Anda di halaman 1dari 4

STROPHANTHUS

a. Sinonim
Semino Stropanthi. (Kar, 2013: 177)
b. Sumber Biologis
Sumbernya adalah biji yang dimasak dan dikeringkan dari Strophantus hispidus
De, atau dari Strophanthus kombe Oliver, dari suku Apocynaceae, dibersihkan
dari jejanggutnya. (Kar, 2013: 177)
c. Sumber Geografis
Tumbuhan strophanthus adalah tumbuhan pemanjat, merupakan tumbuhan
tahunan besar dan berkayu, ditemukan berasal dari daerah sekitar sungai Shire,
danau Nyanza dan Tanganyika di daerah tropis Afrika Timur. (Kar, 2013: 177)
d. Pembuatan
Buah strophanthus masak terdiri dari dua folikel yang sudah dewasa, masing
masing mempunyai lebar sekitar 30 cm dengan peruncingan di kedia ujungnya
dan mengandung sejumlah biji. Buah yang masak dikumpulkan dari tanaman
liar, bijinya kemudian dipisahkan dan dibersihkan dari jejanggutnya. (Kar, 2013:
177)
e. Karakteristik dan Pemerian
Ciri Utama : Nama Strophanthus berasal dari bahasa Yunani strophos (sebuah
kabel bengkok atau tali) dan antos (bunga), sehingga
mengekspresikan keunikan utama penampilannya, anggota badan
mahkota dibagi menjadi lima, panjang, segmen-segmennya
seperti ekor (Shah, 2010: 251)
Warna : Hijau keabu-abuan hingga cokelat kekuningan muda
Bau : Sedikit tidak enak
Rasa : Pahit
Ukuran : Panjang 1-2 cm; lebar 3-5 cm; tebal 2 mm
Bentuk : Lanset sampai linear-lanset, meruncing pada bagian ujungnya,
membundar atau majal pada bagian pangkalnya.
Berat : Untuk 100 biji 3-4 g
Ciri Spesifik : Pada perlakuan dengan H2SO4 80%, endosperm menunjukkan
warna hijau zamrud gelap. (Kar, 2013: 177)
f. Kandungan Kimia
Biji dari strophanthus biasanya mengandung glikosida vital, yaitu K-
strofantosida, K-strofantosida , dan simarin. Hal yang menarik, semua
glikosida ini mengalami hidrolisis menghasilkan strofantidin.

K-strofantosida
K-strofantosida merupakan kandungan utama dari S. kombe, aglikonnya dikenal
sebagai strofantidin yang memiliki ciri khas berikut.
Tiga bagian OH pada C-3, C-5 dan C-14.
Fungsi aldehidik (-CHO) ada pada C-10 yang merupakan bagian
esensial.
Pada C-17 Terdapat cincin lakton 5anggota yang tak jenuh
Pada C-3, atom O membentuk jembatan dengan komponen gula yang
pada dasarnya terdiri dari simarosa, -D-glukosa, dan -D-glukosa.

Hidrolisis asidik K-strofantosida menghasilkan aglikon strofantidin bersama


dengan gula triosa yang dikenal sebagai strofantriosa yang terdiri dari satu
molekulsimarosa dan dua molekul glukosa.
Hidrolisis enzimatik K-strofantosida menggunakan enzim-glukosidase, biasanya
terdapat dalam ragi, membantu memotong -D-glukosa terminal sehingga
menghasilkan glikosida sekunder yang dikenal sebagai K-strofantidin .
Hidrolisis menghasilkan glikosida lebih lanjut pada produk yang dihasilkan
dengan strofantobiase, K-strofantidin menghasilkan glikosida simarin yang
terdiri dari aglikon strofantidin bersama dengan masing-masing 1 mol simarin
dan -D-glukosa.

Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa hidrolisis asidik K-strofantosida


menghasilkan aglikon strofantidin dan strofantobiase yang merupakan disakarida
(atau biosa). Dapat dilihat bahwa glukosa terminal akhir memiliki ikatan alfa,
sedangkan glukosa yang menempel pada simarosa memiliki ikatan beta. (Kar,
2013: 177)

g. Uji Kimia
1. Umumnya, glikosida strophanthus menunjukkan warna hijau zamrud pada
penambahan asam sulfat.
2. Larutkan sekitar 0,1 g strofantin dalam 5 ml air dan tambahkan pada larutan
tersebut beberapa tetes larutan feri klorida diikuti dengan 1-2 ml asam sulfat
pekat, terbentuk endapan yang mula-mula merah kemudian berubah menjadi
hijau dalam waktu 1-2 jam.
3. Pada 50 mg strofantin tambahkan 5 ml air, kocok dan tambahkan 2 ml
larutan asam tanat 25, munculnya endapan jelas membuktikan keberadaan
glikosida ini.
4. Zat ini menghasilkan hasil positif pada Uji Baljet, Uji Legal dan Uji Keller
Killiani. (Kar, 2013: 178)

f. Kegunaan
1. Zat ini digunakan secara intravena untuk mengatasi kondisi jantung darurat.
Akan tetapi, strofantin oral tidak terlalu aktif.
2. Glikosida ini ditemukan menunjukkan efek kumulatif kecil, tidak seperti
glikosida digitalis.
3. Secara keseluruhan, kerja terapeutiknya sangat mirip dengan kerja terapeutik
Digitalis.(Kar, 2013: 178)
g. Pemalsuan
S. kombe biasanya dipalsukan dengan S. hispidus, S. nicholsoni, S. gratus, S.
courmontii, S. emini, S. sarmentosus, dll. S. hispidus memiliki bentuk, warna,
mirip dengan S. kombe, terdiri dari k-strofanthin. S. nicholsoni memiliki biji
keputihan; trikoma membentuk permukaan kusut. Kalsium oksalat tidak ada
baik dalam embrio maupun mantel biji S. gratus berwarna coklat, dan memiliki
glabrous yang terlihat dengan mata telanjang. Ini menunjukkan adanya trikoma
warty yang kecil saat diamati di bawah mikroskop. S. courmontii memiliki nada
kecoklatan dan memiliki karakter yang serupa dengan obat asli itu. Hal itu bisa
dibedakan karena ukurannya yang kecil, bentuk lanceolate dan rasa kurang
pahit.( Shah, 2010: 252)

DAFTAR PUSTAKA
1. Ashutosh, Kar. 2013. Farmakognosi dan Farmakobioteknologi Edisi 2. Jakarta:
EGC.
2. Shah, Biren and A.K. Seth. 2010. Textbook of Pharmacognosy and
Phytochemistry. New Delhi: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai