Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Qurban dan Sejarahnya

 Qurban dalam baha Arab adalah ‫ضحِ يَّة‬ ُ


ْ ‫ أ‬yang bermakna permulaan siang atau
dhuha. (Referensi: Bajuri hal. 295 jilid 2 cet. Toha Putra)
 Sedangkan secara istilah adalah sesuatu yang disembelih dari kambing, unta, dan

sapi dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Referensi: Qulyubi hal.

250 jilid 4 cat. Dar Alfikr. Juga terdapat dalam Tahrir hal. 446 jilid 2 cet. Beirut)

 Alasan dinamakan ‫ضحِ يَّة‬ ُ


ْ ‫ أ‬bagi qurban, karena pelaksanaan penyembelihan
qurban biasanya dilakukan pada awal hari (di waktu dhuha). (Referensi: Qulyubi

hal. 250 jilid 4 cat. Dar Alfikr)

 Awal disyariatkan qurban pada tahun ke-2 H. (Referensi: Qulyubi hal. 250 jilid 4

cat. Dar Alfikr)


 Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬pernah menyembelih dua ekor kibas pada awal perintah

berqurban dengan hewan yang bagus warnanya (putih) juga bagus tanduknya,

seraya mengucap basmallah dan takbir sambil meletakkan kaki beliau di atas

punuk kibas tersebut. Nabi juga pernah berqurban sebanyak 100 ekor badanah
(unta). Sebanyak 63 ekor di antaranya beliau sembelih sendiri, sisanya beliau

perintahkan untuk disembelih oleh Sayyidina Ali. Ini mengindikasikan umur Nabi

‫ ﷺ‬63 tahun. Rasulullah ‫ ﷺ‬meniatkan pahala qurban beliau kepada pribadi

beliau, orang tua beliau, anak-anak beliau, serta seluruh ummatnya. (Referensi:
Amirah hal. 250 jilid 4 cet. Toha Putra)

B. Hukum Qurban
 Merupakan suatu amalan yang di-sunnah-kan setahun sekali saat bulan haji.

Tidak benar jika ada yang beranggapan qurban hanya sekali seumur hidup.

Menurut Imam Syafi’i hukum berqurban adalah sunnah muakkad (sunnah yang

dikuatkan) bagi setiap individu.


 Secara kesunnahannya, hukum qurban terbagi menjadi dua, yaitu sunnah
‘ainiyyah dan sunnah kifayah. Sunnah ‘ainiyyah adalah sunnah yang dibebankan
terhadap setiap pribadi manusia. Sementara sunnah kifayah dalam konteks

qurban adalah sunnah yang dibebankan kepada sebuah keluarga. Jika di

keluarga / rumah tersebut ada ayah, ibu, dan 5 anak, maka jika ada satu saja
(misalnya yang berqurban adalah si ayah) di antara mereka yang berqurban,

maka kesunnahan terhadap keluarga / rumah menjadi gugur. Namun anggota

keluarga yang lain masih berlaku sunnah ‘ainiyyah untuk berqurban.

 Misal di rumah / tempat tinggal ada 14 orang yang tinggal bersama: ada ayah,
istrinya, 10 orang anak, kakek dan nenek. Nah si ayah berqurban 1 ekor kambing.

Artinya sunnah kifayah berqurban untuk keluarga tersebut sudah gugur. Namun

jangan dianggap “1 ekor kambing bisa untuk qurban 14 orang”. Satu ekor

kambing hanya untuk 1 orang, hanya saja kesunnahan kifayah untuk keluarga
tersebut menjadi gugur karena si ayah berqurban.

Referensi:

 Mughni Al Muhtaj hal. 356 jilid 4 cet. Dar Al Fikr


 Tuhfatul Muhtaj hal. 345 jilid 9 cet. Beirut

 Bajuri hal. 296 jilid 2 cet. Haramain

 Qurban sendiri hukumnya wajib atas Nabi ‫ﷺ‬. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

‫أمرت بنحر هو سنة لكم‬

“Aku diperintahkan untuk Berqurban dan itu sunat bagi kalian” (HR Tirmidzi)

‫كتب علي نحر وليس بواجب عليكم‬

“Difardhukan ke atas ku untuk berqurban dan qurban bukanlah kewajiban bagi


kalian” (HR Daruquthni)

Referensi:

 Qalyubi hal. 250 jilid 4 cet. Darul Al Fikr


 Mughni Muhtaj hal. 335 jilid 4 cet. Darul Fikr

Sebagai tambahan, dalam mazhab Hanafi, hukum berqurban adalah wajib.

C. Waktu Penyembelihan Qurban


 Dimulai sejak khutbah idul adha selesai. Ada juga yg berpendapat masuk waktu shalat
adalah waktu qurban juga.
 Khutbah di sini maksudnya adalah khutbah di daerah masing-masing. Bukan

khutbah di daerah lain. Bagi yang tidak melaksanakan shalat idul adha dan tidak

mendengar khutbah, waktunya bisa dikira-kira saja, atau menuggu hingga


pelaksanaan shalat idul adha selesai. Rasulullah bersabda:

‫إن أول ما نبدأ به في يومنانصلي ثم نرجع فننحر فمن فعل ذلك فقد أصاب سنتنا‬

“Sesungguhnya permulaan pada hari lebaran kami adalah kami shalat kemudian kami
kembali setelahnya kami menyembelih hewan kurban maka siapa saja yang melakukan
demikian maka ia telah melakukan sunah kami” (HR Bukhari Muslim)

‫أنه صلى هللا عليه وسلم كان يصلى العدين قبل الخطبة‬

“Sesungguhnya nabi shalat lebaran sebelum 2 khutbah” (Hadits)

‫وكان أيام التشريق ذبح‬

“Setiap hari tasyrik adalah waktu penyembelihan” (HR Ibnu Hibban)

Referensi: Mahally hal. 253 juz 4 cet. Darul Fikr

 Jadi, waktu penyembelihan hewan qurban adalah sejak selesai khutbah idul

adha hingga terbenamnya matahari di hari tasyrik terakhir (13 Dzulhijjah). *Hari
tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
 Perlu diingat bahwa hewan yang dianggap sah untuk qurban hanyalah hewan

yang disembelih dalam kurun waktu yang sudah ditentukan oleh syara’. Jika

hewan tersebut disembelih di luar waktu tersebut, maka tidak dianggap sebagai
hewan qurban, hanya dianggap sedekah biasa.

 Sebagai tambahan, dimakruhkan menyembelih hewan di malam hari.

D. Peralihan hukum berqurban


 Qurban menjadi wajib hukumnya dalam mazhab syafi’i jika terdapat dua faktor

berikut:

1. Bernazar untuk berqurban

2. Menentukan hewan tertentu akan diqurbankan (ini karena akan disamakan


dengan nazar juga)

Referensi: Fathul Mu’in hal. 333 juz 2 cet. Haramain

E. Syarat-syarat orang berqurban

Berikut beberapa syarat yang harus ada (terpenuhi) pada setiap orang yang akan
berqurban.

1. Muslim
2. Baligh

Anak laki-laki ada 2 cara baligh :

 Sebagian ada yg baligh dengan cara keluar mani (seperti mimpi basah dll).
 Sebagian ada yg baligh dengan umur yaitu 15 tahun.

Jadi tidak bisa kita pastikan..

Anak perempuan ada 3 cara baligh :

 Haid (sekurang-kurang nya haid saat minimal 9 tahun, kalau kurang 9 tahun
tidak dianggap haid)
 15 tahun
 Keluar mani
3. Berakal

4. Merdeka

5. Mampu
Ref: Mughni Muhtaj hal. 356 juz 4 cet. Darul Fikri

6. Rasyid, orang yang agamanya baik dan hartanya terjaga. Rasyid adalah kebalikan

dari mahjur, atau bukan orang yang terbeban karena hutang, bukan orang yang

dicekal/diblacklist, bukan juga orang boros, karena orang boros untuk hal yang
tidak syar’i hartanya boleh ditahan oleh hakim. Ref: I’anatuth Thalibin hal. 331

jilid 2 cet. Haramain.

F. Hewan yang dapat dijadikan hewan qurban


Hewan-hewan yang bisa dijadikan qurban adalah:

1. Unta (usia 5-6 tahun)

2. Sapi dan sejenisnya (usia minimal 2 tahun)


3. Kambing dan sejenisnya (usia 1-2 tahun)

Jika ada yang berpendapat bahwa boleh berqurban dengan hewan di luar dari 3

jenis hewan di atas, maka itu diluar pendapat kuat dalam mazhab Syafii yang

kami tau. Dan kami pun tidak bisa memastikan bahwa di luar mazhab Syafii ada
yang berpendapat demikian atau tidak.

Ref:

 Mughni Muhtaj hal 356 jilid 4 cet. Darul Fikri

 Minhajuth Thalibin hal. 251 jilid 4 cet Darul Fikr

G. Sifat-sifat binatang yang tidak dapat dijadikan hewan qurban

1. Buta sebelah
2. Sangat pincang
3. Sangat kurus

4. Berpenyakit parah

5. Puntung ekor
6. Puntung telinga

7. Pendapat kuat mengatakan bahwa binatang yang sedang hamil juga tidak dapat

dijadikan hewan qurban karena akan mengurangi dagingnya, rasanya pun

menjadi tidak sedap. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

‫و اﺭبع ﻻ ﺗﺠﺰﺉ فى الصحايا العوﺭاﺀ البين عوﺭها و العرجاﺀ البين عﻯﺠﻬا و المريﺾ البين مرﺿﻬا و العﺠﻔاﺀ‬
‫التى ﺷﻬب مخﻬا من الﻬﺰل‬

“Ada empat hewan yang tidak boleh dijadikan kurban: buta sebelah yang jelas
butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang yang jelas pincangnya ketika jalan,
dan hewan yang sangat kurus, seperti tidak memiliki sumsum.”

Ref:

 Fathul Mu’in hal. 332 jilid 2 cet. Haramain


 I’anathu Thalibin di halaman yang sama

Namun jika dulu sudah pernah berqurban dengan hewan yang bermasalah seperti
di atas, maka hewan tersebut dianggap sebagai sedekah saja, bukan qurban.

Perlu diketahui juga bahwa hewan qurban akan menjadi kendaraan kita nanti di
akhirat, oleh karena itu perlu untuk memilih hewan terbaik.

H. Hal-hal yang disunnahkan saat berqurban

1. Tidak memotong kuku dan segala bulu terhitung sejak masuk awal bulan
Dhulhijjah hingga menyembelih. Kuku dan bulu yang jangan dipotong adalah

kuku yang berqurban dan hewan yang diqurbankan.


2. Menyembelih sendiri bagi laki-laki
3. Menyembelih dalam keadaan bersuci

4. Menghadap kiblat

5. Mempertajam pisau
6. Mengucap basmallah

7. Bertakbir (cukup sekali, untuk sempurna 3 kali)

8. Bershalawat kepada Rasulullah ‫ﷺ‬

9. Mempercepat cara penyembelihan


10. Disaksikan banyak orang, terlebih keluarga dan orang-orang yang berqurban

11. Sunnah memakan bagian dalam hewan qurban

12. Membaca doa

‫م‬
ُ ‫ِي َيا كَ ِر ْي‬
ْ ‫ل ِمن‬
ْ َّ‫ك َف َت َقب‬
َ ‫ك َو ِإل َْي‬
َ ‫هذِهِ ِم ْن‬ َّ ‫اَل َّل ُﻬ‬
َ ‫م‬

Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm

Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku
bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah
taqarrubku.”

13. Jangan di depan hewan lain (kecuali darurat)

Ref: Bajuri hal. 300 jilid 2 cet. Haramain

I. Hukum menjual daging qurban dan kulitnya


 Tidak sah menjual (dan sebagainya) bagian dari qurban oleh orang yang

berqurban. Namun orang yang menerima daging qurban boleh jika ingin

menjualnya.
 Tidak sah menjadikan upah bagian dari qurban. Maksudnya, daging qurban tidak

boleh diambil oleh tukang sembelih sebagai upah. Orang yang berqurban harus

memberikan uang upah khusus.

Ref: Syarqawi hal. 452 jilid 2 cet. Darul Fikr

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫من باع جلد أﺿحيته فلا أﺿحية له‬

“Siapa saja yang menjual kulit daging qurban maka ia sama seperti tidak
berqurban”

Ref: I’anatuth Thalibin hal. 333 juz 2 cet. Haramain

J. Membagi Daging Qurban


 Dalilnya QS Al Hajj ayat 28

‫ِير‬ َ
َ ‫ِس ا ْل َﻔق‬
َ ‫موا ال َْبائ‬
ُ ِ‫َف ُكلُوا ِم ْن َﻬا َوأ ْطع‬

Artinya: “maka makanlah sebagaian darinya (hewan kurban) dan (sebagian lagi)
berikanlah untuk dimakan oleh orang-orang yang sengsara dan fakir”

 Disunnahkan memakan bagian dalam dari hewan qurban (hati / limpa). Hal ini
juga dipraktikkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬.

Rinciannya:

1. Jika qurban nazar, harus dibagikan semua

Ref: Fathul Qarib hal. 302 juz 2 cet. Haramain


2. Jika qurban sunnah, afdhal dibagikan semua, kecuali beberapa suapan dengan

tujuan tabarruk (memetik barakah)

Ref: Syarah minhaj hal. 255 juz 4 Darul Fikr

K. Memindahkan daging hewan qurban

Dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat, namun dari beberapa redaksi kami
sendiri lebih condong kpd qurban itu tdk bisa dinaqal (dipindahkan) sama halnya
juga dengan zakat kecuali dharurah

‫محل التضحية موﺿع المضحي سواﺀ كان بلده أو موﺿعه من السﻔر بخلاف الﻬدي فانه يختص‬
‫بالحرم وفي نقل الاﺿحية وجﻬان حكاهما الرافعي وغيره ﺗخريﺠا من نقل الﺰكاة‬

Artinya, “Tempat ibadah kurban adalah daerah domisili orang yang berkurban,
sama saja apakah itu kota kelahiran atau kota yang sedang disinggahinya dalam
perjalanan. Ketentuan ini berbeda dengan dam haji karena penyembelihan hewan
dam haji itu khusus di tanah suci. Sedangkan perihal memindahkan kurban terdapat
dua pendapat ulama. Kedua pandangan ini dihikayatkan oleh Ar-Rafi’i dan lainnya
yang ditarik logikanya dari pemindahan zakat, ”(Al-Majmu'k Syarhul Muhadzdzab,
[Jeddah, Maktabah Al-Irsyad: tanpa catatan tahun], juz VIII, halaman 403).

Salah satu redaksi atau ulama yang membolehkan adalah Taqiyyuddin,

Taqiyyuddin Al-Hishni dalam Kifayatul Akhyar bersepakat bahwa Ibadah kurban


yang utama dilangsungkan di kampung halaman orang yang berkurban itu sendiri.

‫محل التضحية بلد المضحي وفي نقل الأﺿحية وجﻬان ﺗخريﺠا من نقل الﺰكاة والصحيح هنا‬
‫الﺠواز وهللا أعلم‬
Artinya, “Tempat ibadah kurban adalah daerah domisili orang yang berkurban.
Sedangkan perihal memindahkan kurban terdapat dua pendapat ulama yang ditarik
logikanya dari pemindahan zakat. Tetapi pendapat yang shahih, adalah boleh
memindahkan kurban. Wallahu a‘lam, ”(Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994
M/ 1414H], juz II, halaman 195).

Poin penyempurnaan

 Menyembelih satu kambing secara pribadi lebih baik ketimbang unta / sapi /
sejenisnya namun secara musyarakah.

Ref: Mughni Muhtaj hal. 359 jilid 4 Darul Fikr

 Satu kambing hanya untuk qurban satu orang, sedangkan seekor unta / sapi boleh
untuk maksimal 7 orang
Ref: Fathul Mu’in hal. 331 juz 2 Haramain

Anda mungkin juga menyukai