Anda di halaman 1dari 14

RAHAYU SAMALO, S.

Farm
• Farmakognosi telah diciptakan melalui penggabungan dua
kata dalam bahasa Yunani yang terdiri dari Farmakon (obat)
dan Gnosis (pengetahuan), yaitu pengetahuan tentang obat.

• Farmakognosi pertama kali dan paling sering digunakan oleh


C.A Seydler, seorang mahasiswa kedokteran di Halle/Saale,
Jerman, yang secara tegas menggunakan Analetica
Pharmacognostica sebagai judul utama tesisnya pada tahun
1815.
• Schmidt telah terlebih dahulu menggunakan istilah
Farmakognosis di dalam monografinya yang berjudul Lehrbuch
der Materia Medica (yaitu catatan-catatan kuliah tentang
Materia Medis) pada tahun 1811 di
Wina. Kompilasi ini khusus membahas tentang tumbuh-tumbuhan
berkhasiat obat dan karakteristiknya yang bersesuaian.

• Istilah Materia Medica adalah kata latin yang dikemukakan


mula-mula oleh seorang dokter Yunani Disocorides pada abad
pertama sesudah Masehi.
• Bahan dasar alam umumnya disebut bahan alam yang berasal
dari tumbuhan (bahan alam nabati), dari hewan (bahan alam
hewani) dan dari mineral (bahan alam mineral).
• Dari ketiga bahan alam, tumbuhan merupakan umlah terbesar
yang digunakan sebagai sumber bahan untuk farmasi.
• Bahan disini dapat berupa simplisia atau hasil olahan simplisia
berupa ekstrak medisinal, yaitu ekstrak yang digunakan untuk
pengobatan dan mengandung kumpulan senyawa kimia alam
yang secara keseluruhan mempunyai aktivitas biologi, atau
hasil olahan (simplisia) berupa senyawa kimia murni yang
dapat digunakan sebagai prazat (prekursor, zat pemula) untuk
sintesis senyawa kimia obat.
• Manusia selalu menggunakan tumbuhan dengan banyak cara dalam
tradisi masa evolusi manusia. Seleksi tumbuhan obat merupakan
proses yang dilakukan secara hati-hati
sehingga sejumlah besar tumbuhan obat digunakan oleh berbagai
budaya dunia.
• Negara Eropa zaman dulu telah ditemukan jamur obat yang
ditemukan bersama manusia es dari Austria, di pegunungan Alpen
(3300 SM). pohon berpori (Piptoporus betulinus) suatu jamur terdapat
di pegunungan tinggi dan lingkungan lainnya. Spesies ini
mengandung bahan alam beracun dan salah satu unsur aktifnya
(asam agarat) merupakan pencahar yang sangat kuat
dan efektif sehingga senyawa ini menyebabkan diare berlangsung
singkat dan kuat.
• Obat Yunani telah menjadi fokus penelitian sejarah farmasi selama
beberapa dasawarsa.
• Seorang sarjanan Yunani, Pedanius Dioscorides dari Anarzabos
dianggap sebagai bapak obat-obatan (di negara Barat).
Karyanya merupakan doktrin yang mengatur praktek farmasi dan
kedokteran selama lebih dari 1500 tahun dan yang berpengaruh
besar terhadap farmasi di Eropa. Ia seorang
farmakognosis ulung yang mendeksripsikan lebih dari 600 tumbuhan
obat.
• Hiprokrates, seorang dokter medis Yunani (kira-kira 460-375 SM)
berasal dari pulau Kos dan mempunyai pengaruh besar terhadap
tradisi medis Eropa. Ia merupakan salah satu seri penulis pertama
yang menulis Corpus Hippocraticum (suatu kumpulan pekerjaan
mengenai praktis medis).
• Di Cina, India, Jepang dan Indonesia terdapat berbagai
dokumentasi tentang tradisi penggunaan tumbuhan obat.
• Di Cina, Pada abad ke-16 dibuat obat-obat herbal dengan
menggunakan metode sains. Ben Cao Gang Mu (obat, oleh Li
Sihizen pada tahun 1518-1593) mengandung informasi sekitar
1892 obat dalam 52 bab) dan lebih dari 11000 resep yang
diberikan pada lampiran. Obat-obat tersebut diklasifikasikan
menjadi 16 kategori (sebagai contoh, herba, gandum, sayur, dan
buah).
• Ayurveda merupakan bentuk obat tradisional Asia yang paling tua
yang pada dasarnya berasal dari India dan suatu cara filosofi-
sains-seni kehidupan. Istilah Aryuveda berasal dari kata Ayur yang
berarti hidup dan veda yang berarti pengetahuan serta tambahan
terakhir untuk tulisan suci
Hindu dari 1200 SM disebut Artharva-veda. Sekolah pertama yang
mengajar obat Aryuveda adalah Universitas Banaras pada 500 SM
dan telah ditulis buku kitab Samhita (atau ensiklopedia obat)
• Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang diduga berasal dari
keraton Surakarta dan Yogyakarta, dari praktek budaya Jawa
kuno dan juga hasil pengaruh obat Cina, India dan Arab.
• Jamu berisi unsur-unsur TCM, seperti mengobati penyakit-penyakit
panas dengan obat dingin, dan Aryuveda yang menggunakan
aspek religius dan pemijatan sangatlah penting. Obat dari
Indonesia seperti cengkeh (Syzigium aromaticum), pala (Myristica
fragrans), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), jambol (Eugenia
jambolana) dan laos (Alpinia galanga) masih digunakan di seluruh
dunia sebagai obat atau bumbu dapur.
• Kampo atau obat tradisional Jepang, kadang-kadang berhubungan
dengan dosis rendah TCM.
• Perdagangan obat botani meningkat selama abad ke-16. Dari,
India Timur terdapat pala (Myristica fragrans) yang sudah
digunakan oleh orang Yunani sebagai bahan aromatik
dan untuk mengatasi masalah gastrointestinal. Kelembak (Rheum
palmatum) tiba di Eropa pada abad ke-10 dan dipakai
sebagai pencahar yang kuat. Perubahan penting lainnya pada
saat ini adalah penemuan tumbuhan penyembuh yang memiliki
sifat-sifat baru sebagai penyembuh
• Farmakope pertama ada tiga yaitu, Ricettaria fiorentina
(Florensia, Italia) tahun 1498, Farmakope Nuremberg
(Frankonia Jerman) atau Pharmacorum omnium tahun 1546,
Farmakope Londiniensis (Inggris) tahun 1618.
• Perkembangan lainnya adalah pendirian kebun tumbuhan obat
oleh Komunitas Terhormat Apoteker pada tahun 1617, dimana
kebun tumbuhan tersebut dikenal dengan Chelsea Physic
Garden.

• Contoh-contoh obat murni awalnya antara lain adalh:
1. Morfin, dari opium bunga Papaver somniferum, yang pertama kali
diidentifikasi oleh FW Sertuner dari Jerman pada tahun 1804
dan secara kimia dikarakterisasi pada tahun 1817 sebagai
alkaloid. Struktur utuhnya ditentukan pada tahun 1923 oleh JM
Gulland dan R.Robinson di Manchester.
2. Kuinin, dari batang kulit Cinchona succirubra, yang pertama kali
diisolasi oleh Pierre Joseph Pelletier dan Joseph Bienaime
Caventou dari Perancis pada tahun 1820; strukturnya dieludasi
pada tahun 1880 oleh berbagai laboratorium. Pelletier dan
Caventou juga membantu dalam mengisolasi berbagai alkaloid
lain.
• Salisin, dari kulit kayu Salix spp, diisolasi
pertama kali oleh Johannes Buchner di Jerman.
Salisin diturunkan pertama kali pada tahun
1838 oleh Rafaele Pirea (Perancis) untuk
menghasilkan asam salisilat, dan kemudian
pada tahun 1899 oleh perusahaan Bayer untuk
menghasilkan asam asetilsalisilat atau aspirin
• Salah satu pencapaian utama sains pada abad ke-19 dalam
bidang tumbuhan obat adalah pengembangan metode untuk
mempelajari efek farmakologis senyawa dan ekstrak.
• Penelitian yang kompleks dan intensif tentang konstituen yang
terdapat di dalam bahan alam tidak dapat terlepas pada tiga
bidang ilmu dasar utama yang banyak tersebar pada
perkembangan obat, antara lain adalah Farmakognosi-
Fitokimia, yang mencakup informasi relevan berkaitan dengan
obat-obat yang hanya berasal dari sumber-sumber alam,
misalnya tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.

Anda mungkin juga menyukai