Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PERUBAHAN ENTALPI PELARUTAN ​NaOH ​DALAM ​H₂O

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia

Oleh

Awfa Aysar Azka

NIS 171810203

XI-4 MIPA

SMA Negeri 2 Cirebon

Jalan DR. Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon

Telepon (02310 203301 Faksimile (0231) 239814

Website ​www.sma2-cirebon.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-Nya,
sehingga, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan dengan baik
meskipun terdapat banyak kekurangan didalamnya.

Penulis menyusun sebuah makalah dengan pembahasan tentang perubahan entalpi


pelarutan. Saya sangat senang berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai perubahan entalpi pelarutan. Banyak kesulitan dan
hambatan yang penulis hadapi dalam membuat makalah ini, tetapi dengan semangat dan
kegigihan serta arahan, bimbingan dari banyak pihak sehingga penulis dapat mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyimpulkan bahwa karya ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis
menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan karya ini dan bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Semoga karya sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
orang yang membacanya. Mohon maaf apabila terdapat kata kata yang kurang berkenan.

Cirebon, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ​……………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR ​…..………..........………………………………………………………...​i

DAFTAR ISI ​.................................................................................................................................​ii

BAB I PENDAHULUAN​..............................................................................................................​1

1.1. Tujuan Praktikum ..............................................................................................................​1


1.2. Dasar Teori .......................................................................................................................​1

BAB II PROSEDUR ​.....................................................................................................................​3

2.1. Alat dan Bahan ...................................................................................................................​3

2.1.1.Alat..............................................................................................................................​3

2.1.2.Bahan..........................................................................................................................​3

2.2. Prosedur Kerja ...................................................................................................................​3

2.3 Data Pengamatan. ..............................................................................................................​3

BAB III HASIL DAN PENGAMATAN​.....................................................................................​4

​3.1 Pengolahan Data.................................................................................................................​4

BAB IV PENUTUP​.......................................................................................................................​5

​4.1 Simpulan.............................................................................................................................​6

4.2 Saran...................................................................................................................................​6

DAFTAR PUSTAKA​....................................................................................................................​7

LAMPIRAN​...................................................................................................................................​8
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah mengetahui pengaruh temperature dalam pelarutan suatu zat

dan menentukan perubahan entalpi pelarutan ​NaOH​ dalam ​H​₂​O.​

1.2 Dasar Teori

Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi


internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja pada sebuah materi. Entalpi digolongkan kedalam beberapa jenis yaitu
entalpi pembentukan standar, entalpi penguraian standar, entalpi pembakaran standar, dan
entalpi pelarutan standar. Entalpi yang berperan dalam praktikum ini adalah entalpi
pelarutan standar.

Entalpi merupakan fungsi keadaan. Oleh karena itu, nilai perubahan entalpi
tergantung kepada keadaan awal dan akhir saja, dan tidak tergantung pada bagaimana
proses perubahan itu terjadi atau jalannya reaksi. Perubahan entalpi dapat dihitung
menggunakan kalorimeter dengan memonitor perubahan suhu yang menyertai perubahan
fisika dan kimiawi yang terjadi dalam tekanan yang tetap ( Atkins,2010).

Pelarut yang digunakan dalam praktikum ini adalah air (​H​₂O​) ​karena air
mempunyai sifat yang khusus, salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan untuk
melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukanlah merupakan pelarut yang universal
(pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan berbagai macam
senyawa ionic, senyawa organic dan anorganik yang polar bahkan dapat melarutkan
senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air
(Wahyuni,2013).

Panas yang menyertai reaksi kimia pada pelarutan ​n mol zat terlarut dalam ​m ​mol
zat pelarut pada tekanan dan temperatur yang sama adalah entalpi pelarutan. Hal ini
disebabkan oleh adanya ikatan kimia dari atom-atom. Entalpi pelarutan didefinisikan
sebagai perubahan entalpi yang terjadi bila dua zat atau lebih dalam keadaan standar
dicampur pada tekanan dan temperature tetap untuk membuat larutan (Alberty,1992).

Hal-hal yang mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah jenis zat pelarut, jenis zat
terlarut, ukuran partikel, temperature dan tekanan. Pengaruh temperatur tergantung dari
panas pelarutan. Bila panas pelarutan ( ∆H) ​negatif, daya larut turun dengan naiknya
temperature. Bila panas pelarutan ( ∆H ) ​positif, daya larut naik dengan turunnya
temperatur (Sukardjo,1997).

Entalpi pelarutan standar suatu zat adalah perubahan entalpi jika zat itu melarut di
dalam zat pelarut tertentu dengan jumlah zat tertentu. Dimana entalpi suatu zat akan
berubah dengan perubahan temperature, karena entalpi setiap zat dalam suatu reaksi
bervariasi dengan cara yang khas. Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami
perubahan fisika atau kimia biasa disebut perubahan entalpi standar ​( ∆H˚)
(Atkins,1999).
BAB II

Prosedur Kerja

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1. Alat

● Kalorimeter sederhana
● Sudip
● Termometer
● Neraca
● Mortar dan Alu
● Gelas Arloji
● Batang pengaduk
● Gelas ukur

2.1.2. Bahan

● Natrium Hidroksida (​NaOH)​


● Air keran (​H2O)​

2.2. Prosedur kerja

a. Siapkan alat alat dan bahan yang diperlukan.


b. Haluskan NaOH dengan menggunakan mortar dan alu.
c. Siapkan 2 g NaOH menggunakan neraca dengan alas tabung reaksi
d. Siapkan air keran sebanyak 16ml ke dalam gelas ukur.
e. Masukkan thermometer ke dalam calorimeter
f. Masukkan H2O 16 ml ke dalam calorimeter dan catat temperatur nya. Catat
sebagai T°. Pastikan calorimeter tertutup rapat.
g. Masukkan NaOH 2 gr ke dalam calorimeter berisi air. Aduk dengan
menggunakan pengaduk hingga terlarut sempurna.
h. Ketika dilarutkan, catat perubahan suhu tertinggi sebagai Ta
i. Ulangi prosedur diatas sebanyak 3 kali untuk mendapat hasil akurat
j. Setelah selesai, cuci kembali semua alat yang telah dipakai.

2.3 Data Pengamatan

● Berat kosong tabung reaksi : 18,2 g


● Berat NaOH : 2,0 g
● Berat keseluruhan : 20,2 g
● Suhu awal air (T​°​) : 33​°​C = (273+33)​°​K

= ​306​°​K

● Suhu akhir air (Ta) : 47,5​°​C = (273+47,5)​°​K

=320,5​°​K

● Perubahan suhu ( ∆T ) : Ta- T​°​= (320,5- 306)​°​K


= 14,5 K
BAB III

Hasil dan Pembahasan

3.1 Pengolahan Data

Untuk mendapatkan ∆H pelarutan N aOH , maka perhitungan yang digunakan


dalam praktikum adalah :

q reaksi = -( q sistem + q lingkungan)

Karena kapasitas calorimeter dalam praktikum tidak diketahui, maka


q kalorimeter dianggap sama dengan nol, sehingga :

q reaksi = - q reaksi

Sistem yang disebut dalam persamaan diatas merupakan reaksi dalam


kalorimeter dengan persamaan :

q sistem = m . c . ∆T

m : ​Massa larutan (dalam gram)

c : ​Kalor jenis larutan (anggap sama dengan kalor jenis air)


∆T : ​Perubahan suhu (dalam Kelvin)

Maka persamaan yang dihitung adalah :

q reaksi = - (m . c . ∆T )

q reaksi = - ( (18 g) . (4,18 J/g.K) . (14,5 K) )

q reaksi = - 1.090,98 J

Perubahan entalpi larutan merupakan banyaknya kalor dalam reaksi dibagi


oleh banyak mol dalam reaksi dengan persamaan :

q
∆H pelarutan N aOH = mol

Banyaknya mol NaOH yang diperlukan :

gram N aOH
Mol = M assa M olekul Relatif N aOH

2g
Mol = 40 g mol−1
= 0,05 mol

Maka, entalpi perubahan pelarutan NaOH adalah :

− 1.090,98 J
∆H pelarutan N aOH = 0,05 mol
= − 21.819, 6 J.mol−1

= − 21, 819 kJ.mol−1


BAB IV

Penutup

4.1 Simpulan

a. Praktikum yang dilakukan adalah untuk menentukan entalpi pelarutan. Entalpi


menyatakan kandungan kalor dalam suatu zat. Entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan jika 1 mol zat dilarutkan dalam sejumlah pelarut sehingga diperoleh
konsentrasi tertentu dari larutan adalah entalpi pelarutan.
b. Pari hasil percobaan praktikum, didapatkan perubahan temperature pelarutan
NaOH aalah 14,5°K. Maka disimpulkan bahwa reaksi pelarutan ​NaOH o​ leh ​H2O
adalah reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang melepaskan kalor ke lingkungan.
c. ∆H atau entalpi pelarutan NaOH y​ ang didapat pada praktikum berdasarkan
perhitungan adalah − 21, 819 kJ.mol−1 .

4.2 Saran

Praktikum pelarutan NaOH berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, namun
masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal pengolahan data yang menunjukkan
perbedaan suhu yang cukup signifikan meskipun penggunaan ​NaOH ​yang hanya 0.05
mol. Saran yang dapat dilakukan adalah untuk dapat melakukan praktikum dalam jangka
waktu yang singkat sehingga hanya dapat melakukan satu kali percobaan. Disarankan
untuk dapat melakukan lebih dari 1 kali percobaan untuk mendapat hasil yang lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 2010. ​Kimia Fisik Edisi IX Jilid 1

https://id.wikipedia.org/wiki/Entalpi

​ emarang :UNNES
Wahyuni, S.2013. ​Petunjuk Praktikum Kimia Fisik. S

Alberty, R.A. 1992. ​Kimia Fisik. ​Jakarta : Erlangga

Sukardjo. 1997. ​Kimia Fisik. ​Yogyakarta : Rineka Cipta

Buku Sumber Pembelajaran Kimia Kelas XI


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai