Anda di halaman 1dari 2

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan

perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya


akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan
komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran.
Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang
mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.

Adsorpsi dan partisi berdasarkan pada jumlah dan cara penotolan cuplikan yang
berkesinambungan memberikan hasil elusi berupa pita. Pemisahan suatu senyawa dari senyawa
lain dalam suatu ekstrak akan terpartisi sesuai tingkat kepolarannya. Fase diam yang digunakan
adalah bubuk silika kasar yang dimampatkan pada kolom yang terlebih dahulu di masukkan
kapas untuk mencegah silikanya turun.

Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum uji KLT preparatif yang bertujuan
untuk mengisolasi senyawa kimia dari ekstrak bahan alam dengan menggunakan plat KLT
preparatif. Pada KLT preparatif pada dasarnya sama dengan kromatografi lapis tipis biasa,
namun perbedaannya ialah pada KLT preparatif menggunakan lempeng kaca yang besar
(ukuran 20 x 20 cm) dengan ketebalan 0,5 dan sampel ditotolkan berupa garis lurus pada salah
satu sisi lempeng. Dan pada bagian langkah akhir silika akan dikeruk yang disebut sebagai
isolat.

Pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yaitu, plat KLT
preparatif yang sudah kering, chamber, dan pelarut etil asetat. Cara kerja dari praktikum ini
yaitu, disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian beri batas atas dan batas bawah
sebanyak 1 cm pada lempeng plat KLT preparatif. Kemudian larutkan sampel dengan pelarut
etil asetat sebelum ditotolkan pada pelat KLTP. Pelarut yang baik adalah pelarut atsiri
(heksana, diklorometana, etil asetat), karena jika pelarut kurang atsiri akan terjadi pelebaran
pita. Cuplikan ditotolkan berupa pita yang harus sesempit mungkin karena pemisahan
tergantung pada lebar pita (Sastrohamidjojo, 1985). Lalu totolkan ekstrak di sepanjang garis
batas bawah lempeng. Kemudian chamber dijenuhkan dengan eluen etil asetat : methanol (9:1)
dan ditunggu sampai chamber jenuh. Lalu masukkan lempeng yang telah ditotol ke dalam
chamber yang sudah jenuh. Biarkan terelusi sampai muncul bercak noda sampai batas tanda
atas. Lempeng diambil dan amati noda yang terbentuk pada lampu UV 254 nm dan 365 nm
kemudian beri tanda pada pita mengunakan spatula. Pita yang sudah ditandai oleh spatula
dikeruk dan dibuat suspensi menggunakan etil asetat. Kemudian suspensi ini dimasukan
kedalam kolom mini yaitu pipet yang sudah diberi kapas pada bagian bawahnya dan dilakukan
partisi dengan kolom mini ini. Setelah partisi selesai totolkan hasil partisi tersebut ke plat KLT
dan diamati bercaknya pada lampu UV 254 nm dan 365 nm. Dilakukan pengulangan sebanyak
2 kali.

Hasil yang didapatkan setelah dilihat pada UV 254 nm dan 265 nm terdapat 1 pita
panjang dengan warna biru pada plat KLTP. Begitu juga dengan hasil pengerukan yang
ditotolkan pada Plat KLT yang berbeda, hasilnya sama terdapat 1 pita/area berwarna biru pada
plat tersebut.
Daftar Pustaka

Sastrohamidjojo, Hardjono.1985. Kromatografi Edisi kedua, Liberty.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai