Oleh :
DR. ADRIANA, M.SI
III. Teori
Lumpur pengeboran adalah fluida yang digunakan untuk membantu proses
pengeboran. Analisa terhadap lumpur pengeboran sangat penting dilakukan untuk
mengenali sifat-sifat fisik suatu lumpur pengeboran tersebut. Komposisi dan sifat-sifat
fisik lumpur pengeboran menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk
menentukan keberhasilan suatu operasi pengeboran. Karena berbagai faktor-faktor
seperti kecepatan, efisiensi, keselamatan, dan biaya operasi pengeboran sangat
tergantung dari lumpur pengeboran yang dipakai. Oleh karena itu lumpur pengeboran
mutlak digunakan selama operasi pengeboran berjalan.
Dalam operasi pengeboran pengontrolan kualitas lumpur pengeboran harus terus
menerus dilakukan sehingga lumpur bor tetap berfungsi dengan kondisi yang ada.
Perubahan kandungan ion-ion tertentu dalam lumpur pengeboran akan berpengaruh
terhadap sifat-sifat fisis lumpur pengeboran, oleh karena itu kita perlu melakukan
analisa kimia untuk mengontrol kandungan ion-ion tersebut kemudian dilakukan
tindakan-tindakan yang perlu dalam penanggulangannya.
1
Analisa kualitatif adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam sampel yang tidak diketahui. Cara ini sangat
efektif untuk mempelajari sifat kimia dari unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Kation merupakan ion positif sedangkan anion merupakan ion negatif.
2
b. Fe3+ dengan kompleks [Fe2+(CN)6]4- akan menghasilkan endapan biru tua
Fe4[Fe(CN)6]3
6. Al3+
a. Ion aluminium dengan basa kuat NaOH akan membentuk endapan putih
seperti gelatin, endapan dapat larut dalam kelebihan NaOH
b. Ion Al3+dengan natrium asetat dan larutan morin dalam asam asetat
menghasilkan fluorescence hijau
7. Ca2+
a. Ion kalsium dengan asam sulfat tidak membentuk endapan (test ini yang
membedakan Ca2+ dengan Ba2+)
b. Ion kalsium dengan (NH4)2CO3 membentuk endapan putih
8. Ba2+
a. Ion barium dengan asam sulfat memberikan endapan putih, endapan tidak
larut dalam asam kuat
b. Ion barium dengan K2CrO4 0,1M memberikan endapan kuning muda
9. Mg2+
Ion magnesium dengan NH4Cl 1M, NH4OH dan Na2HPO4 0,1M akan
membentuk endapan putih
3.2 Analisis Anion dengan Reaksi Spesifik:
1. Cl-
Reaksi antara Cl- dan Ag+ dalam suasana asam akan menghasilkan endapan
putih AgCl. Endapan ini larut di NH3 yang berlebihan
2. Br-
a. Larutan yang mengandung Br- dengan Ag+ dalam suasana asam kuat akan
membentuk endapan kuning putih, dimana endapan tersebut tidak larut
dalam (NH4)2CO3
b. Larutan Br- akan mereduksi MnO4 – menjadi Mn 2+ dalam suasana asam dan
dihasilkan Br2 yang berwarna oranye. Br2 dapat larut dalam CCl4
menghasilkan warna merah kecoklatan
3
3. I –
– +
a. Dalam suasana asam kuat, larutan yang mengandung I dengan Ag akan
membentuk endapan AgI berwarna kuning yang larut dalam (NH4)2CO3
b. Dengan FeCl3, I – dioksidasi menjadi I2 yang berwarna coklat. I2 dalam CCl4
menghasilkan warna violet. I2 dapat membirukan larutan kanji.
4. CNS –
– 3+
Ion CNS akan bereaksi dengan Fe membentuk senyawa Fe(CNS)3 yang
berwarna merah darah
5. S 2-
2- 2+
Ion S dalam larutan bila direaksikan dengan Pb memberikan warna hitam
dari larutan PbS
6. SO3 2-
a. Ion sulfit dengan permanganat (warna violet) dalam suasana asam akan
menghasilkan ion Mn2+ (larutan tak berwarna)
b. Ion sulfit dengan dikromat (oranye) dalam suasana asam akan menghasilkan
ion Cr 3+ (larutan warna hijau)
7. CO3 2-
a. Ion karbonat dengan Ba2+ atau Ca2+ akan membentuk endapan putih yang
sukar larut dalam air. Endapan ini larut dalam asam kuat (mendidih)
b. Ion karbonat dalam HCl akan menghasilkan gas CO2 (gelembung udara),
larutan tidak berwarna dan tidak berbau
8. CrO4 2-
a. Ion kromat dengan Ag+ menghasilkan endapan merah Ag2CrO4. Endapan ini
tidak larut dalam asam asetat, tetapi larut dalam asam kuat dan ammonia
b. Ion kromat (larutan oranye) dengan natrium sulfit dalam suasana asam
menghasilkan ion krom (larutan berwarna hijau)
9. SO4 2-
Ion sulfat bila direaksikan dengan Ba2+ akan membentuk endapan putih yang
tidak larut dalam asam kuat
IV. Alat dan Bahan
4.1 Alat
tabung reaksi beserta rak tabung reaksi
4
pipet tetes
pelat tetes
pemanas
gelas kimia 250 ml
4.2 Bahan
- Tioasetamida 1M - (NH4)2CO3 1M dalam NH3 1M
- NH4Cl 2M - NaOH 2M
- HCl 6M - HCl 2M
- NH3 6M - NH3 1M
- K2CrO4 0,1M - K3Fe(CN)6
- KCNS 0,1M - K4Fe(CN)6 0,5M
- Eter amil alcohol - HNO3 6M
- H2SO4 2M - NH4Cl 1M
- NH4OH 2M - Na2HPO4 0,1M
Larutan untuk memeriksa kation anion:
- AgNO3 0,1M (Ag+) - BaCl2 0,1M (Ba2+)
- CaCl2 0,1M (Ca2+) - CuSO4 0,1M (Cu2+)
- Al2(SO4)3 0,1M (Al3+) - KSCN 0,1M (K+/SCN -)
- FeCl3 0,1M (Fe3+) - KI 0,1M (K+/I-)
- Pb(NO3)2 0,1M (Pb2+)
V. Prosedur Praktikum:
Perhatikan larutan (mengandung kation dan anion tertentu) yang tersedia di
Laboratorium
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 tetes larutan yang mengandung kation tertentu
2. Tambahkan tetes demi tetes pereaksi yang sesuai dan perhatikan apa yang terjadi.
Lakukan reaksi spesifik untuk semua kation dengan pereaksi yang tersedia.
Lakukan juga reaksi spesifik untuk pengenalan anion sesuai petunjuk kerja
5
VI. Data Percobaan
Tulis reaksi spesifik untuk masing-masing kation dan anion yang dilakukan.