pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen berupa molekul
yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak akan melewati kolom yang
merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan
cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini,
berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah
komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan
detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut (Anonim, 2012).
Menurut Alimin (2007, hal: 75) keuntungan pemisahan dengan metode kromatografi adalah
a.
d.
Seringkali murah dan sederhana karena umumnya tidak memerlukan alat yang mahal dan
rumit.
Dalam semua teknik kromatografi, zat-zat terlarut yang dipisahkan bermigrasi
sepanjang kolom (atau, seperti dalam kromatografi kertas atau lapis tipis, ekivalen fisik
kolom), dan tentu saja dasar pemisaha terletak dalam laju perpindahan yang berbeda untuk
larutan yang berbeda. Kita boleh menganggap laju perpindahan sebuah zat terlarut sebagia
hasil dari dua faktor, yang satu cendrung menggerakkan zat terlarut itu dan yang lain
menahannya. Dalam proses asli tswett, kecendrungan zat-zat terlarut untuk menyerap pada
fasa padat menahan pergerakan mereka, sementara kelarutannya dalam fasa cair bergerak
cendrung menggerakkan mereka. Perbedaan yang kecil antara dua zat terlarut dalam kekuatan
adsorpsi dan dalam inetraksinya dengan pelarut yang bergerak menajdi dasar pemisahan bila
molekul-molekul zat terlarut itu berulang kali menyebar di antara dua fasa itu ke seluruh
panjang kolom (Underwood, 2002:487).
Kehadiran ion lain, misalnya danya klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan
larutan-larutan nitrat.
Tint merah, ekstrak mawar dan ekstrak pandan bersifat semi polar.
Fasa diam
Fasa diam yang digunakan dalam kromatografi kolom adalah suatu adsorben padat. Biasanya
berupa silika gel atau alumina. Dahulu juga sering digunakan bubuk selulosa. Fasa diam
berbentuk serbuk microporous untuk meningkatkan luas permukaan.
Fase diam (stationary phase) merupakan salah satu komponen yang penting dalam
proses pemisahan dengan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi
perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa analit. Fase diam dapat
berupa bahan atau porous (berpori) berbentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya
dilapisi pada padatan pendukung (Denikrisna, 2010).
Adsorben
Silika gel (SiO2) dan alumina (Al2O3) adalah 2 adsorben yang paling
umum digunakan untuk kromatografi kolom. Ukuran partikel dari
pengotornya
maupun
hasil isolasinya.
Sebelumnya
dilakukan
(Svehla,
1979:536).
Alat yang diinginkan adalah kolom gelas yang diisi dengan zat
padat aktif seperti alumino dan selika gel sebagai fase diam. Zat yang
dimasukan lewat puncak kolom akan mengalir kedalam zat penyerap. Zat
diserap dari larutan secara sempurna oleh zat penyerapan berupa pita
sempit pada ujung kolom dengan kecepatan yang berbeda, sehingga
terjadi
pemisahan
kromatogram.
Pemisahan
dalam
dengan
kolom.
Hasil
kromatografi
pemisahan
kolom
biasanya
ini
disebut
digunakan
Komponen yang dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai
kemampuan untuk berinteraksi dengan fasa diam dengan cara melarut di dalamnya,
teradsorpsi, atau bereaksi secara kimia (penukar ion). Pemisahan terjadi berdasarkan
perbedaan migrasi zat-zat yang menyusun suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi (analisis kualitatif), penetapan kadar (analisis kuantitatif), dan
pemurnian suatu senyawa (pekerjaan preparatif) (Soebagio, 2000:54).
CHLOROFORUM (Kloroform)
CHCl2
BM 119,38
Kloroform mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 99,5%
CHCl2, sisanya terdiri dari alcohol.
Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna, mudah mengalir; mempunyai sifat khas;
bau eter; rasa mais dan membakar. Mendidih pada suhu lebih kurang 61 0
dipengaruhi oleh cahaya.
Kelarutan: sukar larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan eter,
dengan benzene, dengan heksana, dan dengan lemak dan minyak menguap.
Bobot jenis: antara 1,476 dan 1,480, menunjukkan 99,0% sampai 99,5% CHCl 2.
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tetutup rapa, terlindung dari cahaya,
pada suhu tidak lebih dari 300.
Khasiat dan penggunaan: Antiseptikum umum; pengawet; zat tambahan
(Anonim,1995).
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom
halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan
bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH 3) yang
terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan
pereaksi halogen (Cl2). Beberapa senyawa yang dapat membentuk kloroform dan
senyawa
haloform
lainnya
adalah
etanol,
2-propanol,
2-butanol,
etanol,
Kloroform disebut juga haloform disebabkan karena brom dan klor juga
bereaksi dengan metal keton, yang menghasilkan masing-masing bromoform
(CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Hal ini disebut CHX3 atau haloform, maka reaksi
ini sering disebut reaksi haloform (Anonim,2010).
b.
Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari
dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan
singkatan dari gugus etil (C2H5).
dan
pendeknya
rantai
karbon
etanol.
Gugus
hidroksil
dapat
umumnya
Faktor Retardasi (Rf), merupakan parameter karakteristik kromatogrfi kertas dan kromatogrfi
lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatogrfi
dan pada kondisi tetap merupakan besaran karakteristik dan reproduksibel.
jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering
digunakan adalah silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara pembuatannya ada dua
macam (Hargono, 1986):
1. Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi kapaskemudian
ditambahkan cairan pengelusi.
2 hingga masuk semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat,
setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben kemudian kran
ditutup dan sampel dimasukkan yang terlebih dahulu dilarutkan dalam eluen sampai
diperoleh kelarutan yang spesifik. Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom
melalui dinding kolom sedikit demi sedikit hingga masuk semua, dan kran dibuka dan diatur
tetesannya, serta cairan pengelusi ditambahkan. Tetesan yang keluar ditampung sebagai
fraksi-fraksi.
Kolom dapat dibuat dari berbagai jenis material, seperti stainless steel, aluminium,
tembaga, gelas dan paduan silika. Sebagian besar sistem kolom modern terbuat dari gelas
atau paduan silika. Kolom konvensional dibuat dari material pendukung yang dilapisi fase
diam dari berbagai pembebanan yang dikemas di dalam kolom. Kolom kapiler terdiri dari
tabung kapiler panjang yang didalamnya dilapisi dengan fase diam (fase diam dapat juga
direkatkan langsung pada permukaan silika). Sebagian besar kolom kapiler terbuat dari
paduan silika yang dilapisi polimer di bagian luarnya. Paduan silika sangat mudah pecah
sedangkan lapisan polimer tersebut bertindak sebagai pelindungnya (Seno, 1997).
Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan komponen kimia
untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan proses elusi berdasarkan gaya
gravitasi. Kolom kromatografi atau tabung untuk pengaloran karena gaya tarik bumi
(gravitasi) atau system bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca yang dilengkapi dengan
kran.
Kelebihan kromatografi kolom :
1.
2.
3.
Hal lain yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pemecahan kolom adalah dengan
menambahkan eluen secara kontinu agar udara tidak masuk kedalam kolom. Kolom yang
padat diindikasikan dengan warna slurry yang semakin memutih dan kecepatan alir eluen
yang semakin lambat. Jika kolom sudah memadat, larutan sampel kemudian diisikan kedalam
kolom . Mekanisme yang terjadi pada kromatografi kolom ialah sample akan terelusi oleh
eluen (n-heksan) melalui fase diam silika gel. Senyawa organik terelusi oleh eluen proses
elusi terjadi karena keseimbangan distribusi zat analit pada fase gerak n-heksan dan fase diam
selika gel. Elusi terus berlangsung hingga tidak ada lagi yang tinggal dalam kolom. Proses
elusi ini menghasilkan eluat yang diharapkan mengandung banyak betakaroten.
Ketika kolom tidak ditambahkan metanol, ekstrak membutuhkan waktu lama untuk
menuruni kolom (proses fraksinasi lama), tetapi ketika ditambahkan metanol komponenkomponen ekstrak sangat sangat cepat menuruni kolom. Hal ini terjadi karena perbedaan
kepolaran antara metanol dan kloroform, dimana metanol lebih polar daripada kloroform
sehingga metanol mempunyai kemampuan berikatan lebih besar dengan ekstrak. Ini berarti
kloroform harus dijerap secara kuat pada silika gel dibandingkan dengan metanol sehingga
metanol lebih dahulu menuruni kolom. Fase gerak kloroform menghasilkan 4 fraksi. Fraksi
pertama berwarna kuning, kedua berwarna keruh kehijauan, ketiga berwarna bening
kekuningan, dan keempat warna bening kekuningan. Sedangkan pada fase gerak metanol
menghasilkan 3 fraksi, yaitu fraksi pertama berwarna hitam kehijauan, kedua hijau
kekuningan, dan ketiga kuning kecoklatan.
Dalam proses kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan molekulmolekul komponen untuk melarut dalam cairan, melekat pada permukaan padatan
halus, bereaksi secara kimia dan terekslusi pada pori-pori fasa diam. Komponen yang
dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk
berinteraksi dengan fasa diam dengan cara melarut di dalamnya, teradsorpsi atau
bereaksi secara kimia. Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang
menyusun suatu sampel.
Pemisahan bergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antar muka diantara
butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen pada fasa
bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk
teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya
secara bergantian tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada
fasa bergerak (Yazid, 2005, hal: 100).
Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan
penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom, dengan penambahan pelarut (eluen)
secara terus-menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom dan pada
bagian atas kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara bahan penyerap, komponen
campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap bila suatu komponen yang satu dengan
lainnya bergerak ke bagian bawah kolom dengan waktu atau kecepatan berbeda-beda
sehingga terjadi pemisahan. Jika kolom cukup panjang dan semua parameter pemisahan
betul-betul terpilih seperti diameter kolom, adsorben, pelarut dan kecepatan alirannya, maka
akan terbentuk pita-pita (zona-zona) yang setiap zona berisi satu macam komponen. Setiap
zona yang keluar dari kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain
keluar dari kolom.
Metode pemisahan kromatografi kolom ini memerlukan bahan kimia yang cukup banyak
sebagai fasa diam dan fasa bergerak bergantung pada ukuran kolom gelas. Untuk melakukan
pemisahan campuran dengan metode kromatografi kolom diperlukan waktu yangcukup lama,
bias berjam-jam hanya untuk memisahkan satu campuran. Selain itu, hasil pemisahan kurang
jelas artinya kadang-kadang sukar mendapatkan pemisahan secara sempurna karena pita
komponen yang satu bertumpang tindih dengan komponen lainnya. Masalah waktu yang
lama disebabkan laju alir fasa gerak hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi,
ukuran diameter partikel yang cukup besar membuat luas permukaan fasa diam
relative kecil sehingga tempat untuk berinteraksi antara komponen-komponen dengan
fasa diam menjadi terbatas. Apabila ukuran diameter partikel diperkecil supaya luas
permukaan fasa diam bertambah menyebabkan semakin lambatnya aliran fasa gerak
atau fasa gerak tidak mengalir sama sekali. Selain itu fasa diam yang sudah terpakai
tidak dapat digunakan lagi untuk pemisahan campuran yang lain karena sukar
meregenerasi fasa diam (Hendayana, 2006, hal: 2-3).
Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada gerakan relatif dari masing-masing
komponen diantara kedua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat)
lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat dari pada komponen yang tertahan lebih
kuat. Perbedaab gerakan antara komponene yang satu dengan yang lain disebabkan olehn
perbedaan dalam adsorben, partisi, kelarutan atau penguapan diantara dua fase. Jika
perbedaan-perbedaan ini cukup besar maka akan terjadi ppemisahan secara sempurna.
Dalam kromatografi hubungan suatu molekul komponen sampel yang tertahan atau
terditribusi diantara fase diam dan fase gerak dapat di tulikan dalam berbagai istilah. Istilahistilah yang sering dijumpai dalam kromatogrfi adalah :
-
terlarut
pada
fasa
teradsorpsi
dibagi
konsentrasinya
pada
fasa
larutan.
Ketergantungan jumlah zat terlarut yang teradsorpsi terhadap konsentrasi zat terlarut
dalam larutan dinyatakan dengan isoterm adsorpsi Langmuir (Yazid, 2005, hal: 100).
Jika ada rongga udara dalam adsorben maka jalannya senyawa akan
terganggu.
Faktor yang mempengaruhi proses pemisahan:
Suhu kromatografi.
Kloroform digunakan sebagai pelarut untuk mendeteksi noda karena ketika senyawa organik
dijerap oleh kloroform pada plat, untuk sementara waktu proses penjerapan berhenti dimana
semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas lempengan.
Senyawa organik dan metanol mempunyai kepolaran yang hampir sama karena semakin
dekat kepolaran antara sampel dan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fasa gerak.