Anda di halaman 1dari 10

Nama : DEWI SABRINA

Nim : 1814047001

MODUL
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT
KENAIKAN TITIK DIDIH

Sekolah : SMA …….


Kompetensi Keahlian : PEMINATAN IPA
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XII / GANJIL

A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
Pengetahuan
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
Keterampilan
4.2 Menganalisis data untuk menentukan derajat pengionan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator KD pada KI pengetahuan
3.2.1 Menentukan derajat pengionan zat elektrolit berdasarkan data percobaan
kenaikan titik didih
3.2.2 Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non lektrolit

Indikator KD pada KI keterampilan


4.2.1 Melakukan percobaan penentuan derajat pengionan zat elektrolit berdasarkan data
percobaan kenaikan titik didih

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, peserta
didik dapat melakukan percobaan kenaikan titik didih larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit serta melaporkan hasil percobaan sehingga dapat menganalisis data untuk
menentukan derajat pengionan dan dapat membedakan kenaikan titik didih larutan
elektrolit dan nonelektrolit, yang mana siswa diharapkan terlibat aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, dan bertanggung jawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, siswa teliti
dalam melakukan pengamatan serta mengembangkan nilai karakter berpikir kritis,
kreatif (kemandirian), kerja sama (gotong royong), dan kejujuran (integritas).

E. Peta konsep

Sifat koligatif larutan elektrolit

Dipengaruhi oleh
Berbanding lurus dengan molalitas
Ion-ion (derajat pengionan)

Faktor Van’t Hoff Kenaikan titik didih Penurunan titik beku (pengayaan)
p(Pengayaan)(pengayayaan(Pengaya
an)
F. Uraian Materi

Faktor van’t hoff

Derajat pengionan (disosiasi dan ionisasi)


Nonelektrolit : ɑ = 0 dan I = 1
senhyawa-senyawa ionic, kovalen polar, dan
Elektrolit kuat : ɑ = 1 dan I = n senyawa-senyawa nonionic dalam larutan tidak
Elktrolit lemah : ɑ < 1 dan I < n sama.

Seorang kimiawan Jerman, Jacobus Van’t Hoff (1852-1911) merumuskan angka banding
jumlah partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit dengan larutan non-elektrolit sebagai
Faktor Van’t Hoff dan dilambangkan dengan i.
Sifat koligatif tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Bila zat-zat
terlarut elektrolit sebelum terurai dapat dianggap sama dengan zat nonelektrolit, Faktor
van’t hoff dapat dihitung dengan membanding jumlah partikel zat elektrolit setelah
terionisasi dengan yang sebelum terionisasi. Sebagai contoh, sebanyak ɑ mol AxBy
dengan derajat pengionan ɑ dilarutkan dalam air samapi terurai dengan membentuk ion-
ion Ay+ dan Bx-. Faktor van’t hoff dapat dirumuskan sebagai berikut :
AxBy xAy+ + yBx-
Mol mula-mula : ɑ
Nol terurai :−aɑ x (aɑ) + y( aɑ)
Mol sesudah terurai : ɑ−aɑ x (aɑ) y( aɑ)
Jumlah mol terurai = ɑ mol
Jumlah mol sesudah terurai = (ɑ − aɑ) + x (aɑ) + y (aɑ)
= ɑ + aɑ (x + y – 1)
Dalam hal ini x dan y adalah koefisien setiap jenis ion.
Jika x + y = n , maka jumlah mol zat terurai = ɑ + aɑ (n−1)
Dengan demikian, faktor van’t hoff nya adalah :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑘𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑟𝑎𝑖 ɑ + ɑ𝑎 (𝑛 − 1)
𝑖= =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑟𝑎𝑖 ɑ
𝑖 = 1 + ɑ (𝑛 − 1) atau Type equation here.

𝒊 = 𝟏 + (𝒏 − 𝟏)ɑ
Nilai faktor van’t hoff larutan eklektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasi larutan.
Makin besar konsentrasi larutan, makin kecil nilai i. sebagaimana yang disajikan dalam
tabel 1.1 nilai pendekatan i untuk NaCl, KCl dan MgSO4 adalah 2 karena garam-garam
ini terurai sempurna . Adapun K2SO4 memiliki i = 3
Tabel 1.1 faktor van’t hoff beberapa garam dengan molalitas tertentu
Faktorv van’t hoff (i)
Garam molalitas (mol garam/kg air)
jika terurai 100 %
0,1 0,01 0,001
NaCl 1,87 1,94 1,97 2,00
KCl 1,85 1,94 1,98 2,00
K2SO4 2,32 2,70 2,84 3,00
MgSO4 1,21 1,53 1,82 2,00

Sifat-sifat koligatif larutan elektrolit


Pada pertemuan sebelumnya telah diungkap bahwa sifat koligatif adalah suatu fenomena
yang terjadi pada pelarut murni akibat penambahan zat terlarut yang sukiar menguap
(nonvolatil) membentuk larutan encer dalam suatu ruang tertutup. Kalau begitu partikel-
partikel apa yang terkandung dalam larutan ? apa yang berpengaruh pada sifat koligatif ?
Sifat koligatif tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi
∑ partikel = ∑ larutan x i
hanya bergantung pada jumlah particle zat terlarut yang terbentuk
dalam larutan.

Sebagai contoh larutan NaCl 0,1 molal akan memiliki sifat koligatif yang sama dengan
sukrosa 0,2 molal walaupun kedua jenis larutan berbeda. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : dalam air NaCl terurai sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl− masing-masing
0,1 molal sehingga total ion NaCl = 0,2 molal. Adapun sukrosa terurai tetap menjadi
molekul-molekul sukrosa sebanhyak 0,2 molal. Karena kedua larutan mengandung
partikel-partikel zat terlarut denganj konsentrasi yang sama (0,2 molal) maka sifat
koligatif larutan keduanya adalah sama , walaupun kedua jenis partikel dalam kedua
larutan tidak sama.
Kenaikan titik didih
Tahukah kamu bagaimana terjadinya pendidihan? Pendidihan terjadi karena panas
meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari molekul yang menyebabkan cairan berada
pada titik di mana cairan itu menguap, tidak peduli berada di permukaan teratas atau di
bagian terdalam cairan tersebut. Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang
tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut
mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu
yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekulmolekul
dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi
larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih
yang lebih rendah.
Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar.
Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau titik
didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap
jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan).
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena
zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan
berkurang.
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut,
bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan
dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).
ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali
dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu,
kenaikan titik didih larutan elektrolit dapat dirumuskan seperti berikut.
ΔT = Kb x⋅ m x i
Keterangan:
b ΔT = kenaikan titik didih molal
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan
i = faktor van’t hoff
Contoh
Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan
tersebut! (Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na =
23, Ar O = 16, Ar H = 1)
Penyelesaian:
Diketahui : m = 1,6 gram
p = 500 gram
Kb = 0,52 °Cm-1
𝑖 = 1 + (𝑛 − 1)ɑ = 1 + (2 − 1)1 = 1 + 1 = 2

Ditanya : Tb …?
Jawab : ΔTb = m x Kb x I
= m/Mr NaOH x 1.000/p x Kb x 2
= 1,6 g/ 40 x 1.000/500 g x 0,52 °Cm-1
= 0,04 × 2 × 0,52 °C × 2
= 0,0416 °C × 2 = 0,0832
Td = 100 °C + b ΔT
= 100 °C + 0,0832 °C
= 100,0832 °C
Jadi, titik didih larutan NaOH adalah 100,0832 °C

G. Soal Latihan, kunci jawaban dan rubrik


Soal Latihan Pilihan ganda
1. Sebanyak 2,4 gram magnesium sulfat dilarutkan ke dalam 250 gram air. Larutan ini
mendidih pada suhu 100,15 oC. Jika diketahui Kb air = 0,52 oC/m dan Kf air = 1,86
o
C/m , derajat ionisasi larutan tersebut adalah…
A. 0,5
B. 0,6
C. 0,7
D. 0,8
E. 0,9
Jawab :D
2. Sebanyak 5,85 gram Natrium klorida dilarutkan ke dalam 500 gram air. Larutan ini
mendidih pada suhu 100,28 oC. Jika diketahui Kb air = 0,52 oC/m dan Kf air = 1,86
o
C/m , derajat ionisasi larutan tersebut adalah…
A. 0,4
B. 0,5
C. 0,6
D. 0,7
E. 0,8
Jawab : A
3. Titik didih dari larutan 20% berat NaOH (Mr = 40), dimana Kb air 0,52 oC/molal adalah…..
A. 6,5 oC
B. 0,65 oC
C. -6,5 oC
D. 106,5 oC
E. -0,65 oC
Jawab : D
4. Sebanyak 0,6 mol larutan elektrolit biner dalam 100 gram air memiliki derajat ionisasi 0,8.
Jika Kb air = 0,52 oC/molal, maka titik didih dari larutan tersebut adalah….
A. 0,624 oC
B. -6,24 oC
C. -0,624 oC
D. 100,624oC
E. 106,24 oC
Jawab : E
5. jika terdapat senyawa NaCl 5,85 gram dan glukosa 18 gram jika dilarutkan ke dalam volume
air yang sama. Jika Kb air = 0,52 oC/molal, titik didih larutan tersebut adalah berturut-turut
….
A. 100,104 oC dan 100,052 oC
B. 100,208 oC dan 100,104 oC
C. 100,052 oC dan 100,026 oC
D. 100,052 oC dan 100,104 oC
E. 100,104 oC dan 100,208 oC
Jawab : A

Soal Pengayaan
1. Jika dianggap mengion sempurna (nilai I = nilai teoritis), tentukanlah titik beku larutan
11,7 gram NaCl dalam 1 liter air (Kf air = 1,86 oC/m)

Penyelesaian

𝐺𝑟 1
𝑚= 𝑥
𝑀𝑟 𝑉 (𝐿)

11,7 1
𝑚= 𝑥 = 0,2 𝑚
58,5 1

NaCl merupakan elektrolit kuat sehingga i = n = 2


Menentukan titik beku larutan

ΔTf = Kf . m . i

ΔTf = 1,86 . 0,2. 2

ΔTf = 0,744 oC

Tfo – Tfl = 0,744

Tflar = 0 – 0,744 = - 0,744 oC

2. Larutan yang mengandung 8 gram NaOH dalam 500 gram air ditambahkan ke dalam 3,65
gram HCl dalam 1000 gram air. Diketahui Kf air = 1,86 oC/m. Setelah kedua larutan
dicampur dan diaduk dan diaduk, pada suhu berapakah suhu tersebut membeku?
Penyelesaian
Mr NaOH = 40
Mr HCl = 36,5
i NaOH = 2
i HCl = 2
Menentukan titik beku campuran NaOH dan HCl

∆𝑇𝑓 = 𝐾𝑓 (𝑚 . 𝑖)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
∆𝑇𝑓 = 1,86 . (𝑚𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑖)+ 𝑚𝐻𝐶𝑙.𝑖 )
8 1000 3,65 1000
∆𝑇𝑓 = 1,86 . ( × .2 + × × 2)
40 500 36,5 1000
∆𝑇𝑓 = 1,86 ( 0,8 + 0,2) = 1,86
∆𝑇𝑓 = 𝑇𝑓 𝑜 − 𝑇𝑓𝑙𝑎𝑟
1,86 = 0 − 𝑇𝑓𝑙𝑎𝑟
𝑇𝑓𝑙𝑎𝑟 = −1,86𝑜 𝐶

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN


No Jawaban Skor
PILIHAN GANDA
1. D. 0,8 20
2. A. 0,4 20
3. D. 106,5 oC 20
4. E. 106,24 oC 20
5 A. 100,104 oC dan 100,052 oC 20
PENGAYAAN (URAIAN)
1. Penyelesaian 50
𝐺𝑟 1
𝑚= 𝑥
𝑀𝑟 𝑉 (𝐿)
11,7 1
𝑚 = 58,5 𝑥 1 = 0,2 𝑚
NaCl merupakan elektrolit kuat sehingga i = n = 2………. (Point 20)
Menentukan titik beku larutan
ΔTf = Kf . m . i
ΔTf = 1,86 . 0,2. 2
ΔTf = 0,744 oC
Tfo – Tfl = 0,744
Tflar = 0 – 0,744 = - 0,744 oC ……………………………(point 30)
2. Mr NaOH = 40 50
Mr HCl = 36,5
i NaOH = 2
i HCl = 2 …………………………………………………(point 20)
Menentukan titik beku campuran NaOH dan HCl
∆𝑇𝑓 = 𝐾𝑓 (𝑚 . 𝑖)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
∆𝑇𝑓 = 1,86 . (𝑚𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑖)+ 𝑚𝐻𝐶𝑙.𝑖 )
8 1000 3,65 1000
∆𝑇𝑓 = 1,86 . ( × .2 + × × 2)
40 500 36,5 1000
∆𝑇𝑓 = 1,86 ( 0,8 + 0,2) = 1,86
∆𝑇𝑓 = 𝑇𝑓 𝑜 − 𝑇𝑓𝑙𝑎𝑟
1,86 = 0 − 𝑇𝑓𝑙𝑎𝑟
𝑇𝑓𝑙𝑎𝑟 = −1,86𝑜 𝐶 …………………..…….………. (point 30)

H. Rancangan Penilaian Autentik


No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1 Sikap Pengamatan aktivitas di Selama
a. Teribat aktif dalam kelas dan kerja kelompok pembelajara
pembelajaran berlangsung dan
b. Bekerja sama dalam saat diskusi di
kegiatan diskusi kelas
kelompok
c. Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif
2 Pengetahuan Tes pilihan ganda Pada saat evaluasi
a. Menjelaskan pengaruh
luas permuakaan terhadap
laju reaksi
3 Keterampilan Kemampuan siswa dalam Pada saat
a. Terampil dalam praktikum, praktikum dan
menerapkan konsep dan berkomunikasi secara presentasi
strategi pemecahan lisan, dan menjawab soal
masalah yang berkaitan pada LKPD
dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
(luas permukaan)

I. Sumber Belajar
Watoni, A Haris. 2016. Kimia Untuk SMA kelas XII. Bandung : Yrama Widya
https://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/1-sifat-koligatif-
larutan/3-kenaikan-titik-didih-larutan/

Anda mungkin juga menyukai