Anda di halaman 1dari 83

FARMAKOGNOSI

Ghani Nurfiana F.S, M.Farm.,Apt


Fakultas Farmasi USB
Kontrak Kuliah
1. Jumlah kehadiran 100% untuk bisa mengikuti ujian UKD
(boleh izin dengan surat izin sakit)
2. Batas tuntas nilai dinyatakan lulus yaitu 60.
- Perbaikan nilai diperoleh dari nilai kuis dan tugas dari dosen pada saat
perkuliahan berlangsung ( TIDAK ADA REMIDI SETELAH UKD)
- Perbaikan nilai dari tugas tidak menjamin nilai menjadi tuntas 60.
- Apabila mahasiswa tidak mencapai nilai tuntas 2.0 = C (60) maka mahasiswa
harus mengulang di semester yang sama pada tahun berikutnya.
- Skala yang digunakan adalah 5 ( A, B, C, D, E ) Sistem penilaiannya PAP
A = 85-100
B = 70-84
C = 60-69
D = 1-59
E=0
3. Ujian diadakan 2x dalam 1 semester ( UKD 1 & UKD 2), alokasi waktu tiap UKD
90 menit ( 2 SKS)
Penilaian

• Nilai kuis dan tugas = 20%


• UKD 1 = 40%
• UKD 2 = 40%
. Materi kuliah
-UKD 1 :
1. Ruang lingkup farmakognosi, cara pengumpulan dan pengolahan
simplisia
2. metabolit primer dan sekunder, biosintesis dan metabolism dalam
tumbuhan
3. Fitofarmasetis dan Aktifitas farmakologi dalam tanaman
4. Senyawa fenolik & tannin dalam tanaman
5. Senyawa terpenoid dalam tanaman
6. Senyawa minyak atsiri dan resin dalam tanaman

-UKD 2
1. Senyawa Karbohidrat dalam tanaman
2. Senyawa glikosida dalam tanaman
3. Senyawa alkaloid dalam tanaman
4. Obat bahan alam yang mengandung hormone
5. Obat bahan alam yang mengandung antibiotic
6. penemuan obat baru dari bahan alam
Pharmacognosy
• Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon
(obat/racun) dan Gnosis (ilmu/pengetahuan).

• Jadi farmakognosi adalah ilmu pengetahuan tentang obat,


khususnya dari nabati, hewani dan mineral.

• “Pharmacognosy is a multidisciplinary subject which


comprises parts of botany, organic chemistry,
biochemistry, and pharmacology” (Samuelssofl, 1991).

• Sumber Informasi :
- Catatan arkheologis
- Dokumen tertulis
SEJARAH
Obat pertama kali yang digunakan berasal dari tanaman / jamu.
Dianggap kurang memuaskan, mulai melakukan isolasi zat aktif
Menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat :
Efedrin : Ephedra vulgaris
Atropin : Atropa belladona
Morfin : Papaver somniferum
Digoksin : Digitalis lanata
Reserpin : Rauwolfia serpentina
Pengembangan penelitian mengenai antikanker yang
bersumber dari tumbuhan dimulai sejak tahun 1950.
Perkembangan obat dari bahan alam masih sangat kurang krn
diperlukan waktu yg lama untuk menghasilkan suatu senyawa
yang berkhasiat sebagai obat dengan efek samping rendah.
Pada abad ke-18, seorang Inggris, Withering
memperkenalkan pemakaian ekstrak tumbuhan
Digitalis lanata untuk pengobatan penyakit gembur-
gembur, yaitu sakit lemah jantung.
Ini merupakan satu contoh penyelidikan bagi ahli obat
dalam menjejaki dan mengembangkan bahan obat
penuntun dari budaya tradisional. Zat aktifnya,
glikosida digitalis (Digoksin®), sampai sekarang masih
dipakai untuk pengobatan penyakit gagal jantung.
• Pada awal perkembangan ilmu kedokteran & kefarmasian di
dunia Barat, segala sesuatu yg berkaitan dgn obat &
penggunaannya disebut sbg “Materia Medica” atau bahan
obat
• Pedanius Dioscorides→ de Materia Medica Libri Cinque
(abad I)→ 600 obat yg berasal dari tumbuhan, hewan &
mineral
• Pd awal abad ke-19 Materia Medika terbagi menjadi
farmakologi & farmakognosi
• Farmakologi→mekanisme kerja obat
• Farmakognosi segala aspek tentang obat dgn sedikit
penekanan pd mekanisme kerja obat
• Adam Scmidth..istilah farmakognosi dimskkn dlm buku
Lehrbuch der Materia medica(1811)
• Pencapaian utama abad 19: pengembangan materia
medika utk mempelajari efek farmakologis senyawa &
ekstrak  perubahan obat herbal mjd obat jadi scr
kimia

• CONTOH ????
• Istilah farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A.
Seydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Haalle
Jerman, dalam disertasinya berjudul Analecta
Pharmacognostica. Farmakognosi berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari dua suku kata Pharmakon dan gignosco.
Pharmakon artinya ”obat” (ditulis dalam tanda petik karena
obat di sini maksudnya adalah obat alam, bukan obat
sintetis) dan  gignosco yang artinya pengetahuan.
• Ganzinger (1982),Pharmacognosy→pharmakon =
obat, dan gignosco = mendapat pengetahuan
• Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup
farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu
pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang
ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang
perlu diketahui tentang obat.
The era of pure compounds
(In 1803, a new era in the history of medicine)

 Isolation of morphine from opium..Papaver somniferum


 Strychnine (1817)..Strychnos spp (Loganiaceae)..tonik
 Quinine and caffeine (1820)...........Coffea arabica

 Nicotine (1828)
 Atropine (1833) ..Atropa Belladona
 Cocaine (1855)
Quinine
• Awal thn 1500→ setara emas
• Indian fever Bark (Cinchona officinalis)→infus batang u/
demam o/ Suku Andes & Amazon dataran tinggi
• Senyawa aktif : alkoloid quinine (kinin)→ malaria & demam
lainnya (Manchester)
• Quinine→ prekursor Chloroquine
Cocaine
• Senyawa aktif : alkoloid cocaine (kokain)→ lokal anastesi
• Cocaine→ prekursorProcaine ,Coca (Erythroxylum coca)→
daun dikunyah u/tonik o/ Suku Andes. Selain itu u/ obat
sakit gigi & mabuk ketinggian
• Daun : kaya Fe & Ca→ insiden osteoporosis Suku Andes
↓↓
• Th 1860 tonik Koka (Bordeaux Wine) beredar di Eropa
Tubocurarine
• Racun panah suku Amazon→ Curare
• Strychnos guaianensis dan Chrondrodendron
tomentosum
• Th 1800 Von Humboldt mencatat resep Curare
• Th 1814 Waterton menginjeksi keledai dgn curare→
pingsan, sembuh o/ pernafasan buatan→ curare
memblok impuls saraf otot,termasuk otot diafragma
(pernafasan)
• Th 1943 diisolasi senyawa aktif :tubocurarine
• Abad 20....
• Munculnya kimia sintetis dlm bdg farmasi...pewarna
(Sneader 1996)
Akhir abad ke-20, beberapa even penting :
• Pemanfaatan seluruh bagian tumbuhan secara utuh
(herbal) untuk obat oleh masyarakat awam→
ketidakpuasan thd efektivitas & harga obat modern,
apresiasi thd segala sesuatu yg berbau
“natural” atau “organic
• Sebagian besar Industri Farmasi→ pencarian tumbuhan
dgn ethnomedicine u/ digunakan sbg obat baru/prototip
obat
Akhir abad ke-20, beberapa even penting :
• Teknologi DNA rekombinan / rekayasa genetik /
farmakobioteknologi→ transfer materi genetik dari satu
organisme ke organisme lain→ produksi obat secara
massal Contoh : produksi insulin manusia dari E. coli,
produksi tPA/alteplase (trombolitik) dari sel rahim
hamster Cina, dll
Cttn
Cttn klasik
klasik dari
dari Arab,
Arab, Yunani
Yunani dan
dan Roma
Roma

• Pengetahuan ttg kdoktern dan farmasi : kertas papirus


(Cyperus aquaticus...tumb air spt rumput...buku Papirus
ebers:mencakup sma mcm penykt,empiris dan btk
simbolik ..1500 SM
• Pliny who lived about the same time as Dioscorides, was also
an eminent author of natural history.
• Pedanius Dioscardes sbg bapak
obat2an/Farmakognosi...mendeskripsikan >600 tumbh.obt
• Hippokrates: menulis Corpus Hippocraticum(pekerjaan
farmasi)
• Cladius gallen: bidang kompleks kdoktern-dan
farmasi...bapak galenika
Authors
Authorsof
ofantiquity
antiquity
Hippocrates
Hippocrates(460-377
(460-377BC)
BC)
“The
“TheFather
Fatherof
ofMedicine”
Medicine”
Dioscorides (40-80 AD)
“De Materia Medica” (600 medicinal plants)
Egyptians (Ebers papyrus, 1550 BC)
The first recorded prescriptions were found in Egyptian
tombs. These were the Hieratic papyri, Ebers
papyrus, the Gynecologic papyrus.
Old Indian medicine
Ayurveda Medicines (India)
Ayurveda  ilmu kesehatan preventif (menjaga
kesehatan agar penyakit tidak mendapat kesempatan
untuk menyerang kita) dan tentang kebiasaan hidup
yang menyelaraskan antara fisik dan panggilan jiwa.
Ayurveda bekerja secara menyeluruh, tidak hanya
menghilangkan gejala yang timbul, tetapi juga bekerja
mencegah penyakit dan menghilangkan akar penyakit. 
Ayurveda menggunakan seluruh sumber kekayaan alam
untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan
manusia.
Menurut Ayurveda, setiap orang memiliki energi
kehidupan (Doshas), yang terdiri dari Vata atau
udara, Pitta atau panas, dan Kapha atau air.
Penyakit terjadi jika ke-3 elemen ini tidak seimbang. 
The old Chinese medicine

Tradisional Chines Medicines (TCM)


• Pengobatan Tradisional Tionghoa percaya bahwa segala
proses dalam tubuh manusia berhubungan dan
berinteraksi dengan lingkungan  penyakit disebabkan
oleh ketidakharmonisan antara lingkungan di dalam dan
di luar tubuh seseorang. Gejala ketidakseimbangan ini
digunakan dalam pemahaman, pengobatan, dan
pencegahan penyakit.
• Teori yang digunakan dalam pengobatan didasarkan
pada beberapa acuan filsafat termasuk teori Yin-yang, 
lima unsur (Wu-xing), sistem meridian tubuh manusia
(Jing-luo), teori organ Zang Fu, dll.
The era of European exploration overseas (16thth
and 17thth century)
Tatanama
Tatanama (Nomenclature)
(Nomenclature)

• bahasa Inggris: nomenclature


• bahasa Latin : nomen untuk penamaan atau calare
bagi sebuah penyebutan dalam
• bahasa Yunani: yang berasal dari onoma yang sama
berarti dengan bahasa Inggris kuno :nama dan
• bahasa Jerman kuno : namo adalah merujuk pada
persyaratan, sistem prinsip-prinsip dasar, prosedur
dan persyaratan yang berkaitan dengan penamaan
yang dapat merupakan pembakuan kata atau frase
penugasan untuk objek tertentu.
SEJARAH TATANAMA TUMBUHAN

Dahulu tatanama tumbuhan terdiri atas tiga atau lebih kata


disebut juga polinomial.
Contoh:
Sambucus caule arboreo ramoso floribus umbellatis
 Sambucus dengan batang berkayu dan bercabang-cabang
serta bunga bentuk payung

Sejak tahun 1753 sistem polynomial digantikan dengan


binomial nomenclatur sejak publikasi “species plantarum”
oleh Carolus Linnaeus dan berlaku secara internasional
 Sambucus javanica

Sistem binomial yaitu sistem penamaan dimana nama jenis


terdiri dari dua kata, kata pertama adalah nama marga dan
kata kedua merupakan penunjuk jenis atau spesies epithet
(penunjuk jenis).
Hal.judul buku karya C.Linnaeus
SIMPLISIA
Simplisia (obat gubal)
Bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami perubahan apapun kecuali dinyatakan lain
berupa bahan yang dikeringkan.

• Ex: pemakain daun msh campur dg bagian lain, pngambiln


masih acak
Perkembangan sekarang
• Simplisia: bhn alamiah, sbg obat blm mngalami perubahan
apapun, kec dnyatakan lain berupa bhn yg tlh dkeringkan
• Simplisia nabati: berupa tanmn utuh, bagian, eksudat
atau gabungan. Eksudat: isi sel scr spontan keluar dr
tanamn atau dg cr tertentu sengaja dkelkuarkan dari
selnya. Dpt berupa zat-zat atau bhn-bhn nabati lainnya yg
dg cara ttt dpisahkan/di isolasi dr tanamn
• Simplisia hewani: berupa hewan utuh ato zat-zat berguna
yg dhasilkn olh hewan dan blm berupa bhn kimia murni
• Simplisia pelikan: berupa bhn pelikan/mineral yg blm
diolah.tlh di olah dg cara sederhana dan blm brp bhnn
kimia murni
Simplisia Tumbuhan

• berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau


eksudat tanaman
• Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan
keluar dari tanaman atau yang dengan cara
tertentu dikeluarkan dari selnya , atau zat-zat nabati
lainnya yang denga cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya

33
Nama simplisia Asal Kegunaan
Simplisia
Euricomae radix Tumbuhan Akar pasak bumi (Eurycoma Diuretik,antipiretik
longifolia Jack)
Granati Cortex Kulit batang delima(Punica Astringen
granatum L.)
Basilici folium Daun selasih(Ocimum Peluruh dahak (ekspektoran),
basilicum L.) peluruh haid (emenagoga),
karminatif, pencegah mual,
penambah nafsu makan,
pengelat (adstringen),
penurun panas (antipiretik),
pereda kejang
(antispasmodik), pengobatan
pasca persalinan
Peluruh dahak/obat batuk
Carambolae flos Bunga belimbing manis (ekspektoran)
(Averrhoa carambola L.)

34
Simplisia hewani
Nama simplisia asal kegunaan
Oleum iecoris asselli Ikan Sebagai sumber vitamin D
(minyak ikan)
Mel depuratum Lebah Sumber energi dan penambah
(madu lebah) stamina tubuh
Adeps lanae Domba (Ovis aries) Bahan tambahan pada
(lemak bulu domba) sediaan farmasetik umumnya
sebagai dasar pembuatan
salep, bahan pembuatan
sabun, pasta, dsb.
Bahan salep
Cera Flava Lebah(Apis mellifera) Sebagai salah satu bahan
Gelatinum Ikan, sapi, dan babi baku dari permen lunak, jeli,
dan es krim, dan sebagai
bahan pembuatan salep, dsb.

35
• Dalam ketentuan umum Farmakope
Indonesia disebutkan bahwa nama
simplisia nabati ditulis dengan
menyebutkan nama genus atau
spesies nama tananman, diikuti nama
bagian tanaman yang digunakan.
Ketentuan ini tidak berlaku untuk
simplisisa nabati yang diperoleh dari
beberapa macam tanaman dan untuk
eksudat nabati.
SISTEM TATANAMA

• Universal/internasional
• Menggunakan bahasa latin/dilatinkan
• Menggunakan sistem tata nama ganda
(binomial nomenclature)
Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin.
Kata pertama merupakan nama genus, kata
kedua adalah nama spesies.
Dicetak miring atau bergaris bawah terpisah
Contoh: Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza
sativa (padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea
mays
Kata pertama diawali huruf besar, kata kedua
menggunakan huruf kecil.
Nama Lokal dan Nama Ilmiah

Nama Ilmiah : Nama Lokal :

1. Diatur oleh KITT* 1. Tdk mengikuti KITT

2. Bahasa Latin atau yg 2. Bahasa daerah


dilatinkan
3. Berlaku internasional 3. Berlaku lokal
4. Tdk utk kategori
4. Utk kategori takson
apapun
tertentu
5. Satu takson dapat
5. Satu takson satu nama memiliki lebih dari
satu nama

*KITT= Kode Internasional Tatanama Tumbuhan


Contoh Nama Lokal

Kayu arang
Sono keling mengandung informasi penting
Cemara laut
Meranti rawa
KOMPOSISI NAMA ILMIAH

Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan


3 hal :
1. Genus
2. Spesies epithet (penunjuk jenis)
3. Author

Contoh : Daucus carota L.


Nicotiana tabacum L
Nama-nama genus

• Kata benda tunggal dalam bahasa Latin atau dilatinkan dengan


inisial huruf besar

• Setelah penulisan pertama pada genus yang sama boleh


disingkat, contoh: Quercus alba, Q. alba, Q. rubra

• Tidak terlalu panjang

• Tidak menggunakan nama yang sama dengan jenisnya


• Contoh: Salacca zalacca -> tidak dianjurkan
Penunjuk Jenis

• Biasanya berupa kata sifat, akhirannya disesuaikan dengan


nama marga.
Contoh: Syzygium aromaticum
• Dalam bahasa Latin atau dilatinkan
• Bisa berasal dari berbagai bentuk (nama orang, nama tempat,
nama umum, dll.)
• Tidak terlalu panjang
• Tidak mengulang nama marga
• Ditulis dengan huruf kecil dan apabila terdiri dari 2 suku kata
harus diberi tanda sambung.
Contoh: Hibiscus rosa-sinensis
Ipomea pes-capre
Author

Author adalah nama pengarang yang menerbitkan nama


sah takson itu untuk pertama kali.

Tujuan pencantuman nama author adalah supaya


penunjukan nama suatu takson tepat dan lengkap serta
memudahkan penelitian tentang keabsahan nama.

Contoh : Daucus carota L. (L.= Linnaeus)


Vernonia acaulis (Walter) Gleason
Papaver somniferum L.
• Species: somniferum’...mnyebabkan tidur
• Genus: Papaver (kelp spesies, poppy)
• Family/Suku: Papaveraceae (kelp genera ygmpy sifat
tertentu
• L.: ahli botani yg memberikan deskripsi ilmiah
pertama kali mngenai spesies tsb dan yg memberi
nama botanis....Carl von Linnaeus/Linne
• Ordo: Papaverales
• Kelas :Magnoliatae
• Subfilum:Magnoliphyta(tumb biji yg bijinya terbungkus
• Divisi(Filum)/Spermatophyta: tumbh biji
• Dunia: Plantae
• Tumbuhan:
- Radix = Akar
- Fructus = Buah
- Cortex = Kulit
- Semen = Biji
- Lignum = Kayu
- Herba = Seluruh bagian tumbuhan
- Flos = bunga
- Caulis = Batang
• Hewan; Hormon, enzim
• Mineral : CaCO3, Kaolin
Simplisia tanaman  makroskopis dan mikroskopis
Makroskopis: Morfologi Tanaman
Mikroskopis: Anatomi Tanaman
Morfologi Tanaman:
. Folium: bagian-bagian daun (petiolus, lamina dan vagina)
Bentuk/bangun daun (Apex folii, Basis folii, nervatio, margo folii, warna,
permukaan, daun majemuk atau tunggal)
• Caulis: bentuk permukaan,
• Radix: monokotyledonae atau dikotyledonae
• Metamorfosis akar, batang dan daun (Rhizome, tuber, bulbus)
• Fructus: ( buah semu, buah sejati)
• Semen
ISTILAH SIMPLISIA

• Radix : akar (root), sering tidak sama dengan konsep botani.


Namanya radix ternyata merupakan rhizomes (akar tinggal).
• Rhizoma : akar tinggal (rhizome), batang di dalam tanah, biasanya
mempunyai akar lateral.
• Tuber : bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, yang secara
botani merupakan akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan
yang menebal, utamanya terdiri dari parenkim tempat menyimpan
makanan (biasanya pati/amilum) dan dengan sedikit bagian yang
berkayu.
• Bulbus : onion, umbi Iapis. Secara botani umbi Iapis adalah batang,
yang diselimuti dengan daun bernutrisi yang biasanya hanya sedikit
mengandung klorofil.
• Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang
berkayu. Namun sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga
mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian kecil.
• Cortex : bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan
di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang,
dan cabang.
• Folium : leaf, daun terdiri dari daun tengah pada
tumbuhan.
• Flos : flower, bunga yang terdiri dari bunga
tunggal atau seluruh karangan bunga.
• Fructus : fruit, buah yang berupa buah yang
belum masak, sudah tua belum masak, sudah
masak.
• Pericarpium : fruit peel, kulit buah.
• Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.
• Herba : herb, Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri
dari batang, daun, bunga, dan buah.
• Aetheroleum : essential oil, volatile oil. Minyak atsiri (minyak
menguap, minyak terbang) adalah produk yang berasal dari
tumbuhan atau bagiannya yang berbau khas yang terdiri banyak
komponen yang komplek dan bersifat menguap.
• Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan
yang dipisahkan dengan pengepresan.
• Pyroleum : tar, dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan.
• Resina : resin, yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau
hasil destilasi balsam, yaitu residu penyulingan balsam.
• Balsamum : balsam, Ianutan resin dalam minyak atsiri yang
dihasilkan oleh tumbuhan tertentu.
• Nama obat gubal (simplisia) terdiri dari dua patah
kata, misalnya Digitalis folium (daun digitalis) berasal
dari tanaman jenis Digitalis purpurea. Untuk Cocae
folium berasal dari tanaman Erythroxylum coca.
• Beberapa simplisia hanya dinamai dengan satu kata,
misalnya Opium, Gallae, Aloe, dsb
PEMBUATAN SIMPLISIA
Syarat baku simplisia

• Kadar air: tidak lebih dari 10%


• Angka lempeng total: tidak lebih dari 10
• Angka kapang dan khamir: tidak lebih dari 10
• Mikroba patogen: Negatif
• Aflatoksin: tidak lebih dari 30 bagian per juta

Sari Jamu:
• Diperbolehkan mengandung etanol tidak lebih dari 1%
v/v (20oC)
• Kadar metanol: tidak lebih dari 0,1% dari kadar etanol
PENETAPAN STANDAR SIMPLISIA
SYARAT SIMPLISIA NABATI/HEWANI
1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan
2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menun jukkan
tanda-tanda pengotoran lain
4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau
berbahaya
5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal 2%

PELIKAN : Harus bebas dari pengotoran tanah, batu, hewan,


fragmen hewan dan bahan asing lainnya
DASAR PEMBUATAN SIMPLISIA
• CARA PENGERINGAN : - waktu
- suhu
- perajangan

• PROSES FERMENTASI: - harus tepat waktu

• PROSES KHUSUS : - penyulingan


- pengentalan eksudat
- pengeringan sari air

• MEMERLUKAN AIR : - pati


- talk
Catatan: air harus bebas racun serangga, kuman patogen, logam
berat, dll
parameter standar mutu simplisia

• Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya


mempunyai tiga parameter mutu umum suatu bahan (material),
yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari
kontaminasi kimia dan biologis),  serta aturan penstabilan
(wadah, penyimpanan dan transportasi).
• Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia
sebagai obat tetap diupayakan memiliki tiga paradigma seperti
produk kefarmasian lainnya, yaitu Quality-Safety-Efficacy (mutu-
aman-manfaat).
• Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang
bertanggung jawab terhadap respons biologis untuk mempunyai
spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar)
senyawa kandungan
Untuk
Untuk mengetahui
mengetahui kebenaran
kebenaran dan
dan  mutu
 mutu obat
obat tradisional
tradisional termasuk
termasuk simplisi
simplis

• Uji   Organoleptik : untuk mengetahui khususnya bau dan rasa


simplisia yang diuji.
• Uji Makroskopik.  Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya
morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji.
• Uji mikroskopik. . Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan
melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa
serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur  – unsur anatomi
jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis
simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik bagi
masing – masing simplisia.
• Uji Histokimia. untuk mengetahui berbagai macam zat
kandungan  yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan
pereaksi spesifik, zat – zat kandungan tersebut akan memberikan
warna yang  spesifik pula sehingga mudah dideteksi
Cara Pembuatan Simplisia

1. Pemanenan
2. Pengumpulan
3. Sortasi basah
4. Pencucian
5. Perajangan
6. Pengeringan
7. Sortasi kering
8. Pengawetan
9. Pengemasan
Yang menjadi perhatian:
1. Pedoman panen
2. Pengirisan bahan sebelum dikeringkan,
untuk bahan yang berukuran besar.
3. Pengeringan,
* di dalam oven
* di dalam almari pengering
* di bawah sinar matahari
Pada saat pemanenan,
pengumpulan, dan
sortasi basah…

Perhatikan garis-garis
besar pemanenan.
Pemanenan pada saat yang tepat

Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan simplisia


yang mengandung bahan berkhasiat yang optimal.
Kandungan kimia dalam tumbuhan tidak sama sepanjang
waktu. Kandungan kimia akan mencapai kadar optimum
pada waktu tertentu.
Kapan waktu yang tepat untuk memanen bagian
tumbuhan?
Ketentuan saat pemanenan
• Biji (semen) dipanen pada saat buah sudah tua
atau buah mengering, misalnya biji kedawung. .
Kulit buah atau polong mengalami perubahan
warna
• Buah (fructus) dikumpulkan pada saat buah sudah
masak atau sudah tua tetapi belum masak,
misalnya lada (misalnya pada pemanenan lada,
kalau dilakukan pada saat buah sudah tua tetapi
belum masak akan dihasilkan lada hitam (Piperis
nigri Fructus); tetapi kalau sudah masak akan
dihasilkan lada putih (Piperis albi Fructus).
• Daun (folia/folia) dikumpulkan pada saat tumbuhan menjelang
berbunga atau sedang berbunga tetapi belum berbuah.
Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang
diperoleh rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga
rendah, seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 -
1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan
lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam.

• Bunga (flos/flores) dipanen pada saat masih kuncup (misalnya


cengkeh atau melati) atau tepat mekar (misalnya bunga mawar,
bunga srigading).
• Kulit batang (cortex) diambil dari tanaman atau tumbuhan yang
telah tua atau umur yang tepat, sebaiknya pada musim kemarau
sehingga kulit kayu mudah dikelupas.
• Herba. Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang
tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah
maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan kata
lain. Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibat-kan
produksi tanaman yang kita dapatkan rendah dan kandungan
bahan aktifnya juga rendah. Sedang-kan jika pemanenan
terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun
berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu
• Contohnya tanaman sambiloto sebaiknya di-panen pada umur
3 - 4 bulan, pegagan pada umur 2 - 3 bulan setelah tanam,
meniran pada umur kurang lebih 3,5 bulan atau sebelum
berbunga dan tanaman ceplukan dipanen setelah umur 1 - 1,5
bulan atau segera setelah timbul kuncup bunga, terbentuk.
• Tanaman secang baru dapat dipanen setelah
berumur 4 sampai 5 tahun, karena apabila
dipanen terlalu muda kandungan zat aktifnya
seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.
• Umbi lapis (bulbus/bulbi) dipanen pada waktu
umbi mencapai besar optimum, yaitu pada waktu
bagian atas tanaman sudah mulai mengering
(misalnya bawang putih, bawang merah, bawang
bombay).
• Rimpang atau “empon-empon” (rhizoma)
dipanen pada waktu pertumbuhan maksimal dan
bagian di atas tanah sudah mulai mengering,
yaitu pada permulaan musim kemarau.
Rimpang...

• pemanenan dilakukan pada saat tanam-an berumur 8 - 10 bulan.


Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk segar
jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan
untuk bibit 10 - 12 bulan. Selanjutnya untuk keperluan pembuatan
jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen pada umur 4 - 6
bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi.
Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua yaitu umur 9 - 12
bulan setelah tanam.
• temulawak pemanenan rimpang dilakukan setelah tanaman
berumur 10 - 12 bulan. Temulawak yang dipanen pada umur
tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang
tinggi. Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan
dan dipanen pada pertengahan musim kemarau. Saat panen yang
tepat ditandai dengan mulai mengeringnya bagian tanaman yang
berada di atas permukaan tanah (daun dan batang semu), misalnya
kunyit, temulawak, jahe, dan kencur
Proses pembuatan simplisia
(Teknologi Pasca Panen)
Setelah dilakukan pemanenan bahan baku simplisia, maka
tahapan penanganan pasca panen adalah sebagai berikut.

• 1). Sortasi basah.


Tahap ini perlu dilakukan karena bahan baku simplisia harus
benar dan murni, artinya berasal dari tanaman yang
merupakan bahan baku simplisia yang dimaksud, bukan dari
tanaman lain. Dalam kaitannya dengan ini, perlu dilakukan
pemisahan dan pembuangan bahan organik asing atau
tumbuhan atau bagian tumbuhan lain yang terikut. Bahan
baku simplisia juga harus bersih, artinya tidak boleh
tercampur dengan tanah, kerikil, atau pengotor lainnya
(misalnya serangga atau bagiannya). Bahan nabati yang baik
memiliki kandungan campuran bahan organik asing tidak
lebih dari 2%.
2) Pencucian

• Pencucian seyogyanya jangan mengguna-kan air


sungai, karena cemarannya berat. Sebaiknya
digunakan air dari mata air, sumur, atau air ledeng
(PAM). Setelah dicuci ditiriskan agar kelebihan air
cucian mengalir pada tempat dengan alas kasa.
• Ke dalam air untuk mencuci dapat dilarutkan
kalium permanganat (KMnO4) 0,25 – 0,125
perseribu, hal ini dilakukan untuk menekan angka
kuman/kapang dan dilakukan untuk pencucian
rimpang yang kontaminannya cukup berat.
Pencucian bahan dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain :
a. Perendaman bertingkat
• dilakukan pada bahan yang tidak banyak mengandung kotoran seperti
daun, bunga, buah dll. Proses perendaman dilakukan beberapa kali pada
wadah dan air yang berbeda, pada rendaman pertama air cuciannya
mengandung kotoran paling banyak. Saat perendaman kotoran-kotoran
yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan
tangan. Metoda ini akan menghemat penggunaan air, namun sangat
mudah melarutkan zat-zat yang terkandung dalam bahan.
b. Penyemprotan
• dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak melekat pada bahan
seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain. Proses penyemprotan
dilakukan dengan menggunakan air yang bertekanan tinggi. Untuk lebih
meyakinkan kebersihan bahan, kotoran yang melekat kuat pada bahan
dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Proses ini biasanya
menggunakan air yang cukup banyak, namun dapat mengurangi resiko
hilang/larutnya kandungan dalam bahan.
c. Penyikatan (manual maupun otomatis)
• Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis
bahan yang keras/tidak lunak dan kotorannya melekat
sangat kuat. Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang
digunakan bentuknya bisa bermacam-macam, dalam hal ini
perlu diper-hatikan kebersihan dari sikat yang digunakan.
Penyikatan dilakukan terhadap bahan secara perlahan dan
teratur agar tidak merusak bahannya. Pembilasan dilakukan
pada bahan yang sudah disikat. Metode pencucian ini dapat
menghasilkan bahan yang lebih bersih dibandingkan dengan
metode pencucian lainnya, namun meningkatkan resiko
kerusakan bahan, sehingga merangsang tumbuhnya bakteri
atau mikroorganisme.
Pencucian dengan air
mengalir untuk
mengilangkan debu serta
pengotor yang melekat
Sesudah dicuci, bahan
diangin-anginkan untuk
mengurangi air yang
menempel.
3) Perajangan
• Banyak simplisia yang memerlukan perajangan agar proses pengeringan ber-
langsung lebih cepat. Perajangan dapat dilakukan “manual” atau dengan mesin
perajang singkong dengan ketebalan yang sesuai (3 – 4 mm untuk rimpang).
• Ketebalan perajangan untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8 mm, jahe,
kunyit dan kencur 3 - 5 mm. Perajangan bahan dapat dilakukan secara manual
dengan pisau yang tajam dan terbuat dari steinlees ataupun dengan mesin
pemotong/ perajang. Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan pemakaian.
Untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinggi bentuk irisan sebaiknya
adalah membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan
sebaiknya melintang (slice).
• Apabila terlalu tebal maka proses pengeringan akan terlalu lama dan
kemungkin-an dapat membusuk atau berjamur. Perajangan yang terlalu tipis
akan berakibat rusaknya simplisia dan kemung-kinan kandungan kimia berubah
karena oksidasi atau reduksi.
• Alat perajang atau pisau yang digunakan bukan dari besi, tetapi menggunakan
“stainless steel” atau baja nirkarat.
4) Pengeringan
 Pengeringan merupakan proses pengawetan sederhana,
sehingga simplisia tahan lama dalam penyimpanan.
 Pengeringan akan menghindarkan terurainya kandungan
kimia karena pengaruh enzim, mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dan kapang (jamur). Jamur Aspergillus
flavus akan menghasilkan aflatoksin yang sangat beracun.
 Angka khamir atau kapang tidak lebih dari 104. Mikroba
patogen harus negatif dan kandungan aflatoksin tidak lebih
dari 30 bagian per juta (bpj atau ppm: part per million).
 Simplisia sudah kering, dengan ciri mudah meremah bila
diremas atau mudah patah. kadar air tidak boleh lebih dari
10%.
 Pengeringan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain
hitam atau dalam almari pengering (40-60o C) yang
dilengkapi dengan kipas penyedot/penghembus udara,
sehingga terjadi sirkulasi yang baik.
Pengeringan, dapat
dilakukan di
1. Almari pengering
2. Oven
3. Sinar matahari
5) Sortasi kering
• Simplisia yang telah kering tersebut masih sekali lagi
dilakukan sortasi untuk memi-sahkan kotoran,
bahan organik asing, dan simplisia yang rusak
karena sebagai aki-bat proses sebelumnya.

• Bila perlu dilakukan pemilahan menurut besar


kecilnya simplisia kering tersebut.

• Untuk biji, dipilih yang utuh dan tua, tidak


mengkerut.
6) Pengepakan/pengemasan
• Pengepakan harus sesuai dengan simplisia yang dipak.
Misalnya simplisia yang mengandung minyak atsiri
jangan dipak dalam wadah plastik, karena plastik akan
menyerap bau bahan tersebut.

• Bahan pengepak yang baik adalah karung goni atau


karung plastik. Simplisia yang ditempatkan dalam karung
goni atau karung plastik praktis cara penyimpanannya,
yaitu dengan ditumpuk.

• Pengepak lainnya digunakan menurut keperlu-annya.


Pengepak yang dibuat dari aluminium atau kaleng dari
seng mudah melapuk, sehingga perlu dilapisi dengan
plastik atau kertas berlilin, alufoil atau bahan yang
sejenis dengan itu.
7) Penyimpanan
• Penyimpanan harus teratur, rapi, untuk mencegah
resiko tercemar atau saling mencemari satu sama lain,
serta untuk memudahkan pe-ngambilan dan
pemeriksaan. Simplisia yang disimpan harus diberi label
yang mencantumkan identitas, kondisi, jumlah, mutu,
dan cara penyimpanannya.

• Gudang penyimpanan harus berlantai ubin atau porselin, bersih,


tertutup, sirkulasi udara baik, tidak bocor, tidak lembab,
penerangan cukup bila diperlukan, sinar matahari tidak boleh
leluasa masuk ke dalam gudang. tidak mudah kebanjiran serta
terdapat alas dari kayu yang baik (hati-hati karena balok kayu
sangat disukai rayap) atau bahan lain untuk meletakkan simplisia
yang sudah dipak tadi.

• Pengeluaran simplisia dengan cara mendahulu-kan


bahan yang disimpan lebih awal (“First in – First out” =
FIFO).
Pengemasan untuk mempertahankan mutu
simplisia dalam penyimpanan.
Pemeriksaan mutu (Quality Control)

• Pemeriksaan mutu simplisia sebaiknya dilakukan secara


periodik. Selain itu,juga harus diperhati-kan untuk pertama kali
dilakukan pemeriksaan mutu (QC), yaitu pada saat bahan
simplisia diterima dari pengepul atau pedagang lainnya.

• Buku pedoman yang digunakan sebagai pegangan adalah


Materia Medika Indonesia atau Farmakope Indonesia. Untuk
simplisia asing menurut buku lain yang memuat persyaratan
simplisia tersebut. Agar diperoleh simplisia yang yang tepat,
sebaiknya dilakukan arsipasi (atlas) simplisia sebagai standar
intern atau baku pembanding. Mengenai pemeriksaan mutu,
kita menginginkan adanya laboratorium pemeriksaan mutu
simplisia atau obat tradisional (GLP) yang terakreditasi serta
dapat melayani kebutuhan pemeriksaan mutu simplisia dan
sediaan dari produsen obat tradisional.
TUGAS

- MENCARI CONTOH PEMBUATAN SIMPLISIA


UNTUK MEMBUAT SEDIAAN (CONTOH : MASKER,
PERMEN, TABLET DLL)
- PPT MAX 5 SLIDE
- 1 KELAS BUAT 5 KELOMPOK
- TUGAS DIKIRIMKAN VIA EMAIL ( PPT, JURNAL
DAN MAKALAH)  ghaninurfiana@gmail.com
Format : Tugas 1 farmakognosi_ Teori 2_ Kelompok
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai