Anda di halaman 1dari 40

KROMATOGRAFI

Salah satu metoda pemisahan


campuran senyawa-senyawa
kimia adalah kromatografi;
berasal dari bahasa latin, yaitu
chroma = warna
dan graphien = menulis
Penemu : Mikhail Tsweet
Pemisahan zat warna tanaman
(klorofil), dengan cara :
Melewatkan larutan yang
mengandung zat tanaman pada
suatu kolom yang diisi dengan
bubuk kalsium karbonat
terbentuk pita-pita warna pada
kolom
Pengertian Kromatografi:

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk


bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi
sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun
cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan.
Kromatografi memisahkan komponen-komponen dari suatu
campuran berdasarkan perbedaan sifat fisik dan kimia komponen
dalam campuran.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan
pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang
akan dipisahkan didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan
fase stasioner (diam), dan yang lainnya berupa fasa mobil (fasa gerak).
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu.
Dari beberapa pengertian tersebut,
maka dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa kromatografi
adalah teknik analisis yang
diterapkan untuk memisahkan
komponen-komponen dalam
campuran berdasarkan berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan
komponen melalui 2 jenis fase yaitu
fase diam (stationer) dan fase gerak
Proses Kromatografi
Komponen-komponen akan dipisahkan antara
dua fase, yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Fase diam akan menahan komponen campuran
sedangkan fase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran.
Komponen yang mudah tertahan pada fase diam
akan tertinggal, sedangkan komponen yang
mudah larut dalam fase gerak akan bergerak
lebih cepat.
Prosedur pemisahan zat terlarut disebabkan
adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi,
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau
kerapatan muatan ion
Perkembangan teknik kromatografi
paling pesat dibandingkan dengan
pemisahan yang lain : (dekantasi,
filtrasi, destilasi dan ekstraksi) dari
mulai metode sederhana
(kromatografi kertas) , TLC,
Kromatografi kolom, Kromatografi
ion, kromatograf gas, sampai metode
instrumentasi (HPLC).
Prinsip Kromatografi
Di dalam kromatografi, berlaku suatu prinsip umum : LIKE
DISSOLVE LIKE.
Maka, senyawa polar menyukai yang polar dan tak polar
menyukai yang tak polar.
Fasa diam yang polar akan mengikat lebih kuat komponen
yang relatif polar, sedangkan fasa diam yang tak polar akan
mengikat lebih kuat komponen-komponen yang juga tak
polar. Hal yang sama berlaku bagi fasa gerak; fasa gerak
yang polar akan melarutkan lebih baik komponen yang juga
polar, sebaliknya fasa gerak yang tak polar akan melarutkan
relatif lebih baik komponen yang juga tak polar.
Hubungan polaritas antara fasa diam, fasa gerak dan molekul
inilah yang memegang peranan penting pada kromatografi.
Penggolongan ini tidak mutlak
Karena perkembangan teknik
kromatografi paling pesat, banyak
system dan teknik penggunaan yang
bervariasi, tetapi ada syarat/ hal
yang selalu ada dalam semua teknik
kromatografi; yaitu : adanya fasa
diam (fasa stasioner) dan fasa gerak
(fasa mobile).
Klasifikasi kromatografi didasarkan
atas perbedaan fisik fasa diam dan
fasa geraknya dan kontak kedua fasa
tersebut dengan zat yang akan
dipisahkan.
Fasa diam biasanya berupa zat
padat atau cairan yang terserap
pada zat padat pendukung yang
berbentuk butiran halus.
Fasa gerak biasanya berupa gas
Beberapa istilah dalam
kromatografi
1.Koefisien distribusi / koefisien partisis (Kd)

. Kd = Konsentrasi zat terlarut pada pelarut A


Konsentrasi zat terlarut pada pelarut B
. Ca / Cb atau Cs / Cm

dimana
Ca = Cs yaitu Konsentrasi zat terlarut pada pelarut a atau fasa diam
(statis)
Cb = Cm yaitu Konsentrasi zat terlarut pada pelarut b atau fasa
gerak (mobile)

Jika Kd besar : populasi sample dalam fasa diam lebih banyak


dibanding dalam fasa gerak.

Zat / molekul dengan K besar, akan membutuhkan waktu yang lebih


lama di dalam kolom.
2. Waktu retensi
Waktu yang diperlukan suatu
komponenen untuk bergerak
sepanjang kolom.

3. Laju perpindahan dengan koefisien


partisi
Rf = Jarak yang ditempuh zat
terlarut
Jarak yang ditempuh pelarut
Jenis Kromatografi
Kriteria Nama

Kromatografi cair,
Fasa mobil kromatografi gas

Kromatografi adsorpsi,
kromatografi partisi,
Mekanisme
Kromatografi pertukaran ion,
kromatografi gel
Kromatografi kolom,
Fasa stationer kromatografi lapis tipis,
kromatografi kertas
Prinsip kerja kromatografi adsorpsi

Didasarkan pada retensi


zat terlarut oleh adsorpsi
permukaan
Pemisahan bergantung
kesetimbangan yang
terbentuk pada :
permukaan butiran fasa
diam dan fasa cair yang
bergerak, serta kelarutan
realtif zat terlarut pada
fasa geraknya
Terjadi kompetisi antara
molekul zat terlarut dan
pelarut dengan
permukaan adsorben.
Prinsip kerja kromatografi penukar ion

Terjadi pertukaran kation atau anion


antara zat terlarut dalam fasa gerak
dengan kation atau anion dalam fasa
diam.
Biasa digunakan untuk penentuan
konsentrasi asam, basa, garam total;
pengeluaran ion-ion pengganggu.
Asam sulfonat dan amin kuarterner
merupakan jenis resin pilihan paling
baik untuk digunakan sebagai fasa
diam pengisi kolom.
Teknik ini dapat dipakai untuk uji
keduanya kation dan anion. Seperti
penentuan kadar logam dan non
logam dalam sampel senyawa
organik
Prinsip kerja kromatografi partisi

Contoh : Kromatografi kertas,


Kromatografi lapis tipis
Pemisahan dipengaruhi oleh
distribusi sampel dalam zat cair fasa
gerak dan dalam zat cair fasa diam.
Sebagai contoh jika kita ingin
memisahkan kafein dan parasetamol
pada sampel obat flu dengan fase
diam ODS (Oktadesil silika) yang
nonpolar. maka parasetamol akan
lebih dulu keluar dari kolom atau tR
lebih kecil dari pada kafein. karena
Kafein sifatnya nonpolar dan lebih
terlarut pada fase diam. sedangkan
parasetamol bisa terlarut sedikit.
Kromatografi kertas

Kromatografi kertas menggunakan fase


diam kertas, yakni kandungan selulosa
di dalamnya, sedangkan untuk fase
gerak yang digunakan adalah pelarut
atau campuran pelarut yang sesuai.
Kertas sebagai fase diam akan
dicelupkan ke dalam sampel dan
pelarut, selanjutnya sampel dan pelarut
berdasarkan gaya kapilaritas akan
terserap dan bergerak ke atas.
Perbandingan jarak relatif antara
senyawa (sampel) dengan jarak pelarut
dihitung sebagai nilai Rf.
Aplikasi penggunaan dari kromatografi
kertas sendiri adalah untuk
memisahkan diantaranya adalah tinta,
zat pewarna, senyawa tumbuhan
seperti klorofil , make up dan berbagai
zat lainnya.
Kromatografi lapis tipis

Kromatografi lapis tipis biasanya


menggunakan sebuah lempengan tipis
yang terbalut gel silika atau alumina.
Silika atau alumina tersebut berfungsi
sebagai fase diam.
fase gerak yang digunakan adalah
pelarut atau campuran pelarut .
Aplikasi dari teknik pemisahan
kromatografi lapis tipis dapat digunakan
untuk mengetahui jenis campuran asam
amino tertentu.
Ada beberapa interaksi yang terjadi,
diantaranya adalah pembentukan ikatan
hidrogen, ikatan vander walls atau bisa
juga berupa pembentukan senyawa
kompleks.
Kromatografi Kolom
kromatografi kolom merupakan
kromatografi partisi yang digunakan
luas karena sangat efisien untuk
pemisahan senyawa organik .
Kolomnya (tabung gelas) diisi dengan
bahan seperti alumina, silika gel atau
pati yang dicampur dengan adsorben,
dan pastanya diisikan kedalam kolom.
Larutan sampel kemudian diisikan
kedalam kolom dari atas sehingga
sampel diasorbsi oleh adsorben.
Kemudian pelarut (fasa mobil;
pembawa) ditambahkan tetes demi
tetes dari atas kolom.
Partisi zat terlarut berlangsung di
pelarut yang turun ke bawah (fasa
mobil) dan pelarut yang teradsorbsi
oleh adsorben (fasa stationer). Selama
perjalanan turun, zat terlarut akan
mengalami proses adsorpsi dan partisi
berulang-ulang. Laju penurunan
berbeda untuk masing-masing zat
terlarut dan bergantung pada koefisien
partisi masing-masing zat terlarut.
Kromatografi Kolom
GLC (Gas Liquid Chromatography)

GLC merupakan salah satu jenis kromatografi gas yang


digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa organik yang
mudah menguap.
Pada kromatografi ini, fasa gerak yang digunakan adalah gas
dan fasa diamnya adalah zat cair.
Beberapa instrumen penting dalam GLC adalah sebagai berikut:
Gas pembawa, merupakan gas yang harus inert dengan sampel dan
harus murni. Contoh hidrogen, helium, nitrogen dan argon.
Pengontrol aliran
Injektor atau tempat untuk menyuntikkan sampel
Kolom
Detektor, merupakan instrumen yang berfungsi untuk menangkap
sinyal analitik menjadi sinyal listrik.
Rekorder, merupakan instrumen yang akan mengubah sinyal listrik
menjadi sinyal mekanik agar bisa dibaca dalam bentuk data.
Prinsip kerja kromatografi gas
Sampel diinjeksikan dalam injection part, senyawa-senyawa dalam
sample akan menguap dan akan dibawa oleh gas pengemban
menuju kolom.
Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa
stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau
cairan (kromatografi gas-cair).
Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan
inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel
atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung
yang panjang (2-10 m) dan tipis.
Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau argon
dan disebut gas pembawa.
Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon
monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.
Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik
yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Atau
analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah.
HPLC (High Performance Liquid
Chromatography)

Teknik pemisahan HPLC memiliki banyak keunggulan


dibanding dengan kromatografi lainnya, diantaranya
adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang lebih
tinggi, sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolom
yang dipakai dapat digunakan kembali, ideal dan cocok
untuk zat bermolekul besar dan berionik dan mudah
untuk rekoveri sampel.
Saat ini, HPLC sebagai teknik tercanggih dalam metode
kromatografi. HPLC juga menggunakan sistem
instrumen seperti pada kromatogarfi gas. Di dalam
teknik ini juga digunakan tekanan dan kecepatan yang
cukup tinggi sehingga mampu dihasilkan resolusi yang
lebih baik.
Lanjutan HPLC
Ciri teknik ini adalah penggunaan
tekanan tinggi untuk mengirim fasa
mobil kedalam kolom. Dengan
memberikan tekanan tinggi, laju
dan efisiensi pemisahan dapat
ditingkatkan dengan besar.
Silika gel atau oktadesilsilan yang
terikat pada silika gel digunakan
sebagai fasa stationer. Fasa
stationer cair tidak populer.
Kolom yang digunakan untuk HPLC
lebih pendek daripada kolom yang
digunakan untuk kromatografi gas.
Sebagian besar kolom lebih pendek
dari 1 m.
Aplikasi Kromatografi
A. Pada Bidang Bioteknologi
Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan
yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif
maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering
dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-
purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-
farmasi.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan
kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat
ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk
menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk
mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
Pada Bidang Klinik

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat


terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur.
Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis
penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang
perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat
atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN-
(sianida) dari sampel air liurnya.
Demikian halnya Urine, darah dan fluida badan lainnya bisa
memberikan data yang akurat dan cepat sehingga
keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat
dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam urine menjadi
sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu
ginjal).

Pada Bidang Forensik

Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat


membantu, terutama dilihat dari segi keamanan.
kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam
menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung
dalam bahan peledak.
Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam bahan
peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun
rendah, beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene (TNT),
siklonit (RDX), tetril, pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol
serta beberapa anion lain seperti perklorat, klorat, klorida, nitrat,
nitrit, sulfate dan
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit,
sulfate, tiosianat, dan perklorat adalah bahan-bahan kimia yang
biasa digunakan sebagai oksidator untuk low explosive (bahan
peledak berkekuatan rendah).
Dalam bidang lingkungan

Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian :


water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air
(misal : air ledeng, air sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah
satunya dengan mengetahui jenis anion dan kation yang terkandung dalam
sampel air tersebut sekaligus jumlahnya. Apakah mengandung logam-logam
berbahaya atau tidak.
Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi
dini dapat dilakukan dengan mengetahui secara dini kandungan sulfate ion,
SO42- (ion sulfat) dan nitrogen trioxide ion, NO3- (nitrogen trioksida) yang
terdapat dalam air hujan tersebut.
Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan
beberapa negara lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat
penting tidak hanya untuk memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih
penting lagi adalah memonitor progress (perkembangan) control polusi dari
global ecology (ekologi global).
Aplikasi pada bidang yang lain misalnya dalam industri kertas, pertambangan,
proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai