Anda di halaman 1dari 8

PROTOZOA LUMINAL (Isospora belli)

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Penyakit Parasiter yang
Diampu Drh.Nofan Rickyawan, M.Sc

KELOMPOK 7 Kelas D 2017


Nurmadina Fitrah BP 175130100111013
Anggun Nur Cahyati 175130100111056
Sarah Maghfirah 175130100111062
Herawati Ratri Fajri 175130107111039

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan
karunia- Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini sebagai salah
satu bentuk tugas matakuliah Penyakit Parasiter dengan judul “Protozoa Luminal
(Isospora belli). Dalam menyelesaikan karya tulis ini penulis huturkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara materi dan
non materi.
Karya tulis ini memuat klasifikasi, morfologi, siklus hidup, pengobatan
dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa Isospora belli.
Karya tulis ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam kepenulisan
ini dan penulis ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Malang, 02 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bentuk kehidupan bersama suatu organisme disebut simbiosis. Salah
bentuk hubungan simbiosis adalah parasitisma, dimana ciri khas hubungan
simbiosis ini adalah salah satu jenis organisme yang disebut “parasit” hidup
dan mendapat keuntungan dari organisme lainnya yang disebut “inang”.
Untuk menjamin kelangsungan hidupnya sebagai parasit berbagai adaptasi
dilakukan, diantaranya adalah adaptasi morfologi dan fisologis. Parasit adalah
organisme yang hidup pada permukaan tubuh atau di dalam organisme lain
dan untuk kelangsungan hidupnya mengambil sebagian atau seluruh makanan
serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Parasit umunya
selalu lebih kecil dari inangnya dan menggerogoti inangnya secara perlahan
salah satunya contohnya adalah protozoa (Anshary, 2008).
Protozoa adalah organisme eukaryot uniselular berukuran mikroskopis
yang umumnya memiliki inti yang jelas. Dalam makalah ini parasit yang yang
menjadi pembicaraan adalah Isospora Belli, sebagai protozoa
luminal termasuk kelas sporozoa. Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa
ini berkembang biak bergantian secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan ini dapat terjadi dalam satu hospes yang ditemukan pada
coccidian, sedang pada Haeosporidia di perlukan dua macam hospes yang
berlainan jenis. Perkembangbiakan secara aseksual disebut Schizogoni dan
berkembangbiakan secara seksual disebut Sporogoni. Protozoa usus ditularkan
melalui rute fecal-oral dan cenderung menunjukkan siklus hidup yang serupa
yang terdiri dari tahap kista dan tahap trofozoit. Penularan tinja-oral
melibatkan konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi kista (Wiser,
2018). Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan membahas patologis
yang ditimbulkan oleh protozoa luminal ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkatan taksonomi dari parasit Isospora belli?
2. Bagaimana morfologi dan siklus hidup dari parasit Isospora belli ?
3. Bagaimana patogenesitas yang disebabkan oleh parasit Isospora belli?
4. Bagaimana pengobatan dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh
parasit Isospora belli?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan untuk mengetahui tentang parasit Isospora belli,
yakni mengenai taksonomi, morfologi, siklus hidup, penyebaran penyakit,
patogenesitas, pengobatan dan pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi Isospora belli


Kingdom : Protista
Filum : Apicomplexa
Kelas : Conoidasida
Subkelas : Coccidiasina
Ordo : Eucoccidiorida
Subordo : Eimeriorina
Famili : Eimeriidae
Genus : Isospora
Spesies : Isospora belli
Isospora belli memiliki distribusi cosmopolitan atau termasuk parasit yang
kosmopolit yang terjadi di seluruh dunia, tapi lebih umum dan sering ditemukan
terjadi di daerah tropis dan subtropis. Distribusi geografik: penyebarannya luas,
walaupun jarang ditemukan. Daerah endemi ditemukan di Afrika Selatan,
Amerika Selatan, RRC, India, Jepang, Filipina, Indonesia & pulau di Pasifik.
Kjelberg pertama kali melihat Isospora Belli pada tahun 1860 dalam vili dari usus
kecil manusia, dan Eimer mengkonfirmasi hal ini pada tahun 1870 (Nursafitri,
2018).
Pada tahun 1890 Raillet dan Lucet menemukan ookista dalam tinja, dan
Wenyon menggambarkan ookista dan spora pada tahun 1915. Ada kebingungan
antara dua spesies Isospora pada manusia, Isospora belli dan Isospora hominis,
sampai saat Wenyon (1923-1926) mampu membedakan dua spesies mikroskopis:
ookista yang lebih kecil diklasifikasikan sebagai Isospora hominis, dan ookista
berukuran lebih besar ditetapkan sebagai Isospora belli. Ada perbedaan lain:
biasanya, ketika gudang dalam tinja ookista dari Isospora hominis yang matang
dan mengandung sporocysts, sedangkan pada tinja segar Isospora ookista belli
belum matang. Deskripsi Wenyon tentang Isospora Hominis dan Isospora belli
sebagai spesies terpisah menginfeksi manusia berlangsung hingga tahun 1972,
tetapi ketika siklus hidup Isospora hominis ditemukan mirip dengan Sarcocystis
spp, parasit ini dipindahkan ke genus ini (Isospora) (Nursafitri, 2018).
2.2 Morfologi dan Siklus Hidup Isospora belli
Pada stadium ookista, Isospora mempunyai dua sporokista, dan masing-
masing sporokista berisi empat sporozoit. Umumnya stadium ookista
berbentuk bulat, subsperikal, ovoid, atau elipsoid dengan ukuran yang
beragam sesuai dengan spesiesnya. Dinding ookista terdiri dari dua lapis yang
berbatas jelas. Spesies Isospora yang menginfeksi kucing tidak memiliki
mikrofil (Afiyah, 2015).
2.3 Patogenesitas Isospora belli
Coccidia adalah penyakit yang disebabkan mikroskopik parasit yang hidup
disaluran pencernaan dari anjing dan kucing. Penyakit ini sering ditemukan,
tetapi sangat jarang menyebabkan gejalah pada hewan dewasa. Pada anak
anjing dan kucing, gejalah yang sering adalah diare atau bahkan bisa
menyebabkan kematian. Penyebab penyakit ini adalah protozoa dari genus
Isospora. Diare merupakan gejalah klinis paling umum terjadi karena infeksi
Isospora sp. dengan frekuensi diare bervariasi. Pada beberapa kasus diare bisa
diikuti dengan adanya lendir dan bercak darah. Jika tidak segera dilakukan
pengobatan terhadap diare maka hewan akan mengalami dehidrasi, anemia,
kurus, lemah dan akhirnya berujung pada kematian. Namun, infeksi protozoa
saluran pencernaan biasanya bersifat asimptomatis dan dapat menularkan
penyakit pada hewan lain serta menyebarkan ookista infektif ke dalam melalui
kontaminasi (Afiyah, 2015).
DAFTAR RUJUKAN

Hilal Anshary. 2008. Modul Pembelajaran Berbasis Student Center Learning


(SCL) Mata Kuliah Parasitologi Ikan. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan
Universitas Hasanuddin : Makassar.

Wiser,Mark F.2018. Protozoa Luminal. Tulane University. Sumber :


https://www.tulane.edu/~wiser/protozoology/notes/intes.html diakses pada tangal
02 Februari 2019.

Nursyafitri ,EVI. 2018. Parasitologi “Isospora belli”. Sumber:


https://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/2014/04/makalah-parasitologi-
isopspora-belli.html diakes pada tanggal 02 februari 2019.

Afiyah, Nur Shofia. 2015. Deteksi Protozoa Saluran. FKH Universitas Airlangga
: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai