Anda di halaman 1dari 13

ENTALPI DAN PERUBAHAN ENTALPI (∆ H )

Oleh :

1. Aknes Febriani (1910209008)


2. Yunita Hapriza (1910209012)
3. Mutiara Basima Atsila (1920209026)
4. Dapit (2130209036)

Dosen Pengampu : Pandu Jati Laksono, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah yang maha esa yang telah memberi rahmat
dan hidayah nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini yang berjudul "Entalpi dan Perubahan Entalpi" tepat pada
waktunya. Shalawat beserta salam juga kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, yang telah selalu membimbing kita ke jalan yg baik
dan benar dan semoga kita tetap sebagai pengikut sunah nya sampai akhir zaman
nanti. Aamiin ya robbal alamin.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu Pandu
Jati Laksono, M.Pd yang telah memberikan materi dan pengajaran dengan
sabarnya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu membuat dan menyelesaikan makalah ini. Tanpa bantuan dari
rekan- rekan sekalian maka penulis akan sulit untuk menyelesaikannya.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari betul terdapat banyak


kesalahan dan kekeliruan maka dari itu penulis mengharapkan betul kritik dan
saran agar pembuatan makalah selanjutnya dapat di buat semaksimal mungkin.

28 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Tujuan.......................................................................................................4
C. Rumusan Masalah.....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Entalpi.....................................................................................5
B. Macam-Macam Perubahan Entalpi...........................................................5
1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar...........................................5
2. Perubahan Entalpi Penguraian Standar...............................................6
3. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar.............................................6
4. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar..................................................6
5. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar................................................7
6. Perubahan Entalpi Penguapan Standar...............................................7
7. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar.................................................7
8. Perubahan Entalpi Peleburan Standar.................................................7
C. Penentuaan Perubahan Entalpi..................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia menunjukkan adanya
perubahan energi dalam bentuk kalor pada pereaksi dan hasil reaksi. Kalor
yang diserap atau di lepaskan sistem secara sederhana kalor tersebut dapat
dihitung dengan rumus:
q=m . c . ∆ t

Keterangan: q = kalor reaksi (Joule)


m = massa (gram)
∆ t = suhu (K)

Perubahan entalpi adalah besarnya kalor reaksi untuk tiap mol pereaksi
atau hasil reaksi, sesuai dengan persamaan reaaksinya. Perubahan entalpi
dapat bernilai positif (reaksi endoterm) atau negatif (eksoterm).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah “Entalpi dan Perubahan
Entalpi” yaitu sebagi berikut :
1. Bagaimana perubahan entalpi reaksi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah “Entalpi dan Perubahan Entalpi” yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perubahan entalpi reaksi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Entalpi
Entalpi adalah jumlah dari semua bentuk energi yang tersimpan dalam
suatu zat. Reaksi kimia umumnya berlangsung pada wadah terbuka dan tekanan
tetap. Oleh karena itu setelah terjadi perubahan kimia akan terjadi perubahan
entalpi pula. Perubahan entalpi sistem suatu reaksi ditentukan oleh keadaan awal
(pereaksi) dan keadaan akhir (hasil akhir).

∆H = HAkhir  – HMula-Mula

Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang melibatkan


perubahan entalpi dan penulisannya dikaitkan dengan koefisien reaksi dan wujud
zat. Pada persamaan termokimia koefisien reaksi menunjukkanperbandingan
jumlah mol dan mempengaruhi nilai perubahan entalpi.

Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada keadaan standar yaitu pada
25°C (298 K) dan tekanan 1 atmosfer (1 atm) disebut perubahan entalpi dasar dan
diberi lambang ΔH°. Satuan energi yang digunakan untuk ΔH° menurut satuan
internasional (SI) adalah joule (J). Namun dalam menyatakan energi dalam suatu
makanan masih menggunakan satuan kalori (kal) dimana 1 kalori setara dengan
4,184 J atau 1 kkal (kilokalori) setara dengan 4,184 kJ (kilojoule).

B. Macam-Macam Perubahan Entalpi


1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf°) = kalor pembentukan
adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan pada reaksi
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya dalam keadaan stabil pada
keadaan standar (25°C atau 298 K dan 1 atm).
Contoh:

H2(g) + ½ O2 → ΔH = - 286 kJ mol-1

C (grafit) + O2(g) → CO2(g) ΔH = - 393 kJ mol-1


5
K(s) + Mn(s) + 2O2 → KmnO4(s) ΔH = - 813 kJ mol-1

Catatan:

 ΔHf elemen stabil adalah 0


 ΔHf digunakan untuk memperkirakan stabilitas senyawa dibanding
penyusunya
 Semakin kecil ΔHf semakin stabil energi senyawa itu
 ΔHf tidak mencerminkan laju reaksi

2. Perubahan Entalpi Penguraian Standar (ΔHd°)


adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan pada reaksi
penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya dalam keadaan stabil pada
keadaan standar (25°C atau 298 Kdan 1 atm). Entalpi penguraian merupakan
kebalikan dari entalpi pembentukan.
ΔHd° = – ΔHf°

Contoh:

H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) ΔH = + 286 kJ mol-1

3. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc°)


adalah jumlah kalor yang dilepaskan pada reaksi pembakaran sempurna 1
mol zat (unsur atau senyawa) dalam keadaan stabil pada keadaan standar
(25°C atau 298 K dan 1 atm). Reaksi pembakaran tergantung pada jumlah
oksigen yang bereaksi.
Contoh:
½ C2H4(g) + 3/2 O2 → CO2(g) + H2O(l) ΔH = - 705,5 kJ mol-1

4. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar (ΔHs°)


adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan pada saat 1 mol zat
dilarutkan dalam pelarut berlebih menjadi larutan encer pada keadaan standar
(25°C atau 298 K dan 1 atm).

5. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar (∆ H ° n)

Perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam pleh basa atau
1 mol nasa oleh asam pada keadaan standar.
6
Contoh:

NaOH(aq)+HCL(aq) → NaCI(aq)+H2O(l) = ∆ Hn = -57,1 kJ mol-1

6. Perubahan Entalpi Penguapan Standar (∆ H ° vap ¿

Perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair
menjadi fase gas pada keadaan standar.

Contoh:

H2O(l) →H2O(g) ; DH° vap = +44 kJ

7. Perubahan Entalpi Sublimasi Etandar (∆ H ° sub)

Perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar.

Contoh:

H2O(s) →H2O(g) ; DH° sub = +50,01kJ

8. Perubahan Entalpi Peleburan Standar (∆ H ° fus)

Perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan atau peleburan 1 mol zat
dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar.

Contoh:

NaCl(s) → NaCl(l) ∆ H = - 112 kJ/mol

C. Penentuan Perubahan Entalpi

1. Penentuan Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan

7
Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol
suatu molekul/senyawa berwujud gas menjadi atom-atomnya. Lambang energi
ikatan = D. energi ikatan rerata pada ikatan rangkap 3 > ikatan rangkap 2 >
ikatan tunggal. Suatu reaksi yang DH-nya ditentukan dengan menggunakan
energi ikatan, maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas.
Berdasarkan jenis dan letaknya atom terhadap atom-atom yang lain dalam
molekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu:

a. Energi Atomisasi

Energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol


molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Energi atominasi =
jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa.

Contoh:

Pada molekul NH3 terdapat 3 ikatan N – H. Sementara itu, energi ikatan N


-H = 93 kkal/mol sehingga energi atominasinya = 3 x 93 kkal/mol = 297
kkal/mol.

b. Energi Disosiasi Ikatan

Energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan yang


terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.

Contoh: Energi disosiasi untuk melepas 1 atom H dari molekul CH4 = 431
kJ

c. Energi Ikatan Rata-Rata

Energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom


pada suatu senyawa ( notasinya = D)

Contoh:

8
Dalam molekul CH4 terdapat 4 ikatan C – H. Energi ikatan rerata C – H
( DC-H ) = (1688/4) kJ = 417 kJ. Energi ikatan suatu molekul yang
berwujud gas dapat ditentukan dari data entalpi pembentukan standar
(DHf) dan energi ikat unnsur-unsurnya. Prosesnya melalui 2 tahap yaitu:

• Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya

• Pengubahan unsur menjadi atom gas

Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses yaitu:

• Pemutusan ikatan pada pereaksi

• Pembentukan ikatan pada produk reaksi.

Pada proses pemutusan ikatan = memerlukan energi

Pada proses pembentukan ikatan = membebaskan energii.

2. Penentuan Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess

Hukum Hess “perubahan entalpi yang dilepas atau diserap tergantung


pada jalannya reaksi, melainkan tergantung pada kondisi zat-zat yang beeaksi
(reaktan) dan zat-zat hasil reaksi (produk)”. Berdasarkan Hukum Hess,
Penentuan DH dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu:

a. Perubahan e talpi (DH) dihitung melalui penjumlahan dari perubahan


entalpi beberapa reaksi yang berhubungan.

DH = DH1 + DH2 + DH3

b. Perubahan entalpi (DH) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi


pembentukan antara produk dan reaktan.

Entalpi reaksi stantar adalah perubahan entalpi dari 1 mol reaktan dan
produk pada keadaan standar (105 Pa dan 298.15 K). Entalpi pembentukan
9
standar suatu senyawa adalah reaksi standar untuk pembentukan senyawa
dari unsur-unsurnya, karena entalpi adalah fungsi keadaan, entalpi reaksi
standar dihitung dengan mendefinisikan entalpi pembentukan zat
sederhana (unsur) bernilai nol.

Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang diserap atau
dilepaskan sistem pada suatu reaksi adalah kalorimeter. Secara sederhana
kalorimeter dapat dibuat dari gelas gabus atau styrofoam cup. Gabus
bersifat isolator sehingga dianggap dapat menahan kalor untuk pindah ke
lingkungan. Pada reaksi eksotermis, kalor yang dilepaskan tetap berada
dalam larutan untuk menaikkan suhu. Sedangkan pada reaksi endotermis,
kalor diserap dari larutan dan suhu pun turun. Jadi, tidak ada kalor yang
berpindah dari sitem kelingkungan.

Kalorimeter bom merupakan kalorimeter yang dirancang khusus


untuk reaksi pembakaran yang melibatkan gas. Pada kalorimeter bom
terdapat ruang khusus berisi pereaksi dan hasil reaksi (tempat terjadinya
reaksi kimia atau sistem). Ruang khusus ini dikelilingi oleh air,
termometer, pengaduk, dan wadah pembatas kalorimeter sebagai
lingkungan. 

Dengan, q   = jumlah kalor

              M   = massa air (larutan) di dalam kalorimeter

              c     = kalor jenis air (larutan) di dalam kalorimeter

              C    = kapasitas kalor dari bom kalorimeter

              ∆T = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)

Pada Percobaan ini akan ditentukan perubahan entalpi reaksi antara


larutan Natrium Hidroksida dengan larutan Asam Klorida yang
menghasilkan satu mol air.

10
NaOH(aq) + HCl(aq)  àNaCl(aq) + H2O(l)

Penetapan kalor reaksi secara kalorimeter merupakan penentuan


yang didasarkan atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter
dengan prinsip perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama
dengan jumlah kalor yang diserap. Panas yang terjadi dapat dihitung
dengan rumus:

Qlarutan  = m.c. delta T


∆H reaksi  = Qlarutan + Qkalorimeter

Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari gelas plastik. Jumlah kalor


yang diserap atau dilepas ke lingkungan oleh plastik dapat diabaikan,
karena plastik merupakan isolator. Sehingga jumlah kalor yang diserap
atau dilepas oleh larutan dapat dihitung.

Qreaksi = – Qlarutan

Berdasarkan perubahan kalor sistem reaksi kimia dapat dibedakan


menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi eksoterm adalah
reaksi yang melepaskan kalor dan sistem ke lingkungan. Sehingga kalor
dari sistem akan berkurang. Tanda reaksi eksoterm adalah delta H negatif.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke
sistem, sehingga kalor dari sistem akan bertambah. Tanda reaksi endoterm
adalah delta Hpositif.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya
bergantung kepada keadaan awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi
temperatur reaksi makin epat laju reaksinya. Menghitung banyaknya kalor
yang dibebaskan atau diserap berdasarkan suhu pada larutan yang massa dan
kapasitas panas bahan kalor yang ternyata ditentukan.

B. Saran

Kami merasa pada makalah kami banyak kekurangan, karena kurangnya reerensi
dan pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi.
Demikian makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan dan informasi
yang benar, guna mendapatkan apresiasi yang bisa digunakan untuk perbaikan demi
kepentingan bersama, sekian dan terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baroroh, Umi LU. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Banjar Baru: Universitas
Lambung
Mangkurat.

Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Stuktur. Binarupa Aksara: Jakarta.

http://andiicha05.blogspot.com/2011/10/perubahan-entalpi-reaksi.html

13

Anda mungkin juga menyukai