Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Hidrolisis Garam

Nama : Aidil Nur Rezki


Kelas : XI D
Tahun Ajaran : 2020 / 2021
HIDROLISIS GARAM

I. TUJUAN   
Menyelidiki sifat beberapa larutan garam di dalam air, untuk menemukan hubungan
antara ion-ion pembentuk garam dengan sifat larutan garam.

II. DASAR TEORI


Hidrolisis adalah suatu reaksi kimia dimana H2O (molekul dari air) akan
diurai/dipecah kedalam bentuk kation H+ (hidrogen) serta anion OH– (hidroksida) melalui
sebuah proses kimiawi. Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan
garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat
garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari
asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah,
atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan
dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini
disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian
garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti
peruraian).
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan [H+]
dalam air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat asam. Ion garam
tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap sama dengan [OH-],
maka air akan tetap netral (pH = 7). Ada dua macam hidrolisis garam yaitu hidrolisis
garam parsial dan hidrolisis garam total, namun ada garam yang tidak mudah terhidrolisis
tergantung dari jenis penyusun asam dan basanya. Hidrolisis parsial ini dapat terjadi
apabila garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya dan pada
hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang yang mengalami reaksi hidrolisis, yang
lainnya tidak. Sementara untuk hidrolisis total, hidrolisis ini dapat terjadi apabila garamnya
berasal dari asam lemah dan basa lemah.
III. ALAT DAN BAHAN
No Nama alat Jumlah
1. Pipet tetes 5
2. Plat tetes 1
3. Kertas lakmus merah dan biru secukupnya
4. Kertas Indikator Universal 8 lembar

5. Gelas Kimia (Sebagai Wadah) 8 buah


6. Kertas Label Secukupnya
    
No Nama bahan Jumlah
1. Larutan NaCl 1M secukupnya
2. Larutan NH4Cl 1 M secukupnya
3. Larutan CH3COONa 1 M secukupnya
4. Larutan Na2CO3 1 M secukupnya
5. Larutan (NH4)2SO4 1  M secukupnya
6. Larutan MgSO4 1  M secukupnya
7. Larutan CuSO4 1  M secukupnya
8. Larutan (CH3COO)2Pb 1 M secukupnya

IV. PROSEDUR KERJA


1. Menyiapkan plat tetes yang di atasnya diletakkan kertas lakmus merah dan biru
2. Memasukkan larutan NaCl pada lekukan ke-1 plat tetes, NH4Cl pada lekukan
kedua, dan seterusnya sampai semua larutan telah diuji dengan kertas lakmus.
3. Mengamati dan Mencatat perubahan warna kertas lakmus.
4. Selanjutnya Menguji masing-masing larutan dengan menggunakan kertas
indikator universal. Dengan Mencatat perubahan warna dan pH nya.
5. Memperhatikan perubahan yang terjadi pada kertas lakmus merah dan biru serta
kertas indicator universal.

V. HASIL PENGAMATAN

A. Berdasarkan uji kertas lakmus


No Larutan Perubahan warna kertas Lakmus pH Sifat
. Lakmus Merah Lakmus Biru (<7, =7, >7) Larutan
1. NaCl 1M Tidak terjadi Tidak terjadi =7 Netral
perubahan warna perubahan warna
2. NH4Cl 1 M Tidak terjadi Warna berubah <7 Asam
perubahan warna menjadi merah
3. CH3COONa 1 Warna berubah Tidak terjadi >7 Basa
M menjadi biru perubahan warna
4. Na2CO3 1 M Warna berubah Tidak terjadi >7 Basa
menjadi biru perubahan warna
5. (NH4)2SO4 1  M Tidak terjadi Warna berubah <7 Asam
perubahan warna menjadi merah
6. MgSO4 1 M Tidak terjadi Tidak terjadi =7 Netral
perubahan warna perubahan warna
7. CuSO4 1  M Tidak terjadi Warna berubah <7 Asam
perubahan warna menjadi merah
8. (CH3COO)2Pb 1 Tidak terjadi Warna berubah <7 Asam
M perubahan warna menjadi merah

B. Berdasarkan uji kertas indikator universal

No Larutan pH Sifat
. (<7, =7, >7) Larutan

1. NaCl 1M =7 Netral
2. NH4Cl 1 M <7 / =6 Asam
3. CH3COONa 1 M >7 / =10 Basa
4. Na2CO3 1 M >7 / =11 Basa
5. (NH4)2SO4 1  M <7 / =6 Asam
6. MgSO4 1 M =7 Netral
7. CuSO4 1  M <7 / =4 Asam
8. (CH3COO)2Pb 1 <7 / =5 Asam
M

VI. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini dilakukan uji coba terhadap beberapa larutan sebagai berikut;

1.NaCl 1M
2.NH4Cl 1 M
3.CH3COONa 1 M
4.Na2CO3 1 M
5.(NH4)2SO4 1  M
6.MgSO4 1 M
7.CuSO4 1  M
8.Pb(CH3COO)2 1 M

Untuk diketahui sifatnya dengan menggunakan uji bersama kertas lakmus merah dan biru
serta diuji bersama kertas indikator universal. Setelah melakukan percobaan ini maka diperoleh
jika larutan NaCl diletakan kertas lakmus merah maka tidak terjadi perubahan warna pada kertas,
kemudian apabila diletakan kertas lakmus biru maka tidak terjadi perubahan warna pada kertas,
dan jika di uji dengan kertas indikator universal maka perubahan warna sesuai dengan warna PH
7, lalu pada larutan NH4Cl apabila diletakan kertas lakmus merah maka tidak terjadi perubahan
warna pada kertas, kemudian apabila diletakan kertas lakmus biru maka terjadi perubahan warna
ke warna merah pada kertas, dan jika di uji dengan kertas indikator universal maka perubahan
warna sesuai dengan warna PH 6, selanjutnya pada larutan CH 3COONa apabila diletakan kertas
lakmus merah maka terjadi perubahan warna ke warna biru pada kertas, kemudian apabila
diletakan kertas lakmus biru maka tidak terjadi perubahan warna pada kertas, dan jika di uji
dengan kertas indikator universal maka perubahan warna sesuai dengan warna PH 10, setelah itu
pada larutan Na2CO3 apabila diletakan kertas lakmus merah maka terjadi perubahan warna ke
warna biru pada kertas, kemudian apabila diletakan kertas lakmus biru maka tidak terjadi
perubahan warna pada kertas, dan jika di uji dengan kertas indikator universal maka perubahan
warna sesuai dengan warna PH 11, lanjut pada larutan (NH 4)2SO4 apabila diletakan kertas
lakmus merah maka tidak terjadi perubahan warna pada kertas, kemudian apabila diletakan
kertas lakmus biru maka terjadi perubahan warna ke warna merah pada kertas, dan jika di uji
dengan kertas indikator universal maka perubahan warna sesuai dengan warna PH 6, lalu pada
larutan MgSO4 apabika diletakan kertas lakmus merah maka tidak terjadi perubahan warna pada
kertas, kemudian apabila diletakan kertas lakmus biru maka tidak terjadi perubahan warna pada
kertas, dan jika di uji dengan kertas indicator universal maka perubahan warna sesuai dengan
warna PH 7, lanjur pada larutan CuSO4 diletakan kertas lakmus merah maka tidak terjadi
perubahan warna pada kertas, kemudian apabila diletakan kertas lakmus biru maka terjadi
perubahan warna ke warna merah pada kertas, dan jika di uji dengan kertas indikator universal
maka perubahan warna sesuai dengan warna PH 4, dan pada larutan Pb(CH3COO)2 diletakan
kertas lakmus merah maka tidak terjadi perubahan warna pada kertas, kemudian apabila
diletakan kertas lakmus biru maka terjadi perubahan warna ke warna merah pada kertas, dan jika
di uji dengan kertas indicator universal maka perubahan warna sesuai dengan warna PH 5. Dari
kedelapan larutan garam tersebut maka mereka dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya sebagai berikut;

N Larutan Garam Sifat Larutan Garam


O Asam Netral Basa
1. NaCl ✘ ✔ ✘
2. NH4Cl ✔ ✘ ✘
3. CH3COONa ✘ ✘ ✔
4. Na2CO ✘ ✘ ✔
5. (NH4)2SO4 ✔ ✘ ✘
6. MgSO4 ✘ ✔ ✘
7. CuSO4 1  ✔ ✘ ✘
8. Pb(CH3COO)2 ✔ ✘ ✘

Kemudian diperoleh reaksi hidrolisis dari kedelapan larutan garam sebagai berikut;

1. NaCl  

NaCl  →  Na⁺ + Cl⁻

Diketahui bahwa

Na⁺ berasal dari basa kuat NaOH sehingga tidak dapat terhidrolisis

Cl⁻ berasal dari asam kuat HCl sehingga tidak dapat terhidrolisis

Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

Na⁺ + H₂O → tidak terhidrolisis  

Cl⁻ + H₂O → tidak terhidrolisis  

2. NH₄Cl
NH₄Cl ⇄   NH₄⁺ + Cl⁻  

NH₄⁺ berasal dari basa lemah NH₃ sehingga dapat terhidrolisis

Cl⁻ berasal dari asam kuat HCl sehingga tidak dapat terhidrolisis
Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

NH₄⁺ + H₂O ⇄ NH4OH + H ⁺  

Cl⁻ + H₂O → tidak terhidrolisis  

3. CH₃COONa

CH₃COONa ⇄ CH₃COO⁻ + Na⁺  

CH₃COO⁻ berasal dari asam lemah CH₃COOH sehingga dapat terhidrolisis

Na⁺ berasal dari basa kuat NaOH sehingga tidak dapat terhidrolisis

Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

CH₃COO⁻ + H₂O ⇄ CH₃COOH + OH⁻  

Na⁺ + H₂O → tidak terhidrolisis  

4. Na2CO3

Na2CO3 ⇄ Na⁺ + CO32-  

Na⁺ berasal dari basa kuat NaOH sehingga tidak dapat terhidrolisis

CO₃2⁻ berasal dari asam lemah H2CO3 sehingga dapat terhidrolisis

Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

Na⁺ + H₂O → tidak terhidrolisis  

CO₃2⁻ + 2H₂O ⇄ H2CO3 + 2OH-  

5. (NH₄)₂SO₄  

(NH₄)₂SO₄ ⇄ 2NH₄⁺ + SO₄²⁻  

NH₄⁺ berasal dari basa lemah NH4OH sehingga dapat terhidrolisis

SO₄²⁻ berasal dari asam kuat H₂SO₄ sehingga tidak dapat terhidrolisis

Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

NH₄⁺ + H₂O ⇄ NH4OH + H⁺  

SO₄²⁻ + H₂O → tidak terhidrolisis  

6. MgSO4

MgSO4 → Mg2+ + SO42-  

Mg2+ berasal dari basa kuat Mg(OH)2 sehingga Tidak dapat terhidrolisis
SO42-  berasal dari Asam kuat H₂SO₄ sehingga Tidak dapat terhidrolisis

Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

Mg2+ + H₂O → tidak terhidrolisis  

SO42- + H₂O → tidak terhidrolisis  

7. CuSO4

CuSO4 ⇄ Cu2+ + SO42-

Cu2+ berasal dari basa lemah Cu(OH)2 sehingga dapat terhidrolisis

SO42-  berasal dari Asam kuat H₂SO₄ sehingga Tidak dapat terhidrolisis

Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

Cu2+ + 2H₂O → Cu(OH)2 + 2H+

SO42- + H₂O → tidak terhidrolisis  

8. Pb(CH3COO)2

Pb(CH3COO)2⇄ Pb2+ + 2CH₃COO⁻

Pb2+ berasal dari basa lemah Pb(OH)2 sehingga dapat terhidrolisis

CH₃COO⁻ berasal dari asam lemah CH₃COOH sehingga dapat terhidrolisis

Reaksi hidrolisisnya sebagai berikut:  

Pb2+ + 2H₂O ⇄ Pb(OH)2 + 2H+  

CH₃COO⁻ + H₂O ⇄ CH₃COOH + OH⁻  

VII. KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara ion-ion pembentuk garam dengan
sifat larutan garam adalah sebagai berikut:

1. Garam terlarut akan bersifat netral bila dibentuk oleh anionnya dari asam kuat dan
kationnya dari basa kuat
2. Garam terlarut akan bersifat asam bila dibentuk oleh anionnya asam kuat dan kationnya
dari basa lemah
3. Garam terlarut akan bersifat basa bila dibentuk oleh anionnya dari asam lemah dan
kationnya dari basa kuat
4. Sementara untuk garam terlarut yang anionnya dari asam lemah dan kationnya dari basa
lemah sifatnya tidak tetap, ditinjau apabila

Selain itu sifat larutan garam juga dapat diketahui melalui uji terhadap kertas lakmus merah dan
biru serta kertas indikator universal

VIII. DAFTAR PUSTAKA

rumus.co.id (2020, 11 januari) Hidrolisis Garam – Pengertian, Macam-macam, Rumus, Dan


Contoh Soal, diakses pada 21 Februari 2021, dari https://rumus.co.id/hidrolisis-garam/

studiobelajar.com (2021) Hidrolisis Garam, diakses pada 21 Februari 2021. Dari


https://www.studiobelajar.com/hidrolisis-garam/

quipper.com (2019, 28 Agustus) Hidrolisis – Kimia Kelas 11 – Teori, Jenis Reaksi, dan Contoh
Soal. Diakses pada 21 Februari 2021, dari
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hidrolisis-kimia-kelas-11/

Anda mungkin juga menyukai