Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA

SIFAT LARUTAN GARAM

Nama Anggota : 1. Annora Nobel Chonendya (03)


2. Justine Izaan Prada Koan (17)
3. Nofa Ina Azhim (22)
4. Rassya Abhirama Putra Kurniawan (26)
5. Sendy Satriyo Abdillah Syahputra (31)
Kelas : XI MIPA E
Hari/Tanggal : Selasa , 7-02-2023
Kelompok : Kelompok 4
Guru pengampu : Hj. Endang Budi Herawati, S.Pd.

LABORATORIUM KIMIA
SMA NEGERI 1 KEDIRI
KEDIRI
2023
Percobaan 5.3

SIFAT LARUTAN GARAM

I. Tujuan percobaan

a. Mengetahui sifat bebereapa larutan garam di dalam air.

b. Mengetahui hubungan antara ion-ion pembentuk garam dengan sifat lerutan


garam dalam air.

II. LANDASAN TEORI

Hidrolisis adalah reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang
menghasilkan satu zat baru atau lebih dan juga dekomposisi suatu larutan dengan
menggunakan air. Proses ini melibatkan pengionan molekul air ataupun
penguraian senyawa lain. Hidrolisis diterapkan pada reaksi kimia yang berupa
organik atau anorganik dimana air mempengaruhi dekomposisi ganda dengan
campuran yang lain, hidrogen akan membentuk satu komponen dan hidroksil ke
komponen yang lain (Wahyudi, dkk, 2011: 1-2).

Garam adalah senyawa elektrolit yang di hasilkan dari reaksi netralisasi


antara asam dam basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi dalam larutannya
menghasilkan kation dan anion. Kation yang di miliki garam adalah kation dari
basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang
berasal dari asam pembentukannya. Kedua ion inilah yang nantinya akan
menentukan sifat dari suatu garam jika dilarutkan dalam air.

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam


dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat
garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat
berbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam
kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam
atau basa suatu garam dapat di tentukan dari kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini di sebabkan oleh sebagian
garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi
dengan air di sebut hidrolisis, hidro yang berarti air dan lisis yang berarti
penguraian (Ramadhan : 2014).

Contoh dari reaksi garam adalah senyawa asam basa pembentuk garam KCl
adalah basa kuat KOH dan asam kuat HCl. Senyawa asam basa pembentuk garam
NH₄NO₃ adalah basa lemah NH₄OH dan asam kuat HNO₃. Senyawa asam basa
pembentuk garam NH₄Cl adalah basa lemah NH₃ dan asam kuat HCl. Senyawa
asam basa pembentuk garam Na₂CO₃ adalah basa kuat NaOH dan asam lemah
H₂CO₃. Senyawa asam basa pembentuk garam Na₂SO₄ adalah basa kuat NaOH
dan asam kuat H₂SO₄. Senyawa asam basa pembentuk garam Na₃PO₄ adalah
basa kuat NaOH dan asam lemah H₃PO₄. Senyawa asam basa pembentuk garam
Al₂(SO₄)₃ adalah basa lemah Al(OH)₃ dan asam kuat H₂SO₄.
Gambar II.1 Cara menentukan pH dan tetapan hidrolisis garam
III. Metode Percobaan

III. 1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes dan pelat tetes.

III. 2. Bahan

Bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini adalah larutan natrium klorida
(NaCl) 1 M, larutan amonium klorida (NH4Cl) 1 M, larutan natrium karbonat
(Na2CO3) 1 M, larutan natrium asetat (CH3COONa) 1 M, larutan trinatium fosfat
(Na3PO4) jenuh, larutan amonium sulfat ((NH4)2SO4) 1 M, larutan aluminium
sulfat (Al2(SO4)3) 1 M, larutan natrium sulfat (Na2SO4) 1M, kertas lakmus
merah serta kertas lakmus biru.

III. 3. Cara kerja

Pertama siapkan pelat tetes di meja yang akan digunakan untuk praktikum.
Kemudian diletakkan lah kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru pada setiap
cekungan pelat tetes tersebut. Selanjutnya kertas lakmus merah dan kertas lakmus
biru pada cekungan ditetesi larutan yang telah disiapkan sebelumnya. Contohnya
seperti praktikum yang kami lakukan yaitu larutan CH3COONa diteteskan pada
cekungan 1, larutan NaCl diteteskan pada cekungan 2, larutan (NH4)2SO4
diteteskan pada cekungan 3, larutan Na2SO4 diteteskan pada cekungan 4, larutan
Na2CO3 diteteskan pada cekungan 5 dan yang terakhir yaitu larutan NH4Cl
diteteskan pada cekungan 6 sampai semua larutan teruji dengan kertas lakmus
tersebut. Kemudian, diamati lah perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
merah / biru tersebut yang akan berubah warna sesuai dengan sifat komponen dari
setiap larutan.

IV. Hasil dan Pembahasan


IV. 1. Hasil Percobaan

Tabel IV. 1. Hasil Percobaan Larutan Garam


Larutan Basa Pembentuk Asam Pembentuk
Garam Rumus Rumus Sifat
Kuat/Lemah Kuat/Lemah
Kimia Kimia

NaCl NaOH (basa kuat) HCl (asam kuat) Garam Netral

NH4Cl NH4OH (basa HCl (asam kuat) Garam Asam


lemah)

Na2CO3 NaOH (basa kuat) H2CO3 (asam Garam Basa


lemah)

CH3COONa NaOH (basa kuat) CH3COOH Garam Basa


(asam lemah)

Na3PO4 NaOH (basa kuat) H3PO4 (asam Garam Basa


lemah)

(NH4)2SO4 NH4OH (basa H2SO4 (asam Garam Asam


lemah) kuat)

Al2(SO4)3 Al(OH)3 (basa H2SO4 (asam Garam Asam


lemah) kuat)

Na2SO4 NaOH (basa kuat) H2SO4 (asam Garam Netral


kuat)

IV. 2. Pembahasan
IV. 2. 1. Penjelasan Tabel dan Praktikum

Bahan yang digunakan pada percobaan yaitu larutan natrium klorida (NaCl) 1
M, larutan amonium klorida (NH4Cl) 1 M, larutan natrium karbonat (Na2CO3) 1
M, larutan natrium asetat (CH3COONa) 1 M, larutan amonium sulfat
((NH4)2SO4) 1 M, larutan natrium sulfat (Na2SO4) 1M, kertas lakmus merah dan
kertas lakmus biru. Dalam kelompok kami, urutan percobaan yang dilakukan
yaitu dimulai dari yang pertama larutan CH3COONa, yang kedua larutan NaCl,
yang ketiga larutan (NH4)2SO4, yang keempat larutan Na2SO4, yang kelima
Na2CO3, dan yang terakhir larutan NH4Cl. Bahan itu digunakan karena
merupakan larutan garam yang akan di prediksi melalui percobaan dari asam dan
basa pembentuknya dibantu dengan uji coba kertas lakmus untuk menentukan
sifat dari setiap larutan garam tersebut termasuk ke dalam garam asam, garam
basa atau garam netral.

Kertas lakmus adalah kertas dari bahan lichen yang mengandung gugus
kromofor (gugus pemberi warna) 7-hidroksi fenoksazon. Larutan asam merubah
kertas lakmus biru menjadi merah dan larutan basa merubah kertas lakmus
merah menjadi biru, sementara warna ungu menunjukkan pH cenderung netral.
Kertas lakmus hanya digunakan untuk mendeteksi pH secara kualitatif, artinya
tidak bisa diketahui dengan pasti berapa pH larutan tersebut.

Berikut penjelasan singkat mengenai teori perubahan kertas lakmus yaitu


larutan asam akan mengubah lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah
tetap berwarna merah. Yang kedua yaitu larutan basa akan mengubah lakmus
merah menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru. Dan yang ketiga yaitu
larutan netral tidak akan mengubah warna lakmus, lakmus merah tetap
berwarna merah dan lakmus biru tetap berwarna biru.

Hasil dari percobaan kertas lakmus yaitu yang pertama larutan CH3COONa
dengan perubahan warna kertas lakmus merah yang berubah menjadi biru
keunguan dan kertas lakmus biru yang berubah menjadi biru. Seharusnya ketika
kertas lakmus merahnya ditetesi larutan CH3COONa berubah menjadi biru,
bukan biru keunguan. Ini menandakan bahwa Larutan CH3COONa yang
digunakan saat praktikum tergolong zat yang sudah lama dan kurang bagus
sehingga kertas lakmus yang awal mulanya berwarna merah berubah menjadi
biru keunguan yang tidak sempurna merahnya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa larutan CH3COONa bersifat garam basa yang berasal dari
pembentukan asam lemah dan basa kuat.

Yang kedua yaitu larutan NaCl dengan kertas lakmus merah yang tidak
berubah warna/tetap bewarna merah dan kertas lakmus biru yang tidak berubah
warna/tetap bewarna biru. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa larutan
NaCl bersifat garam netral yang berasal dari pembentukan asam kuat dan basa
kuat.

Yang ketiga yaitu larutan (NH4)2SO4 dengan kertas lakmus merah yang tidak
berubah warna/tetap bewarna merah dan kertas lakmus biru yang berubah
warna menjadi bewarna merah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
larutan (NH4)2SO4 bersifat garam asam yang berasal dari pembentukan asam
kuat dan basa lemah.

Yang keempat yaitu larutan Na2SO4 dengan kertas lakmus merah yang tidak
berubah warna/tetap bewarna merah dan kertas lakmus biru yang tidak berubah
warna/tetap bewarna biru. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa larutan
Na2SO4 bersifat garam netral yang berasal dari pembentukan asam kuat dan
basa kuat.

Yang kelima yaitu larutan Na2CO3 dengan perubahan warna kertas lakmus
merah yang berubah menjadi biru dan kertas lakmus biru yang tidak berubah
warna/tetap bewarna biru. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa larutan
Na2CO3 bersifat garam basa yang berasal dari pembentukan asam lemah dan
basa kuat.
Dan yang terakhir yaitu larutan NH4Cl dengan kertas lakmus merah yang tidak
berubah warna/tetap bewarna merah dan kertas lakmus biru yang berubah
warna menjadi bewarna merah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
larutan NH4Cl bersifat garam asam yang berasal dari pembentukan asam kuat
dan basa lemah.

IV. 2. 2. Jawaban Bahan Diskusi

1. Hubungan antara asam dan basa pembentuk garam dengan sifat larutan garam
di dalam air adalah:

•) Garam terlarut akan bersifat netral bila dibentuk oleh asam kuat dan basa kuat,
atau asam lemah dan basa lemah.

•) Garam terlarut akan bersifat asam bila dibentuk oleh asam kuat dan basa lemah.

•) Garam terlarut akan bersifat basa bila dibentuk oleh asam lemah dan basa kuat.

Garam dalam ilmu kimia adalah senyawa hasil reaksi dari zat asam dan zat basa.
Sifat keasaman garam tergantung dari senyawa asam basa penyusunnya. Garam
akan netral bila asam dan basa penyusunnya sama-sama kuat atau sama-sama
lemah. Sebaliknya bila senyawa penyusunnya ada yang kuat dan lemah, maka
sifat garam mengikuti yang kuat. Kemudian, garam dari asam kuat dan basa
lemah akan bersifat asam. Sedangkan garam dari asam lemah dan basa kuat akan
bersifat basa.

2. Jadi kesimpulan dari praktikum sifat larutan garam berdasarkan asam basa
pembentuknya yaitu seperti dibawah ini :

•) Asam kuat + basa kuat ⇒ garam (netral)

•) Asam kuat + basa lemah ⇒ garam (asam)

•) Asam lemah + Basa kuat ⇒ garam (Basa)


•) Asam lemah + basa lemah ⇒ Garam netral (Ka=Kb)/asam (Ka>Kb)/basa
(Ka<Kb)

Atau bisa kita hubungkan dengan pH nya yang didapatkan kesimpulan bahwa
garam dapat terbentuk dari 4 reaksi hidrolisis kimia sebagai beriku :

•) Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat netral dan memiliki
pH-7, yang artinya tidak terjadi hidrolisis.

•) Garam dari asam kuat dan basa lemah, di mana garam ini akan memiliki pH <7
dan bersifat asam

•) Garam dari asam lemah dan basa kuat, di mana garam ini akan memiliki pH>7
dan bersifat basa

•) Garam dari asam lemah dan basa lemah, di mana sifat asam atau basanya
bergantung pada besarnya Ka/Kb -nya.

Anda mungkin juga menyukai