0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
Dokumen ini berisi tentang penjelasan spot test dan fungsi berbagai bahan kimia yang digunakan dalam percobaan spot test, seperti kalium iodida dan natrium sulfat untuk membebaskan iodida, raksa klorida sebagai sampel, tembaga sulfat untuk mengoksidasi iodida, dan berbagai bahan lain seperti asam, basa, dan logam untuk menguji berbagai zat seperti arsen, kobalt, dan sulfat.
Dokumen ini berisi tentang penjelasan spot test dan fungsi berbagai bahan kimia yang digunakan dalam percobaan spot test, seperti kalium iodida dan natrium sulfat untuk membebaskan iodida, raksa klorida sebagai sampel, tembaga sulfat untuk mengoksidasi iodida, dan berbagai bahan lain seperti asam, basa, dan logam untuk menguji berbagai zat seperti arsen, kobalt, dan sulfat.
Dokumen ini berisi tentang penjelasan spot test dan fungsi berbagai bahan kimia yang digunakan dalam percobaan spot test, seperti kalium iodida dan natrium sulfat untuk membebaskan iodida, raksa klorida sebagai sampel, tembaga sulfat untuk mengoksidasi iodida, dan berbagai bahan lain seperti asam, basa, dan logam untuk menguji berbagai zat seperti arsen, kobalt, dan sulfat.
Spot test yaitu metode analisa kimia dengan menggunakan reagent kit (kit tester). Metode ini mempunyai keistimewaan antara lain cepat, murah, pasti dan tidak memerlukan peralatan yang rumit dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Prinsip kerjanya adalah dengan menambahkan cairan (reagent) pada bahan makanan yang diduga menggunakan bahan yang diselidiki, dengan hasil akhir terjadinya perubahan warna khas(Sinngih, 2013). 2. Fungsi bahan untuk percobaan a. Kalium iodida-Natrium sulfit (KI-Na2SO3) berfungsi untuk membebaskan iodide. b. Raksa (II) klorida (HgCl2) berfungsi sebagai sampel yang akan diuji. c. Tembaga (II) sulfat (CuSO4) berfungsi mengoksidasi I- menjadi I2 dan membebaskan ion Cu2+ dan menghasilkan Cu2I2. d. Logam seng (Zn) berfungsi sebagai pemberi suasana asam. e. Asam sulfat encer (H2SO4) berfungsi yaitu sebagai larutan uji yang akan direaksikan dengan BaCO3. f. Amonia (NH3) berfungsi yaitu untuk mengubah arsen yang berbentuk asam arsenit sulfit menjadi arsenat. g. Perak nitrat 1% (AgNO3) berfungsi sebagai zat pengendap yang bereaksi dengan arsenat membentuk perak arsenat yang tidak larut dalam asam asetat. h. Ammonium tiosianat (NH4SCN) berfungsi untuk memberikan perubahan warna pada larutan yaitu warna hijau sampai biru dan untuk mengionkan kobalt dan membentuk ion tetrasonato kobalt (II). i. Ammonium fluorida (NH4F) berfungsi untuk mengubah garam ferri menjadi ion kompleks ferri flourida yang tidak larut dan tidak berwarna. j. Arsen (As2O3) berfungsi sebagai sampel yang akan diuji. k. Aseton (C3H6O) berfungsi untuk menguji adanya kobalt yang ditandai dengan adanya larutan yang berwarna hijau sampai biru. l. Asam nitrat (HNO3) berfungsi untuk menguji endapan yang terbentuk apakah endapan yang didapat tersebut perak klorida atau bukan dan untuk emberikan suasana asam pada larutan dan juga sebagai katalis dalam mempercepat reaksi pada larutan. m. Barium karbonat (BaCO3) berfungi sebagai bahan penguji adanya sulfat pada larutan H2SO4, dan sebagai reagen yang bereaksi cepat terhadap larutan yang mengandung sulfat membentuk endapan putih BaSO4. n. Besi (III) klorida (FeCl3) berfungsi untuk menghasilkan lartan yang berwarna biru prusi. o. Asam asetat (CH3COOH) berfungsi untuk menguji endapan yang terbentuk apakah endapan yang ada merupakan endapan perak arsenat atau bukan. p. Indikator phenolftalein (C20H14O4) berfungsi sebagai indikator asam-basa.