Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak hal yang medasari kita untuk membahas dan mengenal lebih
dalam lagi apa makna dari Antidepresiva, antidepresiva adalah obat-obat yang
mampu memperbaiki suasan jiwa (mood) dengan menghilangkan atau
meringankan gejala keadaan murung, yang tidak disebabkan oleh kesulitan
sosial-ekonomi, obat-obatan atau penyakit. Baik itu melalui diskusi formal
maupun non formal. Adapun pemicu terjadinya perbincangan dalam depresi
sering kali didasari oleh pertanyaan Apakah depresi itu akan membuat
kehidupan seseorang menjadi kacau bahkan bunuh diri?, jawaban nya relatif,
bisa ya, bisa pula tidak. Dalam kesempatan ini kami mencoba untuk
membahas tentang antidepresiva dengan konsep yang memang sudah jelas
kami uraikan dalam pembahasan dibawah ini.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari makalah yang kami buat ini :
1) Apa pengertian dari antidepresiva ?
2) Apa jenis-jenis antidepresiva ?
3) Bagaimana penanganan pasien yang mengalami depresi ?
4) Apa saja pembagian kelompok obat antidepresiva ?
5) Bagaimana mekanisme kerja dari antidepresiva?
6) Apa efek samping antidepresiva ?
7) Bagaimana keamanaan untuk pasien hamil dan laktasi ?
8) Bagaimana interaksi obat antidepresiva ?
9) Apa indikasi obat antidepresi ?
1.3 Rumusan Tujuan
1) Memahami pengertian dari antidepresiva.
2) Paham dan dapat menjelaskan jenis-jenis antidepresiva.
3) Mengetahui cara penanganan pasien yang mengalami depresi.
4) Memahami pembagian kelompok obat antidepresiva.
5) Dapat menjelaskan mekanisme kerja dari antidepresiva.
6) Mengetahui efek samping obat antidepresiva.
7) Menjelaskan keamanaan untuk pasien hamil dan laktasi.
8) Mengetahui interaksi obat antidepresiva.
9) Dapat menjelaskan indikasi obat antidepresi.

BAB II
PEMBAHASAN
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

2.1 Definisi
Obat antimurung atau antidepresiva adalah obat-obat yang mampu
memperbaiki suasan jiwa (mood) dengan menghilangkan atau meringankan
gejala keadaan murung, yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial-ekonomi,
obat-obatan atau penyakit. Antidepresiva tidak bekerja terhadap orang sehat
dan efek baiknya tidak bertambah dengan meningkatkan dosisnya lewat nilai
optimal. Depresi adalah gangguan jiwa yang paling umum di dunia dan
menurut taksiran yang terdapat 340 juta penderitanya. Prevalansinya antara
wanita adalah rata-rata 25%, pria 10% dan remaja 5%.
Penyebabnya Teori monoamin menunjukan sebagai penyebab depresi
terganggunya keseimbangan antara neurootransmiter diotak. Khusunya akibat
terutama kekurangan serotonin (=5HT) dan atau noradrenalin di saraf-saraf
otak. Bebrapa gangguan psikiatris lainnya yang mempunyai hubungan dengan
kadar serotonin rendah, adalah antara lain penyakit demensial alzhaimer, p.
Parkinsor dan juga migrein pada demensia disamping ACh, juga terdapat
penyusutan reseptor 5HT. Begitu pula pada parkinson yang selain kekurangan
DA, juga ada penurunan fungsi serotoninerg. Selain neurotransmiter juga
faktor keturunan merupakan pemeran penting pada terjadinya depresi.
SEROTONIN
Atau 5-hidroxitriptamin (5HT) berfungsi sebagai neurotransmitter
pada komunikasi antara neuron-neuron otak. Zat ini berkhasiat antara lain
memperbaiki suasana jiwa, menghambat nnafsu makan juga
meningkatkan rasa kantuk dan ambang nyeri, hingga rasa sakit lebih
mudah diatasi. Banyak karbohidrat dalam makanan meningkatkan produksi
insulin dan juga sekresi seretonin, yang berefek turunnya nafsu makan dan
imbulnya rasa kantuk, bila kadar 5HT diotak menurun seperti setelah
penggunaan zat-zat antiserotonin, nafsu makanpun bertambah, kinetik
serotonin disintesa secara enzimatis dari triptofan terutama di sel-sel tertentu
dari saluran cerna disamping itu dalam jumlah ringan juga disaraf otak dan
saraf perifer, mastecells dan jaringan ginjal. Dari usus serotinin diserap
kedalam darah dan untuk sebagian besar dirombak didalam hati. Sisanya yang
sedikit diserap oleh sel-sel endotel dari paru-paru dan diinaktifkan oleh
metiltransferase dan MAO-A (monoaminoksidase-A) menjadi 5-hidroxiindoleacetaldehyde. Zat ini dioksidasi menjadi asam 5-HIAA
(hydroxyindoleacetic acid), yang di ekskresikan lewat kemih sebagai
konyugat. Kadar normal dalam kemih adalah 2-10 mg 5-HIAA sehari. Nilai
lebih tinggi adalah indikasi adanya tumor dalam tubuh yang mensekresinya
transpornya dalam darah berlangsung didalam granula dari trombosit dengan
demikian hanya sedikit 5HT beredar bebas dalam darah. Tetapi bila trombosit
menggumpal maka banyak 5HT dibebaskan. Serotonin tidak dapat melintasi
rintangan darah-otak dan harus disintessa ssetempat dari triptopan di dalam
otak untuk sintesa ini mutlak ditemukan piridoksin.
Reseptor serotonin dibagi dalam 3 kelompok utama :
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Reseptor serotoninerg 5HT1, 5HT2 dan 5HT3, dibagi menjadi


sejumlah sub tipe misalnya 5HT1A reseptor 5HT1 terdapat disel-sel
endotel dari dinding pembuluh dan disel-sel otot polos dalam arteriole
kecil. Reseptor 5HT2 terdapat ditrombosit dan disel-sel otot polos dari
arteri, arteriola besar, kapiler dan vena. Reseptor 5HT1 berkaitan
dengan fasodilatasi, juga absorbsi 5HT oleh trombosit untuk arteri dan
arteriola besar konstriksi adalah lebih dominan daripada laktasi. Untuk
penurunan tensi dengan efektif perlu dikombinasi dengan blokade
respetor 1. Reseptor 5HT2 bertanggung jawab atas fasokonstriksi
serta agregasi trombosit dan dapat dihambat oleh ketanserin dan
antagonis selektif lain dari 5HT2 .
Agonis serotonin adalah senyawa amfetamin (dengan jalan
memperbesar pelepasan 5HT dalam sela sinaps), triptopan (dengan
meningkatkan produksinya dineuron presinapstis),penghambat MAO
(dengan merintangi perombakannya presinaptis),sumatriptan dan
metoklopramida (dengan stimulasi reseptor 5HT post-sin-aptis),litium
(dengan peningkatan respons reseptor postsinaptis) dan SSRIs (dengan
menghambat penyerapan kembali dari 5HT yang telah dilepaskan).
Antagonis serotonin adalah zat-zat yang melawan efek
serotonin,terutama terhadap otot-polos.Berkhasiat antara lain
meningkatkan nafsu makan berdasarkan memengaruhi pusat-pusat
tertentu di hipotalamus.Obat dengan khasiat ini adalah antihistamin
siproheptadin (Periactin,Ennamax) dan obat migrain pizotifen
(Litec,Sandomigrain) serta methysarugida (Deseril). Beberapa anti
depresiva memiliki efek ini pula, anatara lain trazodon, begitu juga
obat hipertensi ketanserin.

2.2 Jenis-jenis Gangguan Depresi


Gangguan depresi (Major depressive disorder) adalah nama
internasional yang dewasa ini digunakan untuk keadaan murung yang
setelah 2-3 minggu masih juga bertahan atau bahkan memperburuk.
Kriteria untuk depresi sedang atau hebat yang kini berlaku menurut
DSM IV adalah terdapatnya minimal 5 gejala dari daftar berikut
hampir setiap hari selama minimal 2 minggu : kedua gejala A dan B
adalah esensial adalah salah satu dari padanya harus terdapat dalam 5
gejala tersebut
a) Suasana jiwa murung hampir sepanjang hari.
b) Hilangnya perasaan gembira dan perhatian untuk hampir semua
aktifitas.
c) Perasaan salah dan tak berharga.
d) Pikiran atau percobaan bunuh diri.
e) Tak dapat mengambil keputusan atau timbul problema
konsentrasi.

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

f) Agitasi (perasaan dikejar, cepat tersinggung) atau


penghambatan (segala sesuatu terkesan berlangsung lebih
lambat).
g) Lelah dan hilangnya energi.
h) Gangguan tidur.
i) Perubahan nafsu makan atau berat badan.
DSM IV (Diagnostic and statistical manual, edisi IV dari American
Psychyatric asociation) merupakan klasifikasi dari gangguangangguan pysycriatis, yang memberikan uraian dari golongangolongan diagnostis guna memungkinkan dokter mendiagnosa,
mempelajari dan menangani orang-orang dengan berbagai gangguan
mental.
Depresi kronis adalah gangguan depresi yang bertahan lebih lama
dari dari 2 tahun, setelah dipastikan tidak adanya penanganan kurang
tepat atau resistensi untuk obat.
a) Manis (mania) bercirikan bipoler, artinya terdiri dari dua fase,
fase depresiv dan masa manis. Pada masa depresiv asien
mengalami segala sesuatu sebagai hitam atau kelabu dan
perasaannya seperti mati. Fase ini diselingi dengan suatu
periode manis, yang bercirikan suasan jiwanya berbungabunga, hipereksitasi dan aktivitas berlebihan.
Pengobatan
dapat
dialakukan
dengan
antisikotika
klorpromazin, haloperidol dan pimozida selama 2-3 bulan.
Sebagai prefensi terhadap masa mania dan atau masa depresi
digunakan litium karbonat atau sitrat, yang 60% efektif untuk
mencegah serangan baru. Keberatan obat ini adalah efek
samping dan toksisitasnya bagi ginjal dan teroid pada over
dosis, sedangkan luas terapinya hanya sempit. Karbamazepin
digunakan sebagai pilhan kedua pada penanganan dan
propilaksis, bila litium kurang efektif, atau bersamaan sebagai
kombinasi.
b) Depresi vital adalah suatu bentuk depresi berat, yang memiliki
ciri-ciri berikut (DSM IV ) :
Gangguan tidur khas. Pasien tidur dengan mudah
tetapi tengah malam atau sangat pagi sudah terbangun
dengan merasakan dirinya amat letih, sendu, apatis,
takut atau gelisah dan tidak bisa tidur lagi.
Bervariasinya suasana sepanjang hari. Pasien seakanakan memiliki 2 kehidupan, aktiviatas dan perasaannya
sangat berlainan pada pagi hari dan waktu tengah hari
atau malam.
Hilangnya perhatian dan kegembiraan dalam praktis
semua
aktiviatas,
tidak
adanya
reaksi
terhadaprangsangan perasaan nyaman, agitasi atau
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

terhambatnya motorik, anoreksia atau turunnya berat


badan. Anti depresiva ternyata paling ampuh pada
depresi dengan ciri-ciri vital tersebut.
c) Depresi musim dingin (Seasonal affektive disorder SAD)
adalah suatu bentuk depresi yang spesifik terjadi pada pusing
dingin dinegara negara Utara akibat kekurangan sianar
matahari. Di Eropa dan Amerika Serikat selama musim dingin
kurang lebih 3% dari penduduk dihinggapi depresi pada
wanita (usia 15-50 tahun) 4 kali lebih sering dari pada pria.
Letak geografis berperan pada isidensinya : semakin utara
semakin banyak penderita, misalnya di alaska dekat kutup
utara sebanyak 10% keadaan murung ini berkaitan dengan
meningkatnya hari dan brkurangnya cahaya. Di musim ini
masa cahaya menyusut sampai kurang lebih 8 jam sehari
dibandingkan kurang lebih 16 jam dimusim panas. Sebagai
akibatnya produksi melatonin meningkat dengan efek suhu
tubuh menurun, metabolisme dan semua proses faal
berkurang.
Terapi depresi musim dingin ini sering kali dapat diatasi
secara efektiv dengan terapi cahaya, yang mampu
memperbaiki lonceng biologis yang terganggu. Caranya
adalah memperpanjang hari secara artifisial untuk ini
penderita harus duduk dua kali sehari selama satu jam
dibawah 4-5 lampu TL dari 40 W (minimal 2500 lux ; 1 lux =
kekuatan cahaya dari 1 lilin (candle) pada jarak 1 m). Metode
terbaru menggunakan insensitas cahaya dari 10 ribu lux, 30
menit sehari selama 5 hari. Mata pasien tidak boleh tertutup
karna perlu terkena cahaya yang berbeda dengan sinar UV,
tidak berbahaya bagi mata. Dengan demikian produksi
melatonin yang juga dinamakan hormon hidup alamiah oleh
epifisis dihambat dengan sintesa seratonin yang memperbaiki
suasana, distimulasi. Efeknya adalah suasana sendu lenyap
lebih pesat. Terapi cahaya ini pada beberapa pasien SAD
kurang ampuh dan mereka perlu diobati dengan anti
depresiva, misalnya fluoksetin (frozac) yang dilaporkan
berhasil. Terapi ini tidak boleh dikombinasi dengan
penggunaan antidepresiva trisiklik, antisikotika dan antidiotika
tertentu, karena senyawa-senyawa ini membuat retina lebih
peka terhadap cahaya.
Depresi post natal yaitu menghinggapi kurang lebih 10%
dari wanita nifas selama 6 minggu sesudah persalinan
sehingga sebetulnya lebih tepat disebut depresi post partal
(lat.natalis = kelahiran, partus = pesalinan) depresi ini
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

disebabkan oleh turunnya kadar progesteron akibat


berkurangnya absorbsi hormon ini oleh reseptornya. Begitu
pula pada depresi post menopousal pada wanita sesudah
berhentinya haid. Keadaan ini dapat diobati dengan dosis
tinggi progesteron, tetapi sering kali ddalam beberapa bulan
hilang sendirinya tanpa pengobatan. Secara alternatif sering
kali dapat disembuhkan dengan piridoxin 100-150mg
sehari selama beberapa minggu sampai bulan.
Depresi eksogen (reaktif) dapat dianggap sebagai efek
samping obat, misalnya antihipersensitiva, ada kalanya
kortikosteroid, pil anti hamil dan benzodiazepin long
acting. Penyebab lain adalah penyakit hebat seperti
penyakit auto imun atau defisiensi piridoxin. Depresi ini
biasanya dapat diatasi dengan menghentikan obat penyebab
atau dengan mengobati penyebabnya penyakit. Faktor
eksogen dapat pula berupa pemicu luar, misalnya suatu
kejadian pribadi seperti pemecatan dari pekerjaan dan
isolasi sosial.
Depresi endogen (biologis) sebaiknya sering kali terjadi
mendadak sontak tanpa adanya suatu penyebab nyata.
Pembagian dalam kedua jenis depresi tersebut tidak
banyak dipakai lagi karena dianggap kurang tepat.

Gangguan suasana lainnya


a) Bercirikan serangan mendadak dari perasaan takut hebat,
misalnya takut menjadi gila atau takut mati. Peristiwa ini
disertai dengan berbagai gejala, seperti berkeringat, sesak nafas,
pusing, mual, debar jantung dan gemetar. Ada kalanya terdapat
pula agorafobia dan kecenderungan menjauhkan diri, yakni
gampang untuk melalui tanah lampang atau jalanan terbuka.
Gejala ini dapat ditangani efektif setelah (3-5 minggu) dengan
imipramin, klomipramin atau fluvoxsamin yang mungkin
berkaitan dengan penghambatan re-uptake serotonin tetapi bila
terapi dihentikan sering kali kambuh lagi. Contohnya
benzodiazepin alprazolam (sanax, yang di klaim berdaya anti
depresiv, ternyata efektif juga untuk ganggaun panik).
b) Neurosepaksaan (obsesive composive disorder, OCD) menurut
klasifikasi DSM IV, OCD bercirikn perbuatan (compulsio) atau
perkiraan paksaan (obsesio). Hal ini menimbulkan kesengsaraan
pada passien dan dialami sebagai dirinya tidak berguna,
sehingga pasien berusaha menekannya. Sebagian pasien juga
menderita depresi. Penanganan dilakukan dengan terpai prilaku
bersama pengobatan dengan klomipramin, flufoxamin, atau
fluoxetin. Efeknya baru nyata setelah 4-12 minggu.

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

2.3 Penanganan
Ganggaun depresi yang tidak ditangani dapat sembuh dengan
sendirinya pada kurang lebih 80% dari kasus setelah rata-rata 6-12 bulan,
tetapi dengan resiko kambuh dengan cepat dan menjadi kronisnya penyakit.
Dengan penanganan psikoterapi dan anti depresiva progres penyakit agak
membaik, separuh dari penderita sembuh dalam 3-4 bulan. Adalah penting
untuk jangan membebankan diri terlalu berat, mempertahankan struktur
aktifias setiap hari dengan kontak sosial dengan gerak badan secukupnya,
bahkan kalau bisa tetap melakukan pekerjaan rutin.
Pilihan obat pada umumnya ATC (Antidepresiva Tricyclis) sebaiknya
digunakan bila terdapat gejala ekstra piramidal atau serentak minum obat
antipsikotika atau NSAIDs. Obat-obat generasi kedua (SSRIs) sebaiknya
dibrikan bila ada keluhan jantung (setelah infark, jantung lemah, aritmia).
Sukar buang air kecil dan glaucoma.
Depresi hebat selalu harus ditangai dengan dukungan sosial dan
psikoterapi, bersama anti depresiva terutama yang bersifat keturunan dan yang
menunjukan gejala vital. Tujuan psikoterai adalah merubah pikiran dan sikap
negatif dari pasien dar pandangan yang lebih realistis mengenai dirinya sendiri
dan dunia luar. Terutama terapi perlakuan cognitif ternyataefektif yaitu suatu
bentuk penanganan psikologis pada mana pasien dipelajari menemukan polapola negatif dari kognisi dan merubahnya.kini sudah dipastikan dengan jelas
bahwa penanganan dengan hanya antidepresiva kurang efektif dari pada
penanganan yang sama dalam kombinasi dengan psikoterapi.
Bila depresi disertai rasa takut atau kegelisahan, sering klai
ditambahkan benzodiazepin untuk kurang lebih 4 minggu. Setelah waktu itu
kerja ansiolitis dari obat antidepresi sudah menjadi nyata dan tranquilizer tidak
diperlukan lagi. Bila ATC dan SSRIs kurang memberikan hasil maka dapat
ditambahkan litium atau diganti seluruhnya dengan moclobemida.
Pertakaran dari ATC perlu dilakukan secara menyelinap secara
berangsur-angsur, yakni dimulai dengan dosis rendah, yang setiap 2-3 hari
dinaikan sampai tercapai dosis pemeliharaan efektif. Sering kali digunakan
dosis amitriptilin, nortriptilin atau imipramin diatas 150mg sehari, tetapi
dalam praktik klinis ternyata dosisi rendah dari 100mg perhari atau kurang
sering kali sudah efektif.
SSRIs seperti fluoxetin, paroxetin, sentralin, dan muclobemida dapat
langsung dimulai dengan dosis setandar. Kebanyakan anti depresiva dapat
diberikan sebagai dosis tunggal pada malam hari, berhubung masa paruhnya
yang panjang. Terpengecualian adalah paroxetin dan desipramin dengan efek
stimulasi, yang harus diberikan pagi hari. Pada obat terakhir perlu sekali
waspada akan percobaan bunuh diri selama 2-3 minggu pertama.
Efek anti depresive dari anti depresiva dan efek sedativ nya pada
umumnya baru nampak 2-4 minggu setelah permulaan terapi, sedangkan pada
lansia adakalanya baru setelah 6 minggu. Bia setelah 8 minggu belum terjadi

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

perbaikan perlu diganti obat lain. Penggantian harus dengan menurunkan dosis
secara perlahan dan mulai dengan obat baru secara berangsur-angsur.
Lamanya terapi setelah depresi hilang, pengobatan perlu dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan yang masih efektif 4-9 bulan. Guna
menghindarkan atau melemahkan residif. Pada depresi hebat yang sering
kambuh masa terapinya hendaknya diperpanjang lagi.
Terapi elektroshock dilakukan sebagai tindakan terakhir pada depresi
yang sangat hebat yang resisten terhadap berbagai anti depresiva. Meskipun
reputasinya buruk berhubung pengalaman dimasa yang lampau, dewasa ini
dengan tindakan pencegah untuk keamanan pasien ECT dianggap sangatsangat efektif dan mulai agak banyak digunakan lagi.
2.4 Anti depresiva
Sekitar tahun 1997, obat-obat anti depresi pertama mulai di introduksi,
yaitu obat tubercolusa iproniazida, juga imipramin. Oat-obat ini disusul
dengan sejumlah besar antidepresiva lain juga obat-obat dengan lebih sedikit
efel samping yang secara efektif berdaya melawan gejala keadaan sendu. Di
periode ini dikembangkan juga tranquilizer modern. Dengan wakil pertamanya
meprobamat, yang disusul oleh serangkaian senyawa benzodiazepin
(diazepam, klordiazepoksida, dll). Kemudian banyan anti depresiva lainnya
dikembangkan dalam terapi.
Obat-obat antidepresi dibagi dalam 4 kelompok :

Antidepresiva klasik : obat-obat ini menghambat resorbsi kembali dari


serotonin
dan
noradrenalin
dari
sel
sinaps
diujung-ujung
saraf.Pengecualian adalah desepramin yang menghambat re-obtake NA
secara lebih selektif. Oleh karena itu obat ini bekerja mengaktifkan dengan
timbulnya rsiko bunuh diri selama minggu-minggu terapi.
a) Zat trisiklis (ATC) : amitripilin, doksepin, dosulepin, imipramin,
desipramin dan klomipramin. Obat-obat ini memiliki struktur dasar
cincin tiga, mirip dengan struktur anti psikotika kelompok
fenotiazin dan thioxanten.
b) Zat tetrasiklis : maprotilin, mianserin dan mirtazepin, dengan
struktur tetrasiklis, tetapi dengan sifat yang hampir sama.
Maprotilin dan desipramin menghambat secara selektif re-uptek
dari NA (selektive NA re-uptek inhibitor), begitu pula mianserin
(lemah). Mirtazepin termasuk obat-obat generasi kedua.
Obat generasi ke-22 dengan struktur kimiawi lain,yang menimbulkan
lebih sedikit efek samping, khususnya berkurangnya efek jantung dan kerja
antikolonergis,maka lebih aman pada overdose dan bagi paseian lansia.
Akan tetapi obat-obat modern ini tidak terbukti lebih unggul daripada
oabat klasik mengenai gejala-gejala positif dari depresi.

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

a) SSRIs : fluvoxamin (luvox, fevarin), fluoxetin, paroxetin, sertralin


dan citaopram. Trazodon (trazolan) juga menghambat re-uptek
serotonin, tetapi disamping itu juga bekerja antiserotonin.
b) NaSa : mertazapin dan venlafaxin (efexor). Obat-obat i i tidak
berkhasiat selektif menghambat re-uptek dari baik serotonin
maupun noradrenalin. Terdapat beberapa indikasi bahwa obat-obat
ini lebih efektif dari pada obat SSRI 1 .
MAO-Blockers : Fenilzin dan Tranicipromin (Parnate).Obat ini
menghambat enzim mono-amin-oksidase(MAO),yang menguraikan zat-zat
mono amin setelah selesai aktifittasnya.Enzim ini terdapat dalam 2
bentuk : MAO-A dan MAO-B.Kedua obat diatas menghambat kedua
bentuk secara irrefersibel dn hanya digunakan ila obat-obat lain tidak
ampuh lagi.Obat baru moclobenida menghambat terutama MAO-A secara
refersibel,tetapi pada over dosis selektivitasnya hilang.Obat tanaman
tincture hypericy bekerja melalui perintangan MAO.Obat Parkinson
selegilin memblokor secara selektif MAO-B dan hanya bekerja
antidepresiv pada dosis tinggi dengan resiko efek samping.Maka tidak
digunakan lagi sebagai antidepresivum.
Lainnya : Triptofan,Okstriptan dan piridoksin.

2.5 Mekanisme Kerja


Antidepresiva bekerja dengan jalan menghambat re-uptek serotonin
dan noradrenalin di ujung-ujung saraf otak dan dengan demikian
memperpanjang masa tersedianya neorotranmitter. Disamping itu
antidepresiva dapat mempengaruhi resptor postsinaptis. Akan tetapi
mekanisme kerjanya yang tepat belum diketahui. Misalnya, mengapa
penghambatan re-uptek dari 5-HT dan NA berlangsung dengan pesat,
sedangkan efek antidepresipnya barnyata setelah 2-6 minggu. Menurut
perkiraan masa laten ini berkaitan dengan berkurangnya jumlah dan kepekaan
dari reseptor postsinaptis tertentu, yang baru terjadi setelah beberapa minggu.
Demikian disamping peningkatan kadar serotonin, diperkirakan masih terdapat
mekanisme lain untuk efek antidepresivnya.
2.6 Efek Samping
Antidepresiva dapat menimbulkan banyak efek samping yang tidak
diinginkan dan banyak yang mirip dengan efek samping antipsikotika.
Kebanyakan efek ini bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya sesudah
beberapa waktu.
1) Obat klasik (ATC)
a) Efek jantung, yang mirip kerja kinidin dan dapat menimbulkan
gangguan penerusan infus jantung dengan perubahan ECG. Pada
operdose dapat terjadi aritmia berbahaya.
b) Efek antikolinegis akibat blokade resptor muskarin dengan
menimbulkan antaralain mulut kering, opstivasi, retensi urin,
tachycardia serta gangguan ptensi dan akomodasi.
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

c) Sedasi berdasarkan penghambatan resptor antihistamin postsinaptis,


yang terutama kuat pada metriptilin, doxepin dan dosulepin(dan
mianserin), kurang kuat pada imetramin, klomitramin dan mamprotilin
dan ringan sekali pada desiframin.Bila diperlukan sedasi diamping
efek antidevresi, sebaiknya ditambahkan suatu benzodiajepin selama 23 minggu pertama sampai efek anti depresivnya menjai nyata.
d) Hipotensi ortostatis dan pusing serta mudah terjatuh merupakan akibat
efek anti noradrenalin(blockade reseptor 1-adrenergis) halinin sering
terjai, terutama pada pasien lansia. Blokade-1 juga dapat
menimbulkan berkurangnya fungsi seksual.
e) Efek antiserotonin akibat blockade resptor-5HT postsinaptis dengan
bertambahnya nafsu makan dan berat badan pasien menjadi gemuk
f) Kelainan darah seperti agranolositosis dan leokopenia, yang mungkin
berdasarkan rekasi hipersensitifitasnya jarang terjadi. Reaksi alergi
juga bertanggungjawab atas gangguan kulit.
g) Gejala penarikan dapat terjadi meskipun antidepresiva tidak bersifat
adiktif. Pada penghentian terapi dengan mendadak dapat timbul
gangguan lambung usus, agitasi, sukar tieur serta nyerimkepala dan
otot.
2) Obat Generasi Ke-2( SSRIs) memperlihatkan propel berlainan dengan obat
kalsik (ATC), khususnya egek jantungnya sangat berkurang dan efek
serotoninergnya lebih nyata.
a) Efek serotoninersnya berupa mual,muntah, malaise umum, nyeri
kepala, gangguan tidur dan agitasi atau kegelisahan.
b) Sindromaserotonin timbul akibat stimulasi berlebihan dari reseptorreseptor 5HT dalam inti-inti tertentu otak, gejalanya dibidang fisikis,
otonom dan neoroligis berupa kegelisahan, demam dan menggigil.
c) Efek antikolinergis dan anti adrenalgis lemah atau sama sekali tidaj
ada, seperti halnya dengan efek jantung.
2.7 Kehamilan dan Laktasi
Meskipun belum ditentukan adanya hubungan antara antidepresiva
dan kerusakan janin, namun dari beberapa obat diketahui efek teratogennya
pada binatang percobaan Beberpaa obat mencapai air susu ibu.
2.8 Interaksi
1) Fluoksetin dan SSRIs lain dapat meningkatkan kadar darah dari
antidepresiva trisiklik, mungki karena penghambatan metabolismnya
di dalam hati.
2) Zat-zat serotoninerg delam kombinasi dengan ATC (terutama
imipramin dah klomipramin) atau SSRIs dapat menimbulkan
sindroma serotomin, liahat di iatas Guna menghindari efek ini, zat-zat
ini dapat memberikan baru setelah antidepresiva dihentiakan minimal 2
minggu

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

10

3) Adrenergika diperkuat kerjanya oleh ATCs, terutama efeknya terhadap


jantung dengan hipertensi dan aritmia.
2.9 Penggunaan
Antidepresipa selain pada depresi, juga digunakan untuk sejumalah
indikasi lain, yakni:
1) Depresi, khususnya yang bercirikan vital. Pada depresi hebat
adakalanya dikombinasikan dengan litium atau dengan moclobemida.
Pada depresi dengan psikosis, bersama dengan antipsikotika.
2) Gangguan panik ( dengan agorapobia) dan gangguan obsesifcompulsif.
Imipramin,
klomipramin,
juga
SSRIs
( fluvoxamin,ctalopram ).
3) Ngompol malam ( enuresis nucturna ) dari anak-anak diatas 5 tahun
(imipramin, amipriptilin), mungkin berdasarkan khasiat antikolinergisnya.
4) Sebagai anaalgetikum, pada terapi nyeri kronis hebat (kanker) dan
nyeri saraf(sesudah herfes zoster atau shingles). Khususnya digunakan
imipramin dan amitriptilin, yang ditambahkan pada analgetik lain,
tetapi juga desipramin dan klomipramin dapat digunakan.
5) Bulimia neroosa, juga dinamakan hyperorexia (yun. Orexi=nafsu
makan), dimana nafsu makan meningkat secara patologis. Bulimia,,
bersama anorexia nerposa, merupakan gangguan makan yang
berciriknserangan makan sesukanya yang diselingi muntah-muntah
buatan (dan penggunaan laksanssia) agar tidak menjadi gemuk.
Fluoxetin,imipramin,dan desipramin mampu mengurangi prekuensi
makan dan muntah dalam waktu singkat.
6) Terapi interval migraine, mungkin atas dasar blockade dari reseptor
5HT di pembuluh dan neuron otak, khususnya amitripilin.
2.10

Zat- Zat Tersendiri


1) Obat-obat klasik (ATC)
a) Imipramin : Trofanil
Anti deprsivum pertama (1958) menghambat re-uptek dari NA
dan 5HT, berkhasiat anti adrenegis, antrikolinergis dan
antihistamin agak kuat. Zat ini memiliki efek sedatif cukup
baik. Imipramin digunakan pada depresi dengan ciri-ciri vital,
pada gangguan panik dan ngompol malam pada anak-anak
diatas 5 tahun.
Desipramin (pertofran) adalah metabolit aktif dari
imipramin dengan khasiat menghambat re-uptek dari
terutama noradrenalin. Obat ini bersifat mengaktifkan maka
waspada akan kemungkinan bunuh diri. Mulai kerjanya
agak cepat, masa parhnya lebih kurang 18 jam.
Klomipramin (klorimipramin, anafranil) adalah derivat-klor
dengan efek anti depresiv lebih kuat. Zat ini selain pada

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

11

depresi juga digunakan untuk gangguan panik dan obsesifkonfulsif.


Opipramol (insidon) adalah derivat piperazinyl yang
sebetulnya bukan obat anti depresi. Obat ini berdaya
antiserotonin (lemah) anti dopamin, sedangkan tidak
menghambat re-uptek serotonin atau Na. Opripramol
digunakan sebagai obat tambahan (minor tranquilizer) pada
ketegangan dan keadaan takut.
b) Amitriptilin : tryptizol, laroxyl, limbitrol, mutabon-D. Senyawa
trisiklis ini tahun 1961 miri rumusnya dengan iimipramin,
hanya dalam cincin tiga ikatan > NC diganti dengan > C=C.
Berddaya menghambat re-uptek dari nor-adrenalin dan
serotonin di otak. Bekhasiat anti histamin dan anti kolonergis,
dan sedativ kuat, maka layak diberikan pada pasien yang
agresif.
Doksepin (sinequan) adalah derivat dengan atom O dalam
cincin trisiklisnya (1964) berdaya sedativ kuat.
Dosulepin (prothiaden) adalah derivat dengan atom S
dalam cincin trisiklisnya (1969). Berdaa menghambat reuptek NA dan mungkin ari serotonin. Khasiat antihistamin
dan antikolinergis nya kuat.
c) Maprotilin : ludiomil. Senyawa tetrasiklis ini (1972) memiliki
sejumlah sifat dasar dari obat-obat trisiklis. Obat ini juga
berkhasiay sebagai antihistamin yang kuat. Efek antikolinergis
dan antiadrenegisnya cukup baik. Efek sampingny terutama
selama hari-hari pertama adalah sedasi, rasa lelah, sakit kepala,
pusing, berkeringat dan mulut kering.
d) Mianserin : tolvon. Senyawa tetrassiklis ini (1975) tidak
memiliki rantai sisi alkalis dari ATC, yang dianggap sebgai
penyebab efek antikolinergisnya. Berkhasiat anti histamin dana
antinoradrenalin. Efek sampingnya lebih ringan dari pada zat
trisiklis. Yang utama adalah sedasi dengan rasa kantuk dan
termangu-mangu, maka sebaiknya diminum malam hari
sebagai dosis tunggal. Efek samping serius adalah supresi
sumsum tulang yang berbahaya, antara lain agranulositosis dan
anemia aplastis, yang dapat timbul setelah 4-6 minggu.
Mirtazepin (remeron) adalah derivat nianserin (1994)
dengan atom N ketiga dicincin 6, yang berdaya
antihistamin kuat. Efek sampingnya mirip nianserin dan
juga berupa sedasi selama 2-3 minggu pertama,
bertambahnya nafsu makan dan berat badan. Supresi
sumsum tulang terjadi setelah 4-6 minggu. Efek
antikolinergis dan hepotensi ortostatis sangat jarang
dilaporkan.
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

12

2) Obat-obat generasi ke-2 (SSRIs)


e) Fluoxetin : Prozac. Senyawa fenoksipropilamin dnegan gugusCF3 tahun 1986 menghambat re-uptek serotonin secara spesifik
bekerja sebagai sedativ. Obat-obat ini bisa disalahgunakan
untuk keadaan murung ringan yang sebetulnya tidak perlu
diobati. Disamping pada depresi obat denan ciri-ciri vital juga
diindikasikan pada gangguan obsesi konvulsif dan pada bulimia
(dengan dosis tinggi). Pada nyeri haid, fluoxetin dan SSRI lain
ternyata efektif pula.
f) Sentralin : zoloft. Senyawa naftilamin ini (1990) menghambat
re-uotek serotoniin dan neuron dan terutama digunakan pada
depresi dengan gejala vital.
g) Paroxetin : seroxat. Obat ini tahun 1991 termasuk SSRIsdan
selain sebagai antidepresivum juga efektif untuk mengobati
gangguan takut sosial dan fobie sosial.
h) Citalopram : cipram, cipramil, derivat benzofuran ini 1995
adalah penghambat re-uptek serotonin (SSRI) yang juga
digunakan pada gangguan panik.
3) Lainnya
i) Moclobemida : aurorix, adalah derivat benzamida (1991)
berkhasiat menghambat MAO-B secara reversibel. Efek
sampingnya lebih ringan dari pada MAO klasik, yang
merintangi kedua jenis MAO (A dan B) secara ireversibel.
j) Triptofan : asam amino essensial adalah tahun 1963
merupakan bahan pangkal bagi tubuh untuk sintesa serotonin.
Karena tidak dapat disintesa oleh tubuh sendiri, maka triptofan
perlu diasup lewat makanan, khususnya yang kaya protein.
Berkhasiat antidepresiv dan anti dpresiv dan sedativ-hipnotis.
Oksitriptan : adalah metabolit (1975), yang lebih ayak
digunakan karna kemungkinan mecapai otak lebih
besar. Guna menghindari penguraian diluar otak dan
demikian meningkatkan pemasukan keotak sering kali
dikombinasikan dengan dekarboksilasi blockers
(karbidopa, benserazida). Efek sampingnya serupa
dengan triptofan, gangguan lambung usus tidak terjadi
bila diminum sebagai sedian enteric coated.
k) Piridoksin : vitamin B6, adermin adalh derivat piridin bersama
pyridoxal dan pyridoxamin merupakan bentuk vitamin B6
yang terpenting. Obat ini agak efektif pada depresi eksogen
yang disebabkan penggunaan estrogen dan pil anti hamil, yang
mungkin berkaitan dengan kekurangan 5HT diotak akibat
perombakan triptofan yang meningkat.
l) Tingtur hyperici : adalah tingtur dibuat dari daun, batang, dan
kembang tumbuhan hypericum perforatum yang terdapat di
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

13

Eropa. Obat rakyat tradisional ini sejak dahulu digunakan


sebagai obat antimurung dan obat nyeri saraf (ekstrak dalam
minyak sebagai obat gosok).
m) Litium : garam garam litium adalah moodsstabilizers
berkhasiat antimania dan sedikit kerja antidepresi. Mekanisme
kerja belum diketahui. Efek samping berupa gangguan
lambung usu, haus dan mulut kering, polyuria, oto lemah dan
tremor halus dari tangan, juga peningkatan bobot badan karena
minum terlalu banyak minuman yang manis.

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antidepresiva adalah obat-obat yang mampu memperbaiki suasan jiwa (mood)
dengan menghilangkan atau meringankan gejala keadaan murung, yang tidak
disebabkan oleh kesulitan sosial-ekonomi, obat-obatan atau penyakit.
Gejala utama depresi yaitu afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta
berkurangnya energi yangmenuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas.Sedangkan Gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, dan pandangan masa depan yang
suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatanmembahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu
dan nafsu makan terganggu. Gejala-gejala depresi adalah perasaan kesedihan yang berlebihan,
putusasa, dan keputusasaan, serta ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sepertibiasa,
perubahan pola tidur dan nafsu makan, kehilangan energi, dan pikiran untuk bunuh diri.

3.2 Saran-saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat dan sepenuhnya kami sadar kalau
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon
maaf dan apabila ada kritik dan saran bisa disampaikan langsung kepada kami dan
kami akan memperbaiki makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

15

Anda mungkin juga menyukai