Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekarang ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat
penting,terutama dalam bidang farmasi, kimia, dan klinik, serta bidang
lainnya. Suatu analisis kimia seperti pengambilan cuplikan, pemisahan
senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan
terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran banyak dilakukan.
Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau
lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan
dengan teknik kromatografi. Dengan alasan inilah penulis membahas
tentang kromatografi, terutama kromatografi kolom. Tanpa teknik
kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir murni) akan
sangat sukar, dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin. Pada
umumnya sebelum suatu senyawa diidentifikasi dan dapat di ukur
kadarnya, perlu di pisahkan dari matriknya. Oleh karna itu, pemisahan
merupakan langkah penting dalam analisi kualitatis. Suatu analisis kimia
menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak berhubungan dengan
sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi pengambilan cuplikan,
pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan,
pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.
Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan
teknik yang paling banyak di gunakan. Salah satunya yaitu
kromatografi kolom.
Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling
kuat. Karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk
pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik
dipakai pada tahap permulaan untuk semua cuplikan, dan

KROMATOGRAFI KOLOM | 1
kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni
dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan
cara mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari
molekul. Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa teknik
kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar
bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan
dipisahkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka akan membahas
tentang metode kromatografi kolom.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari kromatografi kolom ?
2. Apa prinsip dasar kromatografi kolom ?
3. Apa saja jenis-jenis kromatografi kolom ?
4. Apa saja syarat absorben dan pelarut kromatografi kolom ?
5. Bagaimana persyaratan kromatografi kolom?

6. Bagaimana bentuk kromatografi kolom?

7. Bagaimana perolehan data dalam kromatografi kolom?

8. Bagaimana perhitungan efesiensi kromatografi kolom?

9. Apa saja istilah-istilah dalam kromatografi kolom ?

10. Bagaimana pengisian dan cara kerja kolom ?


11. Bagaimana penggunaan dari kromatografi kolom ?
12. Apa manfaat dari kromatografi kolom ?
13. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kromatografi kolom.
2. Mengetahui prinsip dasar kromatografi.
3. Mengetahui jenis-jenis kromatografi kolom.
4. Mengetahui syarat absorben dan pelarut kromatografi kolom.
5. Mengetahui persyaratan kromatografi kolom.

KROMATOGRAFI KOLOM | 2
6. Mengetahui bentuk kromatografi kolom.
7. Mengetahui perolehan data dalam kromatografi kolom.
8. Mengetahui perhitungan efisiensi kromatografi kolom.
9. Mengetahui istilah-istilah dari kromatografi kolom.
10. Mengetahui pengisian dan cara kerja kolom.
11. Mengetahui penggunaan dari kromatografi kolom.
12. Mengetahui manfaat dari kromatografi kolom.
13. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom.

KROMATOGRAFI KOLOM | 3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kromatografi Kolom


Kromatografi kolom adalah metode yang digunakan untuk
memurnikan bahan kimia tunggal dari campurannya. Metode ini sering
digunakan untuk aplikasi preparasi pada skala mikrogram hingga
kilogram. Keuntungan utama kromatografi kolom adalah biaya yang
rendah dan kemudahan membuang fase diam yang telah digunakan.
Kemudahan pembuangan fase diam ini mencegah kontaminasi silang
dan degradasi fase diam akibat pemakaian ulang atau daur ulang.
Kromatografi kolom adalah salah satu medote yang digunakan untuk
pemurnian senyawa dari campuran dengan memakai kolom.
Kromatografi kolom termasuk kromatografi preparative. Sebenarnya
kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal
yang pertama kali di lakukan oleh D.T.Davy (1987) yaitu untuk
membedakan komposisi minyak bumi. Ditinjau dari mekanismenya
kromatografi kolom merupakan kromatografi serapan atau adsorbsi.
Dalam kromatografi absorbsi, komponen yang dipisahkan secara
selektif teradsorbsi pada permukaan adsorben yang dipakai untuk
bahan isian kolom.
Tswett menggunakan absorben dalam bentuk bubuk halus untuk
memisahkan zat warna secara kromtografi. Pada kolom yang
dibuatnya, nampak secara visual wilayah-wilayah dalam bentuk pita-
pita hasil pemisahannya. Berbagai komponen terpisahkan dalam
fragmen-fragmen dan terelusi secara individual dan mulai saat itu
kromatografi sebagai teknik pemisahan mulai terkenal.

2.2 Prinsip Dasar Kromatografi kolom (Adsorbsi)

KROMATOGRAFI KOLOM | 4
Kromatografi kolom didasarkan pada retensi zat terlarut oleh
adsorbsi permukaan. Teknik ini berguna dalam pemisahan senyawa-
senyawa nonpolar dan konstituen-konstituen yang sulit menguap.
Pada kromatografi cair-padat suatu substrat padat bertindak sebagai
fase diam. Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang
terbentuk pada bidang antarmuka di antara butiran-butiran fase diam
dan fase cair yang bergerak serta pada kelarutan relatif zat terlarut
dan pelarut untuk teradsorbsi menimbulkan suatu proses dinamik
dimana molekul-molekul zat terlarut dan molekul-molekul pelarut
secara kontinyu mengadakan kontak dengan permukaan adsorben,
tertahan beberapa saat di permukaan dan kemudian masuk kembali
pada fase bergerak. Pada saat teradsorbsi, zat terlarut dipaksa untuk
berpindah oleh aliran maju fase bergerak, akibatnya hanya molekul-
molekul dengan afinitas yang lebih besar terhadap adsorben akan
secara selektif tertahan. Gaya-gaya intramolekul terjadi karena sifat
alamiah permukaan memasukkan suatu diskontinuitas ke dalam
sistem pada setiap bidang antarmuka terdapat efek energi permukaan
pada gaya London yang relatif lemah terbentuk antara semua
permukaan dengan setiap molekul teradsorbsi ataupun antara
permukaan yang bersifat nonpolar dan molekul polar yang teradsorbsi.
Ini menginduksikan suatu dwi kutub pada molekul nonpolar yang
besar dan menambah momen dwi kutub yang sudah ada pada
senyawa polar. Gaya-gaya akibat transfer muatan terjadi antara donor
elektron dan akseptor elektron, yang puncaknya mengambil bentuk
seperti ikatan hidrogen. Gaya-gaya yang kuat muncul antara atom-
atom yang terikat secara ionik dan kovalen. Adsorbsi ini adalah
fenomena fisis.
Pada kromatografi adsorbsi, koefisien partisi (Kd ) sama dengan
konsentrasi zat terlarut pada fase teradsorbsi dibagi konsentrasinya
pada fase larutan. Isotherm adsorbsi memberikan pengetahuan
tentang jumlah, zat teradsorbsi persatuan berat adsorben (x/w) dari

KROMATOGRAFI KOLOM | 5
suatu larutan dengan konsentrasi c pada kesetimbangan
Kurva isotherm adsorbsi berbentuk lengkung dan tidak pernah
linear. Kapasitas adsorbsi linear didefinisikan sebagai muatan
maksimum kolom yang mungkin tanpa kehilangan kelinearan
adsorbsinya. Dia mempunyai harga tinggi bila luar permukaannya tinggi
dan ukuran partikelnya seragam. Temperatur tinggi dan eluent yang
kuat cenderung menghasilkan isotherm yang linear. Satu faktor pada
kemampuan terpisahkan dari sepasang senyawa ditentukan oleh
volume retensi masing-masing komponennya. Masalah teoritis
utamanya adalah ketergantungan volume retensi zat pada struktur
molekul zat terlarut dan kondisi eksperimental. Tinggi piringan
minimum diperoleh pada kecepatan yang rendah. Ini sebagai akibat
koefisien difusi yang rendah pada fase cairnya. Tingkat adsorpsi untuk
suatu volume retensi yang spesifik adalah volume zat cair yang lewat
pada kolom tiap gram adsorben.
2.3 Jenis-Jenis Kromatografi Kolom

Berdasarkan jenis kolom yang digunakan, kromatografi kolom


dibagi menjadi:
a. Kolom pak (packed column).

Kolom pak terbuat dari stainless steel atau gelas dengan garis
tengah 3-6 mm dan panjang 1-5 m. kolom diisi dengan serbuk zat
padat halus atau zat padat sebagai zat pendukung yang dilapisi zat
cair kental yang sukar menguap sebagai fasa diam. Jenis kolom
pak ini lebih disukai untuk tujuan preparatif karena dapat
menampung jumlah cuplikan yang banyak.
b. Kolom terbuka (open tubular column).

Kolom terbuka (kolom kapiler) ukurannya lebih kecil dan lebih


panjang dari pada kolom pak. Diameter kolom terbuka berkisar
antara 0,1-0,7 mm dan panjangnya berkisar antara 15-100 m.

KROMATOGRAFI KOLOM | 6
kromatografi kolom terbuka biasa dipakai secara luas karena
caranya yang sederhana. Untuk mempermudah penyimpanan,
biasanya kolom terbuka di bentuk spiral dengan garis tengah 18 cm.
kolom terbuka bisa sampai 100 m panjangnya di karenakan bagian
dalam kolom tidak terhalang oleh fasa diam. Tetapi kolom terbuka
tidak dapat menampung volume cuplikan yang banyak.Semakin
panjang kolom, di harapkan kolom akan lebih efisien. Dengan kolom
terbuka, efisiensi, selektivitas dan retensi akan bertambah.
Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi
komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda
terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi
termasuk pada cara pemisahan cair-padat. Substrat padat
(adsorben) bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut
dalam fase cair. Fase bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang
mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom.
Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa
komponen – komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa
mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam
kolom. Apabila kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu
melalui kolom yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh
penyarat kolom, maka yang pertama – tama dihanyutkan elutor
ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben.
Komponen –komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan
afinitasnya terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan
daripada komponen – komponen tersebut.
Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk
pada bidang antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase
bergerak serta kelarutan relatif komponen pada fase bergeraknya.
Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi
untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga
menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian

KROMATOGRAFI KOLOM | 7
tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali
pada fase bergerak. Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa
untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang ditambahkan secara
kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang mempunyai afinitas
lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan.
Komponen dengan afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat
mengikuti aliran pelarut.

Teknik pemisahan kromatografi kolom partisi sangat mirip


dengan kromatografi kolom adsorpsi. Perbedaan utamanya terletak
pada sifat dari penyerap yang digunakan. Pada kromatografi kolom
partisi penyerapnya berupa materi padat berpori seperti kieselguhr,
selulosa atau silika gel yang permukaannya dilapisi zat cair
(biasanya air). Dalam hal ini zat padat hanya berperan sebagai
penyangga (penyokong) dan zat cair sebagai fase diamnya. Fase
diam zat cair umumnya diadsorpsikan pada penyangga padat yang
sejauh mungkin inert terhadap senyawa-senyawa yang akan
dipisahkan. Zat padat yang penyokong harus penyerap dan
menahan fase diam serta harus membuat permukaannya seluas
mungkin untuk mengalirnya fase bergerak. Penyangga pada
umumnya bersifat polar dan fase diam lebih polar dari pada fase
bergerak. Dalam kromatografi partisi fase bergeraknya dapat
berupa zat cair dan gas yang mengalir membawa komponen-
komponen campuran sepanjang kolom. Jika fase bergeraknya dari
zat cair, akan diperoleh kromatografi partisi cair-cair. Teknik ini
banyak digunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa organik
maupun anorganik.
Parameter yang di gunakan dalam mengevaluasi kinerja kolom,
setelah mengoptimumkan efesiensi pemisahan secara
kromatografi, mutu kromatografi dapat di kendalikan dengan
menerapkan uji kesesuian sistem tertentu. Salah satu diantaranya
adalah perhitungan pelat pelat teoritis untuk suatu kolom dan

KROMATOGRAFI KOLOM | 8
terdapat dua parameter utama lainnya untuk menilai kinerja.

2.4 Sifat adsorben dan pelarut

Adsorben dan pelarut memiliki sifat dalam kromatografi kolom


antara sebagai berikut :

1. Harus memiliki luas permukaan besar internal. Kecepatan


adsorbsi akan semakin bertambah dengan semakin kecilnya
ukuran diameter adsorben. Daerah tersebut harus dapat diakses
melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui molekul untuk
teradsorpsi. Ini adalah bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk
mengecualikan molekulyang tidak diinginkan untuk menyerap.
2. Adsorben harus mampu menjadi mudah diregenerasi.Adsorben
seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang
kehilangan kapasitas serap melalui daur ulang terus-menerus.
3. Absorbent mekanik harus cukup kuat untuk menahan penanganan
massal dan getaran yang merupakan fitur dari setiap unit industri.
Pemilihan pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi
lebih baik untuk memilih suatu pelarut yang tidak tergantung pada
kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba.
“kekuatan” dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap
dalam kolom.

2.5 Persyaratan Kolom

Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di
sembarang tempat sudah tentu sedapat mungkin harus sama.
Keseragaman ini dapat dicapai dengan memilih adsorben yang ukuran
butir – butirnya sama ( diayak ) dan dengan cara penyaratan yang baik.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan
adsorpsi akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang
boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben,
makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom.

KROMATOGRAFI KOLOM | 9
Apabila kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat
dipergunakan pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah
dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih
cepat melalui kolom. Cara yang lain ialah menambahkan tekanan
dalam ruang di atas kolom dengan menggunakan pompa pneumatic.

2.6 Bentuk Kolom

Penempatan adsorben dalam kolom secara uniform betul


sangat sukar dilaksanakan. Sebagai akibatnya, zona – zona
komponen yang dipisahkan menjadi kurang teratur bentuknya. Bagi
kolom yang lebar hal ini dapat menyebabkan pembauran. Tetapi bagi
kolom kecil bahaya ini seberapa besar. Namun di lain pihak, kolom
yang lebar dan pendek itu lebih memudahkan dalam pemakaiannya.
Oleh karena itu, tinggi kebanyakan kolom ialah ± 20 kali diameternya.
Di bawah tabung yang umumnya terbuat dari gelas terdapat
lempengan meduk yang terbuat dari porselen atau dari serbuk gelas
yang dipanaskan hingga melengket jadi satu. Lempengan yang
berbentuk cakram ini bergawai sebagai penahan fasa yang stasioner.
Di bagian tabung yang paling bawah terdapat kapiler penyulur
dilengkapi dengan pancur. Kapiler beserta pancur dirakitkan dengan
kolom memakai suku asah sehingga mudah dilepaskan guna
membersihkan kolom dan untuk meniup kolom sehingga menjadi
bersih dari cairan. Ruang antara pancur dan cakram penyaring harus
sekecil mungkin supaya tidak terjadi pembauran antara cairan –
cairan yang keluar dari kolom.

2.7 Perolehan Data

Suatu integrator, jika berdasarkan mikroprosesor atau perakat


lunak pc, hanya mengukur jumlah total arus yang mengalir melewati
lebar puncak suatu kromatografi. Untuk melakukan hal ini , integrator
mengukur laju peningkatan tegangan lebih kurang 30 kali melintasi
lebar puncak tersebut. Parameter yang menunjukan waktu pengukuran

KROMATOGRAFI KOLOM | 10
harus di mulai adalah ambang batas puncak tersebut, yang
menentukan tingkat ketika tegangan sinyal tersebut harus di naikkan
sebelum akumulasi sinyal terjadi. Untuk mencegah penyimpanan
aliran garis dasar, kemiringan kenaikan harus memiliki ketajaman
tertentu sebelum di anggap suatu puncak.

2.8 Perhitungan Efesiensi Kolom

Semakin lebar suatu puncak kromatografi yang sebanding dengan


waktu retensinya, semakin kurang efesien kolom pengelusinya.
Persamaan 1
dengan n adalah jumlah pelat teoretis.
Efesiensi kolom biasanya dinyatakan dalam pelat teoretis per meter:
n x 100/L
Pengukuran efesiensi kolom yang lebih ketat, terutama jika waktu
retensi analit tersebut singkat, di nyatakan dengan persamaan 2.
Persamaan 2
Dengan N eff adalah jumlah pelat yang efektif dan mencerminkan
berapa kali analit berpartisi antara fase gerak dan fase diam selama
pergerakannya melalui kolom dan t’r =tr – t0
N eff = 5, 54 (t’r : W1/2)²
Persamaan lain yang di gunakan sebagai pengukuran adalah H, “tinggi
pelat teoretis”
H=L/N eff
Dengan h adalah panjang kolom yang di butuhkan untuk
berlangsungnya satu tahap partisi. (Watson 2005).

2.9 Istilah-Istilah Dalam Kromatografi Kolom.


Dalam kromatografi kolom di kenal beberapa istilah yaitu:
1. Fase gerak

Fase gerak atau eluen adalah campuran cairan murni. Eluen di pilih
sedemikian rupa sehingga faktor retensi senyawa berkisar antara 0,2-

KROMATOGRAFI KOLOM | 11
0,3 supaya meminimalisasi penggunaan waktu dan jumlah eluen
melewati kolom. Jenis eluen yang digunakan dalam kromatografi
kolom dipiih supaya senyawa yang berbeda dapat dipisahkan secara
efektif.
2. Fase diam

Umumnya fase diam yang digunakan dalam kromatografi kolom


adalah adsorben padat. Biasanya berupa silica gel atau alumina. Fasa
diam berbentuk serbuk microporous untuk meningkatkan luas
permukaan.

Metode yang digunakan dalam kromatografi kolom adalah:


a. Metode kering

Pada metode kering, diisi dengan fasa diam kering, di ikuti dengan
penambahan fasa gerak yang disirangkan pada kolom sampai benar-
benar basah.
b. Metode basah

Pada metode basah, bubur (slurry) disiapkan dengan


mencampurkan eluen pada serbuk fasa diam dan dimasukkan dengan
hati-hati, supaya tidak ada gelembung udara. Larutan senyawa organic
di pipet di bagian atas fasa diam, kemudian eluen dituangkan pelan-
pelan melewati kolom.

2.10 Pengisian dan cara kerja kolom

Pengisian kolom harus dikerjakan dengan seragam. Setelah


adsorben dimasukkan dapat diseragamkan kepadatannya dalam
kolom dengan menggunakan vibrator atau dengan plunger. Selain itu
juga dikerjakan dengan memasukkan adsorben dalam bentuk larutan

KROMATOGRAFI KOLOM | 12
(slurry) dan partikelnya dibiarkan mengendap. Pengisian kolom yang
tidak seragam akan mengasilkan rongga-rongga di tengah-tengah
kolom. Cara memecahkan masalah ini dapat dikerjakan dengan
mengadakan sintered glass disk untuk menyangga isian. Bila kolom
telah berisi bahan isian, permukaan cairan tidak boleh dibiarkan turun
ke bawah permukaan bahan isian bagian atas, karena akan memberi
peluang masuknya gelembung-gelembung udara ke dalam kolom.

Komponen tunggal ditahan pada fasa diam berupa adsorben


karena telah terikat. Ketika eluen di alirkan, maka senyawa akan
melakukan migrasi, terbawa oleh eluen sesuai dengan kesesuaian
kepolaran. Masing-masing senyawa dalam komponen mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda dalam melewati kolom. Selama proses
berlangsung, akan di dapati beberapa fraksi. Masing-masing fraksi
kemungkinan mengandung senyawa yang berbeda. Untuk mengujinya,
fraksi hasil kromatografi kolom dapat di amati menggunakan KLT.
Fraksi dengan Rf yang mirip, kemungkinan mengandung senyawa
yang sama. Fraksi dapat diamati lebih lanjut menggunakan
spektroskopi.

Untuk menghasilkan data yang ada manfaatnya, kecepatan elusi


harus dibuat konstan. Kecepatan elusi tergantung dari besarnya
ukuran partikel bahan isian, dimensi dari kolomnya, viskositas
cairannya dan tekanan yang dipakain untuk mengalirkan zat pelarut.
Kecepatan linear eluen biasanya 1 cm per menit. Berbagai fraksi dapat
dikumpulkan secara terpisah dan dapat diteliti lebih lanjut dengan
metode lain seperti dengan spektrometri.

2.11 Penggunaan kromatografi kolom

Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan suatu

KROMATOGRAFI KOLOM | 13
campuran senyawa organik. Kolom yang terbuat dari gelas diisi
dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel,
poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa
pelarut.

Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke


bagian atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase
gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan didorong
oleh fase gerak dan sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan
senyawa ditahan oleh fase diam akan berbeda dengan senyawa
lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan


kromatografi kolom adalah fase gerak yang digunakan (kepolaran
pelarut), ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan alir
elusi.

KROMATOGRAFI KOLOM | 14
Gambar 1. Kolom kromatografi

2.12 Manfaat Kromatografi kolom

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan


yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun
kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia
sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan)
terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi.

Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-


molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan
molekul penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan
menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-
obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal
untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk
mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat


terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air
liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang
sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui
apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan
mengetahui konsentrasi CN-(sianida) dari sampel air liurnya. Demikian
halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan
data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit
dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.

Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi


sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal).
Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau
lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan

KROMATOGRAFI KOLOM | 15
dengan teknik kromatografi.

2.13 Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Kolom

Dalam beberapa hal kromatografi kolom memiliki kelebihan dan


kekurangannya antara lain sebagai berikut :

1. Kelebihan kromatografi kolom :

 Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative.


 Digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran.
 Digunakan untuk memisahkan dan purifikasi substansi.

2. Kekurangan kromatografi kolom :

 Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik


dan manual.
 Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time
consuming).

KROMATOGRAFI KOLOM | 16

Anda mungkin juga menyukai