karbon untuk keperluan biosintesis.

- Reaksi Anaplerotik
Senyawa intermediate dalam TCA digunakan juga untuk biosintesis asam
amino, asam nukleat dan komponen penting lainnnya dalam sel. Pengambilan
senyawa intermediet tersebut dari dalam siklus untuk tujuan biosintesis
menyebabkan ketidakseimbangan senyawa 4 karbon yang digunakan untuk

kelangsungan siklus. Jadi harus ada mekanisme yang dapat menyediakan
kembali senyawa yang dipakai tersebut. Mekanisme yang demikian disebut
dengan anaplerotik.
Contoh: banyak bakteri yang menggunakan enzim PEP karboksilase untuk
membnetuk senyawa 4 C oksaloasetat dari priosa pospat dalam jalur Embden-
MeyerhoI-Parnas. Tanpa adanya mekanisme yang demikian, sel yang hanya
menggunakan glukosa sebagai sumber karbon tidak mungkin dapat tumbuh.
- lukoneogenesis
Adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh organisme, selain
glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa. Pada lintasan
glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi dengan substrat yang merupakan
produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam laktat,
asam oksaloasetat.
- Oksidasi Lemak
Oksidasi asam lemak dimulai dengan reaksi trigliserida dan air yang dipecah
dengan bantuan enzim lipase menjadi gliserol dan asam lemak. Kemudian
gliserol dan ATP akan diubah dengan bantuan enzim gliserol kinase dan
katalisator Mg
2
menjadi ADP dan gilesrol triIosIat. liserol triIosIat dan AD


akan diubah menjadi dehidroksi aseton IosIat dan ADH
2
dengan bantuan
gliserol dehidrogenase. Dihidroksi aseton IosIat akan masuk ke siklus glikolisis
dan menuju ke Krebs Cycle.
- Oksidasi Protein
Protein dengan protease diubah menjadi peptide dan lalu dengan enzim
peptidase menjadi asam amino.
Asam amino diubah menjadi asam keto dengan 3 cara, yaitu oksidasi oleh
oksidase, oksidasi oleh dehidrogenase, dan transaminase. Asam keto ini diubah
menjadi asetil CoA atau suksinil CoA.
3. Produksi energi dari proses anaerob
- Respirasi anaerob
Bakteri pereduksi sulIat
SO
4
2-
SO
2-
(sulIit)
Reduksi nitrat (denitriIikasi)
O
3
-
O
2
(nitrit)
2
(gas)
Reduksi metana

CO
2
CH
4

- Fermentasi
- Pemecahan glukosa membentuk asam piruvat
- Pemecahan asam piruvat menjadi produk akhir Iermentasi: asam lemak,
etanol, asetat, butanol, dll.
Pada bakteri dikenal 4 macam jalur pemecahan glukosa menjadi asam piruvat,
yaitu:
1. Jalur Embden-MeyenhoI-Parnas (EMP)
2. Jalur Hexose Mono Phosphate (HMP)
3. Jalur Enter DoudoroII
4. Jalur FosIoketotase
Penggunaan jalur berdasarkan enzim yang dimiliki oleh bakteri.

















DAFTAR PUSTAKA

Jawetz, Melnick, Adelberg. Medical Microbiology, 22
th
Edition. Appleton & Lange.
2001.

erkman, ilson. Bacterial !hysiology. Academic Press Inc. ew York. 1951

Anda mungkin juga menyukai