Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TERMOKIMIA

Oleh:
NIKITA TURNIP
ACC 116 027

Dosen Pembimbing:
DEKLIN FRANTIUS, M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 6 PEMATANGSIANTAR


Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Termokimia
Sub Materi : Jenis Perubahan Entalpi, Penentuan
Perubahan Entalpi H Reaksi dengan
Kalorimeter, Entalpi Pembentukan Standar,
Hukum Hess, dan Energi Ikatan
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
(IPK)
3.5 Menentukan ΔH reaksi 3.5.1 Menjelaskan macam-macam
berdasarkan Hukum Hess, data perubahan entalpi
perubahan entalpi pembentukan 3.5.2 Menuliskan persamaan reaksi
dari berbagai jenis perubahan
standar, dan data energi ikatan
entalpi
3.5.3 Menghitung perubahan
entalpi H reaksi
berdasarkan Hukum Hess
3.5.4 Menghitung perubahan
entalpi H reaksi
berdasarkan perubahan
entalpi pembentukan standar
3.5.5 Menghitung perubahan
entalpi H reaksi
berdasarkan data energi
ikatan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan macam-macam perubahan entalpi
2. Peserta didik dapat menuliskan persamaan reaksi dari berbagai jenis
perubahan entalpi
3. Peserta didik dapat menghitung perubahan entalpi H reaksi berdasarkan
Hukum Hess
4. Peserta didik dapat menghitung perubahan entalpi H reaksi berdasarkan
perubahan entalpi pembentukan standar
5. Peserta didik dapat menghitung perubahan entalpi H reaksi berdasarkan
data energi ikatan

D. Materi Pembelajaran
Kandungan entalpi standar yang terdapat dalam tiap zat dapat berubah-
ubah jika suhunya mengalami perubahan. Contoh, jika suatu zat dipanaskan,
zat tersebut akan menyerap energi panas lalu suhunya naik. Oleh karena
untuk menaikkan suhu zat tersebut harus menyerap kalor, maka entalpi
standar pada suhu yang lebih tinggi juga lebih besar. Berdasarkan hal ini
perubahan entalpi standar suatu reaksi yang sama akan berbeda jika diukur
pada suhu yang berbeda-beda.
Untuk memudahkan perhitungan-perhitungan termokimia ditetapkan
entalpi standar. Entalpi standar ialah perubahan entalpi standar yang diukur
pada kondisi standar, yaitu pada suhu 25 °C tekanan 1 atmosfer.
Macam-macam Perubahan Entalpi Standar
Berdasarkan macam reaksi atau perubahan kimia yang terjadi, maka
perubahan entalpi standar reaksi dibedakan sebagai berikut.
1. Perubahan entalpi standar pembentukan (∆Hf°)
Perubahan entalpi standar pembentukan ialah perubahan entalpi standar
pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya. Perubahan entalpi
standar pembentukan dinyatakan dengan lambang ∆Hf°. Dalam hal ini ∆Hf°
digunakan untuk senyawa. Harga ∆Hf° untuk unsur-unsur bebas adalah nol.
Contoh:
2 H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) + 571,7 kJ
Maka :
a. Kalor reaksi = +571,7 kJ
b. ∆H reaksi = −571,7 kJ
+571,7
c. Kalor pembentukan H2O = kJ/mol = +285,85 kJ/mol
2
d. ∆Hf° H2O = –285,85 kJ/mol
e. Reaksi pembentukan H2O adalah reaksi eksoterm.

2. Perubahan entalpi standar penguraian (∆Hd°)


Perubahan entalpi standar penguraian ialah perubahan entalpi standar
pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya. Marquis de Laplace
merumuskan, bahwa jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan
pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, untuk reaksi
pembentukan H2O(l) ditulis sebagai berikut.

2 H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) + 571,7 kJ

maka reaksi penguraian air dapat ditulis :

2 H2O(l) → 2H2(g) + O2(g) – 571,7 kJ

a. Kalor reaksi = − 571,7 kJ


b. ∆H reaksi = + 571,7 kJ
−571,7
c. Kalor penguraian H2O = kJ/mol = −285,85 kJ/mol
2
d. ∆H penguraian H2O = +285,85 kJ/mol
e. Reaksi penguraian H2O ialah reaksi endoterm.
f. Hukum Marquis de Laplace berlaku untuk semua reaksi.
Contoh: A + B → C + D + x kkal maka
C + D → A + B – x kkal

3. Perubahan entalpi standar pembakaran (∆Hc°)


Perubahan entalpi standar pembakaran ialah perubahan entalpi standar
pada pembakaran sempurna 1 mol zat. Perubahan entalpi standar pembakaran
dinyatakan dengan lambang ∆Hc°.
Contoh:
CO(s) + O2(g) → 2CO2(g) + 395,2 kJ
a. Kalor reaksi = +395,2 kJ
b. ∆Hreaksi = –395,2 kJ
c. Kalor pembakaran CO = +395,2 kJ/mol
d. ∆Hc° CO = –395,2 kJ/mol
e. Reaksi pembakaran CO adalah reaksi eksoterm.
f. Reaksi pembakaran CO, merupakan reaksi pembentukan CO2,
karena koefisien CO dan CO2 pada reaksi ini 2x, maka ∆Hc° C = 2
× ∆Hf° CO2 = −790,4 kJ/mol.

4. Perubahan entalpi standar netralisasi (∆Hn°)


Perubahan entalpi standar netralisasi ialah perubahan entalpi standar pada
penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam. Perubahan
entalpi standar netralisasi dinyatakan dengan notasi ∆Hno.
Contoh:
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2 H2O(aq) +200 kJ
a. Kalor reaksi = +200 kJ
b. ∆H reaksi = –200 kJ
−200 kJ
c. ∆Hn° NaOH = = −100 kJ/mol
2 mol
d. ∆Hn° H2SO4 = −200 kJ/mol

5. Perubahan entalpi standar penguapan (∆Hvap°)


Perubahan entalpi standar penguapan ialah perubahan entalpi standar
reaksi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi zat dalam fase gas
pada titik didihnya.
Contoh:
H2O(l) → H2O(g) – 44 kJ
a. Kalor reaksi = –44 kJ
b. ∆H reaksi = +44 kJ
c. ∆H penguapan air = +44 kJ/mol

6. Perubahan entalpi standar peleburan (∆Hfus°)


Perubahan entalpi standar pencairan ialah perubahan entalpi standar
reaksi pada pencairan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair
pada titik leburnya.
Contoh:
H2O(s) →H2O(l) −36,4 kJ
a. Kalor reaksi = –36,4 kJ
b. ∆H reaksi = +36,4 kJ
c. ∆H pencairan H2O = +36,4 kJ/mol

7. Perubahan entalpi standar sublimasi (∆Hsub°)


Perubahan entalpi standar sublimasi adalah perubahan entalpi yang
diperlukan atau dilepaskan pada saat 1 mol zat padat berubah menjadi fase
gas pada keadaan standar.
H2O(s) →H2O(g) +50,01 kJ
a. Kalor reaksi = +50,01 kJ
b. ∆H reaksi = -50,01 kJ
c. ∆H sublimasi H2O = -50,01 kJ/mol
∆Hsub° = ∆Hfus° + ∆Hvap°

8. Perubahan entalpi standar pelarutan (∆Hsol°)


Perubahan entalpi standar pelarutan adalah perubahan entalpi yang
diperlukan atau dilepaskan ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut pada
keadaan standar.
HCl(g) →HCl(aq) -75,14 kJ
a. Kalor reaksi = -75,14 kJ
b. ∆H reaksi = + 75,14 kJ

Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi


Penetuan perubahan entalpi reaksi (H) dapat ditentukan dengan
berbagai cara yaitu menggunakan kalorimeter, data entalpi pembentukan
standar, diagram tingkat energi (Hukum Hess) dan energi ikatan.
1. Penentuan H reaksi dengan Kalorimeter
Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan suatu
alat yang disebut kalorimeter (alat pengukur kalor). Dalam kalorimeter, zat
yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tempat reaksi. Tempat ini
dikelilingi oleh air yang telah diketahui massanya. Kalor reaksi yang
dibebaskan terserap oleh air dan suhu air akan naik. Perubahan suhu air ini
diukur dengan termometer.Kalorimeter ditempatkan dalam wadah terisolasi
yang berisi air untuk menghindarkan terlepasnya kalor.
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor. Skema alatnya
ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1. Kalorimeter bom

Rumus yang berlaku untuk menentukan besar (jumlah) kalor dalam


kalorimeter
Q = m .c . T
Keterangan : Q = jumlah kalor (joule)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis (J kg-1C-1)
T = perubahan suhu (T akhir – T awal)
Kalor jenis adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan 1 g zat
sebesar 1C atau 1 K. Sementara itu, kapasitas panas (C) adalah Jumlah
panas yang dibutuhkan unuk menaikan suhu sebesar 1C
Q=C.ΔT

Atau
−𝑄
H = 𝑚𝑜𝑙

Keterangan : Q = jumlah kalor (joule)


C = kapasitas kalor( JC-1 )
T = perubahan suhu (T akhir – T awal)
H = perubahan Entalpi

2. Penentuan H reaksi dengan menggunakan Hukum Hess


Jika suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap atau lebih, maka
perubahan entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan
entalpi dari semua tahapan. Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung satu
tahap. Ada pula reaksi kimia yang berlangsung melalui beberapa tahap dan
tiap-tiap tahap memiliki sejumlah kalor tertentu.
Secara umum, beberapa aturan yang perlu diketahui untuk menggunakan
hukum Hess :
 Jika suatu persamaan reaksi harus dibalik, maka ubah tanda ∆H dari
(+) menjadi (-) atau sebaliknya.
Contoh :
Reaksi : H2(g) + O2(g) → H2O2(l) ∆H = − 187,8 kJ
Dibalik : H2O2(l) → H2(g) + O2(g) ∆H = + 187, 8 kJ

 Pada penjumlahan reaksi, jika ada zat yang dihilangkan (zat muncul
di ruas kiri dan kanan persamaan), pastikan fase zat ( padat, cair, gas
larutan ) adalah sama.

Contoh :
H2(g) + ½ O2(g) → H2O2(g) ∆H = + 241,80 kJ
H2O2(l) → H2(g) + ½ O2(g) ∆H = - 285,85 kJ
+
H2O2(l) → H2O2(g) ∆H = - 44,05 kJ
Perhatikan, H2O diruas kiri dan kanan tidak boleh dihilangkan karena
fasenya berbeda.

 Jika semua koefisien reaksi dikali atau dibagi oleh suatu faktor yang
sama, maka nilai ∆H juga harus dikali atau dibagi dengan faktor
yang sama.
Contoh :
Reaksi : H2(g) + O2(g) → H2O2(l) ∆H = - 187,8 kJ
Dikali 2 : 2H2(g) + 2O2(g) → 2H2O2(l) ∆H = - 375,6 kJ
Dibagi 2 : ½H2(g) + O2(g) → ½H2O2(l) ∆H = - 93,90 kJ

3. Penentuan H reaksi Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan


Standar (∆Hºf )
Perubahan entalpi (∆H) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi
pembentukan (∆Hºf ) antara produk dan reaktan. Rumus umum persamaan
reaksinya adalah:
aAB + bCD → cAD + dCB
maka:
∆Hº = (c. ∆HºfAD + d. ∆Hºf CB) - (a. ∆Hºf AB + b. ∆Hºf CD)
Atau:
∆H reaksi = ∑ ∆Hºf (produk) - ∑ ∆Hºf (reaktan)
Catatan: ∆Hº unsur = 0 (nol)
Contoh :
Diketahui : C(s) + O2(g) CO2(g) ∆Hºf = -94,1 kJ
H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ∆Hºf = -68,3 kJ
3C(s) + 4H2(g)  C3H8(g) ∆Hºf = -24,8 kJ
Tentukan ∆H reaksi untuk : C3H8(g) + 5O2(g)  3 CO2(g)+ 4 H2O(l)
Jawab :
∆H reaksi = ∑ ∆Hºf (produk) - ∑ ∆Hºf (reaktan)
= (3. ∆Hºf CO2 + 4. ∆Hºf H2O) - (1. ∆Hºf C3H8 + 5. ∆Hºf O2)
= (3. – 94,1 kJ + 4 . -68,3 kJ) – (1. -24,8 kJ + 5 . 0)
= (- 282,3 kJ – 237,2 kJ) – (-24,8 kJ)
= - 555,5 kJ – (-24,8 kJ) = - 503,7 kJ

4. Penentuan H reaksi berdasarkan data energi ikatan


Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang pertama adalah
pemutusan ikatan antaratom dari senyawa yang bereaksi dan yang kedua
adalah proses penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat
reaksi sehingga membentuk susunan baru.
Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan energi
(kalor), sedangkan proses penggabungan ikatan adalah proses yang
membebaskan energi (kalor).
a. Energi Disosiasi Ikatan (D)
Energi disosiasi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk
memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Biasa
dilambangkan dengan huruf D.Untuk memutuskan sebuah ikatan C−H
dari molekul CH4 menjadi gugus CH3 dan gas atom H diperlukan energi
sebesar 425 kJ mol-1, tetapi pada pemutusan ikatan C−H pada gugus CH3
menjadi gugus CH2 dan sebuah gas atom H diperlukan energi yang lebih
besar, yaitu 480 kJ mol-1. Jadi, meskipun jenis ikatannya sama apabila
pemutusan dari jenis gugus yang berbeda maka diperlukan energi yang
berbeda pula.
b. Energi Ikatan Rata-rata
Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang dibutuhkan
untuk memutuskan ikatan atom-atom pada suatu senyawa.

Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam dua


tahap, yaitu :
1. Pemutusan ikatan pada pereaksi,
2. Pembentukan ikatan pada produk.

∆H = ∑ E pemutusan (reaktan) - ∑ E penggabungan (produk)


Contoh :
Apabila energi ikatan C – H, C = C, Cl – Cl, C – C, dan C – Cl masing-
masing adalah 99 kkal, 146 kkal, 58 kkal, 83 kkal, dan 79 kkal. Tentukan
besarnya ∆H dari reaksi berikut.
C2H4 + Cl2 → C2H4Cl2
Jawab :

Ikatan yang terputus ikatan yang terbentuk


(∑ pemutusan reaktan) (∑ penggabungan produk)

∆H = ∑ E pemutusan reaktan - ∑ E penggabungan produk


= (4 EC – H + 1 EC=C + 1 ECl – Cl) – (4 EC-H + 1 EC- C + 2 EC – Cl)
= { 146 + 58) – 83 + (2. 79)} kkal
= - 37 kkal

Energi ikatan rata-rata dari beberapa ikatan (kJ/mol)


Energi ikatan Energi ikatan
Ikatan rata-rata Ikatan rata-rata
(kJ/mol) (kJ/mol)
C–H +413 I–I +151
C–C +348 C–I +240
C–O +358 N–O +201
C–F +485 N–H +391
C – Cl +431 N–N +163
C – Br +276 C=C +614
H – Br +366 C=O +799
H–H +436 O=O +495
H–O +463 N ≡N +491
F–F +155 C ≡N +891
Cl – Cl +242 C≡ C +839
Br – Br +193

E. Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Approach
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah dan diskusi

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


ALOKASI
TAHAP/FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
KEGIATAN AWAL
 Guru memberi salam
 Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru mengkondisikan peserta didik
untuk berdo’a
 Peserta didik diarahkan belajar materi
“Jenis Perubahan Entalpi dan
Penentuan Perubahannya”
 Guru memberi apersepsi mengenai
pelajaran sebelumnya, mengenai reaksi
eksoterm dan endoterm. Dimana,
hampir seluruh reaksi kimia melibatkan
perubahan energi.
 Siswa di berikan motivasi bahwa dalam 5 menit
isu energi terbarukan, siswa memiliki
kesempatan untuk menemukan sumber
energi tersebut apabila memahami
metode perhitungan efisiensi bahan
yang dipilih menggunakan konsep
termokimia.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada hari tersebut
 Guru menyampaikan pokok-pokok atau
cakupan materi pembelajaran.

KEGIATAN INTI
Mengamati  Peserta didik dibagi dalam beberapa
(observing) kelompok heterogen ± 5 orang.
 Setiap kelompok dibagikan Lembar
Kerja Siswa tentang jenis perubahan
entalpi dan penentuan perubahannya
 Siswa mencari informasi dari sumber 60 menit
lain (buku) sebanyak-banyaknya
mengenai jenis-jenis perubahan entalpi
dan cara penentuan perubahan entalpi
reaksi

Menanya  Guru mengarahkan siswa untuk


(questioning) bertanya mengenai informasi yang
sudah didapatkannya.
 Guru memberikan kertas kepada
masing-masing peserta didik agar
peserta didik membuat minimal 2
pertanyaan

Pengumpulan  Setiap kelompok mendiskusikan


data jawaban dari LKS tentang jenis-jenis
(experimenting) perubahan entalpi dan cara penentuan
perubahan entalpi reaksi

Mengasosiasi  Guru membimbing peserta didik dalam


menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam LKS mengenai jenis-
jenis perubahan entalpi dan cara
penentuan perubahan entalpi reaksi
 Peserta didik secara berkelompok
berdiskusi untuk menentukan atau
menyimpulkan jawaban berdasarkan
data-data yang telah dikumpulkan.

Mengkomuni-  Mempresentasikan hasil pengamatan


kasikan dan diskusi dari literatur dan diskusi
(communica- teman satu kelompok.
ting)
 Memberikan kesempatan bagi kelompok
lain untuk memberikan tanggapan atau
saran terhadap penyajian hasil diskusi
kelompok.

KEGIATAN AKHIR
 Bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
25 menit
 Guru melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan
 Guru memberikan evaluasi berupa tes.
 Guru menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran yang akan disampaikan
pada pertemuan berikutnya
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa
dan memberi salam

G. Media dan Sumber Pembelajaran


1. Media
 LKS
 Whiteboard
2. Sumber Belajar
 Buku Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam Penerbit Intan Pariwara Kurikulum
2013

H. Penilaian
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja
individu. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.

2. Penilaian Hasil Belajar


1. Tes hasil belajar (penguasaan konsep) kimia menggunakan penskoran.
2. Penilaian sikap (perilaku) menggunakan rubrik penilaian perilaku.
Mengetahui,

Kepala Sekolah
SMA NEGERI 6 PEMATAN Guru Mata Pelajaran Kimia
SIANTAR

NIKITA TURNIP, S.Pd


Hj. Akhyar,M.Pd NIM ACC 116 027
NIP. 19681215 199302 1 001
LAMPIRAN
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI MIPA-....../1
Tahun Ajaran : 201 /201
Waktu Pengamatan :

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran


1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerja sama dalam
kegiatan kelompok tetapi masih bekum ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalamkegiatan
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
kreatif
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum
ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus
menerus dan ajeg/konsisten

Bubuhkan tanda  pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


Sikap
No Nama Siswa Aktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1 Ade Ilmi
2 Adrian Gabriel K.
3 Amanda Dhea S.
4 Alvin
5 Annisa Berliana R.
6 Ayu Puspita Cahyani
7 Basyroh Wijayanti
8 Bayu Dwi Yulianto
9 Daniel Christoforus T.
10 Dea Alya Safira
11 Deby Kristina
12 Destia Natalia
13 Evi Nurjanah
14 Fatimatuz Zahra E.G.S
15 Feby Triananda
16 Franscesco Vicente
17 Icha Riana
18 Isnadi Hidayat
19 Ivana Angelita
20 Jessica Eucharistia S.
21 Jessika Novitasari
22 Jhon Tegar Arifianto
23 Jhon Wandi Saputra
24 Joan Tony Revaldo
25 Johanes Arnindo
26 Kevin Febrian Tagas
27 Lorensi G.P Marpaung
28 Nia Shafira R.
29 Novika Sari E.
30 Permadi Prasetyo
31 Risti Sonia Yuheta
32 Wandry Agustianto
33 Yoga
34 Niswatul Jannah
35 Vitro Juliantoni

Keterangan : KB : Kurang Baik


B : Baik
SB : Sangat Baik
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN PENGETAHUAN
RUBRIK PENILAIAN SOAL ESSAI

Soal Skor
1. Sebutkan jenis-jenis perubahan entalpi!
Jawab:
1. Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔHf°)
2. Perubahan entalpi penguraian standar (ΔHd°)
3. Perubahan entalpi pembakaran standar (ΔHc°)
4. Perubahan entalpi netralisasi standar (ΔHn°) 20
5. Perubahan entalpi penguapan standar (ΔHvap°)
6. Perubahan entalpi peleburan standar (ΔHfus°)
7. Perubahan entalpi sublimasi standar (ΔHsub°)
8. Perubahan entalpi pelarutan standar (ΔHsol°)

2. Diketahui perubahan entalpi pembakaran (ΔHc°) gas CH4


adalah –802 kJ/mol. Tuliskan persamaan termokimianya!
Jawab:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ΔHc° = –802 kJ/mol 20

3. Tentukan entalpi reaksi pembakaran etanol, jika diketahui :


ΔHf° C2H5OH = –266 kJ/mol
ΔHf° CO2 = –394 kJ/mol
ΔHf° H2O = –286 kJ/mol
Jawab:
Reaksi pembakaran etanol:
C2H5OH + O2(g) → 2CO2 + 3H2O 10
ΔH reaksi = [2 ΔHf CO2 + 3 ΔHf° H2O] –
°
10
[1 ΔHf° C2H5OH + 1 ΔHf° O2]
= [2 (–394) + 3 (–286)] kJ/mol – 5
[1 (–266) + 1 (0)] kJ/mol
= [–1646 + 266] kJ/mol
= –1380 kJ/mol 5

4. Diketahui reaksi sebagai berikut:


CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl (g) + HCl (g) ΔH = -100,4 kJ
Energi ikatan rata-rata dari:
C – Cl = 330 kJ/mol
Cl – Cl = 243 kJ/mol
H – Cl = 432 kJ/mol
Tentukan energi ikatan disosiasi C – H.
Jawab:

10

Dari reaksi yang terjadi, di dapatkan rumus:


ΔHR = ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 ikatan yang diputuskan – ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
ikatan yang dibentuk 10
–100,4 kJ = (x + 243 kJ) – 762 kJ
x = –100,4 kJ + 762 kJ – 243 kJ
= 418,6 kJ

Jadi energi disosiasi C – H = 418,6 kJ 5

Skor total 100

Anda mungkin juga menyukai