Anda di halaman 1dari 28

KONSENTRASI LARUTAN

5 Komentar Posted by Emel Seran pada 5 November 2010

Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena susunannya
dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya begitu seragam sehingga batas antara zatzat yang melarut dan pelarut tidak dapat dibedakan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Campuran-campuran homogen dari gas, emas dan perunggu dapat dikatakan pula sebagai
larutan. Tetapi istilah larutan biasanya digunakan untuk fasa cair.
Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut
(solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan sebagai
pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam
kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan perbandingan 50:50. Dari
campuran tersebut sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut
dan mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air dan alkohol
dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai zat terlarut. Lain halnya dalam
pembuatan sirup. Dalam pembuatan sirup jumlah gula lebih banyak dari jumlah air tetapi air
tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula
atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut.
Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan digunakan
istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi
zat terlarut di dalam larutan.

1. Persen massa

Contoh
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula dalam 70 g air.

b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa gula.

2. Persen volume

Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dinyatakan sebagai presentasi volume. Hal
ini bisanya dijumpai pada konsentrasi minuman beralkohol. Misalnya vodka yang mengandung
15 persen alkohol artinya didalam 100 mL vodka terdapat 15 mL alkohol.
Misalnya menentukan % volume alkohol dari suatu campuran. 40 mL alkohol dicampur 50 mL
aseton maka:

3. ppm dan ppb


Untuk larutan yang sangat sangat encer untuk menyatakan konsentrasi
digunakan satuan parts per million atau bagian perjuta (ppm), dan parts per billion atau bagian
per milliar (ppb).

larutan dengan konsentrasi 1 bpj artinya mengandung 1 gram zat terlarut didalam tiap 1 juta
gram larutan atau 1 mg zat terlarut dalam tiap 1 kg larutan.

Karena larutan yang sangat encer memiliki massa jenis = 1 g/mL, maka 1 bpj diartikan sebagai 1
miligram zat terlarut dalam 1 liter larutan.

4. Molalitas
Kemolalan menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 Kg pelarut.

Dengan, Mr = massa molar, P = berat pelarut (gram)

Contoh
1) Berapa molal larutan NaCl jika diketahui persen massa NaCl = 10%
Jawab

2) Berapa molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3 g urea (CO(NH)2)2) di dalam 500 g
air? (Mr urea = 60)
Jawab

5. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol zat
terlarut dalam 1 mL larutan.

Larutan 0,50M artinya 0,50 mol zat dalam satu liter larutan atau 0,50 milimol zat dalam 1 mL
larutan.

1L = 1 dm3 = 1000 mL = 1000 cm3


1 mol = 1000 mmol

Contoh
Jika di dalam suatu botol pereaksi terdapat terdapat 250 mL larutan NaOH (Mr = 40)
yang konsentrasinya 0,4M. maka
a. Berapa jumlah mol NaOH yang terkandung di dalam larutan tersebut
b. Berapa gram NaOH yang terlarut di dalam larutan tersebut

Jawab

a. Volume larutan = 250 mL = 0,25 L

Mol NaOH yang terlarut = 0,25 L x 0,4 mol/L = 0,10 mol


b. Gram NaOH yang terlarut dalam larutan = mol NaOH x Mr NaOH
= 0,1 mol x 40 g/mol = 4 g

Hubungan molaritas larutan dengan % massa

Didalam laboratorium tersedia larutan asam format (CHO2H) 4,6%. (Ar H = 1, C =


12 dan O = 16) dengan massa jenis 1,01 g/mL. Tentukan konsentrasi larutan tersebut
Jawab

Atau
v Massa larutan = 1000 mL x 1,01 g/mL = 1010 g
v Massa zat terlarut = % massa x massa larutan = 4,6/100 x 1010 g = 46,46 g

v Mol CHO2H yang larut dalam 1 liter larutan = 46,46 g/46 g/mol = 1,01 mol

6. Fraksi mol (X)

Fraksi mol menyatakan jumlah mol zat terlarut atau jumlah mol pelarut dalam jumlah
mol total larutan.

Contoh
1) Dalam suatu larutan 16% massa naftalena dalam benzena, tentukan fraksi mol masing-masing
zat, jika diketahui Mr naftalena = 128 dan Mr benzena = 78?
Misalkan larutan total = 100 g

Hubungan Fraksi Mol, Kemolalan dan Kemolaran


Konstrasi larutan dapat dikonfersikan dari satuan ke satuan yang lain.misalnya
suatu larutan 40% NaNO3 dengan massa jenis 1,36 g/mL. Hitunglah fraksi mol, kemolalan dan
kemolaran dari NaNO3? (Mr = 85)
Jawab

Massa larutan = 1000 mL x massa jenis


= 1000 mL x 1,36 g/mL
= 1360 gram

NaNO3 yang terlarut dalam 1 liter larutan

Massa molar NaNO3 = 85 g/mol

Jumlah air dalam larutan


= massa larutan massa NaNO3
= (1360-544) gram = 816 g
= 816 / 18 = 45,33 mol

a. Fraksi mol NaNO3

Fraksi mol H2O

b. Kemolalan

c. Kemolaran

* SMA KELAS II bpj, Chemistry, fraksi mol, hubungan fraksi mol dengan kemolalan dan
kemolaran, hubungan molaritas larutan dengan % massa, kimia, Konsentrasi Larutan, larutan,
malalitas, massa molar, molal, molar, molaritas, pelarut, persen massa, persen volume, ppb, ppm,
ppm dan ppb, wanibesak, zat terlarut

larutan elektrolit dan nonelektrolit1


3 Komentar Posted by Emel Seran pada 30 Oktober 2010
sebaiknya baca yang telah di update disni!!!!!
Seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa senyawa dapat
digolongkan menjadi senyawa ionik dan senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk dengan
akibat adanya pemakain bersama elektron dinamakan senyawa kovalen sedangkan senyawa yang
terbentuk karena tarikan antara dua ion yang berbeda muatan disebut senyawa ionik.
Cara lain untuk mengelompokan senyawa yaitu berdasarkan daya hantar listrik. Jika
suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
dan sebaliknya jika larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan
nonelektrolit. Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11), larutan urea

(CONH2)2 merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam bentuk padatan, lelehan maupun
larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Cara pengujian suatu senyawa termasuk elektrolit atau nonelektrolit dapat dilakukan
dengan meghubungkan baterai dan lampu bohlam atau amperemeter yang dapat digunakan untuk
mengatakan besarnya arus listrik yang melewati rangkaian. Kemudian ujung kabel dihubungkan
pada dua buah elektroda.
Setelah semua terhubung pengujian dapat dilakukan dengan mencelupkan kedua
elektroda ke dalam larutan yang akan diuji. Ketika dicelupkan diperhatikan agar kedua elektrode
tidak bersentuhan. Ketika elektroda dicelupkan jika lampu bohlam menyala maka dapat
dikatakan senyawa tersebut termasuk golongan senyawa elektrolit. Begitu pula sebaliknya
apabila ketika elektroda dicelupkan lampu bohlam tidak menyala maka dapat dikatakan senyawa
tersebut termasuk golongan senyawa nonelektrolit.

Gambar rangkaian pengujian larutan elektrolit dan non elektrolit

Mengapa Larutan Menghantarkan Arus Listrik


Larutan elektrolit dapat menghantarkan sedangkan larutan nonelektrolit tidak
menghantarkanarus listrik, telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia Svante August
Arrhenius (1859-1927). Menurut Arhenius larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
karena di dalam larutan tersebut terkandung atom-atom atau kumpulan atom yang bermuatan
listrik (ion) yang bergerak bebas.
Misalnya reaksi yang tejadi pada elektrolisis larutan tembaga klorida (CuCl). Ketika
tembaga klorida dilarutkan dalam air tembaga klorida akan terurai menjadi ion Cu2+ dan ion
2Cl yang terpisah satu sama lain dan bercampur dengan air. Ketika elektroda dicelupkan ion
Cu2+ akan bergerak ke elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif dari baterai sedangkan
Cl akan bergerak ke elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif dari baterai. Elektroda
yang dihubungkan dengan kutub negatif baterai disebut katoda, oleh sebab itu katoda bermuatan

negatif. Sedangkan elektroda yang bermuatan positif dan dihubungkan dengan kutub positif
disebut anoda.
Dari proses elektrolisis ini pada anoda akan keluar gas klor yang berwarna kuning
kehijauan sedangkan pada katoda ion Cu2+ akan direduksi menjadi Cu padat yang akan
berkumpul menutupi elektroda dari katoda. Setengah reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda
adalah

Sumber Ion
Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu ion yaga
berasal dari senyawa ionik dan ion yang berasal dari senyawa kovalen polar. Semua senyawa
ionik yang larut dalam air adalah elektrolit sedangkan senyawa lain yang larut dalam air ada
yang elektrolit ada pula yang nonelektrolit.

Senyawa Ion
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion baik dalam bentuk padat dan kering sekalipun.
Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena
tidak ada pergerakan dari ion-ion tersebut. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam suatu
pelarut polar misalnya air maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit. Perlu diketahui bahwa
semua senyawa ionik yang dilarutkan dalam air dan lelehan senyawa ionik dari padatannya
merupakan suatu elektrolit. Hal ini disebaabkan ion-ion yang ada bebas bergerak ke segala arah.
Untuk senyawa ionik yang dilelehkan dari padatannya memiliki daya hantar listrik yang lebih
baik dibanding larutannya.
Air merupakan suatu pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa ionik namun tidak
memainkan peran yang istimewa dalam menghantarkan arus listrik. Air hanya dijadikan medium
oleh ion-ion untuk bergerak.

Senyawa kovalen polar


Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan normal
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi berdasarkan penelitian larutan dari senyawa
kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Hal ini
disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion yang
bergerak bebas. Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air tetapi

tidak mamp membentuk ion di dalam benzena. HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa
contoh senyawa kovalen polar.
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion disebut proses ionisasi. Proses ionisasi
merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan
molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang
dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:

Reaksi ionisasi dari CH3COOH dan NH3 dalam air dapat dilihat pada persamaan di bawah:

Penggolongan Elektrolit
Larutan elektrolit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu
1. Elektrolit kuat
2. Elektrolit lemah
Dari tiga senyawa di atas HCl, CH3COOH dan NH3, apabila diuji daya hantar listrik
menggunakan konsentrasi larutan yang sama misalnya 1 M. maka dapat diketahui ternyata HCl
memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding dua senyawa lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada lampu bohlam yang menyala lebih terang.
Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah ion yang terbentuk dari HCl lebih banyak
jika dibandingkan dengan dua senyawa tersebut. Artinya di dalam air sebagian besar HCl terurai
menjadi ion H+ dan ion Cl sedangkan CH3COOH dan NH3 hanya sebagian kecil yang terurai
ion H3O+ dan ion CH3COO dan NH4+ dan OH, sebagian besarnya masih tetap dalam bentuk
molekul kovalen.
Untuk senyawa-senyawa ionik yang dilarutkan didalam air ternyata memiliki daya
hantar listrik yang baik. Hal ini disebabkan senyawa ionik tersusun atas ion-ion dan ketika
dilarutkan dalam air ion-ion tersebut akan langsung menyebar secara merata di dalam air.
Zat-zat yang seluruhnya atau hampir seluruhnya di dalam air terurai menjadi ion-ion
sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik disebut elektrolit kuat. Natrium klorida, asam
sulfat, asam klorida, dan NaOH merupakan beberapa contoh elektrolit kuat. Senyawa yang

termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik yang relatif baik walaupun memiliki
konsentrasi yang kecil.
Sebaliknya beberapa senyawa kovalen polar yang larut dalam air merupakan penghantar
listrik yang jelek. Di dalam air zat-zat yang hanya sebagian kecil molekulnya terurai menjadi ion
disebut elektrolit lemah. Lartuan asam asetat dan amonia dalam air merupakan contoh elektrolit
lemah. Pada elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif jelek walaupun memiliki
konsentrasi tinggi (pekat).
Dari percobaan daya hantar listrik, elektrolit kuat akan memberikan nyala bohlam
yang terang sedangkan elektrolit lemah nyala bohlamnya redup atau hanya menimbulkan
gelembung-gelumbung udara pada elektroda. Jika tidak ada reaksi atau perubahan, maka dapat
dikatakan larutan tersebut termasuk larutan nonelektrolit.
Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa dan garam. Untuk asam dan basa dapat
berupa elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Sedangkan garam yang mudah larut dalam air
semuanya termasuk elektrolit kuat, sedangkan garam-garam yang sukar larut dalam air berupa
elektrolit lemah walaupun tersusun atas ion-ion.
Beberapa senyawa yang tergolong elektrolit kuat adalah
1) Asam-asam kuat umumnya asam-asam anorganik, misalnya: HCl, HClO3, H2SO4 dan HNO3.
2) Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, misalnya: NaOH, KOH,
Ca(OH)2 dan Ba(OH)2.
3) Garam-garam yang mudah larut, misalnya: NaCl, KI dan Al2(SO4)3

Beberapa senyawa yang tergolong elektrolit lemah


1) Asam-asam lemah, sebagian asam anorganik dan sebagian besar asam organik misalnya:
CH3COOH, HCN, H2CO3 dan H2S
2) Basa-basa lemah, misalnya amonia dan kebanyakan basa organik seperti NH4OH dan
Ni(OH)2
3) Garam-garam yang sukar larut, misalnya: AgCl, CaCrO4 dan PbI2

Kegiatan Laboratorium
Lakukan kegiatan berikut untuk menguji daya hantar listrik beberapa zat.

Alat dan Bahan

Gelas kimia 100 ml

Baterai

Air suling 50 mL

Larutan HCl 1M 50 mL

Larutan asam cuka (CH3COOH) 1M 50 mL

Larutan NaOH 1M 50 mL

Larutan ammonia (NH3) 1 M 50 mL

Larutan gula 50 mL

Larutan NaCl 1M 50 mL

Etanol 70% 50 mL

Air leding dan air sumur 50 mL

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan catat pada lembar pengamatan
1) Amati dengan seksama, apa yang terjadi pada lampu dan batang elektroda
2) Diantara bahan yang diuji, manakah yang dapat menghantarkan arus listrik dan manakah yang
tidak dapat menghantarkan listrik.
3) Jika ada yang menghantarkan arus listrik manakah yang termasuk elektrolit kuat dan manakah
yang termasuk elektrolit lemah.
4) Diantara larutan elektrolit di atas, manakah zat terlarutnya yang memiliki ikatan ion dan
ikatan kovalen.
Derajat Ionisasi
Ketika suatu zat dilarutkan dalam air, maka terdapat 3 kemungkinan yang terjadi yakni
zat tersebut larut secara sempurna, larut sebagian dan tidak larut dalam air. Banyaknya spesi
yang terionisasi dalam air dapat diketahui menggunakan derajat ionisasi (). Derajat ionisasi
diartikan sebagai perbandingan jumlah mol atau molekul zat yang terurai atau terionisasi dengan
banyaknya mol atau molekul zat mula-mula. Derajat ionisasi dapat ditulis sebagai

Harga di antara 0 1. = 0 artinya tidak terjadi ionisasi. Sedangkan = 1 artinya terjadi


ionisasi secara sempurna.
Contoh soal 1
Bila diketahui suatu reaksi sebagai berikut

Dari reaksi di atas tentukan derajat ionisasinya, apabila mula-mula 2 mol asam asetat dilarutkan
dalam air dan menghasilkan ion H+ sebanyak 0,5 mol.
Jawab
Dari reaksi yang ada maka CH3COOH yang terurai adalah

Maka derajat ionisasinya adalah

Contoh soal 2
Suatu basa dengan rumus L(OH)2 bila dilarutkan dalam air teionisasi sesuai reaksi berikut:

Jika mula-mula L(OH)2 sebanyak 2 mol dengan derajat ionisasi sebesar 0,3. Tentukanlah
a. Jumlah mol L(OH)2 yang terionisasi
b. Jumlah mol ion L2+ yang terbentuk

c. Jumlah mol L(OH)2 yang tersisa setelah terionisasi

Jawab
Reaksi ionisasi : L(OH)2 L2+ + 2OH

a. Jumlah mol L(OH)2 yang terionisasi

b. Jumlah mol ion L2+ yang terbentuk

c. Jumlah mol L(OH)2 yang tersisa setelah terionisasi

* SMA KELAS I bpj, fraksi mol, hubungan fraksi mol dengan kemolalan dan kemolaran,
hubungan molaritas larutan dengan % massa, Konsentrasi Larutan, larutan, larutan elektrolit dan
nonelektrolit, malalitas, massa molar, molal, molar, molaritas, pelarut, persen massa, persen
volume, ppb, ppm, ppm dan ppb, zat terlarut

PEMBUATAN, PENGENCERAN DAN


PENCAMPURAN LARUTAN
9 Komentar Posted by Emel Seran pada 8 Oktober 2010
Untuk membuat suatu larutan dalam laboratorium maka diperlukan cara-cara tertentu agar tidak
terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Bagi orang-orang yang telah
bekerja di suatu instansi pembuatan larutan mungkin hal biasa namun tidak bagi semua orang.

Misalnya pada pengenceran asam-asam sulfat pekat maka yang dilakukan adalah dengan cara
menambahkan asam sulfat pada aqudes bukan sebaliknya.
Hal ini disebabkan perbedaan massa jenis kedua zat, sehingga air akan mengapung di atas asam
sulfat karena massa jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran di lakukan dengan
cara menambahkan aqudes pada asam sulfat maka akan terjadi reaksi yang keras atau mendidih,
sama seperti air yang jatuh ke dalam minyak panas. Reaksi antara asam sulfat dengan air adalah
sebagai berikut:
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4
HSO4 + H2O H3O+ + SO42Untuk pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dapat dilakukan dengan cara
mengencerkan larutan pekatnya atau membuat dari kristalnya. Untuk membuat larutan dengan
jalan mengencerkan larutan pekat atau dari kristalnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Untuk membuat larutan 250 mL larutan K2CrO4 0,25 M dari kristal K2CrO4. Hal pertama yang
perlu dilakukan yaitu menghitung jumlah mol dari larutan yang akan di buat dengan cara
(gambar 1):

Penimbangan sebaiknya menggunakan timbangan yang memiliki ketelitian tinggi dan jangan
menggunakan kertas saring tetapi menggunakan kertas arloji sebab jika menggunakan kertas
saring maka akan ada sebagian kristal akan tetrtinggal pada sela-sela kartas saring. Akibatnya
mengurangi hasil timbangan, penimbangan yang salah akan mempengaruhi konsentrasi larutan
yang dibuat.

kaca arloji
Kristal yang telah ditimbang dilarutkan dalam aquades pada tempat yang lebih luas seperti gelas
beaker dengan sedikit aquades dan jangan lupa untuk membilas kaca arloji agar tidak ada kristal
yang tertinggal (catatan: jika kristal yang dilarutkan dalam jumlah sedikit, pelarutan dilakukan
dengan menambahkan kristal ke dalam aquades sebaliknya jika kristal dalam jumlah besar
menambahkan aquades pada kristal yang telah berada dalam gelas ukur).

gelas beaker
Setelah semua kristal larut, larutan yang telah diperoleh dimasukan ke dalam labu ukur leher
panjang 250 mL dan melanjutkan penambahan aquades hingga tanda batas pada labu ukur dan
ketika mendekati tanda batas sebaiknya penambahan aquades menggunakan pipet tetes untuk
menghindari kelebihan aquades yang ditambahkan. Setelah tepat pada tanda batas (cara melihat:
untuk aquades atau larutan-larutan lain yang membentuk cekungan dapat lihat dari cekungannya
tepat pada tanda batas, dan untuk larutan yang mengembung di lihat dari kembungannya). labu
ukur leher panjang seperti yang tertera pada Gambar

Setelah aquades ditambahkan kocok beberapa saat lalu simpan pada tempat yang bersih dan
jangan lupa memberi label K2CrO4 0,25 M agar tidak terjadi kekeliriuan.

Pengenceran
Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat. Untuk
memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan pengenceran.
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquades ke dalam larutan yang pekat.
Penambahan aquades ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi
jumlah mol zat terlarut tetap. (gambar 2)

Selain cara di atas pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan
konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Misalnya kita akan membuat larutan 250 mL
0,01 M maka berapa mL larutan awal yang harus diambil untuk diencerkan?. Untuk menentukan
kita masih tetap menggunakan rumus pengenceran yaitu
V1M1 = V2M2
V1 . 0,25 M = 250 mL x 0,01 M
V1 = 2,5/0.25 mL
V1 = 10 mL
Jadi untuk membuat larutan 250 mL K2CrO4 0,01 M diperlukan 10 mL larutan K2CrO4 0,25 M.
untuk percobaan yang memerlukan ketelitian tinggi pengambilan larutan sebaiknya

menggunakan pipet volume. Pengambilan larutan dapat juga menggunakan pipet ukur atau gelas
ukur jika larutan tersebut akan digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi (kualitatif).
Pencamuran
Pada pencampuran dua atau lebih larutan yang sejenis tetapi konsentrasinya berbeda maka
konsentrasi larutan yang terbentuk dapat dihitung dengan persamaan berikut: (gambar 3)

* SMA KELAS II Chemistry, kimia, Konsentrasi Larutan, Pembuatan, pembuatan larutan,


pencampuran larutan, pengenceran, Pengenceran dan Pencampuran Larutan, pengenceran
larutan, wanibesak
RSS feed

PUTRA-PUTRI KAB.BELU

!!..Buku Elektronik..!!
download buku-buku semua pelajaran untuk SD, SMP, SMA dan SMK secara gratis, silakan
kunjungi situs http://bse.kemdiknas.go.id

CaRiLah Di SiNi
Cari:

Kategori

* BUKU GR4TIS

* SMA KELAS I

* SMA KELAS II

* SMA KELAS III

Eksperimen Kimia

Humor

ikatan kimia

JESUS CHRIST OF NASARET

Karbon Dan Senyawaannya

KIMIA

Komputer Dan Internet

Logam dan Beberapa Jenis Logam

Redoks dan elektrokimia

Soal Kimia dan Pembahasan

spektroskopi

Tahukah Anda?

Z PICTURE AND WALPAPER

AdA YaNg BaRu NiH

Hand Out Hukum Faraday

Jalan-Jalan di Bali

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN LAJU REAKSI

Briket Kulit Durian

KORUPSI : Peninggalan Nenek Moyang Penghias Media Masa

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT : ESTER

Pasang jam di wordpress

Contoh Soal dan Pembahasan berkaitan dengan Hukum Proust (Hukum


Perbandingan Tetap)

Ilmuwan Berhasil Membuat Air kering (Dry water)

Langkah-langkah menulis persamaan reaksi dan penyetaraannya

BEBERAPA OKSIDATOR DALAM LABORATORIUM (ION PERMANGANANAT,


ION KROMAT DAN ION KROMAT)

NITROGEN, ASAM NITRAT DAN PREPARASI NITROGEN


DALAM LABORATORIUM

Fulcanelli Ahli Kimia Misterius

MP3 LAGU-LAGU TIMOR

PENGARUH IKATAN HIDROGEN TERHADAP KELARUTAN DALAM AIR DAN


TITIK DIDIH SUATU ZAT

EBOOK GRATIS: CHEMISTRY 10th EDITION RAYMOND CHANG

ENERGI IKATAN, JARAK IKATAN DAN ENTALPI REAKSI

STRUKTUR LEWIS SENYAWA IONIK

Perbedaan Pati atau Amilum dengan Kanji atau Tepung

Top Posts

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

STOIKIOMETRI: rumus kimia, Rumus Empiris dan Rumus Molekul, persamaan


reaksi, Hipotesis Avogadro

senyawa komplek dan tatanama senyawa kompleks

TEORI VSEPR DAN GEOMETRI MOLEKUL

Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga

ikatan kovalen polar dan nonpolar VS molekul polar dan nonpolar

Tembaga: tambang, sifat dan kegunaan

Pengertian Dasar Spektrofotometer Vis, UV, UV-Vis

Kaidah Oktet dan Duplet

KONSENTRASI LARUTAN

SAHABAT-SAHABATKU

My Facebook

wanibesak.wordpress.com

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Buku Sekolah Elektronik (BSE)

Ebookee Free Download eBook

Hi-Res Images of Chemical Elements

GOOGLE Search Insights

camplong chemistry

Jejaring Kimia

Log Guru Kimia Borneo

Kimia Farmasi

Kumunitas Kimia

Badan Standar Nasional (BSN)

Science News

Science Kits, Classes, and Experiments

Abaut.com chemistry

Science Experiments

Dr. Loren Williams, Professor

Science Home Experiments Is Fun

Practical Chemistry

Chemistry Comes Alive

Science For Kids Fun

Guru Pembantu

Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia

TruLLy With Me

JunJunG-CreaTor

Turn Back to God

Adnanomatic

BOOTER-CENTER

Akimlinovsisas Blog

Ageng"s Blog

Bersabar Itu Indah

Sebastian Dika official Website

FIKRI SHARE

Blognya Yohan

Digital library - Perpustakaan Pusat Unikom - Knowledge Center

YaNg Lagi EkSiS

TeLaH DiBuKa

4,313,048 KaLi

Langganan Artikel
Masukkan alamat surel Anda

Bergabunglah dengan 173 pengikut lainnya

Follow Me
RSS
Subscribe in a reader

aku di sini

Top Blog di WordPress.com. Tema zBench.


Ikuti

Ikuti chemistry for peace not for war


Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Bergabunglah dengan 173 pengikut lainnya
Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai