Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 3

Nurmadina Fitrah BP
175130100111013
Asyrafun Nisa
175130100111059 PENGARUH
Made Venika Nareswari
175130101111046 HORMON
Firdauzi Ongko Purwanto
175130107111033 KORTIKOTROPIN
Sarah Maghfirah
175130100111062
PADA HEWAN
Retno Wilujeng
175130120111002
Corticotropin Releasing
Hormon (CRH)
 Corticotropin Releasing Hormon (CRH) merupakan
regulator hipotalamus utama dalam pelepasan ACTH
(Adrenocorticotropic releasing hormone).
 Disintesis di parvoselular hipotalamus dan disintesis di
dalam neuron magnoseluler dari nukleus
paraventrikuler (NPV). Neuron CRH dari NPV menerima
jaras aferen adrenergik dari nukleus traktus solitarius,
locus coeruleus, dan medula 5 ventrolateral.
 Hormon stimulator hormon dari golongan kortikosteroid,
dengan panjang 39 AA dan waktu paruh sekitar 10
menit.
 Merangsang kelenjar hipofisis dan mengeluarkan
hormon adrenokortikotropik (ACTH). ACTH disintesis dari
irisan pre-pro-opiomelanokortin, sebuah polipeptida
yang terdiri dari 267 asam amino.
Fungsi CRH

 Menstimulasi transkripsi gen POMC secara


invivo dan invitro sebagai respon dari stres
dan adrenalektomi.
 memproses biosintesis dan sekresi
glukokortikoid adrenal. Angiotensin-II,
aktivin, inhibin, dan sitokin (TNF-β dan
leptin)
 Bersinergi dengan menghambat ACTH
dari korteks adrenal
Sekresi corticotropin-releasing hormone (CRH)
atau disebut juga kartikoliberin pada
hipotalamus memicu sekresi hormon lain
pada hipofisa anterior, yaitu
adrenocorticotropic hormone (ACTH) atau
disebut juga kortikotropin. Kortikotropin
dilepaske dalam pembuluh darah, dibawa ke
seluruh tubuh termasuk kelenjar adrenal.
Kortikotropinmenstimulasi pelepasan
hormon glukokortikoid, mineralokortikoid dan
hormon seks androgenik Hormon
glukokortikoid utama yang terbentuk dalam
kelenjar adrenal adalah kortisol

Pengobatan pada hewan bersuhu


eksotermis (Reptilia) beradaptasi dengan
menyesuaikan suhu lingkungan dengan
aktivitas dan mekanisme fisiologinya
untuk mencapai dan memelihara suhu
tubuh yang paling sesuai untuk
metabolisme (Preffered Body
Temperature/PBT)
Dalam suhu ini reptilia mampu
melakukan proses fisiologi dan
biokimia tubuh secara optimal,
terutama untuk memberikan
respons imum terbaik terhadap
agen infeksi.
1. Obat Doksisiklin
Nilai-nilai farmakokinetik doksisiklin
memberikan perbedaan
tergantung dengan jalur
pemberiannya. Pemberian
2. Obat Antimikrobia
intramuskuler kurang memberikan
Beberapa studi farmakokinetik
senyawa antimikroba pada kadar yang tinggi dalam plasma
reptile pernah dilaporkan namun kadar teta terpelihara
seperti karbenisilin pada ular konstan hingga hari kelima.
phyton, yellow rat snake, king
snake, dengan dosis 400 mg/kg BB
intramuscular didapatkan
konsentrasi tertinggi dalam plasma
sebesar 177-270 ug/mL pada satu
jam setelah pemberian.
3. Antibiotik Amikasin
Dosis terapi yang dianjurkan adalah
5mg/kg bb (loading dose) dan diikuti
2,5 mg/kg bb setiap 72 jam.
Pemberian amikasin dilakukan secara
intrakardia dan intramuskuler dan
hewan dipelihara dalam suhu yang
berbeda (25 dan 37ºC). Profil
farmakokinetik obat ini pada ular
sanca batik belum pernah dilaporkan.
Penggunaan Terapi
Obat pada Reptil
Reptil beradaptasi dengan menyesuaikan suhu lingkungan
dengan aktivitas dan mekanisme fisiologisnya untuk mencapai
dan memelihara suhu tubuh yang paling sesuai untuk
metabolisme (preffered body temperature/PBT). Dalam suhu ini,
reptil mampu melakukan proses fisiologis dan biokimia tubuh
secara optimal, terutama untuk memberikan respons imun
terbaik terhadap agen infeksi . rendahnya tingkat metabolisme
reptile dibandingkan mamalia, yang disebabkan sedikitnya
mitokondria dalam sel reptil, terbatasnya membrane
mitokondria (baik krista maupun inner membrane), sedikitnya
aktivitas enzim (sitokrom oksidase) dan rendahnya organ viscera
reptil terhadap total massa tubuhnya (total body mass)
dibandingkan kelas endotermis. Pada beberapa pendapat dan
referensi menyebutkan pengaruh vena porta renalis terhadap
penurunan efektivitas obat yang disuntikkan lewat tubuh
bagian belakang karena telah mengalami ekskresi ginjal
sebelum mencapai sirkulasi sistemik
Dosis Obat yang Digunakan
pada Reptil
1. Kadar maksimal amikasin pemberian posterior
(81,9µg/mL) lebih tinggi dibandingkan anterior
(37,1µg/mL).
2. Antibiotik amikasin . Dosis terapi yang dianjurkan
adalah 5 mg/kg bb (loading dose) dan diikuti 2,5
mg/kg bb setiap 72 jam
3. Obat antimikroba diberikan dengan dosis 400 mg/kg
BB intramuscular.
4. Obat doksisiklin baik digunakan untuk pengobatan
penyakit karena riketsia, klamidia, mikoplasma, dan
spirochete. Doksisiklin dapat diberikan pada penyu
Testudo Hermani dengan dosis awal 50 mg/kg bb,
selanjutnya diulang setiap hari dengan dosisi 25 mg/kg
bb untuk mengobati infeksi Staphylococcus dan
Klebsiella
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai