Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FARMAKOGNOSI

GLIKOSIDA

DISUSUN OLEH:
1. SITI ZENIE PEBRIANTI (2048201031)
2. SUKMA FUJIANDI AYU (2048201032)
3. SUSILA NUR ANGGRAINI (2048201033)
4. DELIA FUJIANTI (2048201034)
5. DZIKRI SUKMADINATA (2048201035)
6. MUHAMMAD KEVIN HERNOVIT (2048201036)
7. CUCU SUHARTINI (2048201040)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena dengan izinya kita masih di beri kesempatan
dalam menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Glikosida”. Dan tak lupa pula
penulis haturkan shalawat dan salam atas junjungan Rasululloh Muhammad SAW beserta
keluarga,sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
farmakognosi. Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusun makalah ini
dengan memberikan gambaran secara deskriptif agar mudah di pahami.
Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,maka
dari itu penyusun memohon saran dan arahan yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
makalah ini,di masa akan datang dan penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Kuningan , November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Glikosida................................................................................................... 3
B. Sifat/karakteristik Glikosida ....................................................................................... 4
C. Penggolongan Glikosida ............................................................................................. 4
D. Identifikasi Glikosida ................................................................................................. 8
E. Contoh tanaman glikosida......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tanaman merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan ekosistem. Dilihat dari
hasilnya, tanaman atau tumbuhan merupakan sumber kebutuhan kita baik sandang, pangan
maupun papan. Kita dapat makan yang merupakan sumber energi karena ada tanaman. Kita
dapat bernafas dengan baik dengan menghirup oksigen karena ada yang merupakan hasil
reaksi fotosintesis karena ada tanaman. Kita juga dapat meminum air bersih dikarenakan
jasa tumbuhan yang menyimpan cadangan air melalui akar-akarnya yang itu semua
merupakan hasil aktifitas menanam.
Ilmu farmakognosi menguraikan tentang pemeriksaan simplisia nabati dan identifikasi
tumbuhan obat berdasarkan kandungan kimianya, bentuk dan simplisianya, baik
makroskopik maupun mikroskopiknya. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari
pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktif lainnya,
termasuk yang berasal dari dunia mineral dan hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi
sangat banyak diperlukan terutama dalam sintesis obat.

Tidak semua tanaman dapat dijadikan sebagai bahan obat. Tanaman-tanaman yang
dijadikan obat tentu saja adalah tanaman yang memiliki kandungan atau zat-zat yang dapat
bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan tubuh.
Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah
glikosida. Glikosida adalah zat aktif yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder.
Dalam dunia industri senyawa glikosida yang sering dipakai memiliki aglikon berupa
flavonoid atau steroid. Selain itu senyawa glikosida biasa dipakai untuk menyimpan
senyawa aktif agar tidak bereaksi sehingga tidak rusak sebelum dipakai. Secara umum, arti
penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti luas yang
beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum
dan penurunan tegangan permukaan. Oleh karena itu disusun makalah ini untuk
mengetahui definisi, sifat dan pembagian glikosida serta glikosida yang berkhasiat sebagai
obat dan tanaman penghasilnya.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan glikosida ?
2. Bagaimana sifat/karakteristik glikosida ?
3. Bagaimana penggolongan glikosida ?
4. Bagaimana identifikasi glikosida ?
5. Apa saja contoh tanaman yang mengandung glikosida ?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan glikosida
2. Untuk mengetahui sifat dan karakteristik glikosida
3. Untuk mengetahui golongan glikosida
4. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi glikosida
5. Untuk mengetahui contoh tanaman dari glikosida

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula dan komponen bukan
gula pada reaksi hidrolisis. Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan
bukan gula. Kedua bagian senyawa tersebut dihubungkan oleh suatu ikatan berupa jembatan
oksigen (O-glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosin), jembatan sulfur (S-
glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula dari
glikosida biasa disebut glikon, sedangkan bagian bukan gula dari glikosida biasa disebut aglikon.

Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-senyawa
kimiawi tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik fenolik, isotiosianat, nitril sianogenetik,
turunan antrasen, flavonoid dan fenolik, flavonoid dan steroid. Bagian aglikon atau genin terdiri
dari berbagai macam senyawa organik, seperti triterpena, steroid, antrasena, maupun senyawa-
senyawa yang mengandung gugus fenol, alkohol, aldehid, keton dan ester.

Gula yang sering menempel pada glikosida adalah β-D-glukosa. Meskipun demikian ada
juga beberapa gula jenis lain yang dijumpai menempel pada glikosida, contohnya ramnosa,
digitoksosa, dan simarosa. Glikosida sering sekali diberi nama sesuai dengan bagian gula yang
menempel di dalamnya dengan menambahkan kata oksida. Salah satu contohnya adalah
glukosida, yang mengandung galakturonat disebut galakturonosida, dan sebagainya.

Pada glikosida, bagian glikon biasanya bersifat polar, sedangkan aglikon bersifat non
polar. Bila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.
Jembatan glikosida yang menghubungkan glikon dan aglikon ini sangat mudah terurai oleh
pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas. Bila kadar asam atau basa semakin pekat, ataupun
bila semakin panas lingkungannya, maka glikosida akan semakin cepat terhidrolisis. Pada saat
glikosida terhidrolisis maka molekul akan pecah menjadi dua bagian yaitu glikon dan aglikon.
Dalam bentuk glikosida, senyawa ini larut dalam pelarut polar seperti air. Namun, bila sudah
terurai maka aglikonnya tidak larut dalam air melainkan larut dalam pelarut organik nonpolar.

3
B. Sifat atau Karakteristik Glikosida
1. Mudah larut dalam air, yang bersifat netral
2. Dalam keadaan murni; berbentuk kristal tak berwarna, pahit
3. Larut dalam alkali encer
4. Mudah terurai dalam keadaan lembab, dan lingkungan asam glikosida gula + non gula
5. Tidak dapat mereduksi larutan Fehling, tapi setelah dihidrolisa gula dapat mereduksi
larutan Fehling
6. Dapat dihidrolisa dengan adanya enzim, air dan asam.

C. Penggolongan Glikosida
A. Pembagian glikosida menurut glikonnya
Glikon pada senyawa glikosida ini merupakan suatu karbohidrat baik berupa monosakarida
maupun karbohidrat jenis lainya. Penamaan glikosida yang berdasarkan glikonnya biasanya
hampir sama dengan na glikonya seperti glukosa menjadi glukosida, fruktosa menjadi fruktosida.

B. Pembagian glikosida menurut aglikonnya:


1. Glikosida Saponin

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin. Saponin adalah
senyawa glikosida yang mempunyai struktur steroid dan mempunyai sifat-sifat khas membentuk
larutan koloidal dalam air dan membuih bila dikocok. Saponin berasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin dan mengiritasi selaput lendir.
Saponin bersifat menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun
bagi hewan, dan banyak digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang berpotensi keras atau
beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin. saponin pada ikan, menyebabkan gangguan
pernapasan.

4
Saponin, tidak toksik untuk manusia bila dimakan. Tidak toksiknya untuk manusia dapat
diketahui dari minuman seperti bir yang busanya disebabkan oleh saponin.Saponin terdapat pada
akar manis ( Glicyrrhizae Radix ), bawang, selada air, kacang-kacangan (seperti : Kacang
tanah,kacang kedelai), dan juga macam-macam kol.

2. Glikosida Sterol Kardioaktif (Glikosida Jantung)

Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid. Glikosida steroid
disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya kerja kuat dan spesifik terhadap otot
jantung. Molekul gula terletak pada posisi 3 dari inti steroid. Maka glikosida ini disebut juga
glikosida golongan steroid.

3. Glikosida Antrakinon

Glikosida antrakinon merupakan glikosida dengan aglikonnya adalah turunan


antrakinon.Yang termasuk turunan antrakinon seperti oksantron, antranol, dan antron. Senyawa
ini dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan senyawa gula dalam bentuk glikosida) dapat
pula dalam bentuk glikosida. Kegunaan glikosida antrakinon yaitu sebagai obat pencahar.

4. Glikosida Sianofor

5
Glikosida sianopora adalah glikosida yang ketika dihidrolisis akan terurai menjadi bagian-
bagiannya dan menghasilkan asam sianida (HCN).

1. Glikosida Thiosianat

Glikosida Thiosianat adalah glikosida yang aglikonnya adalah Thiosianat. Contoh tanaman
yang mengandung glikosida isotiosianat. Aglikonnya dapat berupa turunan alifatik maupun
aromatik.

2. Glikosida Flavonol

Glikosida flavonol aglikonnya adalah flavonoid. Glikosida ini merupakan senyawa yang
sangat luas penyebarannya di dalam tanaman. Di alam dikenal adanya sejumlah besar flavonoid
yang berbeda-beda dan merupakan pigmen kuning yang tersebar diseluruh tanaman tingkat

6
tinggi. Rutin, kuersitrin, ataupun sitrus bioflavonoid (termasuk hesperidin, hesperetin, diosmin
dan naringenin) merupakan kandungan flavonoid yang paling dikenal.

3. Glikosida Alkohol

Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang memiliki gugus hidroksi.


Senyawa yang termasuk glikosida alkohol adalah salisin. Salisin adalah glikosida yang diperoleh
dari beberapa spesies Salix dan Populus.

8. Glikosida Aldehid

Glikosida aldehide merupakan glikosida yang aglikonnya suatu aldehida.


Contoh glikosida yang mengandung glikosida aldehida yaitu buah vanili yang dipanen adalah
buah yang belum masak, tetapi sudah tumbuh sepenuhnya, yaitu bila ujung atas buah telah
berubah warnanya dari hijau menjadi kuning

9. Glikosida Lakton

7
Glikosida lakton merupakan glikosida yang mengandung suatu lakton yang mengikat
glikon. Salah satu senyawa lakton di alam adalah kumarin.

10. Glikosida Fenol

Glikosida fenol merupakan glikosida yang aglikonnya berupa senyawa fenol. Contohnya
daun kering dari Arctostaphylos uva ursi (Famili Ericaceae). Tanaman ini merupakan semak
yang selalu hijau merupakan tanaman asli dari Eropa, Asia, Amerika Serikat dan Kanada.
Hesperidin dalam buah jeruk juga dapat digolongkan sebagai glikosida fenol.

D. Identifikasi Kadar Glikosida

1. Uji Molisch

Prinsip dari uji Molisch yaitu karbohidrat direaksikan dengan alfa-naftol dalam alkohol
kemudian ditambah dengan asam sulfat pekat melalui dinding tabung, apabila terbentuk cincin
berwarna ungu kemerahan maka hasilnya positif. Cincin ungu yang terbentuk berasal dari
adanya kondensasi furfural atau derivatnya dengan alfanaftol (Sawhney, 2005). Pengujian
terhadap glikosida dinyatakan positif apabila cincin ungu terbentuk setelah penambahan pereaksi
Molisch dan asam sulfat pekat. Semakin tinggi volume cincin ungu yang terbentuk, semakin
tinggi pula kadar glikosida yang terkandung pada bahan tersebut (Nugraha et al., 2015). Asam
sulfat yang masuk melalui dinding tabung akan terkumpul di dasar tabung dan terbentuk cincin
ungu pada bagian paling atas. Penggunaan asam sulfat berfungsi untuk menghidrolisis gula
untuk menghasilkan furtural yang akan bereaksi dengan pereaksi Molisch dan alfanatol.
Terbentuknya cincin ungu pada reaksi Molisch dapat dilihat pada gambar dibawah ini

8
Cincin Warna Ungu Terbentuk Ketika Glikosida Direaksikan Dengan Pereaksi Molish
dan Asam Sulfat

2. pH

Derajat keasaman atau sering disebut pH berfungsi untuk menyatakan tingkat keasaman
atau basa yang terdapat pada suatu zat atau larutan. Nilai pH 7 merupakan pH normal, sedangkan
nilai pH > 7 menunjukkan zat atau larutan tersebut bersifat basa dan nilai pH < 7 menunjukkan
bahwa zat tersebut bersifat asam (Panjaitan et al., 2012). Glikosida merupakan senyawa yang
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, sehingga pH akan menurun ke
arah asam seiring dengan menurunnya kadar glikosida (Mangunwardoyo et al., 2009).

Nilai pH dijadikan parameter karena dapat menginterpretasikan turunnya kadar glikosida


pada tanaman, karena glikosida bersifat basa. Apabila kadar glikosida turun maka pH pada bahan
makanan tersebut akan turun ke arah asam (Naufalin et al., 2006).

3. Kecerahan Warna

Pengukuran warna secara kuantitatif dilakukan dengan metode Hunter Lab Color Scale
yang menghasilkan tiga nilai pengukuran yaitu L, a dan b. Nilai L (lightness) menunjukkan nilai
kecerahan sampel dimana 0 menunjukkan warna hitam dan 100 menunjukkan warna putih.
Apabila warna sampel yang diukur semakin cerah maka nilai L mendekati 100, sebaliknya,
apabila semakin berwarna kusam atau gelap maka nilai L mendekati 0. Nilai L juga menyatakan
cahaya pantul yang dapat menghasilkan warna akromatik putih, abu – abu dan hitam. Nilai a
berarti pengukuran warna kromatik campuran merah-hijau, dimana a+ adalah merah dan a-
adalah warna hijau. Nilai b merupakan pengukuran warna kromatik campuran kuning-biru,
dimana b+ adalah kuning dan b- adalah biru (Hutching, 1999). Ekstrak kemudian diuji warnanya
dengan digital color meter TES-135 untuk mengetahui sumbangan keberadaan komponen
pigmen yang terkandung didalamnya (Lestari et al., 2013).

9
Kecerahan dapat dijadikan parameter untuk indikator turunnya kadar glikosida karena
sangat erat kaitannya dengan pigmen warna. Glikosida terikat pada zat warna yang terdapat pada
tanaman, sehingga apabila zat warna rusak, maka dapat dikatakan bahwa ada penurunan kadar
glikosida pada bahan tersebut (Kencana et al., 2013).

E. Contoh Simplisia Yang Mengandung Glikosida

1. Lidah Buaya

Nama simplisia: Aloe vera L Folium

Sinonim: Aloe barbadensis Mill.

Nama tanaman asal: Aloe vera L

Keluarga: Liliaceae

Khasiat: Diuretik, batuk, penyubur rambut

2. Daun Pepaya

Nama simplisia: Carica papaya folium

10
Sinonim: Papaya carica Gaertn.

Nama tanaman asal: Carica papaya (L)

Keluarga: caricaceae

Khasiat: antidemam

3. Batang Brotowali

Nama simplisia: Tinosporae caulis

Sinonim: Tinospora rumphii

Nama tanaman asal: Tinosporae crispa (L) Miers

Keluarga: Euphorbiaceae

Khasiat: obat rematik, antipiretik, dan mengurangi gula darah

4. Akar Manis

11
Nama simplisia: Glycyrrhizae radix

Sinonim: Akar manis

Nama tanaman asal: Glycyrrhiza glabra var. typical

Keluarga: papilionaceae

Khasiat: antitusiva

5. Daun Digitalis

Nama simplisia: Digitalis Folium

Sinonim: Common foxglove

Nama tanaman asal: Digitalis purpurea

Keluarga: Scrophulariaceae

Khasiat: Kardiatonika

12
6. Akar Kalembak

Nama simplisia: Rhei Radix

Sinonim: akar kalembak

Nama tanaman asal: Rheum palmatum

Keluarga: Polygonaceae

Khasiat: Laksativa

7. Digitalis lanata

Nama simplisia: Digitalis Lanatae Folium

Sinonim: Woolly foxglove

Nama tanaman asal: Digitalis lanata

Keluarga: Scrophulariaceae

13
Khasiat: obat jantung

4. Biji mustard atau biji sawi

Nama simplisia: Sinapsis semen

Nama tanaman asal: Brassica nigra L

Keluarga: Brassicaceae

Khasiat: Antioksidan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Glikosida adalah senyawa asal gula dengan zat lain yang dapat terhidrolisis menjadi
penyusunnya. Sifat glikosida yaitu mudah larut dalam air. Glikosida yang berkhasiat obat dapat
digolongkan menjadi: Karidioaktif (glikosida jantung), antrakinon, saponin, sianofor, tiosianat,
flavonol, alcohol, aldehid, lakton, fenol.

Glikosida lakton terdapat senyawa kumarin yang terdapat pada


tumbuhan Belladona, glikosida fenolik terdapat senyawa arbutin dan metil
arbutin yang terdapat daun Arctostaphylos uvaursi, berfungsi sebagai diuretik dan antiseptik
saluran kemi , glikosida alkohol terdapat senyawa salicin pada simplisia Salix purpurea, Salix
fragilis. Kegunaan : anti inflamasi, atipiretik, anti rheumatik, anti periodik., glikosida aldehid
contohya Vanilin dan Salinigrin terdapat pada tanaman Vanilla planifolia. Kegunaan vanillin
adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa, antimikroba dan antioksidan.

B. Saran
Sebaiknya perlu dilakukan pendalaman pengetahuan mengenai glikosida dan contoh
simplisia yang mengandung glikosida karena pengetahuan ini dapat sangat berguna terutama
bagi mahasiswa farmasi dalam bidang mencakup pembuatan berbagai macam sedian obat.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Awalin Shintya D., dan Saskia Sinta N., 2011. Kamus Farmakologi. Jakarta : Trans Info Media
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
https://www.dictio.id/t/simplisia-apa-yang-banyak-mengandung-glikosida/13040. Diakses pada
tanggal 18 desember 2020

https://id.scribd.com/doc/113318500/5-Simplisia-Yang-Mengandung-Glikosida. Diakses pada


tanggal 18 desember 2020

https://slideplayer.info/slide/11791981/. Diakses pada tanggal 18 desember 2020

http://yayukwinarsih.blogspot.com/2016/03/makalah-farmakognosi-glikosida.html?m=1. Diakses
pada tanggal 18 desember 2020

https://www.academia.edu/36682225/MAKALAH_GLIKOSIDA. Diakses pada tanggal 18


desember 2020

Anda mungkin juga menyukai