HIDROLISIS GARAM
“Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kimia”
Guru:
As. Yani Marlina, S.Pd.
disusun oleh :
Kelompok 5
Ammar Fadhilatul Rabbani (07)
Diana Febriyanti (10)
Keisha Aliyya Zhafira (17)
Nadhif Abyan Daffa (26)
Nadia Putri Afifah Ramadani (27)
Sarah Shafira Maulida (33)
Ketika garam dilarutkan ke dalam air, terjadi proses solvasi garam menjadi ion-ionnya. Jika
salah satu atau kedua ion dari garam yang dilarutkan berasal dari asam/basa lemah, ion
tersebut dapat bereaksi kembali dengan air membentuk asam/basa pembentuknya.
Seperti halnya asam atau basa pembentuknya, larutan garam dapat terionisasi sempurna dan
dapat pula membentuk kesetimbangan disosiasi (terionisasi sebagian). Kesetimbangan ini
terjadi apabila kation atau anion garam yang berasal dari basa lemah atau asam lemah
bereaksi dengan air.
Reaksi hidrolisis adalah reaksi antara garam dengan air. Suatu garam dapat terhidrolisis jika
garam tersebut mengandung ion yang berasal dari asam lemah dan/basa lemah.
Asam + Basa ⇄ Garam + Air
Keterangan tanda panah:
Tanda panah ke arah kanan adalah reaksi penggaraman.
Tanda panah ke arah kiri adalah reaksi hidrolisis.
Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti peruraian. Sehingga
definisi hidrolisis garam adalah reaksi peruraian yang terjadi antara kation dan anion garam
dengan air dalam suatu larutan. Beberapa sifat dan karakteristik dari hidrolisis garam adalah
sebagai berikut:
A. Hidrolisis Sebagian/Parsial
Jika garam dari basa lemah dan asam kuat maka hidrolisis terjadi di salah satu ion saja. Ini juga
berlaku untuk garam dari asam lemah dan basa kuat.
B. Hidrolisis Total
Jika garam berasal dari asam dan basa lemah, dengan catatan garam dari asam dan basa kuat
tidak mengalami reaksi hidrolisis dan sifatnya netral, garam di dalam air ini mengalami proses
ionisasi yang sempurna dan menjadi anion dan kation.
B. Bahan
1. Larutan KCl 1 M
2. Larutan NH4Cl 1 M
3. Larutan CH3COONa 1 M
4. Larutan Na2CO3 1 M
5. Larutan Na3PO4 0,3 M
6. Larutan Al 2(SO4)3 1 M
7. Kertas lakmus merah dan biru
IV. Cara Kerja
1. Siapkan kaca arloji yang diatasnya diletakkan kertas lakmus merah dan biru.
2. Teteskan larutan KCl pada masing-masing kertas lakmus merah dan biru.
3. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada kertas lakmus.
4. Ulangi percobaan untuk larutan NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3, Na3PO4, dan Al 2(SO4)3.
V. Hasil Pengamatan
VI. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna larutan yang diuji ketika
sebelum ditetesi dan saat sesudah ditetesi. Larutan yang diuji ini akan dapat diketahui sifat
larutannya dengan menggunakan kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Kemudian
kertas indikator ini akan ditetesi setiap larutan yang diuji untuk mengetahui bila adanya
perubahan warna atau tidak. Dimana perubahan warna ini dapat diklasifikasikan ke dalam sifat
larutannya sesuai dengan hasil uji coba yang didapat.
Dalam praktikum ini diujikan 6 jenis larutan, yaitu kalium klorida (KCl), amonium
klorida (NH4Cl), natrium asetat (CH3COONa), Natrium karbonat (Na2CO3), kalsium karbonat
(CaCO3), dan alumunium sulfat (Al2(SO4)3).
1. KCl
Kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna ketika ditetesi
dengan larutan kalium klorida. Dengan begitu diperoleh bahwa sifat larutannya adalah netral.
2. NH4Cl
Kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna ketika ditetesi dengan larutan amonium
klorida, akan tetapi untuk kertas lakmus biru mengalami perubahan warna menjadi merah.
Dengan begitu diperoleh bahwa sifat larutannya adalah asam.
3. CH3COONa
Kertas lakmus merah mengalami perubahan warna menjadi biru ketika ditetesi dengan larutan
natrium asetat, akan tetapi untuk kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna alias
tetap. Dengan begitu diperoleh bahwa sifat larutannya adalah basa.
4. Na2CO3
Kertas lakmus merah mengalami perubahan warna menjadi biru ketika ditetesi dengan larutan
natrium karbonat, akan tetapi untuk kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna alias
tetap. Dengan begitu diperoleh bahwa sifat larutannya adalah basa.
5. CaCO3
Kertas lakmus merah mengalami perubahan warna menjadi biru ketika ditetesi dengan larutan
kalsium karbonat, akan tetapi untuk kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna alias
tetap. Dengan begitu diperoleh bahwa sifat larutannya adalah basa.
6. Al2(SO4)3
Kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna ketika ditetesi dengan larutan
alumunium sulfat, akan tetapi untuk kertas lakmus biru mengalami perubahan warna menjadi
merah. Dengan begitu diperoleh bahwa sifat larutannya adalah asam.
3. Jelaskan mengapa masing-masing larutan tersebut bersifat asam, netral, atau basa!
Karena pada saat menurunkan rumus dari masing-masing larutan garam, dapat diperoleh
bahwa yang menghasilkan H+ bersifat asam, yang menghasilkan OH- bersifat basa, dan
yang tidak menghasilkan H+ ataupun OH - bersifat netral.
4. Apakah semua garam yang diuji dalam percobaan ini mengalami hidrolisis? Jika ada
yang mengalami hidrolisis garam, garam apa sajakah itu?
Tidak, tidak semua larutan garam mengalami hidrolisis.
Dibawah ini larutan garam yang mengalami hidrolisis yaitu:
Hidrolisis parsial
NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3, Na3PO4, Al2(SO4)3
5. Tuliskan reaksi hidrolisis yang terjadi pada garam-garam tersebut. Tuliskan pula jenis
hidrolisis yang dialaminya (hidrolisis Sebagian atau hidrolisis sempurna).
6. Jika menurut anda ada garam dalam percobaan ini yang tidak mengalami hidrolisis,
garam apa sajakah itu? Reaksi apa yang terjadi pada garam tersebut dalam air? Tuliskan
reaksinya.
Garam yang tidak mengalami hidrolisis adalah garam KCl. Hal ini disebabkan oleh asam
dan basa kuat, dimana keduanya bereaksi dan membentuk air + garam. Kation dan anion
garam asalnya dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, maka dari itu sifatnya netral
dengan pH 7. Dengan lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa larutan KCl yang asalnya dari
basa kuat KOH terionisasi sempurna sehingga membentuk anion dan kationnya. KOH,
kemudian terionisasi menjadi H+ dan Cl- yang masing-masing tidak memiliki reaksi
apapun dengan air.
Reaksi KCl:
KCl (aq)→ K+(aq) + Cl-(aq)
7. Berdasarkan nilai pH yang anda peroleh dari percobaan, bagaimanakah perbedaan nilai
pH untuk garam yang tidak terhidrolisis dengan garam yang terhidrolisis?
Garam yang terhidrolisis memiliki pH antara <7 atau >7
Garam yang tidak terhidrolisis memiliki pH =7
Dimana dapat dijelaskan mengenai garam yang terbentuk dari 4 reaksi hidrolisis kimia sebagai
berikut.
1. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat netral dan memiliki pH = 7,
yang artinya tidak terjadi hidrolisis.
2. Garam dari asam kuat dan basa lemah, di mana garam ini akan memiliki pH < 7 alias
bersifat asam.
3. Garam dari asam lemah dan basa kuat, di mana garam ini akan memiliki pH > 7 alias
bersifat basa
4. Garam dari asam lemah dan basa lemah, di mana sifat asam atau basanya bergantung
pada besarnya Ka/Kb -nya.
8. Bagaimanakah sifat larutan dan pH garam amonium asetat dalam air? Jelaskan!
Garam amonium asetat (CH₃COONH₄) terbuat dari basa lemah NH4OH dan asam lemah
CH3COOH. Garam ini akan mengalami hidrolisis total sebagai berikut.
VII. Kesimpulan
VIII. Dokumentasi
X. Daftar Pustaka
https://netsains.id/laporan-praktikum-hidrolisis-garam/
https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-kelas-11-hidrolisis-garam