Anda di halaman 1dari 3

FUROSEMID

Tinjauan kimia
Furosemid, atau asam 4-kloro-N-furfuril-5-sulfamoil antranilat masih golongan
derivate sulfonamide. Obat ini merupakan salah satu obat standar pengobatan
gagal jantung dan edema paru.

Struktur Kimia Furosemide / Furosemid


Bobot Molekul /BM
Komposisi

: 330,74
: C (43,58%), H (3,35%), Cl (10,72%), N (8,47%), O (24,19%),
S(9,69%)
Jumlah Atom
: 32
Melting point / titik lebur : 2060C
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan dalamklroform, larut dalam 75
bagian etanol (95%); dan dalam 850 bagian eter; larut dalam
larutan alkali hidroksida.
Pemerian
: Serbuk hablur; putih, hampir putih; tidak berbau; hampir tidak
berasa

Efek farmakologis dan mekanisme kerja


Bekerja di ansa henle asenden bagian epital tebal dengan cara menghambat
kotrnsport Na+, K+, CL- dan menghambat resorpsi air dan elektrolit. Mula kerjanya
lebih cepat dan efek diuretiknya lebih kuat daripada golongan tiazid, oleh karena itu

diuretic kuat jarang digunakan sebagai antihipertensi, kecuali pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >2,5 mg/dL) atau gagal jantung.
Termasuk dalam golongan diuretic kuat antara lain furosemid, torasemid,
bumatenid, dan asam etakrinat. Waktu paruh diuretic kuat umumnya pendek
sehingga diperlukan pemberian 2atau 3 kali sehari.
Diuretic kuat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang agak
berbeda-beda. Biovailabilitas furosemid 65%. Obat golongan ini terikat pada protein
plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali
disekresi melalui system transport asam organic di tabuli proksimal.
Efek samping obat
Ganguan cairan dan elektrolit. Sebagian efek samping berkaitan dengan
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, antara lain hipotensi, hiponatremia,
hipokloremia, hipokalsemia dan hipomagnesamia.
Ototoksisitas. Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara atau
menetap, dan hal ini merupakan efek samping yang serius.
Hipotensi dapat terjadi akibat depeisi volume sirkulasi.
Efek metabolic. Seperti diuretik tiazid, diuretic kuat dapat juga menyebabkan efek
samping metabolic berupa hiperurisemia, hiperglikemia, peningkatan kolesterol LDL
dan trigleserida, serta penurunan HDL.
Reaksi alergi. Reaksi alergi umumnya berkaitan dengan struktur molekul yang
mempunyai sulfanamid.
Nefritis intersialis alergik. Furosemid dan tiazid diduga dapat menyebabkan
nefritis intersialis alergik yang dapat menyebabkan gagal ginjal reversible.
Berdasarkan efeknya efeknya pada janin hewan coba, maka diuretic kuat ini tidak
dianjurkan pada ibu hamil, kecuali mutlak diperlukan.
Kontraindikisi

Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerolunefritis akut,


insufisiensi ginjal akut, wanita hamil, pasien yang hipersensitif terhadap
furosemida, Anuria dan Ibu menyusui.
Interaksi obat
Seperti diuretic tiazid, hipopkalemia akibat pemberian diuretic kuat dapat
meningkatkan resiko aritmia pada pasien yang juga mendapat digitalis atau obat
antiaritmia.

Pemberia bersama obat yang bersifat nefrotoksik seperti aminoglikosida dan


antikanker sisplatin akan meningkatkan resiko nefrotoksisitas.
Probensid mengurangi sekresi diuretic ke lumen tubulus sehingga efek diuresisnya
berkurang.
Diuretic kuat akan bereaksi pada walfarin dan klofibrat melalui pergeseran ikatanya
dengan protein. Pada penggunaan klinis, diuretic kuat ini dapat menurunkan klirens
litium. Penggunaan bersama dengan sefalosporin dapat meningkatkan
nefrotoksisitas sefalosporin. Antiflasteroid melawan kerja furosemid.
Pengunaan klinis
Gagal jantung. Furosemid merupakan obat standar gagal jantung yang disertai
edema dan tanda-tanda bendungan sirkulasi seperti peninggian tekanan vena
juguler, edema paru, edema tungkai, dan asites. Furosemid lebih banyak digunakan
daripada asam etkrinat, karena gangguan saluran cerna yang lebih ringan dan
kurva dosis responnya kurang curam. Untuk udema paru akut diperlukan pemberian
secara intravena.
Edema rafrakter. Untuk mengatasi edema rafrakter, diuretic kuat biasanya
diberikan bersama dengan diuretic lain, misalnya tiazid atau diuretic hemat K.
pemakaian dua macam obat diuretic kuat secara bersamaan merupakan tindakan
yang tidak rasional.
Gagal ginjal akut yang masi awal (baru terjadi), namun hasilnya tidak konsisten.
Diuretic kuat di kontraindikasikan pada keadaan gagal ginjal yang disertai anuria.
Diuretic kuat dapat menurunkan kadar kalsium plasma pada pasien
hiperkalsemia simtomatik dengan cara meningkatkan ekresi kalsium melalui urin.

Anda mungkin juga menyukai