Anda di halaman 1dari 11

Macam-Macam Jenis Kromatografi

PENDAHULUAN

Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini


telah banyak digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti detilasi,
kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan
dalam pelaksanaan yang lebih sederhana, penggunaan waktu yang sangat singkat terutamame
mpunyai kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yangtinggi.
Meskipun dasar kromatografi adalah suatu proses pemisahan namun banyak diantara cara ini
dapat digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam
analisi kualitatif dan analisis kuantitatif adalah kromatografi kertas,kromatigrafi lapis tipis
(KLT), dan kromatografi kolom.
Teknik pemisahan kromatografi dilakukan untuk mendapatkan pemisahan campuran
diantara dua fase. Fase tersebut adalah fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa zat
cair dan zat padat, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas.
Latar belakang dari paper ini adalah menghadirkan materi dasar yang akan memperkenalkan
dengan berbagai aspek dari proses kromatografi, menjelaskan dalam istilah yang sederhana
bagaimana prinsip kerja kromatografi, dan
menunjukan beberapa penerapan yang telah membuat kromatografi tidak dapat
diabaikan dalam berbagai bidang kehidupan.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu.
Kromatografi pertama kali di perkenalkan oleh Michael Tsweet pada tahun1903 yang
merupakan seorang di ahli botani dari rusia. Dalam percobaannya Michael Tsweet berhasil
memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan
menggunakan serbuk kalsium karbonat yang di isikan ke dalam kolom kaca dan petroleum
eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu di awali dengan menempatkan larutan cuplikan
dengan menempatkan larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium karbonat, kemudian di
alirkan pelarut petroleum eter, dan hasilnya berupa pita-
pita warna yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan komponen-komponen
dalam ekstrak tumbuhan. Cara asli telah diketengahkan pada tahun 1903oleh Tsweet, ia telah
menggunakannya untuk menggunakan pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna, dan
nama kromatografi diambil dari senyawa yang berwarna.Meskipun demikian pembatasan
untuk senyawa-senyawa yang berwarna tak lama danhampir kebanyakan pemisahan-
pemisahan secara kromatografi sekarang diperuntukkan pada senyawa-senyawa yang tak
berwarna, termasuk gas.Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen
(berupamolekul) yang berada pada larutan. Atau kromatografi adalah proses melewatkan
sampel melalui suatu kolom, perbedaan kemampuan absorpsi terhadap zat-zat yang sangat
mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang di sebut kromatogram.
Pada dasarnya, semua kromatografi menggunakan dua fase yaitu satufase tetap (stationary)
dan yang lain fase bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relatif
dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat
 
digolongkan sesuai dengan sifat-sifat fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zatcair.Jika
fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat
cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas
maka semua ada empat sistem kromatografi. Prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya
distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasagerak berdasarkan perbedaan sifat
fisik komponen yang akan dipisahkan.
B .Jenis-Jenis Kromatografi
 Kromatografi Kolom
Pengertian dan Prinsip
Kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal yang pertama kali di
lakukan oleh D. T. Davy yaitu untuk membedakan komposisi
minyak bumi. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi
serapan atau adsorbsi. Kromatografi kolom digolongkan ke dalam kromatografi cair- padat
(KCP) kolom terbuka. Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi
komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda
terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahanc
air-padat. Substrat padat (adsorben) bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidaklarut
dalam fase cair. Fase bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang
mengalirmembawa komponen campuran sepanjang kolom. Prinsip yang
mendasarikromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen-komponen dalam zat,
contohyang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben
dalamkolom. Apabila kita mengalirkan cairan (elutor) secara kontinyu melalui kolom
yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama-
tama dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada
adsorben.Komponen-komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya
terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan daripada komponen-komponen tersebut.
Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang
banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah
silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara pembuatannya ada dua macam:
 Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi kapas
kemudian ditambahkan cairan pengelusi.
 
 Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan pengelusi
yang akan digunakan kemudian dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom
secara kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk semua,sambil kran kolom dibuka.
Eluen dialirkan hingga silika gel mapat, setelahsilika gel mapat eluen dibiarkan
mengalir sampai batas adsorben kemudian kranditutup dan sampel dimasukkan yang
terlebih dahulu dilarutkan dalam eluensampai diperoleh kelarutan yang spesifik.
Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom
sedikit demi sedikit hingg amasuk semua, dan kran dibuka dan diatur tetesannya,
serta cairan pengelusi ditambahkan. Tetesan yang keluar ditampung sebagaI fraksi-
fraksi.
 
C. Fase Diam dan Fase Gerak dalam Kromatografi Kolom
Fasa diam atau adsorben (penjerap) dalam kromatografi kolom adalah zat padat.Fasa
diam yang paling umum untuk kromatografi kolom adalah silika gel , diikuti dengan
alumina. Serbuk selulosa pernah banyak digunakan. Kromatografi kolom
memungkinkan melakukan teknik kromatografi pertukaran ion, kromatografi fasa
terbalik, kromatografi afinitas, atau penyerapan bed ekspansi (Bahasainggris:
expanded bed adsorption, EBA). Fasa diam biasanya serbuk halus atau gel danatau
mikropori untuk peningkatan permukaan,
meskipun dalam EBA digunakan bed berfulida. Ada rasio penting antara berat
fasa diam dan berat kering campuran analityang dapat diaplikasikan ke dalam kolom.
Untuk kolom silika, rasio berada antara 20:1hingga 100:1, bergantung pada kedekatan
jarak elusi antar komponen analit. 
Fasa gerak atau eluen dapat berupa pelarut murni atau campuran pelarut.Pemilihan
dilakukan sedemikian rupa sehingga nilai factor retensi senyawa yang diinginkan
berada pada kisaran 0,2 - 0,3 untuk meminimalkan waktu dan jumlah eluen yang
diperlukan selama kromatografi. Eluen dapat pula dipilih berdasarkan daya
pisahnya sehingga senyawa yang berbeda dapat dipisahkan secara efektif. Optimasi eluen
dilakukan melalui uji pendahuluan berskala kecil, biasanya menggunakan kromatografi
lapisan tipis (KLT) dengan fasa gerak yang sama.Ada laju aliran optimum untuk masing-
masing pemisahan. Semakin cepat lajualiran eluen akan meminimalkan waktu yang
dibutuhkan untuk melalui kolom sehingga meminimalkan difusi, menghasilkan pemisahan
yang lebih baik. Namun, lajualiran maksimum perlu dibatasi karena analit memerlukan waktu
tertentu untuk berada pada kesetimbangan antara fasa diam-fasa gerak, lihat persamaan
Van Deemter. Kolom laboratorium sederhana bekerja dengan prinsip aliran gravitasi. Laju
aliran kolom semacam ini dapat dinaikkan dengan menambah eluen baru di bagian atas fasa
diam,atau diturunkan dengan mengatur keran di bagian bawah. Laju aliran yang lebih cepat
dapat diperoleh dengan menggunakan pompa atau gas bertekanan (misalnya: udara,nitrogen,
atau argon) untuk menekan pelarut melalui kolom (kromatografi kolom kilat).Ukuran partikel
fasa diam pada kromatografi kolom kilat biasanya lebih halus daripada kromatografi kolom
gravitasi. Misalnya, silika gel untuk kromatografi kilat berukuran antara 230 400 mesh
(40 63 µm), sementara untuk kromatografi gravitasi antara 70 230 mesh (63 200 µm).Telah
dikembangkan lembar lajur (spreadsheet) yang mendukung
suksesnya pengembangan kolom kilat. Lembar lajur memperkirakan volume retensi dan pitav
olume analit, jumlah fraksi yang diperkirakan untuk masing-masing kandungan analit,dan
resolusi antara dua puncak yang berdekatan. Informasi ini
memungkinkan pengguna memilih parameter optimal untuk pemisahan berskala preparatif se
belum dicobakan pada kolom kilat.
 
Macam-macam Kromatografi Kolom
A. Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG)
KKG termasuk jenis teknik kromatografi yang paling awal dikembangkan dan
termasuk kromatografi serapan yang sering disebut kromatografi elusi.
Kolomkromatografi dapat berupa pipa gelas yang dilengkapi dengan kran dan gelas
penyaring di dalamnya. Ukuran kolom tergantung pada banyaknya zat yang akan
dipisahkan.Untuk menahan penyerap yang diletakkan di dalam kolom dapat
digunakan glass wollatau kapas.Aplikasi teknik ini banyak digunakan untuk
pemurnian senyawa setelah melewati teknik KLT, misalnya untuk pemurnian
karotenoid, klorofil, serta
senyawa bioaktif tumbuhan lainnya. Teknik ini tidak dilengkapi dengan spektrometer 
yang secara otomatis dapat mengukur spektrum serapannya. Biasanya, pengambilan
fraksi cairan dilakukan secara manual dan kemudian diukur dengan spectrometer.
B. Kromatografi Vakum Cair (KVC)
Kromatografi vakum cair merupakan salah satu kromatografi vakum khusus yang
biasanya menggunakan silika gel sebagai adsorben. Kelebihan KVC jika
dibandingkan dengan kromatografi kolom biasa terletak pada kecepatan
proses(efisiensi waktu) karena proses pengelusian dipercepat dengan memvakumkan
kolomselain itu KVC juga dapat memisahkan sampel dalam jumlah banyak.
Pemilihan jenissilika gel yang tepat merupakan faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil pemisahan yang baik. Ukuran partikel silika gel yang terlalu kecil
akan menyebabkan proses elusi berjalan sangat lambat.
Kromatografi vakum cair dilakukan untuk memisahkan golongan senyawametabolit
sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai absorben
dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat : metanol (elusi gradien) dan
menggunakan pompa vakum untuk memudahkan penarikan eluen.Adapun cara kerja
kromatografi vakum cair yaitu kolom kromatografi dikemaskering (biasanya dengan
penjerap mutu KLT 10-40 μm) dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan
kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah
dituangkan ke permukaan penyerap lalu divakumkan lagi. Kolomdihisap sampai
kering dan sekarang siap dipakai jika kolom tidak retak atau turunnyaeluen sudah
sesuai dengan kolom.Sampel dilarutkan dalampelarut yang sesuai atau sampel dibuat
serbuk bersamaadsorben (impregnasi) dan dimasukkan ke bagian atas kolom,
kemudian dihisap perlahan-lahan. Kolom selanjutnya dielusi dengan pelarut yang
sesuai, dimulai denganyang paling nonpolar. Kolom dihisap sampai kering pada
setiap pengumpulan fraksi.Pada kromatografi vakum cair, fraksi-fraksi yang
ditampung biasanya bervolume jauhlebih besar dibandingkan dengan fraksi-fraksi
yang diperoleh dari kromatografi kolom biasa. Langkah pemisahan menggunakan
kromatografi vakum cair biasanya dilakukan pada tahap awal pemisahan.Berbeda
halnya dengan kromatografi kolom yang menggunakan
tekananpada bagian atas kolom untuk meningkatkan laju aliran, pada kromatografi
vakum cair, bagian atasnya terbuka sehingga untuk mengotak atik kolom untuk
penggantian pelarut mudah dilakukan (meskipun kromatografi vakum cair juga
menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju aliran fasa gerak).
C.Kromatografi Kolom Tekan (KKT)
Kromatografi kolom tekan merupakan modifikasi dari kromatografi kolomgravitasi
dengan menambahkan tekanan udara dari atas kolom dan digunakan
untukisolasi. Prinsip kromatografi kolom tekan yaitu pergerakan eluen dibantu dengan
tekanan udara yang berasal pompa udara. Kromatografi kolom tekan dilakukan
sebagai lanjutan dari KVC dan dilakukan dengan cara basah. Hasil dari KKT
membentuk Kristal dan fraksi yang sama akan diuapkan sebagaiman ururtan
pelarutnya yaitu:heksan, kloroform, etil, aseton, dan methanol.Pada kromatografi
kolom tekan, senyawa biasanya terlebih dahulu diisolasi dengan melakukan maserasi
atau perendaman menggunakan pelarut seperti alkohol.Setelah proses maserasi,
sampel yang didapatkan kemudian difraksinasi menggunakankromatografi kolom
tekan. Pada kromatografi kolom tekan fasa diam berupa silika gel60 (230-400 mesh)
untuk pengisian kolom dan silika gel 60 (60-70 mesh) untuk diimpreg dengan sampel
dengan perbandingan (1:1). Perbandingan eluen fase gerak yang digunakan pada
kromatografi kolom tekan secara berturut-turut adalah n-heksana : etil asetat terlihat
pada tabel berikut :Beberapa adsorben yang digunakan dalam KKT yaitu :

 .Silica merupakan adsorben medium yang bersifat sedikit asam. Silica


digunakanuntuk senyawa biasa untuk mendapatkan hasil pemisahan yang baik.
 .Florisil merupakan adsorben yang lebih ringan menggunakan 200 mesh yangefektif
memudahkan proses pemisahan. Jika kurang dari 200 mesh, lebih baikdigunakan
pemurnian dengan filtrasi.
 .Alumina merupakan adsorben ringan sampai medium. Sangat efektif
untukmemudahkan proses pemisahan dan pemurnian amina.
 
 .Silika fase balik merupakan senyawa yang mampu mengelusi paling cepat
padasenyawa polar dan paling lambat nonpol
 
Cara Kerja Kromatografi Kolom
Komponen tunggal ditahan pada fasa diam berupa adorben karena telah terikat.Ketika eluen
dialirkan, maka senyawa akan melakukan migrasi, terbawa oleh eluensesuai dengan
kesesuaian kepolaran. Masing-masing senyawa dalam komponen mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda dalam melewati kolom. Selama proses berlangsung, akan
didapatkan beberapa fraksi. Masing-masing fraksi kemungkinan mengandung senyawa yang
berbeda. Untuk mengujinya, fraksi hasil kromatografikolom dapat diamati menggunakan
KLT. Fraksi dengan RF yang mirip, kemungkinan mengandung senyawa yang sama. Fraksi
dapat diamati lebih lanjut menggunakan spektroskopi.
 Seluruh proses kromatografi kolom dapat dilihat pada gambar berikut:

 
Teknik Pemisahan dengan Cara Kromatografi Kolom
Teknik pemisahan kromatografi kolom dalam memisahkan campuran, kolom yang telah
dipilih sesuai ukuran diisi dengan bahan penyerap (adsorben) seperti alumina dalam keadaan
kering atau dibuat seperti bubur dengan pelarut. Pengisian dilakukan dengan bantuan batang
pemanpat (pengaduk) untuk memanpatkan adsorben dengan gelas wool pada dasar kolom.
Pengisian harus dilakukan secara hati-hati dansepadat mungkin agar rata sehingga terhindar
dari gelembung-gelembung udara. Untuk membantu homogenitas pengepakan biasanya
kolom setelah diisi divibrasi, diketok-ketok atau dijatuhkan lemah pada pelat kayu. Sejumlah
cuplikan dilarutkan dalamsedikit pelarut, dituangkan melalui sebelah atas kolom dan
dibiarkan mengalir kedalam adsorben. Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi
dari larutan secarakuantitatif oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas
kolom, dengan penambahan pelarut (eluen) secara terus-menerus, masing-
masing komponen akan bergerak turun melalui kolom dan pada bagian atas kolom akan
terjadi kesetimbangan baru antara bahan penyerap, komponen campuran dan
eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap bila suatu komponen yang satu dengan lainnya
bergerak ke bagian bawah kolomdengan waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi
pemisahan. Jika kolom cukup panjang dan semua parameter pemisahan betul-betul terpilih
seperti diameter kolom, adsorben, pelarut dan kecepatan alirannya, maka akan terbentuk pita-
pita (zona-zona) yang setiap zona berisi satu macam komponen. Setiap zona yang keluar dari
kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar dari
kolom.Komponen (eluat) yang diperoleh dapat diteruskan untuk ditetapkan
kadarnya,misalnya dengan cara titrasi atau spektofotometri.

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kromatografi Koloma.


a.Analisis Kuantitatif
Komponen (eluat) yang diperoleh dapat diteruskan untuk ditetapkan kadarnya dengan cara
titrasi ataupun spektofotometri.
b.Analisis Kualitatif
Pergerakan komponen melalui kolom akan terjadi kesetimbangan baruantara bahan penyerap,
komponen campuran dan eluen. Kesetimbangandikatakan tetap bila suatu komponen yang
satu dengan lainnya bergerak ke bagian bawah kolom dengan waktu atau kecepatan
berbedda beda sehinggaterjadi pemisahan dengan terbentuk pita-pita (zona-zona) yang setiap
zona berisi satu macam komponen (eluat). Setiap zona yang keluar dari kolom dapat
ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluardari kolom.
 
D, Kromatografi Kertas
Pengertian Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas adalah suatu metode pemisahan campuran dari substansinya menjadi
komponen- komponennya berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fase, yaitu fase
diam dan fase gerak. Fasa diam dalam kromatografi berupa air yang terikat pada selulosa
kertas, sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organiknonpolar (pelarut yang sesuai).
Kromatografi kertas sering dipakai untuk memisahkan zat-zat warna penyusun tinta atau
bahan perwarna lainnya. Kromatografi kertas yaitu suatu pemisahan dimana fase diam berupa
zat cair yang menggunakan zat padat untuk menyokong fase diam yaitu kertas, kemudian
diletakkan dalam bejana tertutup
yang berisi uap jenuh larutan. Ini adalah merupakan jenis dari sistem partisi di mana fase
diam adalah air, disokong oleh molekul-molekul selulosa dari kertas, dan fase
bergerak biasanya merupakan campuran dari satu atau lebih pelarut-pelarut organik
dan air.Kromatografi kertas adalah metode analitik yang digunakan untuk memisahkan zat
atau bahan kimia yang berwarna terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk
menganalisis warna primer atau sekunder pada percobaan tinta.Kromatografi kertas
merupakan bidang khusus kromatografi cair-cair. Fasediam berupa lapisan tipis air yang
terserap oleh kertas. Selain air dapat juga dipakaicairan lain. Pengerjaannya sangat sederhana.
Penempatan satu tetes larutan
cuplikan pada ujung kertas dan kemudian mencelupkannya ke dalam pelarut (eluen) sudah
cukup untuk memisahkan komponen-komponen cuplikan. Kromatografi kertas atau KKt pada
hakekatnya ialah KLT pada lapisan tipis selulosa atau kertas. Cara ini ditemukan jauh
sebelum KLT dan telah dipakai secara efektif selama bertahun-tahun untuk pemisahan
molekul biologi yang polar sepertiasam amino, gula, dan nukleotida. Metode ini merupakan
KCC dengan fase diam
cair biasanya air, berada pada serabut kertas. KKt paling baik jika dibandingkan dengan KLT
pada lapisan tipis serbuk selulosa. KKt tidak memerlukan pelat pendukung, dan kertas dapat
dengan mudah diperoleh dalam bentuk murni sebagai kertas saring.Lapisan sellulosa harus
dicetak atau dibeli khusus. Panjang serabut pada kertas lebih panjang daripada serabut
pada lapisan sellulosa yang lazim, menyebabkan lebih banyak terjadi difusi ke samping dan
bervak lebih besar. Akhirnya lapisan selulosa lebih rapat dan pelarut cenderung mengalir
melaluinya lebih cepat dan menghasilkan pemisahan lebih tajam
Prinsip Kromatografi Kertas

Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada
panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan
kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika
memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak.
Sedangkan prinsip kerja kromatografi kertas adalah
pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbedad
an campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

Mekanisme Pemisahan dengan Kromatografi Kertas


Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada
kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring yakni
selulosa.yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertasyang kemudian digantung dalam
wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah.
Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air,etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini
dapat digunakan Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula
sederhana, yaitu glukosa. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni
selulosa. Cara melakukannya, cuplikan yang mengandung campuran yang akan dipisahkan
diteteskan atau diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas saring
dimana iaakan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering kertas dimasukan
dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan,
tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampainoda tercelup karena
berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas).
 Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen
dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan
pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktuyang telah
ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan
pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna
maka mereka akan terlihat sebagai pita atau nodayang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna
harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-
pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa -
senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi
tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada
kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
 Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan
reprodusibel.Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titikawal
dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf
yaitu:
a) Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang
sangat kecil dalam komposisi pelarut dapatmenyebabkan perubahan-perubahan harga
Rf.
 b.) Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
c.) Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dariatmosfer jadi
mempengaruhi kecepatan penguapan darikomponen-komponen pelarut dari kertas.
Jika bejana besar digunakan,ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan
komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua
faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.
d) Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion danserapan,
yang berbeda untuk macam -macam kertas. Kertas mempengaruhikecepatan aliran
juga mempengaruhi kesetimbangan partisi
.e) Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume
yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalumempengaruhi
karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hinggaterhadap harga Rf mereka.
Fungsi Kromatografi Kertas
1) Penguraian tinta.
2) Penguraian klorofil.
3)Identifikasi pewarna makanan dan minuman.
4) Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses
besar.
5)Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses
besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip,dan asam-asam amino larut
dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi)
 
Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Kertasa.
 Kelebihan:
a. Alat dan bahan yang digunakan sederhana.-
 
b. Lebih terjangkau. 
Kekurangan
a. Hasil dari analisis kurang begitu akurat

E. Kromatografi Lapis Tipis


 
Pengertian
Kromatografi Lapis Tipis yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau
alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya.
Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan
dengan kromatografi.Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara
cepat,dengan menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dipaliskan serta rata
padalempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai “kolom kromatografi
terbuka” dan pemisahan dapat didasarkan pada penyerapan, pembagian atau gabungannya,
tergantung dari jenis zat penyerap dan cara pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis pelarut.
Kromatografi lapis tipis dengan penyerap penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan
senyawa polar. Harga Rf yang diperoleh pada kromatografi lapis tipis tidak tetap, jika
dibandingkan dengan yang diperoleh pada kromatografi kertas. Oleh karena itu pada lempeng
yang sama di samping kromatogram zat yang di uji perlu dibuat kromatogram zat
pembanding kimia, lebih baik dengan kadar yang berbeda-beda (Dirjen POM, 1979, hal.782).
 
Prinsip Kerja Kromatografi Lapis Tipis
Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungankesetimbangan
antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaanfase diam dengan
gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa
geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:kepolaran fase diam, kepolaran
fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.
Pada kromatografi lapis tipis,
Eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan ( feed )
untuk melewati fase diam (adsorbent ).Interaksi antara adsorbent dengan eluent
sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan
komponen secara kromatografi dipengaruhi olehlaju alir eluentdan jumlah umpan. Eluent
dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut
tersebut pada adsorben dan dalam hal iniyang banyak digunakan adalah jenis adsorben
alumina atau sebuah lapis tipis silika.Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat
mengusir pelarut yang tak polardari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat
kepolaran antara senyawadengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak
tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like dissolved like”.

Cara Kerja Kromatografi Lapis Tipis


 Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengandan
setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu.
 Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalamsebuah
gelas kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garisdimana
posisi bercak berada.
 
 Menutup gelas kimia untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas
kimiaterjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalamgelas
kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahioleh pelarut.
Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.
 
PENUTUP
 
A. Kesimpulan

 Kromatografi Kolom merupakan teknik pemisahan kimia berdasarkan pertukaran ion


anion dan ion kation. Kromatografi kolom adalah kromatografiyang menggunakan
kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.
 
 Kromatografi Kertas adalah suatu metode pemisahan campuran darisubstansinya
menjadi komponen- komponennya berdasarkan distribusi suatusenyawa pada dua
fase, yaitu fase diam dan fase gerak.
 
 Kromatografi Lapis Tipis yaitu kromatografi yang menggunakan lempenggelas atau
alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel,
atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikanmetode
pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.

 Prinsip KLT yaitu pemisahan komponen-komponen berdasarkan perbedaanadsorpsi


atau partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang.
 Kerja dengan KLT dimulai dari (1) penyiapan plat, eluen dan sampel, (2) penotolan,
(3) elusi, (4) deteksi bercak atau noda.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Alimin,et al . (2007). Kimia Analitik . Makassar: Alauddin Press.Dirjen, P. (1979).
 Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depertemen Kesehatan RI.Estien, Y. (2005).
 Kimia Fisika Paramedis. Yogyakarta: AndiGandjar, I. G. & Rahman, A. (2008).
 Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: PustakaPelajar.Gritter, R. J., Bobbit, J. M. & Arthur,
E. S. (1991).
 Pengantar Kromatografi. Bandung:Penerbit ITB.Harbone, J. B. (1987).
 Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Bandung: Penerbit
ITB.Hendayana, S. (2006).
 Kimia Pemisahan
. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Hostettmann, K., Hostettmann, M. & Marston, A.(1995).
Cara Kromatografi Preparatif . Bandung: Penerbit ITB.Kisman, Dr. Sastro,
et al. (1994).
 Analisis Farmasi Cet. 2. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.Khopkar, S. M. (2008).
 Konsep Dasar Kimia Analitik  Jakarta: Erlangga.Rohman. (2009).
 Kromatografi untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.Soebagio,
et al . (2003).
 Kimia Analitik II . Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai