PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak hal yang medasari kita untuk membahas dan mengenal lebih
dalam lagi apa makna dari Antidepresiva, antidepresiva adalah obat-obat yang
mampu memperbaiki suasan jiwa (mood) dengan menghilangkan atau
meringankan gejala keadaan murung, yang tidak disebabkan oleh kesulitan
sosial-ekonomi, obat-obatan atau penyakit. Baik itu melalui diskusi formal
maupun non formal. Adapun pemicu terjadinya perbincangan dalam depresi
sering kali didasari oleh pertanyaan Apakah depresi itu akan membuat
kehidupan seseorang menjadi kacau bahkan bunuh diri?, jawaban nya relatif,
bisa ya, bisa pula tidak. Dalam kesempatan ini kami mencoba untuk
membahas tentang antidepresiva dengan konsep yang memang sudah jelas
kami uraikan dalam pembahasan dibawah ini.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari makalah yang kami buat ini :
1) Apa pengertian dari antidepresiva ?
2) Apa jenis-jenis antidepresiva ?
3) Bagaimana penanganan pasien yang mengalami depresi ?
4) Apa saja pembagian kelompok obat antidepresiva ?
5) Bagaimana mekanisme kerja dari antidepresiva?
6) Apa efek samping antidepresiva ?
7) Bagaimana keamanaan untuk pasien hamil dan laktasi ?
8) Bagaimana interaksi obat antidepresiva ?
9) Apa indikasi obat antidepresi ?
1.3 Rumusan Tujuan
1) Memahami pengertian dari antidepresiva.
2) Paham dan dapat menjelaskan jenis-jenis antidepresiva.
3) Mengetahui cara penanganan pasien yang mengalami depresi.
4) Memahami pembagian kelompok obat antidepresiva.
5) Dapat menjelaskan mekanisme kerja dari antidepresiva.
6) Mengetahui efek samping obat antidepresiva.
7) Menjelaskan keamanaan untuk pasien hamil dan laktasi.
8) Mengetahui interaksi obat antidepresiva.
9) Dapat menjelaskan indikasi obat antidepresi.
BAB II
PEMBAHASAN
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2.1 Definisi
Obat antimurung atau antidepresiva adalah obat-obat yang mampu
memperbaiki suasan jiwa (mood) dengan menghilangkan atau meringankan
gejala keadaan murung, yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial-ekonomi,
obat-obatan atau penyakit. Antidepresiva tidak bekerja terhadap orang sehat
dan efek baiknya tidak bertambah dengan meningkatkan dosisnya lewat nilai
optimal. Depresi adalah gangguan jiwa yang paling umum di dunia dan
menurut taksiran yang terdapat 340 juta penderitanya. Prevalansinya antara
wanita adalah rata-rata 25%, pria 10% dan remaja 5%.
Penyebabnya Teori monoamin menunjukan sebagai penyebab depresi
terganggunya keseimbangan antara neurootransmiter diotak. Khusunya akibat
terutama kekurangan serotonin (=5HT) dan atau noradrenalin di saraf-saraf
otak. Bebrapa gangguan psikiatris lainnya yang mempunyai hubungan dengan
kadar serotonin rendah, adalah antara lain penyakit demensial alzhaimer, p.
Parkinsor dan juga migrein pada demensia disamping ACh, juga terdapat
penyusutan reseptor 5HT. Begitu pula pada parkinson yang selain kekurangan
DA, juga ada penurunan fungsi serotoninerg. Selain neurotransmiter juga
faktor keturunan merupakan pemeran penting pada terjadinya depresi.
SEROTONIN
Atau 5-hidroxitriptamin (5HT) berfungsi sebagai neurotransmitter
pada komunikasi antara neuron-neuron otak. Zat ini berkhasiat antara lain
memperbaiki suasana jiwa, menghambat nnafsu makan juga
meningkatkan rasa kantuk dan ambang nyeri, hingga rasa sakit lebih
mudah diatasi. Banyak karbohidrat dalam makanan meningkatkan produksi
insulin dan juga sekresi seretonin, yang berefek turunnya nafsu makan dan
imbulnya rasa kantuk, bila kadar 5HT diotak menurun seperti setelah
penggunaan zat-zat antiserotonin, nafsu makanpun bertambah, kinetik
serotonin disintesa secara enzimatis dari triptofan terutama di sel-sel tertentu
dari saluran cerna disamping itu dalam jumlah ringan juga disaraf otak dan
saraf perifer, mastecells dan jaringan ginjal. Dari usus serotinin diserap
kedalam darah dan untuk sebagian besar dirombak didalam hati. Sisanya yang
sedikit diserap oleh sel-sel endotel dari paru-paru dan diinaktifkan oleh
metiltransferase dan MAO-A (monoaminoksidase-A) menjadi 5-hidroxiindoleacetaldehyde. Zat ini dioksidasi menjadi asam 5-HIAA
(hydroxyindoleacetic acid), yang di ekskresikan lewat kemih sebagai
konyugat. Kadar normal dalam kemih adalah 2-10 mg 5-HIAA sehari. Nilai
lebih tinggi adalah indikasi adanya tumor dalam tubuh yang mensekresinya
transpornya dalam darah berlangsung didalam granula dari trombosit dengan
demikian hanya sedikit 5HT beredar bebas dalam darah. Tetapi bila trombosit
menggumpal maka banyak 5HT dibebaskan. Serotonin tidak dapat melintasi
rintangan darah-otak dan harus disintessa ssetempat dari triptopan di dalam
otak untuk sintesa ini mutlak ditemukan piridoksin.
Reseptor serotonin dibagi dalam 3 kelompok utama :
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2.3 Penanganan
Ganggaun depresi yang tidak ditangani dapat sembuh dengan
sendirinya pada kurang lebih 80% dari kasus setelah rata-rata 6-12 bulan,
tetapi dengan resiko kambuh dengan cepat dan menjadi kronisnya penyakit.
Dengan penanganan psikoterapi dan anti depresiva progres penyakit agak
membaik, separuh dari penderita sembuh dalam 3-4 bulan. Adalah penting
untuk jangan membebankan diri terlalu berat, mempertahankan struktur
aktifias setiap hari dengan kontak sosial dengan gerak badan secukupnya,
bahkan kalau bisa tetap melakukan pekerjaan rutin.
Pilihan obat pada umumnya ATC (Antidepresiva Tricyclis) sebaiknya
digunakan bila terdapat gejala ekstra piramidal atau serentak minum obat
antipsikotika atau NSAIDs. Obat-obat generasi kedua (SSRIs) sebaiknya
dibrikan bila ada keluhan jantung (setelah infark, jantung lemah, aritmia).
Sukar buang air kecil dan glaucoma.
Depresi hebat selalu harus ditangai dengan dukungan sosial dan
psikoterapi, bersama anti depresiva terutama yang bersifat keturunan dan yang
menunjukan gejala vital. Tujuan psikoterai adalah merubah pikiran dan sikap
negatif dari pasien dar pandangan yang lebih realistis mengenai dirinya sendiri
dan dunia luar. Terutama terapi perlakuan cognitif ternyataefektif yaitu suatu
bentuk penanganan psikologis pada mana pasien dipelajari menemukan polapola negatif dari kognisi dan merubahnya.kini sudah dipastikan dengan jelas
bahwa penanganan dengan hanya antidepresiva kurang efektif dari pada
penanganan yang sama dalam kombinasi dengan psikoterapi.
Bila depresi disertai rasa takut atau kegelisahan, sering klai
ditambahkan benzodiazepin untuk kurang lebih 4 minggu. Setelah waktu itu
kerja ansiolitis dari obat antidepresi sudah menjadi nyata dan tranquilizer tidak
diperlukan lagi. Bila ATC dan SSRIs kurang memberikan hasil maka dapat
ditambahkan litium atau diganti seluruhnya dengan moclobemida.
Pertakaran dari ATC perlu dilakukan secara menyelinap secara
berangsur-angsur, yakni dimulai dengan dosis rendah, yang setiap 2-3 hari
dinaikan sampai tercapai dosis pemeliharaan efektif. Sering kali digunakan
dosis amitriptilin, nortriptilin atau imipramin diatas 150mg sehari, tetapi
dalam praktik klinis ternyata dosisi rendah dari 100mg perhari atau kurang
sering kali sudah efektif.
SSRIs seperti fluoxetin, paroxetin, sentralin, dan muclobemida dapat
langsung dimulai dengan dosis setandar. Kebanyakan anti depresiva dapat
diberikan sebagai dosis tunggal pada malam hari, berhubung masa paruhnya
yang panjang. Terpengecualian adalah paroxetin dan desipramin dengan efek
stimulasi, yang harus diberikan pagi hari. Pada obat terakhir perlu sekali
waspada akan percobaan bunuh diri selama 2-3 minggu pertama.
Efek anti depresive dari anti depresiva dan efek sedativ nya pada
umumnya baru nampak 2-4 minggu setelah permulaan terapi, sedangkan pada
lansia adakalanya baru setelah 6 minggu. Bia setelah 8 minggu belum terjadi
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
perbaikan perlu diganti obat lain. Penggantian harus dengan menurunkan dosis
secara perlahan dan mulai dengan obat baru secara berangsur-angsur.
Lamanya terapi setelah depresi hilang, pengobatan perlu dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan yang masih efektif 4-9 bulan. Guna
menghindarkan atau melemahkan residif. Pada depresi hebat yang sering
kambuh masa terapinya hendaknya diperpanjang lagi.
Terapi elektroshock dilakukan sebagai tindakan terakhir pada depresi
yang sangat hebat yang resisten terhadap berbagai anti depresiva. Meskipun
reputasinya buruk berhubung pengalaman dimasa yang lampau, dewasa ini
dengan tindakan pencegah untuk keamanan pasien ECT dianggap sangatsangat efektif dan mulai agak banyak digunakan lagi.
2.4 Anti depresiva
Sekitar tahun 1997, obat-obat anti depresi pertama mulai di introduksi,
yaitu obat tubercolusa iproniazida, juga imipramin. Oat-obat ini disusul
dengan sejumlah besar antidepresiva lain juga obat-obat dengan lebih sedikit
efel samping yang secara efektif berdaya melawan gejala keadaan sendu. Di
periode ini dikembangkan juga tranquilizer modern. Dengan wakil pertamanya
meprobamat, yang disusul oleh serangkaian senyawa benzodiazepin
(diazepam, klordiazepoksida, dll). Kemudian banyan anti depresiva lainnya
dikembangkan dalam terapi.
Obat-obat antidepresi dibagi dalam 4 kelompok :
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
10
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
11
12
13
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antidepresiva adalah obat-obat yang mampu memperbaiki suasan jiwa (mood)
dengan menghilangkan atau meringankan gejala keadaan murung, yang tidak
disebabkan oleh kesulitan sosial-ekonomi, obat-obatan atau penyakit.
Gejala utama depresi yaitu afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta
berkurangnya energi yangmenuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas.Sedangkan Gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, dan pandangan masa depan yang
suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatanmembahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu
dan nafsu makan terganggu. Gejala-gejala depresi adalah perasaan kesedihan yang berlebihan,
putusasa, dan keputusasaan, serta ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sepertibiasa,
perubahan pola tidur dan nafsu makan, kehilangan energi, dan pikiran untuk bunuh diri.
3.2 Saran-saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat dan sepenuhnya kami sadar kalau
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon
maaf dan apabila ada kritik dan saran bisa disampaikan langsung kepada kami dan
kami akan memperbaiki makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Farmakologi
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
15