PENDAHULUAN
KROMATOGRAFI KOLOM | 1
kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni
dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan
cara mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari
molekul. Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa teknik
kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar
bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan
dipisahkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka akan membahas
tentang metode kromatografi kolom.
KROMATOGRAFI KOLOM | 2
6. Mengetahui bentuk kromatografi kolom.
7. Mengetahui perolehan data dalam kromatografi kolom.
8. Mengetahui perhitungan efisiensi kromatografi kolom.
9. Mengetahui istilah-istilah dari kromatografi kolom.
10. Mengetahui pengisian dan cara kerja kolom.
11. Mengetahui penggunaan dari kromatografi kolom.
12. Mengetahui manfaat dari kromatografi kolom.
13. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom.
KROMATOGRAFI KOLOM | 3
BAB II
PEMBAHASAN
KROMATOGRAFI KOLOM | 4
Kromatografi kolom didasarkan pada retensi zat terlarut oleh
adsorbsi permukaan. Teknik ini berguna dalam pemisahan senyawa-
senyawa nonpolar dan konstituen-konstituen yang sulit menguap.
Pada kromatografi cair-padat suatu substrat padat bertindak sebagai
fase diam. Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang
terbentuk pada bidang antarmuka di antara butiran-butiran fase diam
dan fase cair yang bergerak serta pada kelarutan relatif zat terlarut
dan pelarut untuk teradsorbsi menimbulkan suatu proses dinamik
dimana molekul-molekul zat terlarut dan molekul-molekul pelarut
secara kontinyu mengadakan kontak dengan permukaan adsorben,
tertahan beberapa saat di permukaan dan kemudian masuk kembali
pada fase bergerak. Pada saat teradsorbsi, zat terlarut dipaksa untuk
berpindah oleh aliran maju fase bergerak, akibatnya hanya molekul-
molekul dengan afinitas yang lebih besar terhadap adsorben akan
secara selektif tertahan. Gaya-gaya intramolekul terjadi karena sifat
alamiah permukaan memasukkan suatu diskontinuitas ke dalam
sistem pada setiap bidang antarmuka terdapat efek energi permukaan
pada gaya London yang relatif lemah terbentuk antara semua
permukaan dengan setiap molekul teradsorbsi ataupun antara
permukaan yang bersifat nonpolar dan molekul polar yang teradsorbsi.
Ini menginduksikan suatu dwi kutub pada molekul nonpolar yang
besar dan menambah momen dwi kutub yang sudah ada pada
senyawa polar. Gaya-gaya akibat transfer muatan terjadi antara donor
elektron dan akseptor elektron, yang puncaknya mengambil bentuk
seperti ikatan hidrogen. Gaya-gaya yang kuat muncul antara atom-
atom yang terikat secara ionik dan kovalen. Adsorbsi ini adalah
fenomena fisis.
Pada kromatografi adsorbsi, koefisien partisi (Kd ) sama dengan
konsentrasi zat terlarut pada fase teradsorbsi dibagi konsentrasinya
pada fase larutan. Isotherm adsorbsi memberikan pengetahuan
tentang jumlah, zat teradsorbsi persatuan berat adsorben (x/w) dari
KROMATOGRAFI KOLOM | 5
suatu larutan dengan konsentrasi c pada kesetimbangan
Kurva isotherm adsorbsi berbentuk lengkung dan tidak pernah
linear. Kapasitas adsorbsi linear didefinisikan sebagai muatan
maksimum kolom yang mungkin tanpa kehilangan kelinearan
adsorbsinya. Dia mempunyai harga tinggi bila luar permukaannya tinggi
dan ukuran partikelnya seragam. Temperatur tinggi dan eluent yang
kuat cenderung menghasilkan isotherm yang linear. Satu faktor pada
kemampuan terpisahkan dari sepasang senyawa ditentukan oleh
volume retensi masing-masing komponennya. Masalah teoritis
utamanya adalah ketergantungan volume retensi zat pada struktur
molekul zat terlarut dan kondisi eksperimental. Tinggi piringan
minimum diperoleh pada kecepatan yang rendah. Ini sebagai akibat
koefisien difusi yang rendah pada fase cairnya. Tingkat adsorpsi untuk
suatu volume retensi yang spesifik adalah volume zat cair yang lewat
pada kolom tiap gram adsorben.
2.3 Jenis-Jenis Kromatografi Kolom
Kolom pak terbuat dari stainless steel atau gelas dengan garis
tengah 3-6 mm dan panjang 1-5 m. kolom diisi dengan serbuk zat
padat halus atau zat padat sebagai zat pendukung yang dilapisi zat
cair kental yang sukar menguap sebagai fasa diam. Jenis kolom
pak ini lebih disukai untuk tujuan preparatif karena dapat
menampung jumlah cuplikan yang banyak.
b. Kolom terbuka (open tubular column).
KROMATOGRAFI KOLOM | 6
kromatografi kolom terbuka biasa dipakai secara luas karena
caranya yang sederhana. Untuk mempermudah penyimpanan,
biasanya kolom terbuka di bentuk spiral dengan garis tengah 18 cm.
kolom terbuka bisa sampai 100 m panjangnya di karenakan bagian
dalam kolom tidak terhalang oleh fasa diam. Tetapi kolom terbuka
tidak dapat menampung volume cuplikan yang banyak.Semakin
panjang kolom, di harapkan kolom akan lebih efisien. Dengan kolom
terbuka, efisiensi, selektivitas dan retensi akan bertambah.
Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi
komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda
terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi
termasuk pada cara pemisahan cair-padat. Substrat padat
(adsorben) bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut
dalam fase cair. Fase bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang
mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom.
Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa
komponen – komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa
mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam
kolom. Apabila kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu
melalui kolom yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh
penyarat kolom, maka yang pertama – tama dihanyutkan elutor
ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben.
Komponen –komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan
afinitasnya terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan
daripada komponen – komponen tersebut.
Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk
pada bidang antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase
bergerak serta kelarutan relatif komponen pada fase bergeraknya.
Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi
untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga
menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian
KROMATOGRAFI KOLOM | 7
tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali
pada fase bergerak. Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa
untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang ditambahkan secara
kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang mempunyai afinitas
lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan.
Komponen dengan afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat
mengikuti aliran pelarut.
KROMATOGRAFI KOLOM | 8
terdapat dua parameter utama lainnya untuk menilai kinerja.
Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di
sembarang tempat sudah tentu sedapat mungkin harus sama.
Keseragaman ini dapat dicapai dengan memilih adsorben yang ukuran
butir – butirnya sama ( diayak ) dan dengan cara penyaratan yang baik.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan
adsorpsi akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang
boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben,
makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom.
KROMATOGRAFI KOLOM | 9
Apabila kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat
dipergunakan pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah
dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih
cepat melalui kolom. Cara yang lain ialah menambahkan tekanan
dalam ruang di atas kolom dengan menggunakan pompa pneumatic.
KROMATOGRAFI KOLOM | 10
harus di mulai adalah ambang batas puncak tersebut, yang
menentukan tingkat ketika tegangan sinyal tersebut harus di naikkan
sebelum akumulasi sinyal terjadi. Untuk mencegah penyimpanan
aliran garis dasar, kemiringan kenaikan harus memiliki ketajaman
tertentu sebelum di anggap suatu puncak.
Fase gerak atau eluen adalah campuran cairan murni. Eluen di pilih
sedemikian rupa sehingga faktor retensi senyawa berkisar antara 0,2-
KROMATOGRAFI KOLOM | 11
0,3 supaya meminimalisasi penggunaan waktu dan jumlah eluen
melewati kolom. Jenis eluen yang digunakan dalam kromatografi
kolom dipiih supaya senyawa yang berbeda dapat dipisahkan secara
efektif.
2. Fase diam
Pada metode kering, diisi dengan fasa diam kering, di ikuti dengan
penambahan fasa gerak yang disirangkan pada kolom sampai benar-
benar basah.
b. Metode basah
KROMATOGRAFI KOLOM | 12
(slurry) dan partikelnya dibiarkan mengendap. Pengisian kolom yang
tidak seragam akan mengasilkan rongga-rongga di tengah-tengah
kolom. Cara memecahkan masalah ini dapat dikerjakan dengan
mengadakan sintered glass disk untuk menyangga isian. Bila kolom
telah berisi bahan isian, permukaan cairan tidak boleh dibiarkan turun
ke bawah permukaan bahan isian bagian atas, karena akan memberi
peluang masuknya gelembung-gelembung udara ke dalam kolom.
KROMATOGRAFI KOLOM | 13
campuran senyawa organik. Kolom yang terbuat dari gelas diisi
dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel,
poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa
pelarut.
KROMATOGRAFI KOLOM | 14
Gambar 1. Kolom kromatografi
KROMATOGRAFI KOLOM | 15
dengan teknik kromatografi.
KROMATOGRAFI KOLOM | 16