BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat adalah suatu bahan yang berbentuk padat atau cair atau gas
saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi
pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku, hal ini disebut obat
psikoaktif.
ekstraksi tanaman, misalnya nikotin dalam tembakau, kofein dari kopi dan
kokain dari tanaman koka. Morfin dan kodein diperoleh dari tanaman
opium, sedangkan heroin dibuat dari morfin dan kodein. Marijuana berasal
dari daun, tangkai atau biji dari tanaman kanabis (canabis sativum)
sedangkan hash dan minyak hash berasal dari resin tanaman tersebut,
set poin kekondisi normal dengan cara menghambat sintesa dan pelepasan
Obat ini menurunkan suhu tubuh hanaya dalam keadaan demam namun
pemakaian obat golongan ini tidak boleh digunakan secara rutin karena
obat yang berpengaruh pada SSP banyak jenisnya ada yang bersifat adiktif
a. Otak
b. Saraf otonom
1. Maksud Percobaan
2. Tujuan Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
salah satu prinsip dasar riset biomedis dimana manusia sebagai subjek
harus memenuhi prinsip ilmiah yang telah diakui dan harus didasarkan
merupakan temperatur yang cocok untuk habitat tikus yang juga tergolong
jantan dewasa yaitu 450-520 gram sedangkan berat 250-300 gram berlaku
pada tikus betina. Tikus jantan lebih berat dibanding tikus betina pada
hati, paru, dan limpa), nilai hematologi, nilai biokimia darah seiring
per 100 gram berat badan dan 10 mililiter (mL) per 100 gram berat badan
serta jangka hidup 3 sampai 4 tahun. Pakan yang diberikan pada tikus
umumnya tersusun dari komposisi alami dan mudah diperoleh dari sumber
untuk tikus yang sedang tumbuh harus memenuhi kebutuhan zat makanan
antara lain protein 12%, lemak 5%, dan serat kasar kira-kira 5%, harus
G. 1997)
tikus terbuat dari kotak plastik yang ditutup dengan kawat berlubang
ukuran 1,6 cm2 . Kulit biji padi dapat digunakan sebagai alas kandang
tikus. Alas kandang diganti setiap 3 hari bertujuan agar kebersihan tikus
tetap terjaga dan tidak terkontaminasi bakteri yang ada di feses serta urine
infeksi pada manusia hidup subur pada suhu 37°C. Meningkatnya suhu
sel darah putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak
Suhu tubuh kita biasanya paling tinggi pada sore hari. Suhu tubuh dapat
yang tinggi. Ini terutama pada anak-anak. Suhu tubuh orang dewasa
2001).
untuk menyetel suhu seperti yang terdapat pada AC. Hipotalamus kita
mengetahui berapa suhu tubuh kita yang seharusnya dan akan mengirim
pesan ke tubuh kita untuk menjaga suhu tersebut tetap stabil (Wibowo, S.,
2006).
Pada saat kuman masuk ke tubuh dan membuat kita sakit, mereka
darah kita dan mencapai hipotalamus. Pada saat hipotalamus tahu bahwa
ada kuman, maka secara otomatis akan mengeset thermostat tubuh kita
lebih tinggi. Misalnya suhu tubuh kita harusnya 37°C, thermostat akan
berkata bahwa karena ada kuman maka suhu tubuh kita harusnya 38,9°C.
Ternyata dengan suhu tubuh yang lebih tinggi adalah cara tubuh kita
berperang dalam melawan kuman dan membuat tubuh kita menjadi tempat
(Wilmana, 2007).
pada pasien cedera otak agar tetap konstan pada kondisi suhu ≤ 37,5ºC
suhu tubuh lebih dari 41ºC suhu ini dapat membahayakan kehidupan dan
samping yang mungkin terjadi adalah hipotensi, mual dan muntah (<
mengurangi kerusakan lebih lanjut dari kematian sel otak setelah cedera
otak atau pendarahan otak (Hammond and Boyle, 2011). NSAIDs banyak
negara sudah tidak lagi digunakan karena efek sampingnya yang cukup
D. URAIAN BAHAN
1. Paracetamol ( FI. Edisi III, hal 37 dan Buku OOP Edisi 7 hal, 325 )
Rumus Molekul : OH
NHCOCH3
pahit
alkalihidroksida.
seperti di hipotalamus.
Dosis : 500 mg
Sinonim : Ibuprofen
khas lemah
higroskopis.
K/P : Pensuspensi
BeratMolekul : 18,02
RumusMolekul : H2O
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
a. Batang pengaduk
c. Gelas ukur 20 mL
d. Hot plate
f. Spoit 1 cc, 3 cc
g. Stopwatch
h. Timbangan adigital
2. Bahan
a. Aquadest
b. Buffect 200 mg
c. Ibuprofen 400 mg
d. Kertas perkamen
f. Pamol 500mg
g. Paracetamol 500 mg
h. Sanmol 500 mg
i. Vaksin DPT
B. METODE PRAKTIKUM
Cara kerja :
0,5% 200 mL, kemudian diukur temperaturnya melalui rektal pada 30,
60 dan 90 menit.
dan 90 menit.
menit.
dan 90 menit.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Suhu perlakuan %
BB V.P Suhu Suhu penurunan
Obat Hewan (mL) Awal Demam 30 60 90
(gram) (°C) (°C) menit menit menit
Keterangan :
I = Buffect 200mg
IV = Paracetamol 500 mg
V = Pamol 500 mg
VI = Sanmol 500 mg
BAB V
PEMBAHASAN
atau menurunkan suhu tubuh, dari suhu yang tinggi menjadi kembali normal.
untuk mengetahui suhu awal pada hewan uji sebelum induksi. Kemudian hewan
uji diinjeksikan larutan vaksin DPT sebanyak 2,8 mL secara intra peritonial.
Tujuan pemberian vaksin ialah untuk meningkatkan suhu tubuh pada tikus
Alasan pengukuran suhu melalui rektal ialah suhu rektal lebih tinggi satu
derajat dari pada suhu urin maupun oral. Setelah terjadi peningkatan suhu kepada
hewan ujian kemudian hewan uji dibagi dalam 6 kelompok, untuk kelompok 1
diberi suspensi Buffect, untuk kelompok 2 tikus diberi suspensi Na CMC 0,5%,
untuk kelompok 3 tikus diberi suspensi Ibuprofen, untuk kelompok 4 tikus diberi
suspensi Paracetamol, untuk kelompok 5 tikus diberi suspensi Pamol dan untuk
kelompok 6 tikus diberi suspensi Sanmol. 30 menit setelah perlakuan suhu rektal
terjadi penurununan pada menit ke-30 yaitu 36,7°C tetapi mengalami lagi
kenaikan pada menit ke-60 menjadi 37,0°C dan segera mengalami penurunan
pada menit ke-90 yaitu 36,9°C dan untuk % penurunan pada tikus 1 yaitu 53,3%.
setelah pemberian Na.CMC 0,5% terjadi penurunan suhu tubuh pada menit ke-30
menjadi 36,3°C dan segera mengalami penurunan pada menit ke-60 menjadi
35,5°C tetapi mengalami lagi kenaikan pada menit ke-90 menjadi 35,9°C dan
setelah pemberian Ibuprofen terjadi penurunan suhu pada menit ke-30 hingga
menit ke-90 yaitu 36,8°C dan untuk % penurunan pada tikus 3 yaitu 56,66%.
setelah pemberian Paracetamol terjadi penurunan suhu tubuh pada menit ke-30
menjadi 36,7°C tetapi mengalami lagi kenaikan suhu pada menit ke-60 menjadi
36,8°C dan mengalami lagi kenaikan suhu pada menit ke-90 menjadi 36,9°C dan
setelah pemberian pamol terjadi penurunan pada menit ke-30 menjadi 37,2°C,
serta mengalami lagi penurunan suhu pada menit ke-60 menjadi 36,5°C dan
segera mengalami penurunan suhu lagi pada menit ke-90 menjadi 36,5°C dan %
setelah pemberian Sanmol terjadi penurunan suhu pada menit ke-30 36,5°C serta
terjadi penurunan lagi pada menit ke-60 menjadi 36,3°C dan segera mengalami
kenaikan suhu pada menit ke-90 37,4°C dan untuk % penurunan pada tikus 6
yaitu 43,75%.
Kenaikan suhu tubuh tikus yang tiba-tiba dapat disebabkan oleh beberapa
kemungkinan diantaranya aktivitas fisik, stress, suhu kamar dan kelembaban yang
tinggi.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada pengujian kali ini menggunakan pepton pada hewan uji tikus (Rattus
norvegicus) yang memberi efek demam pada hewan uji dan % penurunan
B. SARAN
khasiat lain dari obat – obat untuk menambah data secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA