Anda di halaman 1dari 2

Kromatografi Lapis Tipis

1. Definisi

Kromatografi lapisan tipis (KLT) adalah suatu teknik kromatografi yang digunakan untuk


memisahkan campuran yang tidak volatil. Kromatografi lapisan tipis dilakukan pada selembar kaca,
plastik, atau aluminium foil yang dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben, biasanya silika
gel, aluminium oksida, atau selulosa. Lapisan tipis adsorben diketahui sebagai fasa stasioner (atau fasa
diam).

Setelah sampel diaplikasikan pada pelat, suatu pelarut atau campuran pelarut (dikenal


sebagai fasa gerak) dialirkan ke atas melalui pelat berdasarkan gaya kapilaritas. Oleh karena analit yang
berbeda mengalir menaiki pelat KLT dengan laju yang berbeda, maka terjadilah pemisahan komponen
dalam analit tsb.

Kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk memonitor pergerakan reaksi,


mengidentifikasi senyawa yang terdapat di dalam campuran, dan menentukan kemurnian bahan.
Contoh penggunaan aplikasi ini antara lain: analisis seramida dan asam lemak,
deteksi pestisida dan insektisida dalam air dan makanan, analisisi komposisi zat warna serat dalam
bidang forensik, penentuan kemurnian radiokimia dalam bidang radiofarmasi, atau identifikasi tanaman
obat dan konstituennya.

2. Teknik

Untuk melakukan kromatografi lapisan tipis, prosedur berikut harus dilakukan:

 Sejumlah kecil spot larutan yang mengandung sampel diaplikasikan pada pelat, sekitar 1,5 cm
dari dasar pelat. Pelarut sampel diuapkan hingga habis, karena dapat mengganggu pemisahan.
 Sejumlah kecil pelarut yang sesuai (eluen) dituangkan ke dalam gelas piala atau wadah
transparan yang sesuai dengan kedalaman paling tinggi 1 cm. Selembar kertas saring diletakkan ke
dalam bejana sehingga dasarnya menyentuh pelarut dan kertas bersandar pada dinding bejana
hingga hampir mencapai puncak bejana. Bejana ditutup dengan penutup kaca atau lainnya dan
biarkan selama beberapa menit untuk menaiki kertas saring dan menjenuhi ruang udara bejana.
 Pelat KLT kemudian diletakkan di dalam bejana sedemikian rupa sehingga spot sampel tidak
mengenai permukaan eluen di dalam bejana, kemudian bejana ditutup. Pelarut akan mendaki pelat
berdasarkan gaya kapilaritas, bertemu dengan campuran sampel dan membawanya naik mendaki
pelat (mengelusi sampel). Pelat harus dikeluarkan dari dalam bejana sebelum pelarut menyentuh
bagian atas dari fasa diam (meneruskan elusi hingga atas akan menghasilkan hasil yang
menyesatkan), kemudian dikeringkan.

3. Proses dan prinsip pemisahan

Senyawa yang berbeda dalam campuran sampel bergerak dengan laju yang berbeda karena
perbedaan gaya tariknya pada fasa diam serta perbedaan kelarutannya dalam eluen.  Dengan mengganti
pelarut, atau mungkin menggunakan suatu campuran, pemisahan komponen (diukur berdasarkan
nilai Rf) dapat diatur. Selain itu, pemisahan yang diperoleh dengan pelat KLT dapat digunakan untuk
memperkirakan pemisahan kromatografi kolom cepat (flash chromatography).

Pemisahan senyawa terjadi berdasarkan kompetisi pengikatan solut dan solven pada fasa diam.
Misalnya, jika digunakan silika gel fasa normal sebagai fasa diam, maka fasa diam bersifat polar. Jika dua
senyawa yang berbeda kepolarannya melintas, maka senyawa yang lebih polar akan memiliki interaksi
dengan silika gel lebih kuat daripada yang lainnya. Oleh karena itu, lebih mudah menghilangkan fasa
gerak dari tempat terikatnya. Sebagai konsekuensi, senyawa yang kurang polar akan bergerak lebih
tinggi pada pelat (menghasilkan nilai Rf yang lebih besar). Jika fasa gerak diganti dengan pelarut atau
campuran pelarut yang lebih polar, maka lebih mudah untuk melepaskan solut dari ikatan silikanya, dan
semua senyawa pada pelat KLT akan bergerak lebih tinggi pada pelat.

Anda mungkin juga menyukai