Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH JUMLAH GARAM YANG

TERLARUT TERHADAP TITIK DIDIH


LARUTAN

Nama : RONALD IVAN WIJAYA

NIM : H31115510

Jurusan : Kimia

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Pengaruh Jumlah Garam yang Terlarut terhadap Titik Didih Larutan”

ini dalam waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Makalah

ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia

3. Keluarga penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk

itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan karya tulis ini sangat penulis

harapkan.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,

khususnya guna mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau

homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi

fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung

partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh

mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan

positif (kation) dan bermuatan negatif (anion).

Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi

neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit

memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.

Daya hantar listrik dapat dilihat dari menyala atau tidaknya lampu yang

digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut ternyata lampunya menyala, hal

itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Salah satu larutan yang bersifat

elektrolit yang sudah dipahami pada umumnya adalah garam dapur (NaCl). Larutan

NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami

oksidasi karena melepaskan satu electron, sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami

reduksi karena melepaskan satu electron. Pada materi kali ini akan diuraikan lebih

lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit serta pembahasan mengenai

sifat–sifat, contoh dan penerapannya, agar kita dapat memahami bagaimana sifat

larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep dari larutan

elektrolit dan sifat larutan non elektrolit khususnya mengenai pengaruh garam yang

terlarut terhadap kenaikan titik didih.


B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh jumlah garam yang terlarut terhadap kenaikan titik didih

larutan?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh jumlah

garam yang terlarut terhadap kenaikan titik didih larutan.

D. Metode

Metode pembuatan makalah ini yaitu observasi dari data yang telah diperoleh.
BAB II

PEMBAHASAN

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan

masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri

atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya),

larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang

akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat

elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non

elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif

dan ion negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang

dihasilkan dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan

reaksi berikut. Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak

terurai menjadi ion tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit

maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka

makan, larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non

elektrolit adalah larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih

zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,

sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut

pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk

larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan

pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah

zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat

terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar,

molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif,

komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat

(berkonsentrasi tinggi).

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya

zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut

(konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan.

Keempat sifat itu ialah :

1. Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni

2. Peningkatan titik didih

3. Penurunan titik beku

4. Gejala tekanan osmotik.

Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan

nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit

bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada

larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai

dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada

sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan

dapat berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum
dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut

berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat

larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut :

Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan

Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan

Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat

terlarut.

Sifat koligatif larutan yang ditekankan disini yaitu titik didih larutan. Titik didih

larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. Hal sebaliknya berlaku pada

titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut. Sifat ini dirumuskan sebagai

berikut :

Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang

menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan menimbulkan

tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap zat cair

diatas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan udara disekitarnya disebut

mendidih dan suhu ketika tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan

uap luar disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka

akan terjadi kenaikan titik didih dari larutan tersebut.

Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100oC. Hal itu berarti tekanan uap

air murni akan mencapai 1 atm (sama dengan tekanan udara luar) pada saat air

dipanaskan sampai 100oC. Dengan demikian bila tekanan udara luar kurang dari 1 atm

(misalnya dipuncak gunung) maka titik didih air kurang dari 100oC.

Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada suhu

100oC tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum mendidih. Untuk
dapat mendidih (tekanan uap air mencapai 1 atm) maka diperlukan suhu yang lebih

tinggi. Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut kenaikan titik didih.

Menurut hukum Roult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan

hasil kali molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molalnya (Kb). Dapat

dirumuskan sebagai :

Δ Tb = Kb . m

Jika :

m = n x 1000
p

Maka rumus diatas dapat dinyatakan sebagai berikut

Δ Tb = Kb ( n x 1000 )
p

Δ Tb = besar kenaikan titik didih

Kb = konstanta kenaikan titik didih

m = molalitas dari zat terlarut

n = jumlah mol zat terlarut

p = massa pelarut

Harga Kb bervariasi untuk masing-masing pelarut. Kb diperoleh dengan mengukur

kenaikan titik didih dari larutan encer yang molalitasnya diketahui (artinya,

mengandung zat terlarut yang diketahui jumlah dan massa molalnya). Titik didih

larutan merupakan titik didih pelarut murni ditambah dengan kenaikan titik didihnya

atau Tb = Tbo + Δ Tb (Oxtoby, 2001).


Tabel pengamatan titik didih larutan
NO SAMPEL WAKTU MENDIDIH

1 Air 03 menit 24 detik

2 Larutan gula 1 sendok 4 menit 27 detik

3 Larutan gula 2 sendok 4 menit 58 detik

4 Larutan garam 1 sendok 1 menit 24 detik

5 Larutan garam 2 sendok 1 menit 59 detik


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Titik didih adalah suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan

udara luar. Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan dnegan titik didih

pelarut. Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi (molalitas)

dan harga Kb. Semakin tinggi konsentrasi, kenaikan titik didih larutan semakin tinggi.

Semakin tinggi harga Kb, kenaikan titik didih larutan semakin tinggi.Kenaikan titik

didih tidak dipengaruhi oleh jenis zat ang terlarut. Titik didih larutan NaCl 3 gram lebih

tinggi daripada titik didih pelarut murni (air). Gula tidak mempengaruhi kenaikan titik

didih larutan, yang mempengaruhi adalah konsentrasi masing-masing bahan.

Terjadinya penyimpangan dapat menyebabkan perbedaan hasil dengan literatur.

B. Saran

Sebaiknya dalam pemberian sejumlah garam dalam suatu larutan, kiranya

ditimbang dulu berapa banyak garam yang akan diberikan, sehingga dapat memberikan

hasil yang lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Oxtoby, David W., dkk. 2001. Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai