A. Kompetensi Inti
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang di anutnya.
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif dalam pengetahuan teknologi, seni budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan keberadaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan yang dilepajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1.1. Menyadari adanya keteraturan dalam sifat koligatif larutan, reaksi redoks, keragaman sifat
unsur, senyawa makromolekul sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang
adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas
alam serta berbagai bahan tambang lainnya sebagai anugrah Tuhan YME dan dapat
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
1.2. Mensyukuri kelimpahan unsur golongan utama dan golongan transisi di alam Indonesia
sebagai bahan tambang merupakan anugerah Tuhan YME yang digunakan untuk kemakmuran
rakyat Indonesia.
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2. Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta
hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
1
2.3. Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.1. Menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik.
4.1. Menyajikan hasil analisis berdasarkan data percobaan terkait penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan.
Mengolah dan menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit
dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit yang konsentrasinya sama
3.1.6. Menganalisis penyebab terjadinya tekanan osmotik pada suatu larutan berdasarkan
data hasil percobaan.
4.1.2. Mengkomunikasikan hasil analisis penyebab terjadinya tekanan osmotik pada suatu
larutan berdasarkan data percobaan.
D. Tujuan Pembelajaran
Aspek Sikap
1.1.1.1 Peserta didik menunjukkan sikap religius dengan membiasakan diri mengucapkan
salam dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1.1 Peserta didik menunjukkan rasa ingin tahu dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.2.1 Peserta didik menunjukkan sikap disiplin dengan cara datang tepat waktu ke
sekolah.
2.2.1.1 Peserta didik menunjukkan sikap kerjasama ketika melakukan diskusi kelompok.
2
Aspek Pengetahuan
3.1.1.1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian tekanan uap setelah mengamati video
percobaan tentang penurunan tekanan uap.
3.1.2.1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian penurunan tekanan uap larutan setelah
mengamati video percobaan tentang penurunan tekanan uap.
3.1.3.1 Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya penurunan tekanan uap pada
suatu larutan berdasarkan data hasil percobaan melalui diskusi kelompok.
3.1.4.1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian osmosis setelah mengamati video
percobaan tentang tekanan osmotik.
3.1.5.1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian tekanan osmotik larutan setelah
mengamati video percobaan tentang tekanan osmotik.
3.1.6.1 Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya tekanan osmotik pada suatu
larutan berdasarkan data hasil percobaan melalui diskusi kelompok.
Aspek Keterampilan
E. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
Pengertian Larutan
Konsentrasi Larutan
2. Materi Inti
Sifat Koligatif Larutan
Adanya zat terlarut di dalam pelarut menyebabkan perubahan sifat fisik pada pelarut dan
larutan tersebut. Sifat fisik yang mengalami perubahan misalnya penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosis.
Ada banyak hal yang menyebabkan larutan mempunyai sifat yang berbeda dengan pelarutnya.
Salah satu sifat terpenting adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif didefinisikan sebagai
sifat fisik larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak
tergantung jenis partikelnya. Beberapa sifat koligatif yang akan dibicarakan dalam
pertemuan ini adalah penurunan tekanan uap dan tekanan osmotik larutan.
3
1) Pengetahuan Faktual
Bila kita memanaskan air (atau zat yang dapat menguap lainnya) dalam ketel yang tertutup,
maka ketika air mendidih tutup ketel dapat terangkat, mengapa hal ini terjadi? Apa sebenarnya
yang menekan tutup ketel tersebut, air atau uap airnya?
2) Pengetahuan Konseptual
Dalam ruang tertutup air akan menguap sampai ruangan tersebut jenuh, yang disertai dengan
pengembunan sehingga terjadi kesetimbangan air dengan uap air seperti persamaan berikut
ini:
Perhatikan gambar 1 di bawah ini. Ketika air mendidih (suhu 100°C) banyak air yang menguap
sehingga tekanan yang ditimbulkan lebih besar hingga tutup ketel terangkat. Tekanan yang
ditimbulkan oleh uap jenuh air ini disebut tekanan uap jenuh air.
Besarnya tekanan uap jenuh untuk setiap zat tidak sama, bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat
yang lebih sukar menguap, misalnya glukosa, garam, gliserol memiliki uap yang lebih kecil
dibanding zat yang lebih mudah menguap, misalnya eter. Bila suhu dinaikkan, energi kinetik
molekul-molekul zat bertambah sehingga semakin
banyak molekul-molekul yang berubah menjadi gas
akibatnya tekanan uap semakin besar. Perhatikan
tekanan uap jenuh air pada berbagai suhu pada tabel
berikut ini:
1 0 4,58
2 10 9,21
3 20 17,54
4 30 31,82
5 40 55,30
6 50 97,50
7 60 149,40
8 70 233,70
9 80 355,10
10 90 525,80
11 100 760,00
(Sumber: Pangajuanto, 2007)
4
Apa yang terjadi terhadap tekanan uap bila ke dalam air (pelarut) ditambahkan zat terlarut yang
sukar menguap? Bila zat yang dilarutkan tidak mudah menguap, maka yang menguap adalah
pelarutnya, sehingga adanya zat terlarut menyebabkan partikel pelarut yang menguap menjadi
berkurang akibatnya terjadi penurunan tekanan uap. Jadi, dengan adanya zat terlarut menyebabkan
penurunan tekanan uap. Dengan kata lain tekanan uap larutan lebih rendah dibanding tekanan uap
pelarut murninya.
3) Pengetahuan prosedural
Penurunan tekanan uap yang terjadi merupakan selisih dari tekanan uap jenuh pelarut murni
(P°) dengan tekanan uap larutan (P).
∆P = P−P°
Tekanan uap larutan ideal dapat dihitung berdasarkan hukum Raoult “ Tiap komponen dalam
suatu larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari
komponen (pelarut) murni”.
dan
∆P = P° – P P = Xp−P°
P = Xt−P°
= P° – (Xp P°)
= P° – {(1 – Xt)P°}
= P° – {P° – Xt P°}, jadi
∆P =
Keterangan :
∆P = penurunan tekanan uap
Xp = fraksi mol pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
P° = tekanan uap jenuh pelarut murni
P = tekanan uap larutan
Dari rumus di atas apa yang dapat Anda simpulkan tentang hubungan penurunan tekanan uap
dengan fraksi mol zat terlarut?
Hubungan tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni dapat digambarkan
melalui diagram P-T seperti pada Gambar 2 berikut ini:
Gambar 2.
diagram
P-T
tekanan
uap
larutan dalam pelarut murni
5
Tekanan Osmotik
1) Pengetahuan Faktual
Fenomena osmosis sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, beberapa contohnya
adalah peristiwa masuknya air dan garam mineral dari tanah ke dalam akar tanaman, proses
pengawetan makanan menggunakan garam dapur dan gula serta cairan infus yang dimasukkan
dalam darah pasien yang sakit. Terjadinya tekanan osmosis dalam kehidupan karena ada
faktor yang mempengaruhinya.
2) Pengetahuan Konseptual
Bila dua larutan yang konsentrasinya berbeda, yang satu pekat dan yang lainnya encer
dipisahkan oleh membran semipermiabel, maka molekul-molekul pelarut akan mengalir dari
larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat, sedangkan molekul zat terlarut tidak
mengalir. Hal ini terjadi karena partikel pelarut lebih kecil daripada partikel zat terlarut
sehingga partikel pelarut dapat menembus membran semipermeabel dan partikel zat terlarut
tidak. Aliran suatu pelarut dari suatu larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan
dengan konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel disebut osmosis. Perhatikanlah
gambar berikut ini:
Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang
serupa dengan persamaan gas ideal.
π V = n RT
atau
π=MRT
6
Keterangan :
M = Molaritas (mol/Liter)
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa nilai tekanan osmotik (π) hanya bergantung dari jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan yang dinyatakan oleh kemolaran larutan (M). Oleh sebab itu,
fenomena pengangkutan air dari dalam tanah sampai ke pucuk daun dapat dijelaskan dengan
konsep tekanan osmotik. Perbedaan konsentrasi di dalam tanah dan tanaman menyebabkan
terjadinya peristiwa osmosis. Karena daun terus-menerus kehilangan air ke udara dalam proses
yang disebut transpirasi, konsentrasi zat terlarut dalam cairan daun meningkat. Air didorong ke
atas lewat batang, cabang dan ranting-ranting pohon oleh tekanan osmotik melalui membran semi-
permeabel dalam akar tanaman.
3) Pengetahuan Prosedural
Akibat adanya aliran molekul pelarut ke dalam larutan yang lebih pekat, maka terjadi
perbedaan tekanan pada membran, hal ini menyebabkan ketinggian larutan yang lebih pekat
menjadi naik. Untuk mencegah peristiwa osmosis dapat dilakukan dengan memberi tekanan
pada permukaan larutan. Tekanan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya osmosis ini
disebut tekanan osmotik. Berikut adalah gambar pencegahan terjadinya tekanan osmotik
pada suatu larutan.
Larutan
Membran
Air murni
Gambar a. Gambar b. Gambar c.
Keadaan awal
4) Pengetahuan Metakognitif
F. Strategi Pembelajaran
Model : Inkuiri terbimbing
Pendekatan : Sainstifik
Metode : Diskusi kelompok
Alokasi
Tahapan Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
8
15 menit
3. Motivasi
Pertemuan ke 2
9
Pada kegiatan ini guru mengamati dan menilai aspek
sikap dan keterampilan siswa.
Siswa mencatat data dari hasil pengamatan yang
diperoleh.
4. Mengasosiasi
20 menit
5. Mengkomunikasikan
30 menit
10
KEGIATAN PENUTUP Pertemuan ke 1….. 20 menit
Pertemuan ke 2
Guru memberikan penguatan terhadap hasil
diskusi yang dilakukan oleh siswa agar tidak terjadi
miskonsepsi dan melengkapi jawaban yang kurang
tepat.
Secara bersama-sama siswa diminta untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran tentang pengertian
osmosis dan tekanan osmosis larutan serta penyebab
terjadinya tekanan osmosis suatu larutan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan
oleh guru.
Siswa diberi tugas terstruktur tentang penerapan
tekanan osmotik dalam kehidupan. Diharapkan siswa
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas
melalui pengetahuan yang telah diperolehnya.
H. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
Penilaian pembelajaran dilakukan melalui dua teknik penilaian yaitu:
a. Penilaian proses belajar : Penilaian sikap dan penilaian kinerja
b. Penilaian hasil belajar : Tes tertulis
2. Bentuk instrument, instrument dan pedoman penskoran
a. Bentuk : Soal pilihan berganda, lembar observasi sikap dan lembar
Kinerja presentasi
b. Instrument dan pedoman penskoran : (Terlampir)
11
I. Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media : LKS, power point.
2. Alat : spidol, whiteboard.
3. Bahan :-
4. Sumber belajar:
Johari, J.M.C, dan M. Rachmawati. (2008). Kimia SMA dan MA Untuk Kelas XII.
Jakarta: ESIS.
Sunarya, Yayan. dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas
XII SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Priyambodo, Erfan, dkk.(2014). Buku Siswa KIMIA untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten:
Intan Pariwara
Kelas/Semester : XII / 1
12
Kompetensi Dasar : 2.1Memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan
fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung
jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif dalam merancang dan
melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
..
Kelas/Semester : XII / 1
13
merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-
hari
Instrumen:
Kelas/Semester : XII / 1
14
Topik/Subtopik : SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Instrumen:
No Perilaku Ya Tidak
Kelas/Semester : XII / 1
15
objektif, ,komunikatif dan teliti dalam
merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi dalam Sifat Koligatif Larutan
Instrumen:
JURNAL
Kelas :
Kelas/Semester : XII / 1
Indikator Pencapaian Kompetensi : Diberikan data mengenai tekanan uap pelarut dan
massa zat pelarut maupun zat terlarut sehingga
dapat menentukan penurunan tekanan uap jenuh
larutan.
Instrumen
0
Diketahui tekanan uap air pada temperatur 25 C sebesar 24 mmHg. Berapakah penurunan
16
tekanan uap larutan jika ke dalam 90 gram air (Mr 18 ) dilarutkan 18 gram Glukosa (Mr 180 )
A. 28
B. 20
C. 16
D. 14
E. 10
2) Soal Uraian
Kelas/Semester : XII / 1
Indikator Pencapaian Kompetensi : Diberikan data mengenai massa zat yang dilarutkan
dalam air dan diketahui suhu sehingga dapat
menentukan tekanan osmotik
Instrumen
Pada suhu 27 0 C sebanyak 17,1 gram sukrosa ( Mr 342 ) dilarutkan dalam air sampai volummenya
500 ml. Jika diketahui R = 0,08 L atm mol -1 K -1 . Tentukan tekanan Osmotiknya ?
Kelas/Semester : XII / 1
17
Instrumen
Dalton
Lavoisier
Avogadro
Kelas/Semester : XII / 5
Alokasi : 2 x 45 menit
18
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
I. INDIKATOR
1. Menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui demonstrasi
2. Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar
3. Memprediksi keberlangsungan reaksi berdasarkan deret Volta
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Kognitif
1. Menjelaskan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui demonstrasi
2. Menjelaskan definisi potensial reduksi standar
3. Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial reduksi standar
4. Memprediksi keberlangsungan reaksi berdasarkan data potensial standar (deret volta)
B. Afektif
C. Psikomotor
Pengertian reaksi reduksi oksidasi (redoks) telah dipelajari dikelas X. reaksi redoks terdiri
dari dua reaksi, yaitu reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Kedua reaksi tersebut berlangsung
serentak. Reaksi redoks mengalami perkembangan sebagai berikut:
a. Pengikatan oksigen dan hidrogen
19
b. Transfer elektron
c. Perubahan bilangan oksidasi
Menurut konsep pengikatan oksigen/hidrogen,oksidasi adalah pengikatan atom oksigen atau
pelepasan atom hidrogen. Reduksi adalah prosessebaliknya. Contoh :
Menurut konsep transfer elektron, oksidasi adalah pelepasan elektron dan reduksi adalah
penerimaan elektron. Contoh :
Dalam reaksi redoks, zat yang dapat mengoksidasi zat lain dinamakan oksidator dan zat yang
dapat mereduksi zat lain dinamakan reduktor. Berdasarkan contoh, diketahui bahwa Oksidator
adalah N dan Reduktor adalah Sn.
B. Materi Inti
Sel Volta
Arus listrik adalah aliran elektron melalui kawat penghantar. Sebagai contoh, dari reaksi
antara zink dan ion tembaga (II), jika zink dimasukkan ke dalam larutan ion tembaga (II), akan
terjadi reaksi redoks tetapi tidak ada arus listrik karena tidak ada aliran elektron dan elektron
berpindah secara langsung dari atom Zn ke ion Cu 2+. Supaya menghasilkan listrik, maka logam
zink dan ion Cu2+ dipisahkan seperti pada gambar dibawah. Rangkaian seperti itu disebut sel
volta.
20
Pada rangkaian tersebut, logam zink dicelupkan dalam larutan yang mengandung ion Zn 2+
(larutan garam zink) sedangkan sepotong logam tembaga dicelupkan pada larutan dalam dalam
larutan ion Cu2+ (larutan garam tembaga (II)). Logam zink akan larut sambil melepas dua elektron.
Zn (s) Zn2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan tidak memasuki larutan tetapi tertinggal pada logam zink.
Elektron tersebut akan mengalir ke logam tembaga melalui kawat penghantar. Ion Cu2+ akan
mengambil elektron dari logam tembaga kemudian mengendap.
Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron (listrik). Akan tetapi bersamaan
dengan melarutnya logam zink, larutan dalam gelas A menjadi bermuatan positif. Hal itu akan
menghambat pelarutan logam zink selanjutnya. Sementara itu, larutan dalam gelas B akan
bermuatan negatif seiring dengan mengendapnya ion Cu2+. Hal ini akan menahan pengendapan ion
Cu2+. Untuk menetralkan muatan listriknya, kedua larutan dihubungkan dengan suatu jembatan
garam, yaitu larutan garam (seperti NaCl atau KNO 3) dalam agar-agar. Ion-ion negatif dari
jembatan garam akan bergerak ke gelas A untuk menetralkan kelebihan ion Zn 2+, sedangkan ion-ion
positif akan bergerak ke gelas B untuk menetralkan kelebihan ion SO 42-. Pada kenyataannya, tidak
ada arus listrik yang dapat diukur tanpa kehadiran jembatan garam tersebut. Jembatan garam
melengkapi rangkaian tersebut sehingga menjadi suatu rangkaian tertutup.
Potensial Elektroda
Banyaknya arus listrik yang dihasilkan dari kedua elektrode di atas dapat ditentukan
besarnya dengan menetapkan potensial elektrode dari Zn dan Cu. Harga potensial elektroda didapat
dengan membandingkan dengan elektroda standar. Sebagai elektrode standar digunakan elektrode
hidrogen. Elektrode ini terdiri atas gas hidrogen murni dengan tekanan 1 atm pada suhu 25 ºC yang
dialirkan melalui sepotong platina yang tercelup dalam suatu larutan yang mengandung ion H+
sebesar 1 mol/ liter. Potensial elektrode hidrogen standar diberi harga = 0 volt (Eº = 0 volt).
Reaksi:
2 H+(aq) + 2 e– H2(g); ΔH = 0 volt Eº = 0 volt
Menurut perjanjian internasional, jika ada suatu zat ternyata lebih mudah melakukan reduksi
dibanding hidrogen, maka harga potensial elektrodenya adalah positif atau dapat disebut potensial
reduksinya positif dan sebaliknya.
Cu2+(aq) + 2 e– Cu(s); Eº = + 0,34 volt
Zn (aq) + 2 e Ag(s);
2+ –
Eº = - 0,76 volt
21
sel bisa positif atau bisa negatif. Jika potensial sel bertanda positif berarti reaksi dapat berlangsung,
sedangkan jika potensial sel bertanda negatif berarti reaksi tidak dapat berlangsung.
dengan:
E°(+) = potensial elektrode lebih positif (lebih besar)
E°(–) = potensial elektrode lebih negatif (lebih kecil)
Ingat!! Perhitungan tidak melibatkan koefisien.
Reaksi akan berlangsung dengan syarat logam L terletak di sebelah kiri dari logam M. Reaksi ini
disebut juga reaksi pendesakan dalam deret volta dengan pengertian logam L yang bebas (atomik) di
sebelah kiri mendesak logam M yang terikat (bentuk ion/garam) di sebelah kanan. Logam L yang
mendesak lebih aktif dibanding logam M yang didesak.
aran
Siswa menjawab salam pembuka dari guru
Kegiatan
Siswa berdoa bersama
Jujur
Pendahul Siswa menjawab pemeriksaan kehadiran (presensi)
Religius
Apersepsi
uan
Siswa menjawab pertanyaan dari guru:
22
Guru menuliskan judul materi yang akan dipelajari yaitu Rasa Ingin Tahu
mengenai “Sel Volta / Sel Galvani”.
Motivasi
23
“analisis” pada LKS)
Beberapa siswa menuliskan jawabannya di depan kelas
Siswa bersama-sama mendiskusikan jawaban yang paling
benar
Kerja Keras
Tanggung Jawab
Menghargai
prestasi
Toleransi
Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan menjawab
Kegiatan
Penutup pertanyaan:
Apa pengertian sel volta?
Apakah yang dimaksud dengan potensial reduksi standar
Bagaimana rumus menghitung potensial sel menggunakan
potensial reduksi standar?
Apa yang dimaksud dengan deret volta
Bagaimana cara meramalkan keberlangsungan reaksi
redoks?
Overhead Projector
24
McMurry, John and Fay, R.C. (2004). Chemistry 4th Edition. New Jersey: Prentice Hall
Sudarmo, U. (2006). KIMIA Untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga
Utami, Budi et al. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
V. PENILAIAN
2. PR
VI. LAMPIRAN
1. Lampiran-1 (Lembar Kerja Siswa)
2. Lampiran-2 (Soal Latihan Kunci Jawaban)
3. Lampiran-3 (PR dan Jawaban)
4. Lampiran-4 (Lembar Penilaian Kognitif)
5. Lampiran-5 (Lembar Penilaian Afektif)
6. Lampiran-6 (Lembar Penilaian Psikomotor)
7. Lampiran-7 (Soal Tes Formatif)
25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
26
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan dalam sifat koligatif larutan, reaksi redoks, keragaman sifat unsur,
senyawa makromolekul sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkanperila-ku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat
dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.3 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel
elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan. Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam
contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan.
2.1.1 Menunjukan perilaku rasa ingin tahu, disiplin, dan teliti dalam merancang dan melakukan
percobaan sel elektrokimia.
2.2.1 Bekerjasama dalam melakukan praktikum, dan diskusi, membuang limbah praktikum pada
tempatnya dan menggunakan bahan-bahan praktikum secukupnya.
2.3.1 Proaktif dalam kegiatan diskusi untuk memecahkan masalah dalam sel elektrokimia.
3.3.1 Menjelaskan reaksi redoks berdasarkan konsep biloks.
27
3.3.12 Menganalisis reaksi redoks yang terjadi pada proses penyepuhan logam, pemurnian logam dan
pembuatan senyawa
3.3.13 Memberikan contoh produk industri hasil proses elektrolis
3.3.14 Merancang perangkat sel elktrolisis untuk proses penyepuhan
3.3.15 Merancang kegiatan praktek penyepuhan logam
3.3.16 Melakukan penyepuhan benda-benda dari logam
3.3.17 Membuat laporan tugas proyek penyepuhan logam
D. Materi Pembelajaran
1. Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks)
Reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron yang disertai perubahan bilangan oksidasi atom-
atom yang terlibat reaksi
a. Menyetarakan reaksi redoks dengan metoda Perubahan Bilangan Oksidasi
Adalah besar perubahan bilangan oksidasi sama dengan jumlah elektron yang terlibat.
b. Menyetarakan reaksi redoks dengan metoda Setengah Reaksi
Menyetarakan reaksi redoks dengan cara membagi reaksi menjadi dua, setengah reaksi oksidasi
dan setengah reaksi reduksi, dengan prinsip jumlah elektron yang diterima pada reaksi reduksi
sama dengan jumlah elektron yang dilepaskan pada reaksi oksidasi.
2. Sel Elektrokimia
Sel Elektrokimia merupakan suatu sel yang terdiri atas dua elektroda, yaitu anoda dan katoda
dan larutan elektrolit. Sel Elektrokimia ada dua jenis yaitu sel yang menghasikan listrik disebut
sel volta, dan sel memerlukan arus listrik disebut sel elektrolisis.
a. Potensial Elektroda Standar
Potensial Elektroda adalah perbedaan potensial pada suatu sel yang terbentuk dari dua elektroda
standar. Elektroda Hidrogen dijadikan elektroda standar.
b. Potensial Sel
Potensial sel merupakan selisih kedua elektroda adalah energi potensial zat tereduksi dikurangi
zat teroksidasi Eosel = Eokatoda - Eoanoda
c. Sel Elektrolisis
Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yang terurai dapat berupa
padatan,cairan,atau larutan. Arus listrik yang digunakan adalah arus searah. Tempat
berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis dan sel volta,yaitu anoda
(reaksi oksidasi) dan katoda (reaksi reduksi).perbedaan sel elektolisis dan sel volta terletak pada
kutub elektroda. Pada sel volta, anode(-) dan katoda(+), sedangkan pada sel elektrolis
sebaliknya, anoda(+) dan katoda(-). Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub
positif sumber energi listrik, sedangkan katoda dihubungkan dengan kutub negatif.
d. Reaksi redoks pada sel elektrolisis
Reaksi pada sel elektrolisis yang dibahas meliputi:
- Reaksi redoks dalam elektrolisis larutan dengan elektroda inert
- Reaksi redoks dalam elektrolisis lelehan dengan elektroda inert
- Reaksi redoks dalam elektrolisis larutan dengan elektroda tidak inert
Contoh reaksi redoks dalam elektrolisis larutan NaCl
28
- Penyepuhan (elektroplanting)adalah suatu metode elektrolisis untuk melapisi permukaan
logam oleh logam lain yang lebih stabil terhadap cuaca atau untuk menambah keindahannya.
Contohnya, besi dilapisi nikel agar tahan karat, tembaga dilapisi perak atau emas agar lebih
bernilai.
- Pemurnian logam melalui elektrolisis dilakukan untuk memurnikan logam dari
campurannya,misalnya pemurnian logam tembaga
- Pembuatan senyawa kimia melalui elektrolisis dilakukan untuk memperoleh senyawa atau
unsur murni untuk keperluan laboratorium. Contohnya pembuatan NaOH dari elektrolisis
larutan NaCl, pembuatan unsur F2 dengan elektrolisis HF dalam KF cair
f. Praktik elektrolisis larutan dan penyepuhan
Praktik elektrolisis Na2SO4 1M, larutan Kl 1M, larutan CuSO4 1M dengan elektroda inert atau
elektroda tidak inert
Merancang kegiatan pratik penyepuhan, merancang perangkat penyepuhan logam dan
merancang laporan tugas proyek
Praktik penyepuhan logam sesuai dengan prinsip reaksi redoksnya
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama 2 JP
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi
Penbelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru memberi salam dilanjutkan dengan menanyakan 15 menit
Stimulation
Pendahuluan kabar siswa dan kesiapan mengajar.
(stimulasi/ Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
pemberian
tentang reaksi redoks
rangsangan)
29
Kegiatan Inti Peserta didik membaca buku sumber tentang 10 menit
menyetarakan reaksi redoks mengunakan metoda PBO
Problem
dan metoda setengah reaksi
statement
(pertanyaan/
Peserta didik diminta mengemukakan sebanyak mungkin
identifikasi
masalah) pertanyaan yang berkaitan dengan hasil pengamatannya
Contoh pertanyaan:
- Mengapa ada ada dua cara penyetaraan reaksi
45 menit
redoks?
- Mengapa ada logam yang mampu merduksi ion
ion logam yang lain?
Data - Mengapa ada zat yang dapat teroksidasi sekaligus
tereduksi?
collection
(pengumpulan
data) Peserta didik menyimak informasi kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan.
Verifikation
(Pembuktian) Peserta didik dalam kelompok mengkaji LKS “
Penyetaraan Reaksi redoks”
Generalizatio
n
(menarik Melakukan penyetaraan reaksi reaksi redoks dengan cara
30
Kegiatan Inti Problem
Peserta didik diminta mengemukakan sebanyak 10 menit
statement
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan hasil
identifikasi
pengamatannya
masalah)
Contoh pertanyaan:
- Mengapa ada ada dua jenis sel elektrokimia?
- Mengapa Sel Volta tidak memerlukan arus
listrik dan elektroda dalam elektrolit yang
berbeda?
- Mengapa Sel Elektrolisis memerlukan arus
listrik dan elektroda dalam satu elektrolit ?
- Apa yang dimaksud dengan Potensial
Elektroda Standart dan Potensial Sel dan
penerapannya dalam Sel Elektrokimia? 45 menit
Data
collection
Peserta didik menyimak informasi kegiatan
(pengumpulan
data) pembelajaran yang akan dilakukan.
(Pembuktian) Elektrokimia”
3. Pertemuan Ketiga 2 JP
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi
Penbelajaran Pembelajaran Waktu
31
Kegiatan Guru memberi salam dilanjutkan dengan menanyakan 10 menit
Stimulation
Pendahuluan kabar siswa dan kesiapan mengajar.
(stimulasi/ Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
pemberian
tentang reaksi redoks pada sel volta
rangsangan)
Peserta didik mengamati demontrasi percobaan
elektrolisi larutan, rangkain sel yang pertama tidak
32
Kegiatan Inti Problem diberikan arus listrik dan yang kedua diberikan arus
10 menit
statement listrik
(pertanyaan/
identifikasi Peserta didik diminta mengemukakan sebanyak
masalah)
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan hasil
pengamatannya
Contoh pertanyaan:
- Mengapa pada sel yang diberi arus listrik ada
gelembung gas disekitar elektrodanya?
- Mengapa ada perbedaan gejala yang terjadi
pada kedua elektroda?
- Apa yang terjadi jika elektrodanya berbeda?
60 menit
Peserta didik menyimak informasi kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
33
Kegiatan Peserta didik dan guru mereview hasil pembelajaran 20 menit
Penutup
tentang reaksi redoks pada sel elektrolisis
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang berkinerja baik
Siswa menjawab kuis tentang sel elektrolisis
Data Pemberian tugas untuk mempelajari kegunaan sel
collection elektrolisis
(pengumpulan
data)
Verifikation
(Pembuktian)
Generalizatio
n
(menarik
kesimpulan)
4. Pertemuan Keempat 2 JP
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi Waktu
Penbelajara Pembelajara
n n
Kegiatan Guru memberi 5 menit
Penentuan
Pendahulua salam dilanjutkan
Pertanyaan
n dengan
Mendasar)
menanyakan
34
Kegiatan Inti kabar siswa dan
10 menit
kesiapan belajar
Memberikan
pertanyaan
tentang prinsip
dan reaksi pada
sel elektrolisis
20 menit
Memberikan
motivasi dengan
tanyajawab
Mendesain produk-produk
Peserta didik
membaca teks
Menyusun tentang kegunaan
Jadwal
elektrolisis yang
tersedia pada
40 menit
buku sumber, dan
mengamati
gambar-gambar
produk hasil
elektolisis dalam
kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik
diminta
mengemukakan
pertanyaan yang
terkait dengan
produk hasil
elektolisis
terutama
penyepuhan
logam yang sudah
dikenal dalam
kehidupan sehari-
35
Kegiatan Memonitor Peserta didik 20 enit
Penutup
peserta didik dan guru
dan mereview hasil
kemajuan pembelajaran
proyek kegunaan sel
elektrolisis.
Menguji
Refleksi terhadap
Hasil
pemahaman
pembelajaran
kegunaan sel
elektrolisis .
Mengevaluas Pemberian
i penghargaan
Pengalaman kepada
kelompok yang
berkinerja baik.
Peserta didik
menjawab kuis
tentang
kegunaan sel
elektrolisis dan
penyepuhan
logam.
Pemberian tugas
mempelajari
materi Hukum
Faraday.
1. Teknik penilaian :
2. Instrumen penilaian
a. Pertemuan Pertama:
- Penilaian Sikap: Lembar observasi sikap pada saat praktik “ Reaksi redoks pada sel elektrolisis”
- Penilaian Pengetahuan: Soal pilihan ganda, uraian dan tugas materi Prinsip sel elekrolisis dan
Reaksi redoks pada sel elektrolisis
- Penilaian Keterampilan: Lembar pengamatan keterampilan pada saat praktik “ Reaksi redoks
pada sel elektrolisis”
b. Pertemuan Kedua :
- Penilaian Sikap : Lembar observasi diskusi merancang tugas proyek Praktik Penyepuhan
logam
- Penilaian Pengetahuan: Soal pilihan ganda, uraian materi kegunaan sel elektrolisis
- Penilaian Ketrampilan : Format Penilaian tugas proyek dan format penilaian portofolio
Laporan proyek.
3. Pembelajaran Remedial :
Pembelajaran remedial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang
mendapat nilai di bawah 2,67.
Strategi pembelajaran remedial dilaksanakan dengan pembelajaran remedial, penugasan dan tutor
sebaya berdasarkan indikator pembelajaran yang belum dicapai oleh masing-masing peserta didik.
4. Pengayaan :
Peserta didik yang mendapat nilai diatas 2,67 diberikan tugas mengkaji materi penerapan
elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari dan atau soal-soal higher ordered thinking.
5. Kunci dan Pedoman Penskoran ( pada lampiran)
Perilaku Keterangan
No Nama Sisma
Kerjasama Disiplin teliti Komunikatif
37
2
Rubrik Penilaian :
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
Kelas/Semester: XII / 1
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerjasama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif
sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Perilaku Keterangan
No Nama Sisma
Kerjasama Disiplin teliti Komunikatif
Rubrik Penilaian :
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
38
2. Lembar Penilaian Diri
Setelah mempelajari materi Sel elektrolisis, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara
memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan.
Penilaian Diri
Tugas:............................ Nama:..........................
Kelas:..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirimu yang sebenarnya.
no Pernyataan YA TIDAK
1 Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman
39
satu kelompok
2 Saya melakukan tugan sesuai jadwal
3 Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
4 Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
5 Sebelum melakukan tugas terlebih dahulu saya membaca literatur
yang mendukung tugas
no Perilaku YA TIDAK
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4 Mau bekerjasama dengan semua teman
5 Disiplin pada saat belajar
4. Format Jurnal
JURNAL
40
Topik : Sel Elekrolisis. Nama : ........................
Tanggal Kuis: ........... Kelas : ...........................
Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda silang pada yang benar
1. Elektrolisis merupakan penguraian suatu zat akibat arus listrik. Diantara pernyataan berikut yang
berlaku pada sel elektrolisis adalah....
A. oksidasi terjadi pada katoda
B. anoda bermuatan negatif
C. migrasi kation menuju elektrode positif
D. elektrode positip dinamakan katoda
E. reduksi berlangsung di katoda
2. Perhatikan gambar percobaan elektrolisis larutan natrium klorida dengan elektroda karbon. Pada
pipa U bagian A dan B ditetesi indilator universal sehingga larutan berwarna hijau. Pada saat
rangkaian sel elektrolisis diberi arus listrik, gejala yang timbul pada bagian A atau B adalah....
A. pada bagian A terdapat gelembung gas, larutan berubah menjadi berwarna merah
B. pada bagian B terdapat gelembung gas, larutan berubah men jadi berwarna merah
C. pada bagian B terdapat gelembung gas dan larutan berubah jadi merah kemudian menjadi tidak
berwarna
D. pada bagian A tidak terdapat gelembung gas, larutan berubah dari hijau menjadi berwarna biru
E. pada bagian B tidak terdapat gelembung gas dan larutan berubah jadi merah kemudian menjadi
tidak berwarna
3. reaksi yang terjadi pada katode dari elektrolisis larutan Na2SO4 adalah ….
A. Na+ (aq) + e – → Na (s)
B. 2H2O (aq) + 2e → 2OH- (aq) + H (g)
C. 2H+ (aq) + 2e– → H(g)
D. SO 2-(aq) + 2e– → SO4 (aq)
E. 4OH- (aq) → 2H O (aq) + O(g) + 4e–
b. Soal Uraian
Soal Uraian
Kunci Jawaban
a. Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda:
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jawaban E C B E C D D
A
Bobot soal masing-masing 1
Lembar Pengamatan
Topik: ...............................
Kelas: ................................
42
no Nama Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Akhir Jumlah
Percobaan Percobaan Percobaan Skor
1
2
Rubrik
2 PELAKSANAAN :
e. Keakuratan Sumber Data / Informasi
f. Kuantitas Sumber Data
43
g. Analisis Data
h. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
d. Sistematika Laporan
e. Performans
f. Presentasi
Total skor
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
C. Kompetensi Dasar
1.1. Menyadari adanya keteraturandalam korosi, reaksi redoks, keragaman sifat unsur,
senyawamakromolekul sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.3. Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
1.4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan mengajukan ide/gagasan
untuk mengatasinya.
4.4. Mengajukan ide/gagasan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya korosi
45
1.4.2. Menjelaskan prinsip terjadinya korosi.
1.4.3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi.
1.4.4. Memilih cara yang tepat untuk mencegah terjadinya korosi.
1.4.5. Menganalisis reaksi redoks yang terjadi pada proses pencegahan korosi.
4.4.1. Merancang kegiatan percobaan pencegahan korosi.
4.4.2. Mendesain perangkat percobaan pencegahan korosi.
4.4.3. Melakukan percobaan pencegahan korosi.
4.4.4. Menyajikan laporan tugas proyek pencegahan korosi .
E. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran Reguler/Remedial Korosi
Oksigen adalah zat yang sangat reaktif dan dapat menyebabkan banyak logam
teroksidasi di udara secara spontan. Untungnya, banyak dari reaksi tersebut berlangsung
lambat. Proses kehancuran logam ini disebut korosi. Jadi korosi dapat diartikan sebagai
peristiwa rusaknya logam atau alloy sebagai hasil proses kimia seperti oksidasi atau aksi zat kimia.Secara
umum, yang menjadi agen pengoksidasi adalah gas O 2, tapi reaksi langsung O 2 dengan logam
tidak menjelaskan bagaimana korosi terjadi.
Biasanya air juga terlibat dalam proses korosi, misalnya korosi pada besi. Besi(III) oksida hidrat atau
karat, terbentuk dengan reaksi keseluruhan sebagai berikut:
Sebenarnya, mekanisme reaksi yang terjadi lebih rumit dari reaksi di atas. Reaksi
mengenai peristiwa perkaratan besi yang lebih sederhana ditunjukkan pada Gambar 1. Besi
teroksidasi dengan setengah reaksi berikut:
F e ( s ) → Fe 2 + ( a q ) + 2 e −
Fe2+ kemudian teroksidasi menjadi Fe3+pada reaksi selanjutnya. Reaksi oksidasi selalu disertai
reaksi reduksi pada saat yang sama, namun tidak harus pada lokasi yang sama. Elektron yang
dihasilkan pada reaksi oksidasi digunakan untuk reaksi reduksi pada daerah yang berbeda di
permukaan besi. Setengah-reaksi reduksi yang terjadi adalah:
Elektron mengalir melalui logam, dan ion mengalir pada lapisan air diantara dua tempat
reaksi, sebagai suatu sel elektrokimia
Terdapat tiga komponen yang diperlukan pada korosi logam hampir di semua tempat di bumi,
yaitu oksigen, air, dan ion. Air hujan murni mengandung sedikit ion H3O+ dan HCO3− yang berasal dari
46
karbon dioksida terlarut. Semakin tinggi konsentrasi ion dari garam yang naik ke udara, baik berasaldari
daerah dekat lautan, asam-asam polutan udara, atau dari garam yang disebar pada jalan bersalju,
dapat membuat korosi yang parah di daerah-daerah tertentu.
Korosi merupakan masalah ekonomi utama. Sekitar 20% dari semua besi dan baja yang
diproduksi digunakan untuk memperbaiki atau mengganti bangunan yang berkarat. Oleh sebab
itu, pencegahan korosi menjadi fokus penelitian utama dalam ilmu material dan elektrokimia.
Salah satu tindakan nyata untuk menanggulangi korosi adalah dengan mengecat logam atau
melapisinya dengan bahan lain yang tidak mudah berkarat. Akan tetapi satu retakan atau
goresan saja terjadi pada lapisan pelindung, akan menimbulkan korosi pada logam yang dilapisi
bahkan korosi tersebut akan tersebar lebih cepat daripada korosi pada permukaan logam yang
tidak dilapisi.
Beberapa logam lebih mudah terkororsi daripada logam yang lain. Keelektronegatifan
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya. Emas adalah logam yang memiliki
keelektronegatifan paling tinggi dan merupakan logam yang paling tahan terhadap korosi. Logam-
logam alkali memiliki keelektronegatifan paling rendah sehingga sangat mudah terkorosi. Sifat-
sifat oksida logam yang terbentuk juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Walaupun memiliki keelektronegatifan
rendah, aluminium, kromium, dan titanium
merupakan logam yang tahan korosi. Hal ini
disebabkan oksida logam-logam tersebut
membentuk lapisan yang melindungi logam
dibawahnya sehingga oksidasipun berhenti.
Sebaliknya, karat besi adalah lapisan berpori
yang mudah terkelupas, sehingga karat
tersebut tidak melindungi permukaan besi.
Anehnya, lebih baik melapisi baja dengan logam lain yang lebih mudah berkarat daripada dengan
logam yang lebih sukar berkarat. Sampah kaleng, misalnya, dibuat dari baja yang dilapisi seng.
Lapisan ini tidak menghentikan korosi. Tapi seng yang terkorosi lebih awal membuat besi
dibawahnya lebih lama terkorosi daripada baja yang tidak dilapisi seng.
Kapanpun dua logam berhubungan, sel korosi mungkin sekali terbentuk. Logam yang menjadi
anoda pada sel ini terkorosi lebih cepat dibandingkan jika logam tersebut tidak berhubungan
dengan logam lain yang lebih sukar berkarat. Konsep ini menjelaskan tentang penggunaan korban
anoda pada kapal dan pipa saluran, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Saat anoda terkorosi,
elektron akan diberikan pada katoda. Korosi anoda yang memperlambat atau menghentikan
korosi pada struktur bangunan logam penting yang dilapisinya. Peristiwa ini disebut efek
perlindungan katoda.
Gambar 2
Pipa minyak Alaska dilindungi secara katodik dengan kabel seng
pararel.
47
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
- Peserta didik menjawab salam
Kegiatan 10 menit
pembuka yang diucapkan oleh guru.
Pendahuluan - Peserta didik berdoa sebelum memulai
proses pembelajaran.
- Peserta didik menginformasikan teman
yang tidak hadir.
- Memotivasi peserta didik dengan
menjelaskan bahwa kimia tidak sulit
dan tidak perlu cemas. Jika
bersungguh-sungguh untuk belajar
pasti akan menguasai pelajaran kimia
maupun pelajaran lain.
- Peserta didik menyimak penjelasan
guru mengenai kompetensi yang akan
dicapai pada pembelajaran.
- Peserta didik menyimak penjelasan
guru mengenai sistem penilaian yang
berlaku.
- Peserta didik menjawab pertanyaan
guru mengenai contoh korosi di
lingkungan sekitar.
48
- Peserta didik mengamati video faktor-
Kegiatan Inti Essential 15 menit
faktor yang mempengaruhi terjadinya
Question korosi dan akibat korosi.
- Peserta didik diberikan kesempatan
(Penentuan
untuk bertanya setelah mengamati
Pertanyaan video.
Mendasar) Contoh pertanyaan yang berkaitan dengan
pengamatan peserta didik:
Designing
Project Plan
45 menit
(Perancangan
Perencanaan
49
Proyek)
Creating
Schedule
(Penyusunan
10 menit
Jadwal)
50
Kegiatan Inti
- Peserta didik melaksanakan tugas
Monitor the 25 menit
proyek sesuai rancangan kegiatan.
Progress - Guru memantau aktivitas yang penting
dari peserta didik selama
(Pemantauan
menyelesaikan proyek menggunakan
Kemajuan) format penilaian yang telah didiapkan.
Assess the
Outcome 20 menit
(Pengujian
- Peserta didik menyimpulkan cara-cara
Hasil)
pencegahan korosi.
- Peserta didik memaparkan laporan
tentang proyek yang telah dilakukan
kemudian mempresentasikan dengan
menggunakan tata bahasa yang benar
Evaluate the
Experiment
(Evaluasi Hasil) 25 menit
- Peserta didik menyimak ulasan guru
Kegiatan 10 menit
mengenai materi yang telah
Penutup disampaikan.
- Peserta didik memperoleh informasi
kegiatan untuk pertemuan selanjutnya.
51
- Penilaian antar teman. - Format penilaian
- Jurnal. - catatan
- Tes tertulis - Soal pilihan ganda
2 Pengetahuan
- Soal uraian
- Penilaian proyek - Format penilaian
3 Keterampilan
2. Instrumen penilaian
- Penilaian sikap : lembar observasi sikap pada saat diskusi korosi.
- Penilaian pengetahuan : soal pilihan ganda, uraian materi korosi.
- Penilaian keterampilan : format penilaian tugas proyek pencegahan korosi
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat
nilai di bawah 2,67.
Strategi pembelajaran remedial dilaksanakan dengan pembelajaran remedial, penugasan, dan tutor
sebaya berdasarkan indikator pembelajaran yang belum dicapai oleh masing-masing peserta didik.
Peserta didik yang mendapat nilai di atas 2,67 diberikan tugas mengerjakan soal-soal level tinggi.
4. Kunci dan Pedoman Penskoran (pada lampiran)
Kelas : XII
Semester :5
Predikat
Nama
Nilai
Responsif
Rasa ingin
Proaktif
Tanggung
No
jawab
kritis
tahu
teliti
siswa
52
4
Nilai =
Mengkonversi nilai ke dalam kriteria sesuai dengan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013.
96-100 4,00 A
91-95 3,66 A-
85-90 3,33 B+
80-84 3,00 B
75-79 2,66 B-
70-74 2,33 C+
65-69 2,00 C
60-64 1,66 C-
55-59 1,33 D+
≤54 1,00 D
53
Deskriptor
No Indikator
1 2 3
Petunjuk Pengisian 54
Penilaian
No. Pernyataan
SS S TS STS
55
13. Saya rasa kadang ceroboh dalam menganalisis hasil
penayangan video
Aspek Pengamatan
Rasa ingin tahu (1,3,2,5)
Teliti (8,10,11,13)
Skor
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Nilai =
56
d. Penilaian Antar Peserta Didik
Nama Siswa :
Kelas :
Nama Penilai :
Petunjuk Pengisian
Penilaian
No. Pernyataan
SS S TS STS
57
pembelajaran
Aspek Pengamatan
Rasa ingin tahu (1,3,2,5)
Teliti (8,10,11,13)
Jumlah
No Nama Nilai Predikat
(4,6,7,9)
Skor
Pernyataan Positif
58
Skor 2 : siswa menjawab tidak setuju
Pernyataan Negatif
Nilai =
JURNAL
Kelas:
59
2. InstrumenPenilaianKompetensi Pengetahuan
c. Tes Tulis
3) Soal Pilihan Ganda
TES PEMAHAMAN PENCEGAHAN KOROSI
Kelas : XII
Materi : Korosi
Waktu : 90 menit
Petunjuk Umun:
1. Bacalah terlebih dahulu soal dibawah ini dengan teliti dan cermat.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar.
3. Laporkan kepada guru jika terdapat tulisan yang kurang jelas atau rusak.
4. Periksalah jawaban anda sebelum diserahkan kepada guru.
I. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X).
60
c. reduksi oksidasi
6. Reaksi kimia yang terjadi ketika besi bersentuhan dengan logam timah adalah….
a. katoda : 2H2O (l) O2(g) +4H+ + 4e
+
b. anoda : O2(g)+ 4H +4e 2H2O(l)
2+
c. anode : Fe(s) Fe (aq) + 2e
d. katode : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
e. anode : Fe(s) + 2e Fe2+
7. Reaksi kimia yang terjadi ketika besi bersentuhan dengan seng adalah….
a. katode : 2H2O (l) O2(g) + 4H+ + 4e
+
b. anoda : O2(g)+ 4H (aq) 2H2O(l)
2+
c. anoda : Zn(s) + 2e Zn (aq)
d. anoda : Zn(s) Zn2+(aq) +2e
e. katoda : Zn(s) + 2e Zn2+(aq) +2e
10. Jika diketahui potensial elektroda reduksi standar (Eo) logam besi adalah -0,44,
artinya….
a. ion besi lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan ion hidrogen
b. ion besi lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan ion hidrogen
c. ion besi lebih sukar mengalami reduksi disbanding ion hidrogen
d. ion besi lebih sukar mengalami reduksi oksidasi disbanding ion hidrogen
e. jumlah zat terbentuk dalam reaksi sama dengan pereaksi
11. Jika diketahui potensial elektrode reduksi standar (Eo) tembaga adalah +0,34
artinya….
a. ion tembaga lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan ion hydrogen
b. ion tembaga lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan ion hidrogen
c. ion tembaga lebih sukar mengalami reduksi dibndingkan ion hidrogen
61
d. ion tembaga lebih sukar mengalami reaksi reduksi oksidasi disbanding ion
hidrogen
e. ion tembaga lebih sukar mengalami reaksi netralisasi dibanding ion hidrogen
12. Diantara logam-logam dibawah ini, logam manakah yang tidak dapat mengalami
korosi bila bereaksi dengan udara dan air….
a. besi
b. seng
c. emas
d. tembaga
e. nikel
13. Salah satu gas yang dapat menyebabkan terjadinya korosi adalah….
a. helium
b. oksigen
c. argon
d. hidrogen
e. nitrogen
15. Diantara logam-logam dibawah ini, logam manakah yang tepat untuk mencegah
korosi pada pipa besi….
a. seng
b. aluminium
c. krom
d. magnesium
e. nikel
16. Salah satu pencegahan korosi logam adalah dengan galvanisasi, pengertian dari
galvanisasi adalah….
a. pelapisan dengan timah
b. pelapisan dengan kromium
c. pelapisan dengan perak
d. pelapisan dengan seng
e. pelapisan dengan magnesium
17. Salah satu pencegahan korosi logam adalah dengan chromium platting. Pengertian
dari chromium platting adalah….
a. pelapisan dengan timah
b. pengorbanan anode
c. mengecat
d. pelapisan dengan kromium
e. pelapisan dengan zink
18. Salah satu kerugian yang ditimbulkan oelh korosi adalah kerusakan konstruksi
jembatan dan bangunan, berikut adalah cara-cara pencegahannya, kecuali….
a. pencucian dengan air garam
b. pelapisan logam
c. pengecatan
d. dilumuri oli
e. perlindungan ktoda
62
19. Yang bukan merupakan contoh dari kerugian yang ditimbulkan oleh korosi logam
adalah….
a. kerusakan konstruksi bangunan
b. jembatan roboh
c. atap seng berlubang
d. badan kapal laut berlubang
e. warna mobil semakin menarik
20. Yang bukan alasan pentingnya mempelajari korosi logam adalah….
a. korosi logam terjadi pada kehidupan sehari-hari
b. logam digunakan dalam kehidupan sehari-hari
c. sifat-sifat dari produk korosi logam berbeda sama sekali dan sifat-safat logamnya
d. bahan logam lebih lebih tahan lama
e. korosi logam mengakibatkan dapat menyebabkan kematian
4) SoalUraian
3. InstrumenPenilaianKompetensi Keterampilan
a. Penilaian Proyek
1 Perencanaan:
a. Rancangan alat
- Alat dan bahan
- Gambar
b. Uraian cara menggunakan alat
2 Pelaksanaan
63
c. Analisis data
d. Penarikan kesimpulan
Total Skor
PENCEGAHAN KOROSI
Mata Pelajaran :
Kelas :
Materi Pokok :
Semester :
Tahun Pelajaran :
Petunjuk pengisian
Pahami aspek yang dinilai dan bacalah rubrik dengan teliti dan cermat.
Berilah tanda checklist (√) pada kolom nilai berdasarkan rubrik penilaian
melakukan praktikum.
Nama Siswa
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Menuliskan identitas
kelompok, tanggal
praktikum, dan guru
pembimbing
2. Mencantumkan judul
64
percobaan
3. Menuliskan tujuan
percobaan
4. Menuliskan hipotesis
7. Menuliskan prosedur
percobaan
8. Menuliskan hasil
pengamatan
9. Menghubungkan hasil
pengamatan dengan teori
Jumlah skor
Nilai
Pedoman Penskoran:
Menjumlahkan skor
Mengubah skor ke dalam nilai
....
Skor maksimum: 46
Mengkonversi nilai ke dalam kriteria berikut:
Tabel Konversi Nilai Psikomotor Siswa
96-100 4,00 A
91-95 3,66 A-
85-90 3,33 B+
80-84 3,00 B-
75-79 2,66 B
65
70-74 2,33 C+
65-69 2,00 C
60-64 1,66 C-
55-59 1,33 D+
≤ 54 1,00 D
PENCEGAHAN KOROSI
66
No. Komponen Keterampilan Indikator Skor
67
No. Komponen Keterampilan Indikator Skor
Aspek Pengamatan
Menulis judul dan tujuan
Menulis prosedur
Jumlah
No Nama Siswa Nilai Predikat
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
68
Komponen Skor
Keterampilan 4 3 2 1
69
dengan konsep konsep laju konsep laju
laju reaksi reaksi reaksi
Membuat tabel Membuat tabel Membuat tabel Membuat tabel Membuat tabel
pengamatan dengan lengkap dengan cukup dengan kurang dengan tidak
lengkap lengkap lengkap
Sekolah :
Kelas/Semester : XII/2
Sub Materi Pokok : Struktur, tatanama, sifat dan kegunaan benzena dan turunannya
A. Kompetensi Inti
70
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 : Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 : Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,
kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan
melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 : Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
3.8 : Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaaan benzena dan turunannya
4.8 : Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan benzena dan
turunannya
Indikator
1.1.1 Menunjukkan sikap religius melalui pembiasaan salam dan doa dalam kehidupan
sehari-hari
2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu mengenai struktur dan tata nama benzena dan
turunannya
2.1.2 Menunjukkan perilaku teliti dalam menuliskan tatanama benzena dan turunannya
2.1.3 Menunjukkan perilaku yang komunikatif saat mengkomunikasikan hasil diskusi
dalam memecahkan masalah terkait tata nama benzena dan turunannya
3.8.1 Menjelaskan pengertian benzena
3.8.2 Menjelaskan pengertian turunan benzena
71
3.8.3 Menjelaskan tata nama Trivial dan IUPAC suatu senyawa turunan benzena
monosubtituen
3.8.4 Menggambarkan struktur suatu turunan benzena monosubstituen
3.8.5 Menjelaskan posisi orto, meta dan para pada senyawa turunan benzena
disubstituen
3.8.6 Menjelaskan gugus-gugus pensubtitusi yang lebih berprioritas dalam tatanama
senyawa turunan benzena
3.8.7 Menuliskan nama suatu senyawa turunan benzena disubtituen
3.8.8 Menggambarkan struktur suatu turunan benzena disubstituen
3.8.9 Menjelaskan sifat fisika benzena
3.8.10 Menjelaskan sifat kimia benzena
3.8.11 Menjelaskan kegunaan benzena dan senyawa turunannya dalam kehidupan sehari-
hari
4.8.1 Mengemukakan kesimpulan dari struktur dan tata nama benzena yang diberikan
4.8.2 Melakukan percobaan sifat fisika dan kimia benzena dan senyawa turunannya
C. Tujuan Pembelajaran
Sikap
1.1.1.1 Peserta didik dapat menunjukkan sikap religius melalui pembiasaan salam dan
doa dalam kehidupan sehari-hari
2.1.1.1 Peserta didik dapat menunjukkan rasa ingin tahu struktur dan tata nama
benzena dan turunannya melalui diskusi
2.1.2.1 Peserta didik dapat menunjukkan perilaku teliti dalam menuliskan tatanama
benzena dan turunannya
2.1.3.1 Peserta didik dapat menunjukkan perilaku yang komunikatif saat
mengkomunikasikan hasil diskusi dalam memecahkan masalah terkait tata
nama benzena dan turunannya
Pengetahuan
3.8.1.1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian benzena melalui diskusi
3.8.2.1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian turunan benzena melalui diskusi
3.8.3.1 Peserta didik dapat menjelaskan tata nama Trivial dan IUPAC suatu senyawa
turunan benzena monosubsituen
3.8.4.1 Peserta didik dapat menggambarkan struktur suatu turunan benzena
monosubsituen melalui diskusi
3.8.5.1 Peserta didik dapat menjelaskan posisi orto, meta dan para pada senyawa
turunan benzena disubstituen melalui diskusi
3.8.7.1 Peserta didik dapat menuliskan nama suatu senyawa turunan benzena
disubtituen
3.8.8.1 Peserta didk dapat menggambarkan struktur suatu turunan benzena disubstituen
melalui diskusi
3.8.9.1 Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisika benzena melalui praktikum
72
3.8.10.1 Peserta didik dapat menjelaskan sifat kimia benzena melalui praktikum
3.8.11.1 Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan benzena dan senyawa turunannya
dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi
Keterampilan
4.8.1.1 Peserta didik dapat terampil mengemukakan kesimpulan dari struktur dan tata
nama benzena yang diberikan melalui diskusi
4.8.2.1 Peserta didik dapat terampil melakukan percobaan sifat fisika dan kimia
benzena dan senyawa turunannya
D. Materi Pembelajaran
a. Materi Prasyarat : Hidrokarbon
b. Materi Inti
Faktual
Salah satu masalah dalam rumus kimia yang sulit terpecahkan lebih dari 100 tahun adalah
struktur benzena. Tidak ada yang dapat menggambarkan bagaimana enam atom karbon dan enam
atom hidrogen membentuk struktur benzena serta dalam bentuk apa sebaiknya rumus itu
ditampilkan. Kemudian Kekule (setelah menemukan struktur kekule) berusaha untuk
memecahkan misteri tersebut.
Pada suatu malam di tahun 1865 Kekule tertidur di dekat perapian. Kekule melihat ular
bergerak menari-nari. Tiba-tiba bagian ekor dari ular itu bersambungan dengan kepalanya, maka
terjadilah gelang rantai yang terus berputar-putar. Mimpi inilah yang menghantarkan Kekule
pada penemuan struktur Benzena. Kekule mengeluarkan hipotesisnya yang menggambarkan
bahwa struktur benzena berupa enam atom karbon yang terdapat di sudut-sudut heksagon
beraturan dengan satu atom hidrogen melekat pada setiap atom karbon, seperti penggambaran
pada mimpi Kekule. Agar setiap atom karbon mempunyai valensi empat Ia menyarankan ikatan
tunggal dan ganda dua berselang di sekeliling cincin, yang sekarang lebih dikenal sebagai sistem
konjugasi ikatan ganda dua.
Konseptual
Semua senyawa yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai senyawa turunan
benzena. Penataan nama senyawa turunan benzena sama seperti pada senyawa alifatik, ada tata
nama umum (trivial) dan tata nama menurut IUPAC yang didasarkan pada sistem penomoran.
Dengan tata nama IUPAC, atom karbon dalam cincin yang mengikat substituen diberi nomor
terkecil. Menurut IUPAC, benzena dengan satu substituen diberi nama seperti pada senyawa
alifatik, sebagai gugus induknya adalah benzena. Contoh:
73
Benzena dengan gugus alkil sebagai substituen, diklasifikasikan sebagai golongan arena.
Penataan nama arena dibagi ke dalam dua golongan berdasarkan panjang rantai alkil. Jika gugus
alkil berukuran kecil (atom C<7 ) maka gugus alkil diambil sebagai substituen dan benzena
sebagai induknya. Contoh:
Jika gugus alkil berukuran besar (atom C>=6) maka benzena dinyatakan sebagai substituen dan
alkil sebagai rantai induknya. Benzena sebagai substituen diberi nama fenil– (C6 H5–, disingkat
–ph). Contoh:
Benzena dengan dua gugus substituen diberi nama dengan awalan: orto– (o–), meta– (m–), dan
para– (p–). rto– diterapkan terhadap substituen berdampingan (posisi 1 dan 2), meta– untuk
posisi 1 dan 3, dan para– untuk substituen dengan posisi 1 dan 4.
Jika gugus substituen sebanyak tiga atau lebih, penataan nama menggunakan penomoran dan
ditulis secara alfabet. Nomor terkecil diberikan kepada gugus fungsional (alkohol, aldehida, atau
karboksilat) atau gugus dengan nomor paling kecil. Urutan prioritas penomoran untuk beberapa
substituen yang umum:
74
Arah tanda panah menunjukkan substituen yang semakin prioritas, maka penomorannya
dengan nomor yang semakin kecil
Prosedural
Benzena adalah zat cair yang tidak berwarna, mudah menguap, dan bersifat racun. Seperti halnya
hidrokarbon yang lain, benzena bersifat nonpolar, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
yang kurang polar atau nonpolar, sepertri eter dan tetraklorometana. Benzena sendiri banyak
digunakan sebagai pelarut.
Benzena juga merupakan senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan mempunyai bau yang
manis. Benzena adalah sejenis karsinogen (penyebab penyakit kanker). Benzena memiliki titik
didih 80oC, titik leleh 5,5oC, dan massa jenis 0,88 g/ml, dengan bau aromatik.
Untuk membuktikan kepolaran dari suatu benzena dapat dilakukan percobaan mengenai uji
kepolaran benzena dan senyawa turunannya.
E. Strategi Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah LKS dan Powerpoint tentang asam-
basa Lewis
Sumber Belajar
Watoni, Haris. 2014. Kimia untuk SM/MA Kelas XII. Bandung : Yrama Widya
G. Langkah-langkah Pembelajaran
75
“Berdasarkan gambar tersebut, siapa yang masih
ingat penggolongan senyawa hidrokarbon
berdasarkan bentuk rantainya?
Siswa diberikan motivasi terkait materi benzena
dan tatanama benzena
Guru : “anak-anak, pernahkah kalian
menggunakan karbol?
Siswa : “Pernah bu,
Guru : “bagaimana bau dari kabol tersebut nak?
Siswa : wangi bu,, baunya khas tidak ada yang
menyamai
Guru : iya, karbol tersebut merupakan salah satu
contoh bahan yang mengandung benzena
dan senyawa turunannya. Nah, bau harum
yang khas tersebut merupakan salah satu
ciri dari benzena dan senyawa turunannya
yaitu bersifat aromatik. Pada pertemuan
kali ini kita akan membahas benzena dan
tatanama benzena
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut.
Siswa dibagi ke dalam 3 kelompok. Setiap
kelompok mendapatkan LKS benzena dan
tatanama benzena.
Menanya
76
Mengumpulkan data
Mengasosiasi
77
Siswa menganalisis urutan keprioritasan
gugus pensubsitusi
Siswa mengaitkan tatanama IUPAC dari
senyawa turunan benzena disubsituen
dengan gugus pensubsitusi yang lebih
berprioritas pada struktur tersebut
Siswa menuliskan nama pada beberapa
senyawa turunan benzena disubsituen dari
contoh yang diberikan
Mengkomunikasikan
78
a. Guru memberikan umpan balik terhadap proses
Penutup 20 menit
dan hasil pembelajaran
b. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
hasil diskusi materi yang dipelajari dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut
”Baiklah, sekarang saatnya kita
menyimpulkan pembelajaran kita pada hari
ini.”
”Bagaimana aturan tata nama IUPAC pada
turunan benzena disubsituen ?”
c. Siswa diberikan informasi rencana kegiatan
pembelajaran untuk kegiatan berikutnya.
79
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari, seperti :
“anak-anak pada pertemuan kemarin kalian
telah mempelajari tentanng struktur benzena
dan turunannya. Bagaimanakah struktur dari
benzena dan senyawa turunan benzena seperti
toluena?”
b.Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai
c. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus, seperti :
“Pada pembelajaran kali ini akan dipelajari
mengenai sifat benzena dan senyawa
turunannya. Silahkan, kalian duduk per
kelompok sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.”
Mengamati :
Guru menampilkan gambar kamper dan senyawa
yang terkandungnya :
“ Kalian pasti pernah menggunakan kamper di
dalam lemari pakaian agar tidak berbau,
senyawa yang dikenal dengan nama kamper ini
dalam istilah kimia dinamakan sebagai
naftalena. Berikut ini adalah gambar senyawa
yang terkandung dalam kamper :
Menanya :
80
atas, diharapkan siswa dapat mengajukan
pertanyaan seperti :
Mengumpulkan data :
Mengasosiasi :
81
Setelah melakukan percobaan dan berdiskusi
tentang sifat fisika benzena dan senyawa
turunannya siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang sifat benzena dan
senyawa turunannya tersebut
Mengkomunikasikan :
82
membaca materinya di rumah terlebih dahulu.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Mengamati :
83
Sekarang coba perhatikan gambar produk petasan
yang ibu tampilkan dengan struktur submikroskopis
dari bahan peledak TNT”
Menanya :
Mengumpulan data :
84
dan berdiskusi mengenai kegunaan benzena dan
senyawa turunannya
Siswa mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh
guru tentang kegunaan benzena dan senyawa
turunannya secara berkelompok
Siswa diminta untuk mencari informasi tambahan
dari berbagai litelatur (buku Kimia SMA kelas XII
dan internet) tentang kegunaan dari benzena dan
senyawa turunannya
Mengasosiasi :
Mengkomunikasikan :
Sikap
No Rasa Ingin Tahu Teliti Komunikatif
Nama
86
No. Aspek yang Dinilai Skor Kriteria