KELOMPOK 11
1.DHIA HUSNA ENDRIATY
2.NARIYAH AZZAHRA
3.SETIA HARDIYANTI
4.RAHMADA AYU AULIA
5.INDAH NUR SAFITRI
Prinsip
Pemilihan
Obat Pada
Terapi
Antiepilepsi
KLASIFIKASI ANTIEPILEPSI
HIDANTOIN
ASAM
BARBITURAT
VALPROAT
BENZODIAZE OKSAZOLIDI
PINE NDION
KARBAMAZE
SUKSINAMID
PIN
KLASIFIKASI ANTIEPILEPSI
1. HIDANTOIN
Dalam golongan hidantoin dikenal tiga senyawa
antikonvulsi :
a. fenitoin (difenilhidantoin)
b. mefenitoin dan
c. etotoin
Farmakodinamik hidantoin
a. Fenobarbital
Fenobarbital merupakan senyawa organik pertama yang
digunakan dalam pengobatan antikonvulsi. Kerjanya
membatasi penjalaran aktivitas dan bangkitan dan
menaikan ambang rangsang
Dosis dewasa yang biasa digunakan ialah dua kali 120-
250 mg sehari. Dosis anak ialah 30-100 mg sehari
b. Primidon
Primidon lebih efektif dibanding fenobarbital, terutama
untuk terapi kejang parsial dan kejang umum tonik
klonik. Primidon dalam badan sebagian besar
mengalami oksidasi menjadi fenobarbital, sebagian lagi
mengalami dekarbolsilasi oksidatif pada atom C2
menjadi feniletil malonamid ( FEMA ) yang tetap aktif.
Dosis dewasa dimulai dengan 3 kali 50 mg sehari;
kemudian di naikan sampai 0,75-1,5 gram sehari,
untuk 3 kali pemberian
3. OKSAZOLIDINDION
Antikonvulsi golongan ini yang banyak dipakai adalah
trimetadion. Trimetadion merupakan obat antiepilepsi
tipe absence .
Farmakologi
Trimetadon bekerja sebagai antikonvulsi dengan
memperkuat penekanan paska transimisi impuls
sehingga penjalaran impuls dapat terkontrol dengan
baik. Selain itu dapat memperbaiki EEG yang
abnormal pada penderita dengan bangkitan lena.
Farmakokinetik
Pemberian peroral dengan mudah akan diabsorbsi oleh
saluran cerna dan tedistribusi kesuluruh cairan tubuh.
Biotransformasi terjadi dihati dengan proses demetilasi
sehingga menghasilkan didion. Ekskresi melalui ginjal
dan berlangsung lambat sehingga cenderung untuk
terjadi penumpukkan hasil metabolit pada penderita
dengan pemakaian yang bersifat kronik.
4. SUKSINAMID
Dari gologan ini yang banyak dipakai diklinik adalah
etosuksimid
Farmakologi
Etosuksimid bekerja dengan cara meningkatkan ambang
lepas muatan listrik pada korteks serebri, sedangkan
kerja tonik ekstensor supramkasimal hanya teratasi bila
obat diberikan pada dosis anestetik.
Farmakokinetik
Pemberian oral akan diabsorpsi lengkap oleh saluran
cerna dengan kadar maksimal dalam plasma akan dicapai
dalam waktu 1-7 jam. Distribusi kesulurh jaringan
dengan kadar likuor serebrospinalis sama dengan kadar
dalam plasma. Ekskresi melalui ginjal dalam bentuk
metabolit.
Antiepilepsi golongan suksinimid yang digunakan di
klinik, antara lain :
1. Etosuksimid lebih efektif dibandingkan metsuksimid
dan fensuksimid.
2. Metsuksimid bersifat lebih toksik.
3. Fensuksimid
5. KARBAMAZEPIN
Karbamazepin merupakan antiepilepsi utama di
Amerika Serikat untuk mengantasi berbagai
bangkitan lena. Selain mengurangi kejang, efeknya
nyata pada perbaikan psikis yaitu perbaikan
kewaspadaan dan perasaan, sehingga dipakai juga
untuk mengobati kelainan psikiatri seperti
maniabipolar
6. BENZODIAZEPINE
1. Diazepam
Digunakan terutama untuk pengobatan konvulsi yang
bersifat rekuren seperti pada status epileptikus arau
kejang yang belum jelas penyebabnya. Obat ini
bermanfaat untuk bangkitan klonik fokal, bangkitan lena,
serta hipsarimia yang refrakter terhadap obat antikovulsi
lainnya. kadar optimal sebagai antikonvulsi diazepam
adalah 500 mikrogram/ml.
2. Klonazepam
Klonaxepam merupakan long acting benzodiazepine dan
pemakaiannya dapat secara tunggal ataupun kombinasi
dengan antikonvulsi lainnya. obat ini terpilih untuk
mioklonik, akinetik, dan spasme infantil. Klonazepam
merupakan obat alternative untuk bangkitan lena
sesudah suksinimid. Obat ini juga dapat digunakan untuk
mengatasi skatus epileptikus, akan tetapi pilihan utama
dalam hal ini tetap diazepam
Dosis dewasa : 1,5 mg/hari dalam dosis yang terbagi
3. Nitrazepam
Obat ini terpilih untuk bangkitan mioklonik. Secara
umum nitrazepam juga dapat dipakai untuk
mengendalikan hipsaritmia dan spasme infantile.
Nitrazepam dapat merangsang terjadinya bangkitan
lena dan bangkitan tonik sampai klonik sehingga
pemakaian biasanya dikombinasikan dengan
antiepilepsi lainnya.
Dosis umum : 1,5 mg/kg BB/hari.
4. Lorazepam
5. Klorazepat dipotasium
6. Klobazam
7. ASAM VALPROAT
Farmakologi
Efek anti konvulsi asam valproat berdasarkan pada peningkatan
kadar GABA didalam sel otak sehingga terjadi hiperpolarisasi
rest potential pada neuron akibat peningkatan daya konduksi
membrane untuk ion K.
Farmakokinetik
Pemberian secara oral akan cepat diabsorpsi dan kadar maksimal
akan tercapai dalam waktu 1-3 jam dengan waktu paruh 8-10
jam dan stabilitas kadar dalam darah akan tercapai setelah 48
jam pemberian. Biotranformasi terjadi dihati dan sebagain besar
akan dieksrisikan melalui ginjal dalam waktu 28 jam.
8. ANTIEPILEPSI LAIN
1. Acetazolamide (Diamox)
1. Kepatuah
pasien
2. Apakah
kadar terapi
sudah dicapai
dengan dosis
yang
diberikan
3. Apakah peningkatan
dosis masih dapat
dilakukan pada
bangkitan yang belum
terkendali tanpa
menimbulkan efek
toksik
Manfaat penetapan kadar epilepsi dalam darah
pasien sudah jelas, yaitu 80% pasien
dapatdikendalikan kejangnya dengan antiepilepsi
yang tersedia saat ini , bila obat yang diberikan
memberikan kadar terapi optimal. Dengan
memantau kadar antiepilepsi maka dapat diberikan
dosis secara individual, agar efek toksis dan
kegagalan terapi dapat dihindarkan.
Kegagalan Terapi Antiepilepsi